Dengan Penduduk yang mencapai 265 jiwa Indonesia mempunyai banyak kendala mulai dari
banyaknya pengangguran, penyebaran penduduk yang tidak merata sampai tingginya angka
kemiskinan. Oleh karena itu Indonesia harus lebih fokus dalam mengendalikan jumlah
penduduk agar Indonesia menjadi negara yang seimbang antara lahan pemukiman yang
tersedia dengan jumlah penduduknya , menciptakan SDM yang berkualitas dan berdaya saing
sehingga angka pengangguran berkurang dan menurunnya tingkat kemiskinan, serta menjaga
ketersediaan pangan agar tidak terjadinya kelangkaan bahan pangan karena permintaan
terhadap bahan pangan lebih besar daripada penawarannya yang menyebabkan tidak
stabilnya harga pangan.
Salah satu program yang efektif untuk mengendalikan jumlah penduduk di Indonesia
adalah dengan menegakkan prograk keluarga berencana atau KB. Sejauh ini program
keluarga berencana berhasil menekan laju pertumbuhan penduduk sehingga jumlah
penduduk di Indonesia tidak terlalu meledak. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) menyatakan ada awal program KB tahun 1970, rata-rata jumlah
anak per wanita 5,6, sukses diturunkan lewat program KB menjadi (rata-rata jumlah
anak per wanita) 2,6 di awal reformasi dan pada tahun 2017 total fertility rate/TFR
dari 2,6 anak per wanita menjadi 2,1. Namun sebagian masyarakat masih ada yang
tidak mau ikut serta dalam program KB karena sebagian menganggap mempunyai
berapa banyak anak adalah hak individu. Meskipun begitu program keluarga
berencana sudah seharusnya terus di galangkan dan menambah sosialisasi ke daerah
daerah terutama daerah terpencil yang sulit mengakses informasi dengan sosialisasi
yang berkualitas yaitu dengan menjelaskan secara rinci dan menyertakan bukti bukti
yang terpecaya.
UURI tentang perkawinan nomor 1 tahun 1974 pasal 7 ayat 1 menyatakan bahwa
perkawinan hanya diizinkan pria mencapai umur 19 tahun dan wanita sudah mencapai
usia 16 tahun. Menurut saya usia minimal menikah yang terdapat pada undang undang
perkawinan masih terlalu dini dan tidak ideal. Usia wanita yang 16 thn masi berada di
SMA, menyebabkan wanita tidak dapat melanjutkan pendidikan sekolahnya dan juga
menyebabkan peluang untuk memiliki keturunan yang banyak sangat besar karena
masih pada masa pubertas. Usia laki – laki 19 tahun dan usia wanita 16 tahun belum
sepenuhnya dewasa dan belum sepenuhnya mampu lahir dan batin untuk menikah.
Sudah seharusnya permerintah merevisi usia minimal menikah demi mengendalikan
jumlah penduduk di Indonesia.
c. Membatasi Tunjangan Anak bagi PNS dan ABRI hingga Anak Kedua
Salah satu yang menyebabkan orang tidak mempermasalahkan jumlah anak adalah
karena mendapatkan tunjangan dari pemerintah maupun swasta. Tunjangan itu
didapatkan bersamaan dengan gaji yang didapatkan setiap bulan. Oleh karena itulah
berbagai cara dilakukan pemerintah untuk menekan pertumbuhan penduduk, salah
satunya dengan membatasi tunjangan anak hanya pada anak kedua saja. Hal ini seperti
program Keluarga Berencana yang menganjurkan setiap keluarga memiliki dua orang
anak. Dengan membatasi tunjangan anak, maka seseorang akan berfikir ulang untuk
memiliki banyak anak, mengingat biaya hidup sudah semakin tinggi terlebih biaya
pendidikan yang juga semakin mahal. Namun program ini sulit berlaku di daerah-
daerah pedesaan, karena beberapa hal. Pertama karena di desa tidak banyak pegawai,
dan kedua karena orang desa memiliki pemikiran “Banyak anak banyak rejeki”.
Namun di daerah perkotaan, hal ini bisa membantu untuk mengurangi kepadatan
penduduk.
Program pertukaran pelajar antar negara ini sangat baik untuk menciptakan SDM
yang berkualitas dan berdaya saing karena dengan seorang pelajar ke negara lain dan
belajar disana, dia dapat memahami aktivitas, kebiasan negara lain terutama negara
maju dalam belajar, bekerja, dan kehidupan sehari - hari lainnya. Sehingga pelajar
tersebut tau apa yang harus dia contoh dalam segi yang positif untuk kemajuan
negaranya, dan jika SDM dari negara Indonesia bekerja atau membuka usaha di
negara lain, dia sudah paham bagaimana cara kerjanya, dan apa pangsa pasarnya.
b. Bibit dan Teknologi yang Berkualitas untuk Menghasilkan Pangan yang Berkualitas
Bibit dan teknologi yang berkulitas sangat di perlukan untuk mendapatkan hasil
panen yang bagus dan jika teknologi yang digunakan yang berkualitas juga dapat
mengurangi resiko gagal panen sehingga ketersediaan pangan dapat terjaga dan
harga bahan makanan stabil dipasaran. Sudah seharusnya pemerintah
memperhatikan kualitas pangan yang dihasilkan dari pertanian dan perkebunan di
Indonesia dan juga membantu menyediakan teknologi dan bibit yang berkualitas
untuk digunakan para petani.