Puji syukur kepada Allah swt SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya, serta shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, adalah kebahagiaan dan kepuasan batin yang tak ternilai bagi kami dapat
menyelesaikan makalah tentang pedidikan aqidah, yang mana makalah ini adalah
khusus membahas mengenai Tauhid Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah. Pembaca akan
disajikan mulai dari pengertian Tauhid itu sendiri, kemudian penjelasan tentang Tauhid
Rububiyah dan Uluhiyah. Diharapkan pembaca dapat memahami, menghayati, serta
menerapkanya dalam kehidupan.
Tak ada gading yang tak retak, kerja keras serta usaha maksimal yang kami
lakukan demi selesainya makalah ini, tetap akan selalu ada kekurangan di dalam nya.
Untuk itu kami mengharapkan masukan-masukan yang sifatnya membangun guna
perbaikan makalah berikutnya agar lebih baik.
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan Tauhid merupakan ilmu dasar yang paling pokok dalam ajaran
agama islam. Mengingat tauhid sangat berperan penting dalam kehidupan seorang
muslim, baik itu anak-anak, balita, remaja, bahkan dewasa sekalipun, untuk
membentuk pribadi-pribadi yang tangguh, selain juga sebagai inti dan akar daripada
aqidah islamiyah. Keimanan itu merupakan akidah dan pokok yang diatasnya berdiri
syariat islam. Tauhid ialah mengesakan Allah Swt dan mengikuti keberadaanya serta
kuat kepercayaanya bahwa Allah Swt itu hanya satu tidak ada yang lain. Tidak ada
sekutu baginya, yang bisa menandinginya bahkan mengalahkanya. Manusia
berdasarkan fitrah dan akal sehat pasti mengetahui bahwa Allah Swt itu Maha Esa.
Seorang muslim wajib mengimani akan keesaan Allah Swt dan bahwasannya tidak
ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah Swt, adapun kalimat tauhid itu
yang dimaksud ialah Lailahaillallah Yang berarti tidak ada yang berhak disembah
melainkan Allah Swt. Adapun dalam makalah ini kami akan membahas 2 macam
tauhid yaitu, tauhid rububiyah dan tauhid uluhiyah serta pelaksanaanya dalam
kehidupan pribadi dan kehidupan masyarakatnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tauhid?
2. Apa yang dimaksud dengan Tauhid rububiyah dan Tauhid uluhiyah?
3. Apa saja dalil-dalil yang terkait dengan Tauhid rububiyah dan Tauhid uluhiyah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Tauhid.
2. Untuk mengetahui Tauhid rububiyah dan Tauhid uluhiyah.
3. Untuk mengetahui dalil-dalil terkait Tauhid Rububiyah dan Tauhid uluhiyah.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Tauhid
Dalam Islam kita mengenal ilmu tauhid, fiqh, dan tasawwuf. Ilmu tauhid
sendiri adalah ilmu yang wajib bagi seorang muslim untuk pelajari dan ketahui. Tauhid
adalah inti semua risalah yang dibawa para nabi dan para rasul ke alam dunia. Bahkan
Rasulullah SAW menyampaikan dakwah tauhid ini selama 13 tahun di Mekkah.
Mengingat pentingnya tauhid ini perlu kita ketahui apa itu tauhid.
Tauhid secara etimologi berasal dari bahasa arab توحید yang artinya
“mempersatukan”, berasal dari kata “wahid” yang berarti “satu”.1
Tauhid menurut terminologi bermakna keyakinan bahwa satu-satunya Tuhan
di alam semesta ini yaitu Allah swt swt dan tidak ada sekutu baginya. Maka dari itu
wajib bagi seorang muslim meyakini bahwa Tuhan itu Esa. Setelah kita mengetahui
perngertian tauhid itu sendiri, disini kita akan membahas mengenai tauhid rububiyah
dan tauhid uluhiyah.
B. Tauhid Rububiyah
Makna beriman kepada rububiyyah Allah yaitu mengakui bahwasannya Allah
adalah Rabb segala sesuatu; pemilik, pencipta, pemberi rizki, yang menghidupkan,
yang mematikan, yang memeberi manfaat dan mendatangkan bahaya, yang baginya
segala urusan, yang di tanganya segala kebaikan, dan bahwasanya Dia Mahakuasa atas
segala sesuatu, dan Dia tidak memiliki sekutu apapun.2 Tauhid rububiyah akan rusak,
apabila kita mengakui, bahwa yang mengurus alam ini ada dua Tuhan atau lebih3.
Karena sejatinya, Allah SWT lah satu satunya yang menguasai dan mengurus alam
semesta ini. Allah berfirman,
1
Zainuddin, Ilmu Tauhid Lengkap, (Solo: Rineka Cipta, 1991), hlm.1
2
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, Pelajaran Tauhid, (Jakarta: Darul Haq, 2005), hlm.9
3
Zainuddin, Ilmu............hlm.21
4
“Allah adalah Pencipta segala sesuatu”. ( Az-Zumar: 62)
ب العلمین
ّ الحمد لله ر
“Segala puji bagi Allah, Rabb sekalian alam”. (Al-Fatihah:2)
Sedangkan makna Rabb sekalian alam adalah bahwa Allah adalah pencipta
mereka, yang menguasai, yang memperbaiki, dan yang memelihara dengan segala
nikmat dan anugrahNya.5
4
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, Pelajaran........hlm.10
5
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, Pelajaran........hlm.10
6
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, Pelajaran........hlm.11
5
c. Sesungguhnya seluruh alam semesta; langit, bumi, planet-planet, bintang-
bintang, pepohonan, segenap manusia dan jin semuanya tunduk kepada Allah
SWT. Allah berfirman,7
Tidak satu makhluk pun yang bisa keluar dari kekuasaan Allah, karena Allah
adalah penguasa mereka, yang memperlakukan mereka sesuai dengan kehendakNya,
dan berdasarkan hikmahNya. Dialah yang menciptkan semua, dan segala yang selain
Allah adalah diciptakan dan membutuhkan kepad penciptanya yaitu Allah SWT.8
Jika telah jelas bahwa segala urusan milik Allah, maka berarti tidaklah ada
pencipta selain Allah, tidak ada yang memberi rizki selain Allah, tidak ada yang
mengatur alam semesta ini selain Allah semata, dan tidaklah suatu atom bergerak
melainkan beradasarkan izinNya.9
C. Tauhid Uluhiyah
Tauhid Uluhiyah secara etimologi, “uluhiyah” artinya sembahan,
persembahan. Tauhid uluhiyah ialah percaya atau meyakini sepenuhnya bahwa Allah
lah yang berhak menerima semua peribadatan makhluk dan Allah saja yang sebenarnya
harus disembah.10
Seorang muslim yang di dalam hatinya tertanam tauhid uluhiyah dengan
kokoh maka dalam jiwanya terpatri tekad yang bulat bahwa segala pujian, doa,
7
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, Pelajaran........hlm.11
8
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, Pelajaran....hlm.11
9
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, Pelajaran...hlm.12
10
Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setya, 2009), hlm. 29
6
harapan, dan amal perbuatannya hanya semata-semata untuk pengabdian dan bakti
kepada Allah SWT. Hanya Allah sajalah yang dituju oleh makhlukNya untuk
disembah.11 Dengan kata lain Allah swt satu-satunya yang berhak disembah, dan
tempat memohon pertolongan. Sebagaimana firmanNya:
a. Tujuan penciptaan manusia dan jin adalah beribadah kepada Allah SWT
semata, tidak ada sekutu baginya 12
11
Muhammad Ahmad, Tauhid Ilmu Kalam, (Bandung: Pustaka Setya, 2009), hlm. 30
12
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, Pelajaran........hlm.13
13
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, Pelajaran........hlm.13
7
c. Sesungguhnya kewajiban pertama atas setiap manusia adalah beriman
kepada uluhiyah Allah SWT. Sebagaimana yang diwasiatkan Nabi kepada
Mu’adz bin Jabal saat ia diutus ke Yaman. Ketika itu Nabi bersabda,14
14
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, Pelajaran........hlm.14
15
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, Pelajaran........hlm.14
16
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, Pelajaran........hlm.8
8
2. Dalil Aqli terkait dengan Tauhid Uluhiyah
Allah memerintahkan umat manusia bertauhid uluhiyah, yaitu
menyembahNya dan beribadah kepadaNya. Penciptaan manusia dari yang
pertama hingga yang terakhir, penciptaan langit dan bumi serta seisinya,
penurunan hujan, penumbuhan tumbuh-tumbuhan, pengeluaran buah-buahan
yang menjadi rizki bagi para hamba. Maka sangat tidak pantas bagi mereka
jika menyekutukan Allah dengan yang lain; dari benda-benda atau pun orang-
orang yang mereka sendiri mengetahui bahwa ia tidak bisa berbuat sesuatu pun
dari hal-hal tersebut di atas dan lainya.17
Maka jalan fitri untuk menetapkan tauhid uluhiyah adalah berdasarkan
tauhid rububiyah. Beriman kepada Rububiyah Allah tidaklah cukup bagi
seorang hamba untuk menjadikanya sebagai seorang muslim, tetapi untuk itu ia
harus beriman kepada uluhiyah Allah sebab nabi Muhammad SAW tetap
memerangi orang-orang musyrik Arab, padahal mereka mengakui rububiyah
Allah SWT.18
17
Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Kitab Tauhid, (Jakarta: Akafa Press, 1998), hlm.46
18
Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif, Pelajaran........hlm.11
9
Aplikasi tauhdi rububiyah ialah dengan tidak menyekutukan Allah oleh
sesuatu yang lain sebagai Rabb alam semesta ini.
Aplikasi tauhid uluhiyah ialah semua aktivitas hidup manusia di dunia ini
harus dalam kerangka pengabdian keapda Nya dengan mengikhlaskannya kepada
Allah. Allah satu-satunya motivator dalam semua amal ibadah, dan prosesnya sesuai
dengan cara yang diajarkan Allah melalui RasulNya serta bertujuan mendapatkan
Ridha Allah.19
19
Rahman Ritonga, Akidah merakit hubungan manusia dengan khaliknya melalui pendidikan akidah
anak usia dini,( Surabaya: Amelia Surabaya, 2005), hlm.51
10
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tauhid bermakna keyakinan bahwa satu-satunya Tuhan di alam semesta ini
yaitu Allah swt swt dan tidak ada sekutu baginya. Kemudian tauhid rububiyah adalah
keyakinan atas keesaan Allah dalam penciptaaan alam, hanya Allah pencipta dan
penguasa alam semesta, tidak ada yang berhak dijuluki khaliq selain Dia. Sedangkan
tauhid uluhiyah ialah percaya atau meyakini sepenuhnya bahwa Allah lah yang
berhak menerima semua peribadatan makhluk dan Allah saja yang sebenarnya harus
disembah. Beriman kepada Rububiyah Allah tidaklah cukup bagi seorang hamba,
tetapi untuk ia harus beriman kepada uluhiyah. Sehingga dapatlah sesorang tersebut
dikatakan seorang muslim.
11
DAFTAR PUSTAKA
12