1
ISSN 2086-6755
http://ojs.unm.ac.id/index.php/sainsmat
ABSTRAK
Kajian pemeriksaan makroskopik spermatozoa manusia melalui pemberian nutrisi
kerang darah Anadara granosa L. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis perbedaan kualitas spermatozoa sebelum dan sesudah mengkonsumsi Kerang
Darah Anadara granosa L. pada pasien infertilitas. Penelitian ini dilaksanakan di
Makassar, Sulawesi Selatan. pengambilan sampel spermatozoa dilakukan dari pasien
infertilitas di Laboratorium Prodia Makassar. Pengambilan kerang Darah Anadara
Granosa L. di Pulau Pannikiang Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Analisis data
yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan sebelum dan sesudah
pemberian Kerang Darah Anadara granosa L. digunakan uji T. Pemberian gizi plasebo
dosis 1 X 1 kapsul/hari tidak memberikan efek atau perbaikan yang signifikan terhadap
makroskopik (volume, pH, bau dan warna) spermatozoa. Pemberian gizi kapsul Kerang
darah dosis 1 X 1 dan 2 X 1 kapsul/hari mampu memberikan efek atau perbaikan yang
signifikan terhadap makroskopik (volume, pH, bau dan warna) spermatozoa.
ABSTRACT
This research aims to identify and analyze the differences of quality in sperm before
and after consuming blood cockle Anadara granosa L. to patients with infertility. This
research was conducted in Makassar, South Sulawesi. Spermatozoa samples was taken
from patients with infertility in Prodia Laboratory Makassar. The blood cockle Anadara
granosa L. was taken in Panikiang Island Tanete Rilau Subdistrict Barru Regency.
*Korenspondensi:
email: eddy_ferial@yahoo.com
1
Eddyman dan Ahmad (2013)
Analysis of the data using t test to determine whether there is diffence between before and
after the giving of blood cockle Anadara granosa L.The results showed that nutritional
placebo dose of 1 x 1 capsule per day had no effect or significant improvements to the
macroscopic condition (volume, pH, scent and color) of spermatozoa, while nutritional
dose of blood cockle 1 x 1 and 2 x 1 per day provides significant improvements to the
macroscopic condition (volume, pH, scent and color) of spermatozoa.
Key words: Macroscopic, Spermatozoa, Anadara granosa L.
2
Kajian Pemeriksaan Makroskopik Spermatozoa Manusia
yang lebih tinggi daripada laki-laki yang Kerang darah A. granosa L. diambil dari
mengkonsumsi lemak rendah (Soeharso, Pulau Pannikiang Kecamatan Tanete Rilau
2004). Oleh sebab itu dilakukan penelitian Kabupaten Barru. Pembuatan kapsul
dengan melihat berbagai aspek: biologi kerang dilakukan di Laboratorium
reproduksi, distribusi dan populasi kerang, Pengembangan Produk, Pusat Penelitian
taksonomi, kandungan gizi dan pengaruh Pangan, Gizi dan Kesehatan, Pusat
konsumsi kerang pada laki-laki yang Kegiatan Penelitian UNHAS. Sementara itu
memiliki kualitas spermatozoa yang sampel spermatozoa diambil dari pasien
abnormal. Apalagi pemanfaatan kerang di infertilitas dan diuji di Laboratorium Prodia
lingkungan masyarakat yang secara sosial Makassar, sedangkan pemotretan
belum terlalu meluas karena beberapa spermatozoa dilakukan di Pusat Rujukan
faktor diantaranya: tidak semua orang suka Nasional (PRN).
mengonsumsi kerang, jarang ditemui di
pasar (biasanya banyak ditemui di pasar Subjek Penelitian
pelelangan ikan di pinggir pantai). Subjek penelitian adalah 36 orang dari
Berdasarkan data bahwa infertilitas 150 orang pasien yang pada penelitian awal
pria telah menyebabkan 40% terindikasi mengalami gangguan infertilitas
ketidaksuburan pasangan suami istri dan relawan berusia 16 – 40 tahun. Subjek
(pasutri) dan hasil uraian tentang dibagi ke dalam 3 kelompok yang masing-
kandungan gizi kerang darah Anadara masing terdiri dari 12 orang yang kemudian
granosa L serta hasil penelitian diberikan perlakuan pemberian ekstrak
sebelumnya tentang kerang, maka Kerang Darah Anadara granosa L. 1 x 1
dilakukan penelitian tentang pemeriksaan dan 2 x 1 sebagai kelompok kasus serta
makroskopik spermatozoa manusia dengan dengan pemberian plasebo 1 x 1 sebagai
pemberian Kerang Darah Anadara granosa kelompok kontrol.
L. Pengujian ini bertujuan untuk
Pengumpulan Data
mengetahui perbedaan makroskopik
Spermatozoa diambil dari penderita
spermatozoa sebelum dan sesudah
infertilitas yang berpuasa seks selama 3-4
mengonsumsi kerang darah Anadara
hari di laboratorium.
granosa L. pada pasien infertilitas.
Analisis Data
BAHAN DAN METODE
Data dikumpulkan melalui anamnesis
Desain Penelitian dan pemeriksaan fisik. Analisis
Rancangan/desain penelitian ini makroskopik (volume, pH, warna dan
bersifat studi pre-experimental (studi pra- viskositas semen) dilakukan secara klinis
eksperimental) dengan cara one group pre- atau laboratorium dilakukan berdasarkan
test – post-test design terhadap kualitas standar WHO. Data kuantitatif kualitas
makroskopik spermatozoa, yaitu spermatozoa dianalisis sebelum dan
melakukan satu kali pengukuran (pre-test) sesudah pemberian kapsul Kerang Darah
sebelum dilakukan perlakuan (treatment) Anadara granosa L. dan placebo dengan
dan setelah diberikan perlakuan (post-test).
3
Eddyman dan Ahmad (2013)
Volume pH
No.
Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
1 1,8 1,8 8,3 8,3
2 1,5 1,6 8,1 8,0
3 1,6 1,6 8,1 8,1
4 1,7 1,7 8,3 8,1
5 1,8 1,8 8,5 8,5
6 1,9 1,9 7,9 7,9
7 1,8 1,8 8,3 8,3
8 1,5 1,6 8,1 8,1
9 1,6 1,6 8,1 8,1
10 1,7 1,7 8,3 8,3
11 1,8 1,8 8,5 8,4
12 1,9 1,9 7,9 7,9
4
Kajian Pemeriksaan Makroskopik Spermatozoa Manusia
dan sesudah pada kelompok kontrol dengan 1 x 1 yang ditandai dengan nilai p=0,069.
pemberian plasebo 1 x 1 pada pasien
infertilitas. D. Perkembangan Bau Semen Sebelum
dan Sesudah pada Kelompok
Tabel 3. Hasil Uji t Terhadap pH Kontrol dengan Pemberian Plasebo
Spermatozoa pada Kelompok 1 x 1.
Kontrol dengan Pemberian Pada prinsipnya bau semen tidak
Plasebo 1 x 1. mengalami abnormal pada kasus infertilitas
ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji
Perkembangan laboratorium terlihat pada tabel 4.
Rerata p
pH Spermatozoa
Setelah dilakukan uji statistik dengan
Pre-test 8,2000
0,069 menggunakan uji Wilcoxon didapatkan
Post-test 8,1625
nilai p=1,000 yang artinya bahwa tidak ada
Hasil uji t memperlihatkan tidak ada perbedaan bau spermatozoa antara sebelum
perbaikan yang signifikan terhadap pH dan sesudah mengkonsumsi plasebo 1 x 1,
spermatozoa dengan pemberian plasebo yakni semua spermatozoa berbau khas
Tabel 4. Perkembangan Bau Semen Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Kasus dengan
Pemberian Plasebo 1 x 1
Bau
No. Sampel Nilai p dari Uji Wilcoxon
Pre-Test Post-Test
1 Khas Khas
2 Khas Khas
3 Khas Khas
4 Khas Khas
5 Khas Khas
6 Khas Khas
1,000
7 Khas Khas
8 Khas Khas
9 Khas Khas
10 Khas Khas
11 Khas Khas
12 Khas Khas
5
Eddyman dan Ahmad (2013)
F. Hasil Pre-test dan Post-test terhadap Berikut ini adalah rekapitulasi hasil
Kualitas Spermatozoa pada penelitian terhadap kualitas spermatozoa
Kelompok Kasus dengan Pemberian pada penderita infertilitas dengan
Kerang Darah Anadara granosa L. 1
pemberian Kerang Darah Anadara granosa
x 1.
L. 1 x 1 yang dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 5. Perkembangan Warna Semen Sebelum dan Sesudah Pada Kelompok Kasus
Dengan Pemberian Plasebo 1 x 1.
Tabel 6. Hasil Pre-test dan Post-Test terhadap Kualitas Spermatozoa pada Kelompok
Kasus dengan Kerang Darah Anadara granosa L. 1 x 1
Volume pH
No.
Pre-Test Post-test Pre-Test Post-test
1 1,7 2,00 8,1 7,80
2 1,7 2,10 8,3 7,70
3 1,5 2,20 8,1 8,30
4 1,7 2,00 8,3 7,50
5 0,9 2,00 8,1 7,60
6 1,3 2,00 8,1 7,50
7 1,6 1,60 8,1 7,80
8 1,5 1,50 8,3 7,70
9 1,6 1,60 8,1 8,10
10 1,7 2,00 8,3 7,50
11 1,1 2,00 8,1 7,70
12 1,3 2,00 8,1 7,60
6
Kajian Pemeriksaan Makroskopik Spermatozoa Manusia
7
Eddyman dan Ahmad (2013)
Tabel 9. Perkembangan Bau Semen Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Kasus dengan
Pemberian Kerang Darah Anadara granosa L. 1 x 1.
Bau
No. Sampel Nilai p dari Uji Wilcoxon
Pre-Test Post-Test
1 Khas Khas
2 Khas Khas
3 Khas Khas
4 Khas Khas
5 Khas Khas
6 Khas Khas
1,000
7 Khas Khas
8 Khas Khas
9 Khas Khas
10 Khas Khas
11 Khas Khas
12 Khas Khas
Tabel 10. Perkembangan Warna Spermatozoa Sebelum dan Sesudah pada Kelompok
Kasus dengan Pemberian Kerang Darah Anadara granosa L. 1 x 1.
K. Hasil Pre-test dan Post-test terhadap Berikut ini adalah rekapitulasi hasil
Kualitas Spermatozoa pada penelitian terhadap kualitas spermatozoa
Kelompok Kontrol Dengan pada penderita infertilitas dengan
Pemberian Kerang Darah Anadara
pemberian kerang darah Anadara granosa
granosa L. 2 x 1.
L. 2 x 1 yang dapat dilihat pada tabel 11.
8
Kajian Pemeriksaan Makroskopik Spermatozoa Manusia
Tabel 11. Hasil Pre-test dan Post-Test terhadap Kualitas Spermatozoa pada
Kelompok Kasus dengan Kerang Darah Anadara granosa L. 2 x 1
Volume pH
No.
Pre-Test Post-Test Pre-Test Post-Test
1 1,2 2,3 8,5 7,8
2 1,5 2,3 8,1 7,7
3 1,7 2,2 8,5 7,8
4 1,2 2,2 8,1 7,5
5 1,3 2,3 8,1 7,3
6 1,7 2,2 8,5 7,2
7 1,2 2 8,5 7,8
8 1,5 2,3 8,1 7,7
9 1,8 2,4 8,5 7,8
10 1,2 2,2 8,1 7,5
11 1,3 2,1 8,1 7,3
12 1,6 2,2 8,5 7,2
9
Eddyman dan Ahmad (2013)
N. Perubahan Bau Semen Sebelum dan Setelah dilakukan uji statistik dengan
Sesudah pada Kelompok Kasus menggunakan uji Wilcoxon didapatkan
dengan Pemberian Kerang Darah nilai p = 1,000 yang artinya bahwa tidak
Anadara granosa L. 2 x 1.
ada perbedaan antara sebelum dan sesudah
Pada prinsipnya bau semen tidak
mengkonsumsi kerang darah Anadara
mengalami abnormal pada kasus infertilitas
granosa L. 2 x 1.
ini. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji
laboratorium terlihat pada tabel 14.
Tabel 14. Perubahan Bau Semen Sebelum dan Sesudah pada Kelompok Kasus dengan
Pemberian Kerang Darah Anadara granosa L. 2 x 1
Bau
No. Sampel Nilai p dari Uji Wilcoxon
Pre-Test Post-Test
1 Khas Khas
2 Khas Khas
3 Khas Khas
4 Khas Khas
5 Khas Khas
6 Khas Khas
1,000
7 Khas Khas
8 Khas Khas
9 Khas Khas
10 Khas Khas
11 Khas Khas
12 Khas Khas
10
Kajian Pemeriksaan Makroskopik Spermatozoa Manusia
putih keabu-abuan.Jika spermatozoid benang dengan panjang > 2 cm. Selain itu,
berwarna jernih/bening, maka biasanya dihitung pula waktu jatuhnya tetesan
ditafsirkan sebagai mani encer. Apabila pertama, waktu normal 2 detik. Dari Tabel
didapatkan sel-sel darah merah, maka 7. hasil pemeriksaan spermatozoid pada
sperma berwarna kecoklatan, disebabkan kelompok kontrol menunjukkan bahwa
adanya hemoglobin (Wibisono, 2010). spermatozoid tidak mengalami perbaikan,
Hasil penelitian ini juga didukung oleh sedangkan pada kelompok perlakuan
Yatim (1982), warna normal spermatozoid mengalami perbaikan. Menurut Hermanto
adalah seperti lem atau kanji atau putih (2000), Semen yang terlalu encer maupun
kelabu. Jika agak lama abstinensi akan terlalu kental kurang baik bagi sperma.
berwarna kekuningan. Pada semen yang mempunyai viskositas
Pada pemeriksaan bau semen, pada tinggi, kecepatan gerak spermatozoid akan
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, terhambat. Dengan demikian, akan
keduanya memberikan hasil yang sama mengurangi kesuburan pria tersebut.
yaitu sama-sama memiliki bau Sebaliknya, semen yang terlalu encer
spermatozoid yang khas untuk pre-test dan biasanya mengandung jumlah spermatozoid
post-test. Wibisono (2010) mengatakan yang rendah sehingga kesuburan juga
bahwa spermatozoid memiliki bau khas berkurang.
yaitu seperti bau akasia. Bau-bau lain Pengukuran pH juga menjadi
seperti amis dan busuk dapat dicurigai pengukuran yang penting. pH harus
adanya lekosit (infeksi) atau sebab-sebab diperiksa dalam waktu 1 jam setelah semen
lain (parasit). dikeluarkan. Nilai normal: > 7,2 (WHO
Volume dapat diukur dengan 1992 : 7,2 – 8,0) (WHO 1987 : 7,2 – 7,8).
menggunakan gelas ukur atau pipet khusus. pH lebih tinggi dari 8,0 patut dicurigai
Menurut Yatim (1982) volume rata-rata adanya infeksi sedangkan lebih rendah dari
spermatozoid pada pria adalah 2,5–3,5ml, 7,0 dengan azoospermia, maka
sedangkan menurut standar sperma normal kemungkinan terjadi disgensi dari vas
dari Freund (1976), volume spermatozoid deferens, vesika seminalis, atau epididimis.
antara 1–5ml. Pada kelompok kontrol Hasil pemeriksaan pH spermatozoid pada
dengan pemberian plasebo dengan dosis 1 kelompok kontrol juga menunjukkan
x 1 kapsul/hari tidak mengalami perbaikan bahwa spermatozoid tidak mengalami
kualitas spermatozoid sedangkan kelompok perbaikan, sedangkan kelompok perlakuan
perlakuan dengan pemberian dosis 1 x 1 dengan pemberian dosis 1 x 1 kapsul/hari
kapsul/hari kelompok perlakuan dengan dan kelompok perlakuan dengan pemberian
pemberian dosis 2 x 1 kapsul/hari dosis 2 x 1 kapsul/hari menunjukkan
mengalami perbaikan kualitas adanya perbaikan kualitas spermatozoid.
spermatozoid. Dari hasil pemeriksaan makroskopik di
Pemeriksaan viskositas pada sperma- atas, dapat dikatakan bahwa konsumsi
tozoid, dikerjakan dengan menggunakan plasebo pada kelompok kontrol tidak
jarum khusus atau pipet Eliasson. memberikan perbaikan terhadap kualitas
Dikatakan normal apabila yang keluar dari spermatozoid sedangkan konsumsi kerang
jarum berupa tetesan, abnormal jika berupa darah pada kelompok perlakuan dengan
11
Eddyman dan Ahmad (2013)
12
Kajian Pemeriksaan Makroskopik Spermatozoa Manusia
13