Anda di halaman 1dari 13

PRAKTIKUM KIMIA

KELAS XII

SMA NEGERI 1 REJANG LEBONG


KABUPATEN REJANG LEBONG
PROVINSI BENGKULU
2018

Laboratorium kimia SMAN 1 RejangLebong, LaporanPraktikum Kimia


LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA

Nama : Rizki Defaldi Ramadhan

Kelas : XII MIPA 1

Kelompok : 6

Hari/Tanggal : Kamis/ 18 Januari 2018

Judul Percobaan : Molaritas

SMA NEGERI 1 REJANG LEBONG


PROVINSI BENGKULU
2018

Laboratorium kimia SMAN 1 RejangLebong, LaporanPraktikum Kimia


A. Judul
Molaritas

B. Tujuan Percobaan
1. Siswa dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu
2. Siswa dapat membuat larutan dengan pengenceran

C. Landasan Teori
 Molaritas
Molaritas atau kemolaran merupakan satuan kepekatan atau konsentrasi dari suatu
larutan. Molaritas didefinisikan sebagai banyaknya mol zat terlarut dalam satu literlarutan.
Molaritas dapat dituliskan dengan rumus:
M = mol / L   atau   M = mmol / mL
Ada kalanya molaritas ditentukan dengan pengenceran dari suatu larutan. Misalnya akan
membuat larutan amonia 0,5 M sebanyak 50 ml dari larutan amonia 4 M. Di sini digunakan
metode pengenceran artinya menambahkan air ( pelarut) pada larutan yang lebih pekat.
Pengenceran menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah mol zat
terlarut tetap ( tidak berubah).
Oleh karena molnya tetap, maka :
mol sebelum pengenceran   =  mol setelah pengenceran
V1 M1   =   V2 M2

Konsentrasi dapat diungkapkan dengan beragam cara, salah satunya yang paling sering
dipakai, dan memang akan kita gunakan sekarang ini adalah Molaritas (M), atau konsentrasi
molar. Molaritas adalah jumlah mol terlarut setiap liter larutan. Atau bias diungkapkan
dengan rumus:

Dimana n menunjukan jumlah mol zat terlarut dan V menunjukan volume larutan dalam
liter. Jika yang diketahuinya bukan mol melainkan gram zat terlarut, rumus tadi bisa juga
diungkapkan dengan:

Keterangan :
M : Molaritas larutan
g : Massa zat terlarut (gram)

Laboratorium kimia SMAN 1 RejangLebong, LaporanPraktikum Kimia


Mr : Massa relative zat terlarut
Ml : Volume larutan (ml)

Satu lagi, jika yang diketahui massa jenis larutan ( ) dan kadar/persen massa (%), maka
Molaritas dapat dicari dengan rumus:

Keterangan :
M : Molaritas larutan
ρ : Massa jenis (Kilogram/liter)
Mr : Massa relative zat terlarut

 Larutan
Larutan adalah campuran homogen dua zat atau lebih yang saling melarutkan dan
masing-masing zat penyusunnya tidak dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri atas
zat terlarut dan pelarut. Berdasarkan daya hantar listriknya (daya ionisasinya), larutan
dibedakan dalam dua macam, yaitu larutan elektrolit, larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik. Larutan ini dibagi menjadi dua, yaitu elektrolit lemah dan elektrolit kuat. Larutan yang
kedua adalah  larutan non elektrolit, larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik.

a. Pembuatan Larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang
terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi.
Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang
mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan
pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut,
sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).

Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari cara pembuatan larutan dari
bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk menyatakan kepekaaan atau
konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai cara tergantung pada tujuan
penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan untuk menentukan kepekaan larutan
adalah molaritas. Molaritas, persen berat, persen volume, atau sebagainya (Faizal,2013).

Untuk membuat suatu larutan, yang tentunya nanti berhubungan langsung dengan
molaritas. Langkah pertama adalah memasukan zat terlarut yang sudah ditimbang
terlebih dahulu (biasanya dalambentuk padatan dengan massa dalam ukuran gram) ke
dalam labu ukur melalui corong. Langkah selanjutnya menambahkan sedikit air ke
dalam labu ukur dengan perlahan hingga zat terlarut melarut sambil digoyang-

Laboratorium kimia SMAN 1 RejangLebong, LaporanPraktikum Kimia


goyangkan. Setelah zat terlarut itu sepenuhnya melarut, tambahkan sedikit demi sedikit
air, dan jangan sampai melewati garis batas yang ada di labu ukur.

Dengan mengetahui volume larutan yang dimasukkan ke dalam labu ukur, dan
juga mengetahui jumlah zat terlarut (biasanya diukur dalam gram, sehingga nantinya
bias dirubah ke mol dengan rumus mol=gram/Mr) maka kita akan bias menghitung
Molaritas larutan tersebut.

b. Pengenceran

Proses pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan


cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu
larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas
dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar
panas ini dapat dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke
dalam air, tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat,
panas yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak
mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya,
percikan asam sulfat ini merusak kulit (Brady, 2000).

 Konsentrasi
Kensentrasi larutan menyatakan secara kuantitatif  komposisi zat terlarut dan pelarut di
dalam larutan. Konsentrasi umumnya dinyatakan dalam perbandingan jumlah zat terlarut
dengan jumlah total zat dalam larutan, atau dalam perbandingan jumlah zat terlarut dengan
jumlah pelarut. Contoh beberapa satuan konsentrasi adalah molar, molal, dan bagian per juta
(part per million, ppm). Sementara itu, secara kualitatif, komposisi larutan dapat dinyatakan
sebagai encer (berkonsentrasi rendah) atau pekat (berkonsentrasi tinggi). Molaritas. Dalam
ilmu kimia, molaritas (disingkat M) salah satu ukuran konsentrasi larutan. Molaritas suatu
larutan menyatakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1.0 liter larutan
mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0.5 molar (0.5 M).
Umumnya konsentrasi larutan berair encer dinyatakan dalam satuan molar. Keuntungan
menggunakan satuan molar adalah kemudahan perhitungan dalam stoikiometri, karena
konsentrasi dinyatakan dalam jumlah mol (sebanding dengan jumlah partikel yang
sebenarnya). Kerugian dari penggunaan satuan ini adalah ketidaktepatan dalam pengukuran
volum. Selain itu, volum suatu cairan berubah sesuai temperatur, sehingga molaritas larutan
dapat berubah tanpa menambahkan atau mengurangi zat apapun. Selain itu, pada larutan yang
tidak begitu encer, volume molar dari zat itu sendiri merupakan fungsi dari konsentrasi,
sehingga hubungan molaritas-konsentrasi tidaklah linear.

 Pengenceran Larutan
         Pengenceran larutan yaitu memperkecil konsentrasi larutan dengan jalan menambah
sejumlah tertentu larutan dengan jalan menambah sejumlah tertentu pelarut. Menyebabkan

Laboratorium kimia SMAN 1 RejangLebong, LaporanPraktikum Kimia


volume dan kemolaran berubah,tetapi tetapi jumlah zat tertentu tidak berubah. Oleh karena
itu penganceran tidak mengubah jumlah mol zat terlarut, maka

n1  = n2  atau V1 x M1 = V2 x M2


dimana: V= volume cairan(L), dan M= molaritas(mol/L)

Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter larutan atau
konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan. Ada
kalanya molaritas ditentukan dengan pengenceran dari suatu larutan. Misalnya akan membuat
larutan amonia 0,5 M sebanyak 50 ml dari larutan amonia 4 M. Di sini digunakan metode
pengenceran artinya menambahkan air( pelarut) pada larutan yang lebih pekat. Pengenceran
menyebabkan volume dan kemolaran larutan berubah, tetapi jumlah mol zat terlarut tetap ( tidak
berubah). Kemolaran alatu Molaritas lambangnya M.

Molaritas dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

M = Molaritas
V = Volume (Liter)
n = jumlah zat (mol)

Jika yang diketahuinya bukan mol melainkan gram zat terlarut, rumus tadi bisa juga
diungkapkan dengan

Laboratorium kimia SMAN 1 RejangLebong, LaporanPraktikum Kimia


Volume suatu cairan berubah sesuai temperatur, sehingga molaritas larutan
dapat berubah tanpa menambahkan atau mengurangi zat apapun. Selain itu, pada
larutan yang tidak begitu encer, volume molar dari zat itu sendiri merupakan fungsi
dari konsentrasi, sehingga hubungan molaritas-konsentrasi tidaklah linear.Membuat
suatu larutan untuk eksperimen dapat dilakukan dengan melarutkan zat padat
(kristal) atau dengan melakukan pengenceran larutan konsertrasi tinggi menjadi
konsentrasi rendah.

Pembuatan Larutan dengan Cara Mengencerkan Proses pengenceran adalah


mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan pelarut
agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan senyawa kimia
yang pekat diencerkan, kadang - kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini
terutama dapat terjadi pada pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat
dihilangkan dengan aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air,
tidak boleh sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas
yang dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadakmendidih
dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di dekatnya, percikan
asam sulfat ini merusak kulit.

Dengan rumus :

V 1 × M 1 ≡V 2 × M 2

Keterangan :

M1 : Molaritas mula-mula

V1 : volume larutan mula-mula

M2 : molaritas akhir (setelah pengenceran)

V2 : volume akhir (setelah pengenceran)

Volume air = V2 – V1

V2 = V1 + Volume air

Apabila larutan yang lebih pekat, satuan konsentrasi larutan yang diketahui
dengan satuan yang diinginkan harus disesuaikan. Jumlah zat terlarut sebelum dan
sesudah pengenceran adalah sama. Selain itu molaritas juga memiliki hubungan
dengan kadar larutan. Hubungan antar molaritas dengan kadar larutan dapat ditulis
secara matematis, yaitu :

1000 ×% × ρ
M=
Mr
Di laboratorium ditemui banyak zat kimia yang berwujud larutan dengan
satuan kadar kepekatan (%) tertentu, sehingga untuk memanfaatkan dalam kegiatan
praktikum harus ditentukan untuk diencerkan sesuai dengan molaritas yang
dikehendaki. Untuk itu harus ditentukan terlebih dahulu molaritasnya dengan
mengubah satuan kadar kepekatan (%) dengan molaritas.

Dalam kehidupan sehari-hari kegiatan pengenceran selalu terjadi, misalnya


ketika ibu sedang memasak di dapur, apabila sayur yang disiapkan ternyata
terlampui asin, maka ibu kembali menambahkan air ke dalam sayur tersebut.
Demikian juga ketika kita mempersiapkan air teh manis, kadang-kadang yang kita
persiapkan terlampau manis sehingga kita akan menambahkan air ke dalamnya atau
sebaliknya, air teh yang kita persiapkan kurang manis, sehingga kita menambahkan
gula ke dalamnya.

Dalam laboratorium kimia selalu terjadi kegiatan pengenceran. Umumnya


tersedia zat padat atau larutan dalam konsentrasi yang besar atau dengan tingkat
kemurnian yang tinggi. Sehingga menyiapkan larutan atau mengencerkan zat
menjadi kegiatan rutin. Menyiapkan larutan NaOH 1 M, dilakukan dengan
menimbang kristal NaOH seberat 40 gram dilarutkan kedalam 1 Liter air.

 Molalitas

Molalitas larutan menentukan banyaknya mol zat terlarut dalam 1 Kg (1000 gram)
pelarut.

Keterangan :
m : Molalitas larutan

g : Massa zat terlarut (gram)

Mr : Massa relative zat terlarut

p : Massa pelarut

 Fraksi mol (x)

Fraksi mol larutan adalah perbandingan mol suatu zat dengan mol total
larutan (gabungan zat terlarut dan Pelarut).
Keterangan :

X : Fraksi mol

A : Terlarut

B : Pelarut

 Kadar zat

Kadar zat larutan adalah banyaknya zat terlarut dalam 100 gram larutan.
Untuk menghitung kadar zat dalam larutan dapat menggunakan rumus kimia
sebagai berikut:

atau

1. Alat dan Bahan


D.1. Alat
1. Neraca
2. Labu ukur
3. Gelas Kimia
4. Kaca Arloji
5. Pipet volume
6. Pengaduk
7. Spatula
8. Pipet tetes
9. Corong
10. Botol Akuades

D.2. Bahan

No Nama Bahan Gambar Jumlah

1. CuSO4.5H2O 2,5 gram

2. Akuades 100 mL
-

2. Prosedur Kerja
a. Membuat 100 mL larutan CuSO45H2O 0,1 M
1) Hitunglah massa kristal yang diperlukan
2) Timbanglah kristal tersebut dengan tepat
3) Masukan kristal hasil penimbangan ke dalam gelas kimia 100 ml dan
tambahkan akuades ke dalamnya ± ½ gelas . Aduklah sampai larut
4) Masukan larutan dalam gelas kimia tersebut ke dalam labu ukur 100 ml dan
tambahkan akuades (sambil dikocok) sampai tepat garis batas 100 ml

b. Membuat larutan dengan pengenceran

1) Ambil 100 ml larutan hasil percobaan A dengan pipet volume


2) Masukan kedalam labu ukur 100 ml dan tambahkan akuades sampai tepat
garis batas 100 ml
3) Hitunglah berapa konsentrasi larutan percobaan B tersebut

F. Hasil Pengamatan

Sebelum Pengenceran

No. Larutan Massa (gram) Molaritas Warna

1. CuSO4.5H2O 2,5 gram 0,1 M Biru pekat


Sesudah Pengenceran

No. Larutan Massa (gram) Molaritas Warna

1. CuSO4.5H2O 2,5 gram 0,01 M Biru pudar

No. Larutan Massa (gram) Molaritas Warna

1. CuSO4.5H2O 2,5 gram 0,001 M Biru pucat

G. Pembahasan

Percobaan pertama larutan dalam labu ukur 100 mL memiliki kemolaran 0,1
M dengan warna larutan biru terang. Pengenceran dilakukan dengan mengambil
sampel larutan CuSO4.5H2Oyang berwarna biru tua (0,1 M) sebanyak 10 ml dengan
menambahkan akuades dalam labu ukur 100 mL, lalu ambil menggunakan pipe
volume atau pipet gondok. Maka dapat diketahui pengenceran larutan
CuSO4.5H2Odengan kemolaran berubah menjadi 0,01 M dan warna yang tadi biru
terang menjadi biru pudar.

Pada percobaan ini dengan mengencerkan 10 kali larutan CuSO4.5H2O0,1 M


dengan mengambil 10 mL dari labu ukur pertama dan dimasukan kedalam labu ukur
kedua dengan menambahkan 10 mL akuades sehingga larutan menjadi 100 ml
dengan molaritas menjadi 0,01 M. Percobaan ini terjadi perubahan kemolaran tetapi
massa zat nya tidak mengalami perubahan, selain itu pengenceran pun
mempengaruhi perubahan warna pada larutan. Ini membuktikan benar bahwa
pengenceran mempengaruhi kemolaran dan mengubah warna.

H. Pertanyaan

1) Berapa gram CuSO4 5H2O yang diperlukan untuk membuat larutan


konsentrasi 0,1 M? Jelaskan dengan menggunakan perhitungan!
2) Bagaimanakah perubahan warna larutan setelah pengenceran? Jelaskan !
Jawaban :
1) Cara mencari gr CuSO4 5H2O 0,1 M
Diketahui: Mr = 250 gr mol-1
M = 0,1 M

gr 1000
M= ×
Mr mL

gr 1000
0,1= ×
250 100
gr=2,5 gram
2) Perubahan warna larutan dari larutan 1 sampai larutan ke-3
semakin lama semakin memudar, dan juga dari larutan 1 ke
larutan ke-2 terjadi 10 pengenceran, dimana larutan 1 berwarna
biru terang, sedangkan larutan 2 berwarna biru pudar, dan larutan
1 ke larutan ke-3 terjadi 100 pengenceran yang mana larutan 3
berwarna pucat

Kesimpulan

Molaritas adalah banyaknya jumlah mol zat terlarut dalam tiap liter
larutanatau konsentrasi suatu larutan yang mengukur banyaknya mol zat terlarut
dalam tiap liter larutan yang dapat dipengaruhi dan diubah oleh faktor-faktor
tertentu termaksud pengenceran Dimana pengenceran tidak akan mempengaruhi
massa zat terlarut didalamnya. Dengan mengencerkan 10 kali larutan CuSO 4.5H2O
0,1 M dengan mengambil 10 mL dari labu ukur pertama dan dimasukan kedalam
labu ukur kedua dengan menambahkan 10 mL akuades sehingga larutan menjadi
100 ml dengan molaritas menjadi 0,01 M. Dimana pengenceran dapat
mempengaruhi perubahan kemolaran tetapi tidak mempengaruhi massa zat yang
terlarut.

I.Daftar Pustaka

http://theblueschem.blogspot.co.id/2012/10/prosedur-praktikum-membuat-
larutan.html

http://kurniawati141.blogspot.co.id/2014/11/laporanpraktikum-kimia-molaritas-
oleh.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Molaritas

http://ervantoto.blogspot.co.id/2014/09/i.html

http://lajureaksiasyikasyikhamidah.blogspot.co.id/2012/05/blog-post_06.html

www.bantubelajar.com/2015/08/satuan-konsentrasi-larutan-molaritas-molalitas-
fraksimol.html

https://wanibesak.wordpress.com/2010/11/05/larutan-konsentrasi-larutan/
K. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai