Anda di halaman 1dari 7

LITERASI SAINS

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH

Sains, Teknologi, dan Masyarakat

yang dibina oleh Bapak Drs. Kadim Masjkur, M.Pd.

dan Ibu Erni Yulianti, S.Pd, M.Pd.

Oleh:
Kelompok 6

Abdul Fattah Noor (150351605470)


Lutviyah Dwi N (150351605475)
 Nurul Umi Marfuah (150351602244)
Sarah Salshabila (150351605683)
Risty Triskarevi R (150351600388)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM PRODI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FEBRUARI 2018
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................... i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang .................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................. 2
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sains ..................................................................... 3
2.2 Urgensi Literasi Sains ........................................................ 6
2.3 Karakteristik Literasi Sains ................................................ 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan............................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 17
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Literasi sains adalah pemahaman atas sains dan prosesnya, serta aplikasinya
 bagi kebutuhan masyarakat. Literasi sains sangat penting untuk memecahkan
 berbagai persoalan yang terkait etika, moral dan isu-isu global akibat perubahan
yang pesat dalam bidang sains dan teknologi. Penilaian literasi sains dalam
PISA tidak semata-mata pada pengukuran tingkat pemahaman pengetahuan
IPA, namun juga pemahaman terhadap berbagai proses IPA dan kemampuan
mengaplikasikan pengatahuan dan proses IPA dalam situasi nyata.
Literasi sains berarti mampu menerapkan konsep-konsep atau fakta-fakta
yang didapatkan di sekolah dengan fenomena-fenomena alam yang terjadi
dalam kehidupan sehari-hari. Literasi sains melibatkan sains sekolah untuk
kehidupan sehari-hari peserta didik untuk pengambilan keputusan dalam
masyarakat. Kemampuan literasi sains mencerminkan kesiapan warga dalam
menjawab tantangan global yang semakin hari semakin mendesak. Sekolah
sebagai penyelenggara pendidikan formal perlu melatihkan peserta didik pada
kemampuan literasi sains, karena peserta didik tidak dengan sendirinya
 berkembang tetapi perlu dilatihkan agar siap menghadapi situasi kehidupan
nyata dimasa yang akan datang. Berbagai upaya reformasi pendidikan IPA telah
 banyak dilakukan di beberapa negara untuk mewujudkan masyarakat berliterasi
sains, salah satunya melalui kurikulum dan pembelajaran.
Sains sebagai salah satu mata pelajaran dalam kurikulum sekolah, memiliki
sejarah yang relatif panjang. Matthews (Sarkim 2005) memperkirakan bahwa
sains telah menjadi bagian dari kurikulum sekolah sejak pertengahan abad ke-
18 di Eropa. Keberadaan sains dalam kurikulum sekolah semakin diperkuat
setelah kehadiran para ahli pendidikan seperti Thomas Huxley dari Inggris dan
John Dewey dari Amerika Serikat pada abad ke- 19. Dalam sejarah
 perkembangannya, pendidikan sains telah mengalami berbagai pembaharuan
 baik dalam aspek tujuan, isi maupun metode pengajarannya. Inisiatif
 pembaharuan itu muncul dari para pendidik, ahli pendidikan atau para ilmuwan,
seperti bidangbidang Fisika, Biologi dan Kimia dan sebagainya.
Shamos (Sarkim, 2005) mencatat bahwa tujuan dari scientific literacy
hampir sinonim dengan tujuan pengajaran sains dewasa ini. Pembahasan
konsep scientific literacy dapat dikatakan telah menjadi tanda reformasi
 pendidikan sains di banyak negara dalam dua dekade terakhir. Para pendidik
sepakat bahwa tujuan penting dari pengajaran sains adalah membantu para
murid mencapai tingkat literasi sains yang lebih tinggi. Meskipun ide literasi
sains bukan ide yang baru, namun nampaknya belum ada konsensus tentang apa
yang dimaksud dengan literasi sains. Dalam tulisan ini pembahasannya akan
diarahkan pada pengertian-pengertian literasi sains, karakteristik dari orang
yang scientifically literate, sikap lembaga sains terhadap literasi sains serta
rasional yang menopang muncul dan berkembangnya konsep literasi sains.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, masalah yang akan dikaji
dalam makalah dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa definisi literasi sains ?
2. Bagaimana urgensi literasi sains?
3. Bagaimana karakteristik dari literasi sains ?
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dengan tujuan :
1. Mengetahui dan memahami literasi sains
2. Mengetahui dan memahami urgensi literasi sains
3. Mengetahui dan memahami karakteristik literasi sains.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Literasi Sain

Definisi Literasi sains telah muncul sejak akhir tahun 1950, Secara harfiah,
literasi berarti “melek”, sedangkan sains berarti pengetahuan alam. Ada beberapa
 pendapat sains menurut para ahli sebagai berikut :

a. Deboer (2000) menyatakan bahwa “scientific literacy was to


 provide a broad understanding of science and of the rapid
developing scientific enterprise whether one was to become a
scientist or not”. Artinya, literasi sains diperuntukkan bagi seluruh
siswa, tidak memandang apakah nanti siswa tersebut akan menjadi
saintis atau tidak.
 b. National Science Education Standards (1996) menyatakan bahwa
“scientific literacy is knowledge and understanding of  scientific
concepts and processes required for personal decision making,
 participation in civic and cultural affairs, and economic
 productivity”. Berdasarkan pengertian tersebut, penekanan literasi
sains bukan hanya pengetahuan dan pemahaman terhadap konsep
dan proses sains, tetapi juga diarahkan bagaimana seseorang dapat
membuat keputusan dan berpartisipasi dalam kehidupan
 bermasyarakat, budaya, dan pertumbuhan ekonomi. (Anjarsari,
2014:602)
c. Literasi sains berarti pengetahuan dan pemahaman tentang konsep-
konsep ilmiah dan proses yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan pribadi, partisipasi, dan produktivitas ekonomi (Omar,
Turiman, Daud dan Kasman, 2011). Hal senada menurut PISA
merupakan kemampuan dalam menggunakan pengetahuan
ilmiah, mengidentifiksi pertanyaan-pertanyaan dan untuk menarik
kesimpulan yang didasarkan bukti-bukti agar memahami dan
membuat keputusan.
DAFTAR PUSTAKA

Anjarsari, Putri. 2014.  Literasi Sains Dalam Kurikulum Dan Pembelajaran IPA
SMP.  ISBN 978-979-028-686-3. Prosiding Semnas Pensa VI ”Peran
Literasi Sains” Surabaya, 20 Desember 2014.
(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/penelitian/putri-anjarsari-ssi-
mpd/literasi-sains-dalam-kurikulum-dan-pembelajaran-ipa-
smp.pdf),diakses 10 Februari 2018.
Astuti ,Yani Kusuma............Literasi Sains Dalam Pembelajaran IPA. Vol.VII
 No.3B Juni 2016.  STKIP NU Indramayu, Jawa Barat.
(http://ejournal.unwir.ac.id/file.php?file=preview_jurnal&id=735&cd=0b2
173ff6ad6a6fb09c95f6d50001df6&name=8.%20Yani%20Kusuma%20Ast
uti%20STKIP%20NU%20INDRAMAYU_GW_Juni_2016.pdf)  ,diakses
10 Februari 2018.
Haris, Abdul. (2014). Analisis Kemampuan Awal Literasi Sains Siswa Pada Konsep
 IPA. (September). Gorontalo.
Millar, R 2008. The role of Practical Work in The Teaching and Learning of 
Science. Paper prepared for The Committee: High School Science
Laboratories: Role and Vision, National Academy of
Sciences,mwashington, DC. (Toharudin, dkk., 2011).
Morris, Fries, Mehr, Philips, Mor, Lipsitz 2003. Development of a MDS Cognitive
 Performance Scale. Journal of Gerontology;49(4):174-82.
 NSES 1996.  National Science Education Standard . Washington, DC: National
Academy Press.
OECD. 2013. PISA 2006 Science Competencies for Tomorrow’s World: Volume 1
 – Analysis. Paris: OECD.
PISA. 2006. Science Competencies for Tomorrow’s World Volume 1-
analysis.OECD. [Online]. Tersedia: www.oecd.org/statistics/statlink. [ 08
April 2015].
Sarkim, T. (2005). Scientific Literacy: Sebuah Konsep Dalam Reformasi
 Pendidikan Sains. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Toharudin, Uus. dkk. 2011.  Membangun Literasi Sains Peserta Didik . Bandung :
Humaniora.
Yusuf. S. (2003). Literasi Siswa Indonesia Laporan PISA 2003. Jakarta: Pusat
 Penilaian Pendidikan.[Online]. Tersedia: http://www.p4tkipa.org. [08
April 2015].

Anda mungkin juga menyukai