KELAS XII
Kelompok : 6
B. Tujuan Percobaan
1. Siswa dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
2. Siswa dapat membuat larutan dengan pengenceran
C. Landasan Teori
Molaritas
Molaritas atau kemolaran merupakan satuan kepekatan atau konsentrasi dari suatu
larutan. Molaritas didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlarut dalam satu literlarutan.
Molaritas dapat dituliskan dengan rumus:
M = mol / L atau M = mmol / mL
Ada kalanya molaritas ditentukan dengan pengenceran dari suatu larutan. Misalnya akan
membuat larutan amonia 0,5 M sebanyak 50 ml dari larutan amonia 4 M. Di sini digunakan
metode pengenceran artinya menambahkan air ( pelarut) pada larutan yang lebih pekat.
Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah mol zat
terlarut tetap ( tidak berubah).
Oleh karena molnya tetap, maka :
mol sebelum pengenceran = mol setelah pengenceran
V1 M1 = V2 M2
Konsentrasi dapat diungkapkan dengan beragam cara, salah satunya yang paling sering
dipakai, dan memang akan kita gunakan sekarang ini adalah Molaritas (M), atau konsentrasi
molar. Molaritas adalah jumlah mol terlarut setiap liter larutan. Atau bias diungkapkan
dengan rumus:
Dimana n menunjukan jumlah mol zat terlarut dan V menunjukan volume larutan dalam
liter. Jika yang diketahuinya bukan mol melainkan gram zat terlarut, rumus tadi bisa juga
diungkapkan dengan:
Keterangan :
M : Molaritas larutan
g : Massa zat terlarut (gram)
Satu lagi, jika yang diketahui massa jenis larutan ( ) dan kadar/persen massa (%), maka
Molaritas dapat dicari dengan rumus:
Keterangan :
M : Molaritas larutan
ρ : Massa jenis (Kilogram/liter)
Mr : Massa relative zat terlarut
Larutan
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan
masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri atas
zat terlarut dan pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan
dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit, larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik. Larutan ini dibagi menjadi dua, yaitu elektrolit lemah dan elektrolit kuat. Larutan yang
kedua adalah larutan non elektrolit, larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.
a. Pembuatan Larutan
Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan
pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut,
sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari
bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau
konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan
penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan
adalah molaritas. Molaritas, persen berat, persen volume, atau sebagainya (Faizal,2013).
Untuk membuat suatu larutan, yang tentunya nanti berhubungan langsung dengan
molaritas. Langkah pertama adalah memasukan zat terlarut yang sudah ditimbang
terlebih dahulu (biasanya dalambentuk padatan dengan massa dalam ukuran gram) ke
dalam labu ukur melalui corong. Langkah selanjutnya menambahkan sedikit air ke
dalam labu ukur dengan perlahan hingga zat terlarut melarut sambil digoyang-
Dengan mengetahui volume larutan yang dimasukkan ke dalam labu ukur, dan
juga mengetahui jumlah zat terlarut (biasanya diukur dalam gram, sehingga nantinya
bias dirubah ke mol dengan rumus mol=gram/Mr) maka kita akan bias menghitung
Molaritas larutan tersebut.
b. Pengenceran
Konsentrasi
Kensentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif komposisi zat terlarut dan pelarut di
dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta
(part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan
sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi). Molaritas. Dalam
ilmu kimia, molaritas (disingkat M) salah satu ukuran konsentrasi larutan. Molaritas suatu
larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1.0 liter larutan
mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0.5 molar (0.5 M).
Umumnya konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Keuntungan
menggunakan satuan molar adalah kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena
konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol (sebanding dengan jumlah partikel yang
sebenarnya). Kerugian dari penggunaan satuan ini adalah ketidaktepatan dalam pengukuran
volum. Selain itu, volum suatu cairan berubah sesuai temperatur, sehingga molaritas larutan
dapat berubah tanpa menambahkan atau mengurangi zat apapun. Selain itu, pada larutan yang
tidak begitu encer, volume molar dari zat itu sendiri merupakan fungsi dari konsentrasi,
sehingga hubungan molaritas-konsentrasi tidaklah linear.
Pengenceran Larutan
Pengenceran larutan yaitu memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambah
sejumlah tertentu larutan dengan jalan menambah sejumlah tertentu pelarut. Menyebabkan
Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan atau
konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Ada
kalanya molaritas ditentukan dengan pengenceran dari suatu larutan. Misalnya akan membuat
larutan amonia 0,5 M sebanyak 50 ml dari larutan amonia 4 M. Di sini digunakan metode
pengenceran artinya menambahkan air( pelarut) pada larutan yang lebih pekat. Pengenceran
menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah mol zat terlarut tetap ( tidak
berubah). Kemolaran alatu Molaritas lambangnya M.
Keterangan :
M = Molaritas
V = Volume (Liter)
n = jumlah zat (mol)
Jika yang diketahuinya bukan mol melainkan gram zat terlarut, rumus tadi bisa juga
diungkapkan dengan
Dengan rumus :
V 1 × M 1 ≡V 2 × M 2
Keterangan :
M1 : Molaritas mula-mula
Volume air = V2 – V1
V2 = V1 + Volume air
Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui
dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan
sesudah pengenceran adalah sama. Selain itu molaritas juga memiliki hubungan
dengan kadar larutan. Hubungan antar molaritas dengan kadar larutan dapat ditulis
secara matematis, yaitu :
1000 ×% × ρ
M=
Mr
Di laboratorium ditemui banyak zat kimia yang berwujud larutan dengan
satuan kadar kepekatan (%) tertentu, sehingga untuk memanfaatkan dalam kegiatan
praktikum harus ditentukan untuk diencerkan sesuai dengan molaritas yang
dikehendaki. Untuk itu harus ditentukan terlebih dahulu molaritasnya dengan
mengubah satuan kadar kepekatan (%) dengan molaritas.
Molalitas
Molalitas larutan menentukan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 Kg (1000 gram)
pelarut.
Keterangan :
m : Molalitas larutan
p : Massa pelarut
Fraksi mol larutan adalah perbandingan mol suatu zat dengan mol total
larutan (gabungan zat terlarut dan Pelarut).
Keterangan :
X : Fraksi mol
A : Terlarut
B : Pelarut
Kadar zat
Kadar zat larutan adalah banyaknya zat terlarut dalam 100 gram larutan.
Untuk menghitung kadar zat dalam larutan dapat menggunakan rumus kimia
sebagai berikut:
atau
D.2. Bahan
2. Akuades 100 mL
-
2. Prosedur Kerja
a. Membuat 100 mL larutan CuSO45H2O 0,1 M
1) Hitunglah massa kristal yang diperlukan
2) Timbanglah kristal tersebut dengan tepat
3) Masukan kristal hasil penimbangan ke dalam gelas kimia 100 ml dan
tambahkan akuades ke dalamnya ± ½ gelas . Aduklah sampai larut
4) Masukan larutan dalam gelas kimia tersebut ke dalam labu ukur 100 ml dan
tambahkan akuades (sambil dikocok) sampai tepat garis batas 100 ml
F. Hasil Pengamatan
Sebelum Pengenceran
G. Pembahasan
Percobaan pertama larutan dalam labu ukur 100 mL memiliki kemolaran 0,1
M dengan warna larutan biru terang. Pengenceran dilakukan dengan mengambil
sampel larutan CuSO4.5H2Oyang berwarna biru tua (0,1 M) sebanyak 10 ml dengan
menambahkan akuades dalam labu ukur 100 mL, lalu ambil menggunakan pipe
volume atau pipet gondok. Maka dapat diketahui pengenceran larutan
CuSO4.5H2Odengan kemolaran berubah menjadi 0,01 M dan warna yang tadi biru
terang menjadi biru pudar.
H. Pertanyaan
gr 1000
M= ×
Mr mL
gr 1000
0,1= ×
250 100
gr=2,5 gram
2) Perubahan warna larutan dari larutan 1 sampai larutan ke-3
semakin lama semakin memudar, dan juga dari larutan 1 ke
larutan ke-2 terjadi 10 pengenceran, dimana larutan 1 berwarna
biru terang, sedangkan larutan 2 berwarna biru pudar, dan larutan
1 ke larutan ke-3 terjadi 100 pengenceran yang mana larutan 3
berwarna pucat
Kesimpulan
Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter
larutanatau konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut
dalam tiap liter larutan yang dapat dipengaruhi dan diubah oleh faktor-faktor
tertentu termaksud pengenceran Dimana pengenceran tidak akan mempengaruhi
massa zat terlarut didalamnya. Dengan mengencerkan 10 kali larutan CuSO 4.5H2O
0,1 M dengan mengambil 10 mL dari labu ukur pertama dan dimasukan kedalam
labu ukur kedua dengan menambahkan 10 mL akuades sehingga larutan menjadi
100 ml dengan molaritas menjadi 0,01 M. Dimana pengenceran dapat
mempengaruhi perubahan kemolaran tetapi tidak mempengaruhi massa zat yang
terlarut.
I.Daftar Pustaka
http://theblueschem.blogspot.co.id/2012/10/prosedur-praktikum-membuat-
larutan.html
http://kurniawati141.blogspot.co.id/2014/11/laporanpraktikum-kimia-molaritas-
oleh.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Molaritas
http://ervantoto.blogspot.co.id/2014/09/i.html
http://lajureaksiasyikasyikhamidah.blogspot.co.id/2012/05/blog-post_06.html
www.bantubelajar.com/2015/08/satuan-konsentrasi-larutan-molaritas-molalitas-
fraksimol.html
https://wanibesak.wordpress.com/2010/11/05/larutan-konsentrasi-larutan/
K. Lampiran