PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan yang
diperoleh adalah sebagai berikut :
a) Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan fraktur.
b) Untuk mengetahui apakah yang dimaksud dengan alat bantu jalan.
c) Untuk mengetahui apa saja jenis alat bantu yang digunakan dalam berjalan.
d) Untuk mengetahui cara dan prosedur penggunaan kruk.
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan
sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer S.C & Bare B.G, 2001) atau setiap retak atau
patah tulang yang utuh (Reeves C.J , Roux G & Lockhart R, 2001). Fraktur juga
merupakan terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang umumnya disebabkan
oleh rudapaksa (Mansjoer et al, 2000). Sedangkan menurut Linda Juall C. dalam
buku Nursing Care Plans and Dokumentation menyebutkan bahwa Fraktur
adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal yang
datang lebih besar dari yang diserap oleh tulang. Fraktur sendiri merupakan
kerusakan structural dalam tulang, lapisan epifisis atau permukaan sendi tulang
rawan. Sementara kerusakan pada tulang sering kali langsung terlihat nyata,
kerusakan pada jaringan lunak sekitarnya dapat luput dari deteksi klinis yang
dini. Kerusakan jaringan lunak yang berhubungan dengan suatu fraktur sangat
bermakna secara klinis dan akhirnya dapat memengaruhi hasil klinis. Penampilan
3
fraktur dapat sangat bervariasi tetapi untuk alasan yang praktis, di bagi menjadi
beberapa kelompok :
A. Berdasarkan sifat fraktur (luka yang ditimbulkan)
1) Fraktur tertutup (closed/sederhana), dikatakan tertutup bila tidak terdapat
hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar, disebut juga fraktur
bersih (karena kulit masih utuh) tanpa komplikasi. Atau permukaan
fraktur tidak bersinggungan dengan kulit atau selaput lendirnya. Pada
fraktur tertutup ada klasifikasi tersendiri yang berdasarkan keadaan
jaringan lunak sekitar trauma, yaitu:
a) Tingkat 0 : fraktur biasa dengan sedikit atau tanpa cedera
jaringan lunak sekitarnya.
b) Tingkat 1 : fraktur dengan abrasi dangkal atau memar kulit dan
jaringan subkutan.
c) Tingkat 2 : fraktur yang lebih berat dengan kontusio jaringan
lunak bagian dalam dan pembengkakan.
d) Tingkat 3 : Cedera berat dengan kerusakan jaringan lunak yang
nyata dan ancaman sindroma kompartement.
2) Fraktur terbuka (open/compound/majemuk), dikatakan fraktur terbuka bila
tulang yang patah menembus otot dan kulit yang memungkinkan untuk
terjadi infeksi dimana kuman dari luar dapat masuk kedalam luka sampai
ke tulang yang patah.
Derajat patah tulang terbuka :
a) Derajat I , Laserasi < 2 cm, fraktur sederhana, dislokasi fragmen
minimal.
b) Derajat II , Laserasi > 2 cm, kontusio otot dan sekitarnya, dislokasi
fragmen jelas.
c) Derajat III , Luka lebar, rusak hebat, atau hilang jaringan sekitar.
4
B. Berdasarkan luas garis fraktur dibedakan menjadi :
1) Fraktur komplit, bila garis patah melalui seluruh penampang atau melalui
kedua korteks tulang.
2) Fraktur inkomplit,bila garis patah tidak melalui seluruh penampang
tulang.
C. Berdasarkan bentuk atau arah garis patah dan hubungannya dengan
mekanisme trauma
1) Fraktur Transversal, fraktur yang arahnya melintang pada tulang dan
merupakan akibat trauma angulasi/langsung. Atau, sumbu panjang tulang
tegak lurus degan bidan fraktur. Biasanya disebabkan karena cedera lipat
dan kecepatan rendah.
2) Fraktur Oblique, fraktur yang arah garis patahnya membentuk sudut
terhadap sumbu tulang dan merupakan akibat trauma angulasi juga.
3) Fraktur Spiral, fraktur yang arah garis patahnya berbentuk spiral yang
disebabkan trauma rotasi dan tenaga putar yang menyebabkan tulang
patah di sepanjang gars robek.
4) Green stick fraktur, suatu fraktur tak sempurna yng ditimbulkan oleh
tenaga angulasi. Konteks yang berlawanan masih intak. Terjadi pada anak-
anak.
5) Fraktur Kompresi, fraktur yang terjadi karena trauma aksial fleksi yang
mendorong tulang ke arah permukaan lain dan berkurangnya panjang atau
lebar segmen tulang yang disebabkan impaksi dari tulang trabekula.
6) Fraktur Avulsi, fraktur yang diakibatkan karena trauma tarikan atau traksi
otot pada insersinya pada tulang. Atau, fraktur yang dihasikan oleh tenaga
traksi pada tulang melalui enthesis
7) Fraktur depresi, fraktur dengan fragmen patahan terdorong ke dalam
8) Fraktur Impaksi, dimana fragmen tulang terdorong ke fragmen tulang
lainnya
5
D. Berdasarkan jumlah garis patah
1) Fraktur Komunitif, fraktur dimana garis patah lebih dari satu dan saling
berhubungan.
2) Fraktur Segmental, fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak
berhubungan.
3) Fraktur Multiple, fraktur dimana garis patah lebih dari satu tapi tidak pada
tulang yang sama.
4) Fraktur Simple, fraktur dimana garis patahan berjumlah 1 garis patahan
atau fraktur
E. Berdasarkan pergeseran fragmen tulang.
1) Fraktur Undisplaced (tidak bergeser), garis patah lengkap tetapi kedua
fragmen tidak bergeser dan periosteum masih utuh.
2) Fraktur Displaced (bergese), terjadi pergeseran fragmen tulang yang juga
disebut lokasi fragmen.
F. Berdasarkan posisi/lokasi fraktur, sebatang tulang terbagi menjadi 3 bagian:
1) Tulang Panjang
a. 1/3 proksimal
b. 1/3 tengah
c. 1/3 distal
2) Tulang Melintang
a. 1/3 medial
b. 1/3 mid / tengah
c. 1/3 lateral
6
2.2 Alat Bantu Jalan
Alat bantu jalan yaitu alat yang digunakan untuk membantu pasien agar
dapat berjalan dan bergerak. Alat bantu jalan merupakan alat yang dipergunakan
untuk memudahkan pasien dalam berjalan agar terhindar dari resiko cedera dan
juga menurunkan ketergantungan pada orang lain. Alat bantu jalan pasien adalah
alat bantu yang digunakan pada pasien yang mengalami penurunan kekuatan otot
dan patah tulang pada anggota gerak bawah serta gangguan keseimbangan.
Masing-masing alat bantu jalan memiliki indikasi penggunaan dan cara
penggunaan yang berbeda. Ada beberapa faktor yang dipertimbangkan untuk
menentukan pola berjalan dengan menggunakan alat bantu jalan, antara lain
kemampuan pasien untuk melangkah dengaan satu atau kedua tungkai,
kemampuan weight bearing (tumpuan berat) dan keseimbangan pasien dengan
satu kaki atau kedua tungkai, dan kemampuan kedua AGA (Anggota Gerak
Atas) untuk mempertahankan weight bearing dan AMP (Austin Moore
Prosthesis), keseimbangan, serta kemampuan mempertahankan tubuh dalam
posisi berdiri. Manfaat penggunaan alat bantu bagi pasien :
1. Memelihara dan mengembalikan fungsi otot.
2. Mencegah kelainan bentuk, seperti kaki menjadi bengkok.
3. Memelihara dan meningkatkan kekuatan otot.
4. Mencegah komplikasi, seperti otot mengecil dan kekakuan sendi.
7
memperbaiki keseimbangan dengan meningkatkan area dasar penunjang berat
badan dan meningkatkan keseimbangan lateral. Walker mempunyai beberapa
kelemahan yaitu sulit digunakan bila melewati pintu dan tempat yang sempit,
mengurangi ayunan lengan dan terjadi abnormal fleksi punggung ketika
berjalan. Secara umum, walker tidak dapat digunakan di tangga.
Macam-macam walker :
1.Standard Walker 2. Front Wheeled Walker 3. Wheel Walker
8
keseimbangan tidak dapat menunjang berat badan. Cane sekarang dapat
digunakan untuk menunjang berat badan dan biasanya digunakan bila
memerlukan salah satu ekstremitas atas untuk mencapai keseimbangan dan
menunjang berat badan. Tongkat berkaki panjang lurus (stick atau single
straight-legged) lebih umum digunakan untuk sokongan dan keseimbangan
klien yang kekuatan kakinya menurun. Di kakinya terdapat sumbat untuk
mengurangi resiko terpeleset pada klien.
1. Multiple legged Cane 2. Offset Cane 3. Standard Alumunium Cane
9
Cara Penggunaan (Cara Kerja)
1. Aturlah tinggi tongkat sesuai dengan kebutuhan klien.
2. Klien mulai berjalan menggunakan tongkat sebagai pembantu menyokong
tubuh.
3. Tongkat ini harus dipakai di sisi tubuh yang terkuat. Cane memperluas area
untuk menunjang berat badan sehingga dapat meningkatkan keseimbangan
tubuh.
3) Kursi Roda
Kursi roda adalah alat bantu yang digunakan oleh orang yang mengalami
kesulitan berjalan menggunakan kaki, baik dikarenakan oleh penyakit, cedera,
maupun cacat. Alat ini bisa digerakkan dengan didorong oleh pihak lain,
digerakkan dengan menggunakan tangan, atau digerakkan dengan
menggunakan mesin otomatis. Diperkirakan konsep pertama dari sebuah kursi
roda telah diciptakan lebih dari 6.000 tahun yang lalu. Kursi roda manual
adalah kursi roda digerakkan dengan tangan si penderita cacat, merupakan
kursi roda yang biasa digunakan untuk semua kegiatan. Kursi roda manual
dapat dioperasikan dengan bantuan orang lain maupun oleh penggunanya
sendiri. Kursi roda seperti ini tidak dapat dioperasikan oleh penderita cacat
yang mempunyai kecacatan ditangan.
10
Cara Penggunaan (Cara Kerja)
1. Klien didudukkan di kursi roda.
2. Buka tempat penopang kaki kemudian letakkan kaki klien di penopang
sehingga nyaman.
3. Untuk menggerakkannya klien perlu memegang tempat khusus pegangan
tangan untuk berjalan dan kemudian menjalankan kursi roda. Atau bisa
juga dengan cara didorong oleh orang lain.
11
2. Kruk Aksila
Mempunyai garis permukaan yang seperti bantalan pada bagian atas,
dimana berada tepat di bawah aksila. Pegangan tangan berbentuk batang yang
dipegang setinggi telapak tangan untuk menyokong tubuh. Panjang
pendeknya kruk bisa disesuaikan dengan aksila pasien. Kruk harus diukur
panjang yang sesuai dan klien harus diajarkan menggunakan kruk mereka
dengan aman, untuk mencapai kestabilan gaya berjalan, naik dan turun
tangga serta bangkit dari duduk. Kruk memperluas area dasar, dengan
demikian juga meningkatkan keseimbangan. Berbeda dengan cane, crutch
dapat menunjang seluruh berat badan. Jenis kruk ini dapat mentransfer
sampai 80% berat badan.
12
B) Fungsi Kruk
1) Sebagai alat bantu berjalan.
2) Mengatur atau memberi keseimbangan waktu berjalan.
3) Membantu menyokong sebagian berat badan.
13
F) Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Menggunakan Kruk
1) Perawat atau keluarga harus memperhatikan ketika klien akan
menggunakan kruk.
2) Monitor klien saat memeriksa penggunaan kruk dan observasi untuk
beberapa saat sampai problem hilang.
3) Perhatikan kondisi klien saat mulai berjalan.
4) Sebelum digunakan, cek dahulu kruk untuk persiapan.
5) Perhatikan lingkungan sekitar.
6) Gunakan wc duduk untuk buang air besar.
7) Bila tidak ada wc duduk, gunakan wc biasa dengan kursi yang tengahnya
diberi lubang.
8) Jaga keseimbangan tubuh.
G) Persiapan Pasien
1) Memperkenalkan diri
2) Bina hubungan saling percaya
3) Meminta pengunjung atau keluarga meninggalkan ruangan
4) Menjelaskan tujuan
5) Menjelasakan langkah prosedur yang akan di lakukan
6) Menyepakati waktu yang akan di gunakan
14
4) Pada posisi telentang-ujung kruk berada 15cm di samping tumit klien.
Tempatkan ujung pita pungukur dengan lebar tiga sampai empat jari(4-
5cm) dari aksila dan ukur sampai tumit klien.
5) Pada posisi berdiri-posisi kruk dan ujung kruk berada 14-15 cm di
samping dan 14-15 cm di depan kaki klien. Dengan motede lain, siku
harus direfleksikan 15 sampai 30 derajat. Fleksi siku harus diperiksa
dengan goniometer.
6) Lebar bantalan kruk harus 3-4 lebar jari di bawah aksila.
7) Tempat berjalan, seperti lorong rumah sakit atau taman yang dilengkapi
dengan tempat latihan untuk berjalan.
J) Tahap Orientasi
1) Memberi salam , panggil klien dengan panggilan yang disenangi
2) Memperkenalkan nama perawat
3) Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien atau keluarga
4) Menjelaskan tentang kerahasiaan
K) Tahap Kerja
1) Kaji toleransi aktifitas, kekuatan, nyeri, koordinasi, kemampuan
fungsional, dan penyakit
2) Menjelaskan prosedur kepada klien dan keluarga
3) Memeriksa lingkungan untuk memastikan tidak rintangan di jalan klien
4) Menentukan tempat istirahat klien setelah latihan
5) Minta klien berdiri dengan posisi tripod, sebelum kruk berjalan
15
6) Atur kesejajaran kaki ,tubuh klien, dan ukur tinggi kruk sempai aksila.
7) Klien memposisikan kruk pertama kali lalu memposisikan kaki yang
berlawanan (mis. Kruk kanan dengan kaki kiri)
8) Klien mengulangi urutan cara ini dengan kruk dan kaki yang lain.
9) Minta klien Mulai mendemostrasikan teknik cara berjalan dari posisi
tripod dengan alat yang berada 6 inci ke samping dan ke depan temapat
berdiri.
17
e) Berpindah Dari Duduk Ke Berdiri
1. Pegang kedua kruk di tangan pada sisi yang sakit (pegang kruk
bersamaan an mendatar).
2. Bangkit berdiri dengan tangan menekan dasar penyokong stabil
(kunci tempat tidur, lengan atau dudukan kursi), bebankan berat
badan pada kaki yang lbih kuat, dan angkat tubuh.
3. Berdiri dengan punggung lurus, bebankan berat badan pada kaki
yang lebih kuat dan kruk.
4. Tempatkan kedua kruk setinggi kaki
5. Majukan kaki yang tidak sakit sambil bertumpu pada pegangan
kruk.
6. Tarik kaki yang sakit dan kruk sambil membebankan berat badan
pada kaki yang lebih kuat.
18
4. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan kruk.
19
L) Tahap Terminasi
1. Menyimpulkan hasil prosedur yang dilakukan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berikan reinforcement sesuai dengan kemampuan klien
M) Tahap Evaluasi
Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan kegiatan
N) Tahap Dokumentasi
Catat seluruh hasil tindakan dalam catatan keperawatan
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fraktur adalah rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan tekanan eksternal
yang datang lebih besar dari yang diserap oleh tulang. Fraktur sendiri merupakan
kerusakan structural dalam tulang, lapisan epifisis atau permukaan sendi tulang
rawan. Alat bantu jalan yaitu alat yang digunakan untuk membantu pasien agar
dapat berjalan dan bergerak. Alat bantu yang biasa digunakan yaitu Walker,
Tongkat atau cane atau stick, Kursi Roda dan kruk. Kruk terbuat dari kayu atau
logam dengan panjang yang cukup untuk diraih dari axilla sampai ke tanah atau
lantai. Kruk memiliki permukaan cekung yang disesuaikan di bawah lengan dan
sebuah balok melintang untuk tangan untuk menyangga berat badan.
3.2 Saran
Penulis berharap bahwa makalah yang penulis tampilkan mampu membantu
mahasiswa/i dalam mempelajari dan mengetahu lebih dalam mengenai fraktur
dan alat-alat bantu yang digunakan dalam membantu pasien yang mengalami
patah tulang, semoga ilmu yang penulis sampaikan dapat bermanfaat.
21
DAFTAR PUSTAKA
Davies Kim: 2007. Buku Pintar Nyeri Tulang dan Otot, Dina Mardiana, Erlangga.
Jakarta
http://www.scribd.com/doc/86545197/makalah-askep-fraktur
http://academia.edu
https://www.kompasiana.com
22
23