Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Sainsmat, Maret 2013, Halaman 1-13 Vol. II, No.

1
ISSN 2086-6755
http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat

Kajian Pemeriksaan Makroskopik Spermatozoa Manusia


Melalui Pemberian Nutrisi Kerang Darah
(Anadara Granosa L.)
Macroscopic Examination of Human Spermatozoa Through Nutrition
of Blood Cockle’s (Anadara granosa L.)
Eddyman W. Ferial*, Ahmad Muchlis

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Universitas Hasanuddin. Jl. Perintis Kemerdekaan, Makassar

Received 3 Januari 2013 / Accepted 6 Februari 2013

ABSTRAK
Kajian pemeriksaan makroskopik spermatozoa manusia melalui pemberian nutrisi
kerang darah Anadara granosa L. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis perbedaan kualitas spermatozoa sebelum dan sesudah mengkonsumsi Kerang
Darah Anadara granosa L. pada pasien infertilitas. Penelitian ini dilaksanakan di
Makassar, Sulawesi Selatan. pengambilan sampel spermatozoa dilakukan dari pasien
infertilitas di Laboratorium Prodia Makassar. Pengambilan kerang Darah Anadara
Granosa L. di Pulau Pannikiang Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Analisis data
yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah
pemberian Kerang Darah Anadara granosa L. digunakan uji T. Pemberian gizi plasebo
dosis 1 X 1 kapsul/hari tidak memberikan efek atau perbaikan yang signifikan terhadap
makroskopik (volume, pH, bau dan warna) spermatozoa. Pemberian gizi kapsul Kerang
darah dosis 1 X 1 dan 2 X 1 kapsul/hari mampu memberikan efek atau perbaikan yang
signifikan terhadap makroskopik (volume, pH, bau dan warna) spermatozoa.

Kata kunci: Makroskopik, spermatozoa, Anadara granosa L.

ABSTRACT

This research aims to identify and analyze the differences of quality in sperm before
and after consuming blood cockle Anadara granosa L. to patients with infertility. This
research was conducted in Makassar, South Sulawesi. Spermatozoa samples was taken
from patients with infertility in Prodia Laboratory Makassar. The blood cockle Anadara
granosa L. was taken in Panikiang Island Tanete Rilau Subdistrict Barru Regency.

*Korenspondensi:
email: eddy_ferial@yahoo.com

1
Eddyman dan Ahmad (2013)

Analysis of the data using t test to determine whether there is diffence between before and
after the giving of blood cockle Anadara granosa L.The results showed that nutritional
placebo dose of 1 x 1 capsule per day had no effect or significant improvements to the
macroscopic condition (volume, pH, scent and color) of spermatozoa, while nutritional
dose of blood cockle 1 x 1 and 2 x 1 per day provides significant improvements to the
macroscopic condition (volume, pH, scent and color) of spermatozoa.
Key words: Macroscopic, Spermatozoa, Anadara granosa L.

PENDAHULUAN salah tempat (hypo-epispadia), antibodi


pembunuh sperma, cystic fibrosis, kanker
Infertilitas merupakan salah satu testis.
gangguan dalam kesehatan reproduksi. Selain dari beberapa hal penyebab
Infertilitas didefinisikan sebagai infertilitas di atas, salah satu penyebab
ketidakmampuan untuk menghasilkan menurunnya kualitas spermatozoa pada
konsepsi setelah hubungan teratur tanpa manusia kemungkinan besar dikarenakan
menggunakan alat kontrasepsi setelah satu kurangnya mineral khususnya zinc dimana
tahun (Rowe, et.al., 2000). Sebanyak 30% mikronutrien ini mempunyai makna
penyebab infertilitas adalah faktor pria penting dalam reproduksi. Menurut Lewis
yaitu kualitas spermatozoa yang abnormal (1996), Zn berperan dalam produksi dan
(Johnson, 2003). Kualitas spermatozoa viabilitas, mencegah degradasi dan
dalam air mani (semen) ditentukan oleh stabilisasi membran spermatozoa.
jumlah, motilitas dan morfologinya (normal Defisiensi Zn menyebabkan impotensi dan
atau abnormal) (WHO, 1999). hipogonadisme (Bedwal, 1994). Penelitian
Tendean (2009) menyatakan ada lebih lanjut menunjukkan konsentrasi Zn
beberapa hal penyebab infertilitas antara pada laki-laki infertil lebih rendah
lain; 1) disebabkan oleh penurunan dibandingkan laki-laki fertil (Chia, 2000).
motilitas sperma sebagai konsekuensi dari Sedang kalsium dibutuhkan untuk proses
disfungsi mitokondria sehingga tidak fisiologi spermatozoa termasuk motilitas,
tersedianya produksi energi yang cukup; metabolisme, reaksi akrosom dan fertilisasi
dan 2) disfungsi dari reseptor progresteron (Lindenmann, 1987; dan Yanamigachi,
non-genomik. 1981).
Berdasarkan data dari majalah Kandungan gizi yang terdapat pada
kesehatan (2010) menyatakan bahwa kerang dapat dijadikan sebagai sumber
penyebab infertilitas yang paling umum makanan yang dapat memperbaiki dan
terjadi pada pria antara lain: bentuk dan meningkatkan kualitas spermatozoa.
gerakan sperma yang tidak sempurna, Lemak dari golongan kolesterol kerang
konsentrasi sperma rendah, tidak ada berfungsi sebagai bahan untuk sintesis
semen, varikosel (varicocele), testis tidak testosteron, hormon yang berfungsi untuk
turun, kekurangan hormon testosterone, pematangan spermatozoa (Soeharso, 2004).
kelainan genetik, infeksi, masalah seksual, Laki-laki yang mengkonsumsi lemak
ejakulasi balik, sumbatan di epididimis atau moderat (lemak mono tak jenuh dan lemak
saluran ejakulasi, lubang kencing yang jenuh) memiliki kandungan testosteron

2
Kajian Pemeriksaan Makroskopik Spermatozoa Manusia

yang lebih tinggi daripada laki-laki yang Kerang darah A. granosa L. diambil dari
mengkonsumsi lemak rendah (Soeharso, Pulau Pannikiang Kecamatan Tanete Rilau
2004). Oleh sebab itu dilakukan penelitian Kabupaten Barru. Pembuatan kapsul
dengan melihat berbagai aspek: biologi kerang dilakukan di Laboratorium
reproduksi, distribusi dan populasi kerang, Pengembangan Produk, Pusat Penelitian
taksonomi, kandungan gizi dan pengaruh Pangan, Gizi dan Kesehatan, Pusat
konsumsi kerang pada laki-laki yang Kegiatan Penelitian UNHAS. Sementara itu
memiliki kualitas spermatozoa yang sampel spermatozoa diambil dari pasien
abnormal. Apalagi pemanfaatan kerang di infertilitas dan diuji di Laboratorium Prodia
lingkungan masyarakat yang secara sosial Makassar, sedangkan pemotretan
belum terlalu meluas karena beberapa spermatozoa dilakukan di Pusat Rujukan
faktor diantaranya: tidak semua orang suka Nasional (PRN).
mengonsumsi kerang, jarang ditemui di
pasar (biasanya banyak ditemui di pasar Subjek Penelitian
pelelangan ikan di pinggir pantai). Subjek penelitian adalah 36 orang dari
Berdasarkan data bahwa infertilitas 150 orang pasien yang pada penelitian awal
pria telah menyebabkan 40% terindikasi mengalami gangguan infertilitas
ketidaksuburan pasangan suami istri dan relawan berusia 16 – 40 tahun. Subjek
(pasutri) dan hasil uraian tentang dibagi ke dalam 3 kelompok yang masing-
kandungan gizi kerang darah Anadara masing terdiri dari 12 orang yang kemudian
granosa L serta hasil penelitian diberikan perlakuan pemberian ekstrak
sebelumnya tentang kerang, maka Kerang Darah Anadara granosa L. 1 x 1
dilakukan penelitian tentang pemeriksaan dan 2 x 1 sebagai kelompok kasus serta
makroskopik spermatozoa manusia dengan dengan pemberian plasebo 1 x 1 sebagai
pemberian Kerang Darah Anadara granosa kelompok kontrol.
L. Pengujian ini bertujuan untuk
Pengumpulan Data
mengetahui perbedaan makroskopik
Spermatozoa diambil dari penderita
spermatozoa sebelum dan sesudah
infertilitas yang berpuasa seks selama 3-4
mengonsumsi kerang darah Anadara
hari di laboratorium.
granosa L. pada pasien infertilitas.
Analisis Data
BAHAN DAN METODE
Data dikumpulkan melalui anamnesis
Desain Penelitian dan pemeriksaan fisik. Analisis
Rancangan/desain penelitian ini makroskopik (volume, pH, warna dan
bersifat studi pre-experimental (studi pra- viskositas semen) dilakukan secara klinis
eksperimental) dengan cara one group pre- atau laboratorium dilakukan berdasarkan
test – post-test design terhadap kualitas standar WHO. Data kuantitatif kualitas
makroskopik spermatozoa, yaitu spermatozoa dianalisis sebelum dan
melakukan satu kali pengukuran (pre-test) sesudah pemberian kapsul Kerang Darah
sebelum dilakukan perlakuan (treatment) Anadara granosa L. dan placebo dengan
dan setelah diberikan perlakuan (post-test).

3
Eddyman dan Ahmad (2013)

menggunakan Uji t yang diolah dengan pada Kelompok Kontrol dengan


menggunakan program SPSS 16.0. Pemberian Plasebo 1 x 1.
Berikut pada tabel 1, diberikan hasil
HASIL pre-test dan post-test terhadap kualitas
spermatozoa pada kelompok kontrol
A. Hasil Pre-test dan Post-Test dengan pemberian plasebo 1 x 1 pada
terhadap Kualitas Spermatozoa pasien infertilitas.

Tabel 1. Hasil Pre-test dan Post-Test terhadap Kualitas Spermatozoa


pada Kelompok Kontrol dengan Pemberian Plasebo 1 x 1.

Volume pH
No.
Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
1 1,8 1,8 8,3 8,3
2 1,5 1,6 8,1 8,0
3 1,6 1,6 8,1 8,1
4 1,7 1,7 8,3 8,1
5 1,8 1,8 8,5 8,5
6 1,9 1,9 7,9 7,9
7 1,8 1,8 8,3 8,3
8 1,5 1,6 8,1 8,1
9 1,6 1,6 8,1 8,1
10 1,7 1,7 8,3 8,3
11 1,8 1,8 8,5 8,4
12 1,9 1,9 7,9 7,9

B. Perkembangan Volume Sperma- Tabel 2. Hasil Uji t Terhadap Volume


tozoa Sebelum dan Sesudah pada Spermatozoa Pada Kelompok
Kelompok Kontrol dengan Kontrol Dengan Pemberian
Pemberian Plasebo 1 x 1. Plasebo 1 x 1.

Berikut pada tabel 2 diberikan hasil uji Perkembangan


t terhadap volume spermatozoa terhadap Volume Rerata p
kelompok kontrol dengan pemberian Spermatozoa
plasebo 1 x 1 pada pasien infertilitas. Pre-test 1,7167
Volume 0,166
Post-test 1,7333
Hasil uji t di atas memperlihatkan tidak
ada perbaikan yang signifikan terhadap C. Perkembangan pH Spermatozoa
volume spermatozoa dengan pemberian Sebelum dan Sesudah pada
plasebo 1 x 1 yang ditandai dengan nilai Kelompok Kontrol dengan
p=0,166. Pemberian Plasebo 1 x 1.
Berikut diberikan hasil uji t terhadap
perkembangan pH spermatozoa sebelum

4
Kajian Pemeriksaan Makroskopik Spermatozoa Manusia

dan sesudah pada kelompok kontrol dengan 1 x 1 yang ditandai dengan nilai p=0,069.
pemberian plasebo 1 x 1 pada pasien
infertilitas. D. Perkembangan Bau Semen Sebelum
dan Sesudah pada Kelompok
Tabel 3. Hasil Uji t Terhadap pH Kontrol dengan Pemberian Plasebo
Spermatozoa pada Kelompok 1 x 1.
Kontrol dengan Pemberian Pada prinsipnya bau semen tidak
Plasebo 1 x 1. mengalami abnormal pada kasus infertilitas
ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji
Perkembangan laboratorium terlihat pada tabel 4.
Rerata p
pH Spermatozoa
Setelah dilakukan uji statistik dengan
Pre-test 8,2000
0,069 menggunakan uji Wilcoxon didapatkan
Post-test 8,1625
nilai p=1,000 yang artinya bahwa tidak ada
Hasil uji t memperlihatkan tidak ada perbedaan bau spermatozoa antara sebelum
perbaikan yang signifikan terhadap pH dan sesudah mengkonsumsi plasebo 1 x 1,
spermatozoa dengan pemberian plasebo yakni semua spermatozoa berbau khas

Tabel 4. Perkembangan Bau Semen Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Kasus dengan
Pemberian Plasebo 1 x 1

Bau
No. Sampel Nilai p dari Uji Wilcoxon
Pre-Test Post-Test
1 Khas Khas
2 Khas Khas
3 Khas Khas
4 Khas Khas
5 Khas Khas
6 Khas Khas
1,000
7 Khas Khas
8 Khas Khas
9 Khas Khas
10 Khas Khas
11 Khas Khas
12 Khas Khas

E. Perkembangan Warna Semen Setelah dilakukan uji statistik dengan


Sebelum dan Sesudah pada menggunakan uji Wilcoxon didapatkan
Kelompok kontrol dengan nilai p=1,000 yang artinya bahwa tidak ada
Pemberian Plasebo 1 x 1.
perbedaan warna spermatozoa antara
Pada prinsipnya warna semen tidak sebelum dan sesudah mengkonsumsi
mengalami abnormalitas pada kasus plasebo 1 x 1, yakni semua spermatozoa
infertilitas ini. Hal ini dibuktikan dengan berwarna normal putih keabu-abuan.
hasil uji laboratorium terlihat pada Tabel 5.

5
Eddyman dan Ahmad (2013)

F. Hasil Pre-test dan Post-test terhadap Berikut ini adalah rekapitulasi hasil
Kualitas Spermatozoa pada penelitian terhadap kualitas spermatozoa
Kelompok Kasus dengan Pemberian pada penderita infertilitas dengan
Kerang Darah Anadara granosa L. 1
pemberian Kerang Darah Anadara granosa
x 1.
L. 1 x 1 yang dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 5. Perkembangan Warna Semen Sebelum dan Sesudah Pada Kelompok Kasus
Dengan Pemberian Plasebo 1 x 1.

Bau Nilai p dari Uji


No. Sampel
Pre-Test Post-Test Wilcoxon
1 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
2 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
3 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
4 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
5 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
6 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
1,000
7 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
8 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
9 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
10 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
11 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
12 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan

Tabel 6. Hasil Pre-test dan Post-Test terhadap Kualitas Spermatozoa pada Kelompok
Kasus dengan Kerang Darah Anadara granosa L. 1 x 1

Volume pH
No.
Pre-Test Post-test Pre-Test Post-test
1 1,7 2,00 8,1 7,80
2 1,7 2,10 8,3 7,70
3 1,5 2,20 8,1 8,30
4 1,7 2,00 8,3 7,50
5 0,9 2,00 8,1 7,60
6 1,3 2,00 8,1 7,50
7 1,6 1,60 8,1 7,80
8 1,5 1,50 8,3 7,70
9 1,6 1,60 8,1 8,10
10 1,7 2,00 8,3 7,50
11 1,1 2,00 8,1 7,70
12 1,3 2,00 8,1 7,60

6
Kajian Pemeriksaan Makroskopik Spermatozoa Manusia

G. Perkembangan Volume Sperma- Tabel 8. Hasil Uji t Terhadap pH


tozoa Sebelum dan Sesudah Pada Spermatozoa pada Kelompok
Kelompok Kasus Dengan Kerang Kasus dengan Pemberian
Kerang Darah Anadara
Darah Anadara granosa L. 1 x 1
granosa L. 1 x 1
Berikut diberikan hasil uji t terhadap
perkembangan volume spermatozoa pada Perkembangan
kelompok kasus dengan pemberian kerang pH Rerata p
darah Anadara granosa L. pada pasien Spermatozoa
infertilitas. Pre-Test 8,1667
0,000
Post-Test 7,7333
Tabel 7. Hasil Uji t terhadap Volume
Spermatozoa pada Kelompok I. Perubahan Bau Semen Sebelum dan
Kasus dengan Pemberian Kerang Sesudah pada Kelompok Kasus
Darah Anadara granosa L. 1 x 1. dengan Pemberian Kerang Darah
Anadara granosa L. 1 x 1
Perkembangan Pada prinsipnya bau semen tidak
Volume Rerata p
mengalami abnormal pada kasus infertilitas
Spermatozoa
Pre-Test 1,4667 ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji
0,000 laboratorium terlihat pada tabel 9.
Post-Test 1,9167
Setelah dilakukan uji statistik dengan
Hasil uji t pada tabel di atas menggunakan uji Wilcoxon didapatkan
memperlihatkan ada perbaikan yang nilai p=1,000 yang artinya bahwa tidak ada
signifikan terhadap volume spermatozoa perbedaan antara sebelum dan sesudah
dengan pemberian Kerang Darah Anadara mengkonsumsi kerang darah Anadara
granosa L. 1 x 1 yang ditandai dengan nilai granosa L. 1 x 1.
p = 0,000.
J. Perkembangan Warna Semen
Sebelum dan Sesudah pada
H. Perkembangan pH Spermatozoa
Kelompok Kasus dengan Pemberian
Sebelum dan Sesudah pada
Kerang Darah Anadara granosa L.
Kelompok Kasus dengan Pemberian
1x1
Kerang Darah Anadara granosa L.
1x1 Uji awal terhadap warna semen pada
Berikut ini diberikan hasil uji t pada kasus ini mengalami abnormal. Hal ini
perkembangan pH spermatozoa sebelum dibuktikan dengan hasil uji laboratorium
dan sesudah pada kelompok kasus dengan terlihat pada tabel 10.
pemberian kerang darah Anadara Setelah dilakukan uji statistik dengan
granosa L. pada pasien infertilitas. menggunakan uji Wilcoxon didapatkan
Hasil uji t pada tabel 8 memperlihatkan nilai p=0,046 yang artinya bahwa ada
ada perbaikan yang signifikan terhadap pH perbedaan atau perbaikan warna semen
spermatozoa dengan pemberian Kerang sesudah mengkonsumsi kerang darah
Darah Anadara granosa L. 1 x 1 yang Anadara granosa L. 1 x 1.
ditandai dengan nilai p=0,000.

7
Eddyman dan Ahmad (2013)

Tabel 9. Perkembangan Bau Semen Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Kasus dengan
Pemberian Kerang Darah Anadara granosa L. 1 x 1.

Bau
No. Sampel Nilai p dari Uji Wilcoxon
Pre-Test Post-Test
1 Khas Khas
2 Khas Khas
3 Khas Khas
4 Khas Khas
5 Khas Khas
6 Khas Khas
1,000
7 Khas Khas
8 Khas Khas
9 Khas Khas
10 Khas Khas
11 Khas Khas
12 Khas Khas

Tabel 10. Perkembangan Warna Spermatozoa Sebelum dan Sesudah pada Kelompok
Kasus dengan Pemberian Kerang Darah Anadara granosa L. 1 x 1.

No. Warna Nilai p dari Uji


Sampel Pre-Test Post-Test Wilcoxon
1 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
2 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
3 Putih Kekuningan / Keruh Putih Keabu-abuan
4 Putih Kekuningan / Keruh Putih Keabu-abuan
5 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
6 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
0,046
7 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
8 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
9 Putih Kekuningan / Keruh Putih Keabu-abuan
10 Putih Kekuningan / Keruh Putih Keabu-abuan
11 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan
12 Putih Keabu-abuan Putih Keabu-abuan

K. Hasil Pre-test dan Post-test terhadap Berikut ini adalah rekapitulasi hasil
Kualitas Spermatozoa pada penelitian terhadap kualitas spermatozoa
Kelompok Kontrol Dengan pada penderita infertilitas dengan
Pemberian Kerang Darah Anadara
pemberian kerang darah Anadara granosa
granosa L. 2 x 1.
L. 2 x 1 yang dapat dilihat pada tabel 11.

8
Kajian Pemeriksaan Makroskopik Spermatozoa Manusia

Tabel 11. Hasil Pre-test dan Post-Test terhadap Kualitas Spermatozoa pada
Kelompok Kasus dengan Kerang Darah Anadara granosa L. 2 x 1

Volume pH
No.
Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
1 1,2 2,3 8,5 7,8
2 1,5 2,3 8,1 7,7
3 1,7 2,2 8,5 7,8
4 1,2 2,2 8,1 7,5
5 1,3 2,3 8,1 7,3
6 1,7 2,2 8,5 7,2
7 1,2 2 8,5 7,8
8 1,5 2,3 8,1 7,7
9 1,8 2,4 8,5 7,8
10 1,2 2,2 8,1 7,5
11 1,3 2,1 8,1 7,3
12 1,6 2,2 8,5 7,2

L. Perkembangan Volume Sperma- darah Anadara granosa L. 2 x 1 yang


tozoa Sebelum dan Sesudah pada ditandai dengan nilai p=0,000.
Kelompok Kasus dengan Kerang
Darah Anadara granosa L. 2 x 1 M. Perkembangan pH Spermatozoa
Berikut ini diberikan hasil uji t Sebelum dan Sesudah pada
terhadap perkembangan volume Kelompok Kasus dengan Pemberian
spermatozoa sebelum dan sesudah pada Kerang Darah Anadara granosa L.
kelompok kasus dengan kerang darah 2 x 1.
Anadara granosa L. pada pasien
infertilitas. Tabel 13. Hasil Uji t Terhadap pH
Spermatozoa pada Kelompok
Tabel 12. Hasil Uji t Terhadap Volume Kasus dengan Pemberian
Spermatozoa pada Kelompok Kerang Darah Anadara
Kasus dengan Pemberian granosa L. 1 x 1
Kerang Darah Anadara
granosa L. 2 x 1 Perkembangan
pH Rerata p
Perkembangan Spermatozoa
Volume Rerata P Pre-Test 8,3000
Spermatozoa 0,000
Post-Test 7,5500
Pre-Test 1,4333
0,000
Post-Test 2,2250 Hasil uji t di atas memperlihatkan ada
perbaikan yang signifikan terhadap pH
Hasil uji t di atas memperlihatkan ada
perbaikan yang signifikan terhadap volume spermatozoa dengan pemberian Kerang
spermatozoa dengan pemberian kerang Darah Anadara granosa L. 2 x 1 yang
ditandai dengan nilai p=0,000.

9
Eddyman dan Ahmad (2013)

N. Perubahan Bau Semen Sebelum dan Setelah dilakukan uji statistik dengan
Sesudah pada Kelompok Kasus menggunakan uji Wilcoxon didapatkan
dengan Pemberian Kerang Darah nilai p = 1,000 yang artinya bahwa tidak
Anadara granosa L. 2 x 1.
ada perbedaan antara sebelum dan sesudah
Pada prinsipnya bau semen tidak
mengkonsumsi kerang darah Anadara
mengalami abnormal pada kasus infertilitas
granosa L. 2 x 1.
ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji
laboratorium terlihat pada tabel 14.

Tabel 14. Perubahan Bau Semen Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Kasus dengan
Pemberian Kerang Darah Anadara granosa L. 2 x 1

Bau
No. Sampel Nilai p dari Uji Wilcoxon
Pre-Test Post-Test
1 Khas Khas
2 Khas Khas
3 Khas Khas
4 Khas Khas
5 Khas Khas
6 Khas Khas
1,000
7 Khas Khas
8 Khas Khas
9 Khas Khas
10 Khas Khas
11 Khas Khas
12 Khas Khas

O. Perkembangan Warna Spermatozoa PEMBAHASAN


Sebelum dan Sesudah pada
Kelompok Kasus dengan Pemberian Analisis Makroskopik Spermatozoa
Kerang Darah Anadara granosa L. terhadap Pemberian Plasebo 1 X 1
2 x 1. sebagai Kelompok Kontrol, Pemberian
Pada prinsipnya warna spermatozoa Kapsul Kerang Darah Anadara granosa
tidak mengalami abnormal pada kasus L. 1 x 1 dan Pemberian Kapsul Kerang
Darah Anadara granosa L. 2 x 1 sebagai
infertilitas ini. Hal ini dibuktikan dengan
Kelompok Kasus.
hasil uji laboratorium terlihat pada tabel 15.
Pada pemeriksaan makroskopis, warna
Setelah dilakukan uji statistik dengan
spermatozoid yang normal adalah putih
menggunakan uji Wilcoxon didapatkan
keabuan/putih mutiara. Dari hasil
nilai p=1,000 yang artinya bahwa tidak ada
pengamatan semen yang dilakukan ternyata
perbedaan warna spermatozoa sebelum dan
warna semen pada kelompok perlakuan
sesudah mengkonsumsi kerang darah
sebelum dan sesudah mengonsumsi gizi
Anadara granosa L. 2 x 1.
kerang darah adalah normal yaitu berwarna

10
Kajian Pemeriksaan Makroskopik Spermatozoa Manusia

putih keabu-abuan.Jika spermatozoid benang dengan panjang > 2 cm. Selain itu,
berwarna jernih/bening, maka biasanya dihitung pula waktu jatuhnya tetesan
ditafsirkan sebagai mani encer. Apabila pertama, waktu normal 2 detik. Dari Tabel
didapatkan sel-sel darah merah, maka 7. hasil pemeriksaan spermatozoid pada
sperma berwarna kecoklatan, disebabkan kelompok kontrol menunjukkan bahwa
adanya hemoglobin (Wibisono, 2010). spermatozoid tidak mengalami perbaikan,
Hasil penelitian ini juga didukung oleh sedangkan pada kelompok perlakuan
Yatim (1982), warna normal spermatozoid mengalami perbaikan. Menurut Hermanto
adalah seperti lem atau kanji atau putih (2000), Semen yang terlalu encer maupun
kelabu. Jika agak lama abstinensi akan terlalu kental kurang baik bagi sperma.
berwarna kekuningan. Pada semen yang mempunyai viskositas
Pada pemeriksaan bau semen, pada tinggi, kecepatan gerak spermatozoid akan
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, terhambat. Dengan demikian, akan
keduanya memberikan hasil yang sama mengurangi kesuburan pria tersebut.
yaitu sama-sama memiliki bau Sebaliknya, semen yang terlalu encer
spermatozoid yang khas untuk pre-test dan biasanya mengandung jumlah spermatozoid
post-test. Wibisono (2010) mengatakan yang rendah sehingga kesuburan juga
bahwa spermatozoid memiliki bau khas berkurang.
yaitu seperti bau akasia. Bau-bau lain Pengukuran pH juga menjadi
seperti amis dan busuk dapat dicurigai pengukuran yang penting. pH harus
adanya lekosit (infeksi) atau sebab-sebab diperiksa dalam waktu 1 jam setelah semen
lain (parasit). dikeluarkan. Nilai normal: > 7,2 (WHO
Volume dapat diukur dengan 1992 : 7,2 – 8,0) (WHO 1987 : 7,2 – 7,8).
menggunakan gelas ukur atau pipet khusus. pH lebih tinggi dari 8,0 patut dicurigai
Menurut Yatim (1982) volume rata-rata adanya infeksi sedangkan lebih rendah dari
spermatozoid pada pria adalah 2,5–3,5ml, 7,0 dengan azoospermia, maka
sedangkan menurut standar sperma normal kemungkinan terjadi disgensi dari vas
dari Freund (1976), volume spermatozoid deferens, vesika seminalis, atau epididimis.
antara 1–5ml. Pada kelompok kontrol Hasil pemeriksaan pH spermatozoid pada
dengan pemberian plasebo dengan dosis 1 kelompok kontrol juga menunjukkan
x 1 kapsul/hari tidak mengalami perbaikan bahwa spermatozoid tidak mengalami
kualitas spermatozoid sedangkan kelompok perbaikan, sedangkan kelompok perlakuan
perlakuan dengan pemberian dosis 1 x 1 dengan pemberian dosis 1 x 1 kapsul/hari
kapsul/hari kelompok perlakuan dengan dan kelompok perlakuan dengan pemberian
pemberian dosis 2 x 1 kapsul/hari dosis 2 x 1 kapsul/hari menunjukkan
mengalami perbaikan kualitas adanya perbaikan kualitas spermatozoid.
spermatozoid. Dari hasil pemeriksaan makroskopik di
Pemeriksaan viskositas pada sperma- atas, dapat dikatakan bahwa konsumsi
tozoid, dikerjakan dengan menggunakan plasebo pada kelompok kontrol tidak
jarum khusus atau pipet Eliasson. memberikan perbaikan terhadap kualitas
Dikatakan normal apabila yang keluar dari spermatozoid sedangkan konsumsi kerang
jarum berupa tetesan, abnormal jika berupa darah pada kelompok perlakuan dengan

11
Eddyman dan Ahmad (2013)

dosis 1 x 1 kapsul/hari dan 2 x 1 (editor), Danforth’s Obstetrics and


kapsul/hari memberikan perbaikan terhadap Gynecology, edisi ke-9. USA: Lippincott
Williams and Wilkins.
kualitas spermatozoid.
Lestari dan Edward. 2004. Dampak
KESIMPULAN Pencemaran Logam Berat Terhadap
Kualitas Air Laut dan Sumber Daya
1. Pemberian gizi plasebo dosis 1 x 1 Perikanan (Studi Kasus Kematian
Massal Ikan-ikan di Teluk Jakarta).
kapsul/hari tidak memberikan efek Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan
atau perbaikan yang signifikan Indonesia.
terhadap makroskopik (volume, Ph, Muhadjir N. 1996. Metodologi Penelitian
bau dan warna semen) spermatozoa Kualitatif. Yogyakarta: Rake Sarasin.
pada kelompok kasus atau subjek yang Mukti B. 2006. Desain dan Ukuran Sampel
mengalami infertilitas. Untuk Penelitian Kuantitatif dan
2. Pemberian gizi kapsul Kerang darah Kualitatif Di Bi-dang Kesehatan.
Yogyakarta: Gadjah Mada University
dosis 1 x 1 kapsul/hari mampu
Press.
memberikan efek atau perbaikan yang
Razak A. 2008. Kesehatan Gratis Sebagai Ko-
signifikan terhadap makroskopik
moditi Politik: Suatu Tinjauan Prospektif
(volume, pH, bau dan warna semen) Pembia-yaan Kesehatan. Makassar:
spermatozoa pada kelompok kasus Hasanuddin University Press.
atau subjek yang mengalami Rowe PJ, Frank HC, Timothy BH, dan Ahmed
infertilitas. MAM. 2000. WHO Manual for the
3. Pemberian gizi kapsul Kerang darah standardized Investigation, Diagnosis
and Management of the Infertile Male.
dosis 2 x 1 kapsul/hari juga mampu UK: Cambridge University Press.
memberikan efek atau perbaikan yang
Setyono DED. 2006. Karakteristik Biologi dan
signifikan terhadap makroskopik Produk Kekerangan Laut. Oseana. 31: 5.
(volume, pH, bau dan warna semen)
Soekendarsi E., 2004. Biologi Reproduksi dan
spermatozoa pada kelompok kasus Upaya Pemijahan Keong Mata Lembu
atau subjek yang mengalami Turbo argyrostoma Linnaeus. 1758.
infertilitas. Pemberian gizi kapsul [Disertasi]. Institut Pertanian Bogor.
kerang darah dosis 2 x 1 kapsul/hari Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Admi-
memiliki efektivitas yang lebih baik nistrasi. Bandung: Alfabeto.
daripada dosis 1 x 1 kapsul/hari da- Suprapti NH. 2008. Kandungan Chromium
lam memperbaiki makroskopik pada Perairan, Sedimendan Kerang
Darah Anadara granosa L. di Wilayah
spermatozoa.
Pantai sekitar Muara Sayung, Desa
Morosari Kabupaten Demak, Jawa
DAFTAR PUSTAKA Tengah. Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Diponegoro.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Kepmenkes
No. 125/Menkes/SK/II/2008 tentang Syafei C. 2009. Jamkesmas dan Permasalahan
Pendoman Pelaksanaan Jaminan di Sumut. http:// waspada.co.id. Diakses
Kesehatan Masyarakat (JAM-KESMAS) 25 Mei 2009.
2008. Jakarta: Depkes RI. Tendean OS. 2009. Fertilisasi Sperma.
Johnson JV. 2003. Infertility, dalam Scott JR, Manado: Fakultas Kedokteran
Gibbs RS, Karlan BY, Haney AF Universitas Sam Ratulangi,.

12
Kajian Pemeriksaan Makroskopik Spermatozoa Manusia

Watters TG dan Scott HO. 1998.


Metamorphosis of Freshwater Mussel
Bivalvia. The American Midland
Naturalist. 1: 49-57.
WHO. 1999. WHO Laboratory Manual for the
Examination of Human Semen and
semen – Cervical Mucus Interaction, 4th
ed.UK: Cambridge University Press.

13

Anda mungkin juga menyukai