DISUSUN OLEH :
2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan Rahmat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Book Report mata
kuliah PENDIDIKAN PANCASILA yang berjudul “ Pendidikan Pancasila di Perguruan
Tinggi dan Paradigma Baru Pendidikan Pancasila ’’. Penulis berterima kasih kepada Bapak
dosen yang bersangkutan yang sudah memberikan bimbingannya.
Penulis juga menyadari bahwa tugas ini masih banyak kekurangan oleh karena itu
penulis minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan penulis juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Akhir kata penulis ucapkan terima kasih semoga dapat bermanfaat dan bisa
menambah pengetahuan bagi pembaca.
BAB I PENDAHULUAN
Informasi Bibliografi Buku Utama …………..…………. 1
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan …………..…………. 18
LAMPIRAN …………..………….
BAB I
PENDAHULUAN
Buku Utama
ISBN : 979-450-379-7
Buku Pembanding 1
ISBN : 978-602-217-914-6
Penerbit : Bumi Aksara
Buku Pembanding 2
Penerbit : Kencana
ISBN : 979-3465-03-4
BAB II
BUKU UTAMA
Pancasila telah digunakan sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada pemerintah
yang berkuasa dengan menempatkan Pancasila sebagai satu-satunya asa dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh sebab itu, MPR melalui Sidang Istimewa
tahun 1998 dengan Tap. No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Pedoman Penghayatan
dan Pengamalan Pancasila (P4) dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila
sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar negara dari negara
kesatuan Republik Indonesia harus dilaksanaka secara konsisten dalam kehidupan bernegara.
Pada masa orde lama, Pancasila ditafsirkan dengan nasionalis, agama, dan komunis
(Nasakom) yang disebut dengan Tri Sila, kemudian diperas lagi menjadi EKa Sila (gotong
royong). Pada masa orde baru, Pancasila harus dihayati dan diamalkan dengan berpedoman
kepada butir-butir yang telah ditetapkan oleh MPR melalui Tap. MPR No.II/MPR/1978
tentang P-4.
Pandangan hidup bagi suatu bangsa adalah sesuatu hal yang tidak dapt dipisahkan
dengan kehidupan bangsa itu sendiri. Bangsa tidak memilii pandangan hidup adalah bangsa
yang tidak memiliki kepribadian dan jati diri sehingga bangsa itu mudah terombang-ambing
dari pengaruh yang berkembang dari luar negerinya. Pancasila sebagai kepribadian dan jati
diri bangsa Indonesia merupakan pencerminan nilai-nilai yang telah lama tumbuh dalam
kehidupan bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara harus menjadi sumber bagi segal tindakan para
penyelenggara negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang berlaku dalam kehidupan
bernegara.Oleh karena itu, dalam menghadapi tantangan kehidupan bangsa memasuki
globalisasi, bangsa Indonesia harus tetap memiliki nilai-nilai, yaitu Pancasila sebagai sumber
nilai dalam pelaksanaan kenegaraan yang menjiwai pembangunan nasional dalam bidang
politik, ekonomi, sosial-budaya, dan pertahanan keamanan.
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan
hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal ini bersifat filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan
peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,tingkah laku dan perbuatan dalam
kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi
bangsa Indonesia di mana pun mereka berada.
Pandangan hidup atau filsafat hidup seseorang adalah kristalisasi nilai-nilai yang
diyakini kebenarannya, ketetapan, dan manfaatnya. Hal itulah yang kemudian menimbulkan
tekad untuk mewujudkan dalam bentuk sikap, tingkah laku, dan perbuatan.
Filsafat merupakan kegiatan pemikirn yang tinggi dan murni (tidak terikat langsung
dengan suatu objek), yang mendalam, dan daya pikir subyek manusia dalam memahami
segala sesuatu dalam mencari kebenaran.
Suatu sistem filsafat sedikitnya mengajarkan tentang sumber dan hakikat realitas,
filsafat hidup, dan tata nilai (etika), termasuk teori terjadinya pengetahuan manusia dan
logika. Sebaliknya, filsafat yang mengajarkan hanya sebagian kehidupan (sektoral,
frakmentaris) tak dapat disebut sistem filsafat, melainkan hanya ajaran filosofis seorang ahli
filsafat.
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan
rasional tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan
untuk mendapatkan pokok-pokok pengertiannya secara mendasar dan menyeluruh.
Ideologi Pancasila adalah keseluruhan prinsip normatif yang berlaku bagi negara
Republik Indonesia dan bangsa Indonesia secara keseluruhan, namun filsafat Pancasila akan
mengungkapkan konsep-konsep kebenaran yang bukan saja ditujukan pada bangsa Indonesia,
melainkan bagi manusia pada umumnya.
Pancasila adalah suatu pandangan hidup atau ideology yang mengatur hubugan
manusia dengan Tuhan, antarmanusia, manusia dengan masyarakat atau bangsanya, dan
manusia dengan alam lingkungannya.
Etika politik yaitu yang membahas hukum dan kekuasaan. Fungsi etika politik dalam
masyarakat terbatas pada penyediaan alat-alat teoretis untuk mempertanyakan serta
menjelaskna legitimasi politik secara bertanggung jawab. Tugas etika politik membantu agar
pembahasan masalah-masalah ideologis dapat dijalankan secara obyektif. Suatu keputusan
bersifat politis apabila diambil dengan memperhatikan kepentingan masyarakat secara
keseluruhan. Prinsip-prinsip etika politik yang menjadi titik acuan orientasi moral bagi suatau
negara adalah adanya cita-cita the rule of law, partisipasi demokratis masyarakat, jaminan
hak-hak asasi menurut kekhasan paham kemanusiaan dan struktur sosial budaya masyarkaat
masing-masing dan keadilan sosial.
Nilai adalah suatu yang berharga, berguna, indah, memperkaya batin, dan menyadarkan
manusia akan harkat dan martabatnya. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong
dan mengarahkan sikap dan perilaku manusia. Nilai beroeran sebagai dasar pedoman yang
menentukan kehidupan manusia. Nilai berada dalam hati nurani,kata hati, dan pikiran sebagai
suatu keyakinan, dan kepercayaan yang bersumber dari berbagai sistem nilai.
Moral dapat berupa kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan
masyarakat, negara, dan bangsa. Sebagaimana nilai dan norma, moralpun dapat dibedakan
seperti moral ketuhanan atau agama, moral filsafat, moral etika, moral hukum, moral ilmu
dan sebagainya.
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dijalankan dalam kehidupan sehari-hari
berdasarkan motivasi tertentu. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang
dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi.
Pancasila sebagai nilai dasar fundamental adalah seperangkat nilai yang terpadu berkenaan
dengan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apabila kita memahami pokok-
pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, pada hakikatnya adalah nilai-
nilai Pancasila.
Ideologi adalah gabungan dari dua kata majemuk idea dan logos, yang berasal dari
bahasa Yunani eidos dan logos. Secara sederhana ideology berarti suatu gagasan yang
berdasarkan pemikiran yang sedalam-dalamnya dan merupakan pemikiran filsafat.
Dalam arti luas ideology dipergunakan untuk sega;a kelompok cita-cita, nilai-nilai
dasar, dan keyakinan-keyakinan yang mau dijunjung tinggi sebagai pedoman normatif.
Dalam arti sempit ideology adalah gagasan atau teori yang menyeluruh tentang makna hidup
dan nilai-nilai yang mau menentukan dengan mutlak bagaimana manusia harus hidup dan
bertindak.
Pada zaman Sriwijaya telah didirikan universitas agama Budha yang sidah dikenal di Asia.
Pelajar dari universitas ini dapat melanjutkan studi ke India, banyak guru-guru tamu yang
mengajar di sini dari India, seperti Dharmakitri. Agama yang diakui kerajaan adalah agama
Budha, agama Wisnu, dan agama Syiwa yang telah hidup berdampingan secara damai.
Sebagai tindak lanjut dari janji Jepang, maka tanggal 1 Maret 1945 Jepang mengumuman
akan dibentuk Bada Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Badan
Penyelidik), dalam bahsa Jepang disebut Dokuritu Zyunbi Tyoosakai.
Pengertian hukum dasar yang meiliputi dua macam, yaitu hukum dasar tertulis
(undang-undang dasar) dan hukum dasar tidak tertulis (konvensi). Oleh karena sifatnya
tertulis, maka undang-undang dasar itu rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah.
Undang-undang dasar ialah kumpulan aturan atau ketentuan dalam suatu kodifikasi
mengenai hal-hal yang mendasar atau pokok ketatanegaraan suatu negara sehingga
kepadanya diberikan sifat kekal dan luhur, sedangkan untuk mengubahnya diperlukan cara
ang istimewa serta lebih berat kalau dibandingkan dengan pembuatan atau perubahan
peraturan perundang-undangan sehari-hari.
UUD 1945 adalah hukum dasar yang tertulis, yang mempunyai arti bahwa UUD 1945
mengikat pemerintah, setiap lembaga negara, lembaga masyarakat, dan seluruh warga negara
Indonesia diman pun mereka berada dan setiap pendudukan yang berdomisili di wilayah
negara republic Indonesia. Sebagai hukum, UUD 1945 berisi norma, aturan, dan ketentuan
yang dilaksanakan dan diataati.
Aktulisasi Pancasila secara Objektif yaitu melaksanakan Pancasila dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara, meliputi bidang legislatif, eksekutif, yudikatif, dn dlam bidang
kehidupan kenegaraan lainnnya. Seluruh kehidupan kenegaraan dan tertib hukum Indonesia
didasarlam atas filsafat negara Pancasila, asas politik kedaulatan rakyat dan tujuan negara
berdasarkan asas kerokhanian Pancasila.
Aktulisasi Pancasila secara subjektif yaitu pelaksanaan Pancasila dalam setiap pribadi,
perseorangan, warga negara, dan penduduk. Pelaksanaan Pancaisla secar subjektif sangat
ditentukan oleh kesadaran, ketaatan, serta kesiapan individu untuk mengamalkan pancasila.
Sikap dan tingkah laku seseorang sangat menentukan terlaksananya nilai-nilai Pancasila yang
sesungguhnya dalam segala aspek kehidupan. Oleh sebab itu, Pancasila harus dipahami,
diresapi, dan dihayati oleh setiap orang sehingga terwujud moral Pancasila dalam
perilakunya.
BUKU PEMBANDING 1
Implikasi etis adalah menjadikan Pancasila sebagai sumber norma etik bernegara.
Implikasi yuridis adalah menjadikan Pancasila sebagai sumber hukum negara. Implikasi
politis adalah menjadikan Pancasila sebagai ideologi nasional.
Karakter bangsa adalah berdasar nilai-nilai Pancasila, maka Pancasila jelas menjadi
sumber bagi pendidikan karakter di Indonesia. Nilai-nilai Pancasila juga menjadi tujuan dari
pembangunan karakter bangsa. Pancasila merupakan landasan utama pendidikan karakter
bangsa. Sebagai landasan, Pancasila merupakan rujukan, acuan, dan sekaligus tujuan dalam
pembangunan karakter bangsa. Dalam konteks yang bersifat substansial, pembangunan
karakter bangsa memiliki makna membangun manusia bangsa Indonesia yang berakarakter
Pancasila.
Pancasila menjadi dasar negara, maka ada kewajiban bagi seluruh masyarakat
Indonesia untuk memahami, menerima, mengamalkan, dan mengamankan Pancasila. Salah
satu upaya untuk itu, Pancasila harus disebarluaskan melalui pendidikan Pancasila itu sendiri.
Pancasila yang ditetapkan sebagai filsafat negara Indonesia, nilai-nilainya merupakan nilai-
nilai yang telah lama hidup dan dinamakan oleh bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila yang
lima itu, secara sadar atau tidak telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sesuai dengan konteks
latar belakang suku dan budayanya.
Pancasila sebagai ideology kebangsaan adalah status ketika para pendiri bangsa tenga
mencari, memperjuangkan, dna berusaha merumuskan ideology apa yang kiranya tepat untuk
Indonesia merdeka di kemudian hari. Proses sejarah itu dimulai ketika bangsa Indonesia
henyak menyiapkan kemerdekaan yang diawali dengan pembentukan Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK)
Periode Orde Lama berlangsung antara tahun 1959-1966, yakni saat kepemimpinan
Presiden Soekarno, yang ditandai dengan berlakunya kembali UUD 1945 melalui Dekrit
Presiden 5 Juli 1959. Periode ini juga dapat disebut masa Demokrasi Terpimpin. Pada masa
itu pula, Ir. Soekarno berhasil membawa Pancasila dikenal ke dunia melali pidatonya di
hadapan Sidang Umum PBB tahun 1960.
Orde baru adalah masa pemerintahan Presiden Soeharto antara thaun 1966-1998.
Pemerintahan orde baru ditandai pada saat Jenderal Soerharto diberi kewenangan oleh
Presiden Soerkarno waktu itu untuk mengendalikan keadaan, memulihkan keamanan dna
ketertiban dalam negara setelah terjadinya Pemberontakan G 30 S/PKI. Kewenangan itu
didasarkan pada Surat Perintah 11 Maret 1996.
Ideologi yang pada mulanya adalah gagasan dan cita-cita berkembang secara luas
menjadi suatu paham mengenai seperangkat nilai atau pemikiran yang dipegang oleh seorang
atau sekelompok orang untuk menjadi pegangan hidup. Pancasila sebagai ideologi persatuan
berfungsi mempersatukan rakyat yang majemuk menjadi bangsa yang berkepribadian dan
percaya pada diri sendiri.
Pancasila sebagai ideology pembangunan memberikan legitimasi kekuasaan untuk
melaksanakan pembangunan nasional. Timbulnya kesadaran dalam masyarakat bahwa hidup
perekonomian perlu di tangani dengan segera.mengisi kemerdekaan berarti membangun
bangsa dan pembangunan bangsa berarti memerangi kemiskinaan yang menjadi beban
penderitaan rakyat sejak lama. Sebagai ideology terbuka, Pancasila perlu menjabarkan nilai-
nilai dasarnya melalui interpretasi dan reintepretasi yang kritis sehingga menjadikannya
makin operasional. Pancasila menjadi ideology yang dinamis.
Para pendiri bangsa telah memberikan warisan berharga berupan renungan folosofis
tentang nilai atau prinsip-prinsip yang terkandung dalam Pancasila. Soekarno sebagai orang
pertama uang memperkenealkan Pancsila telah menjelaskan isi atau substansi tiap sila
Pancasila. Moh.Hatta atau dikenal dengan Bung Hatta, juga memberikan penjelasan-
penjelasan tentang isi dari kelima sila Pancasila. Pemikiran filosofis perihal Pancasila tidak
hanya dijelaskan oleh para pendiri negara. Para ahli Pancasila sesudahnya, juga banyak
memberikan sumbagan pemikiran filosofis perihal Pancasila.
Loyalitas terkecil yang mengelilingi manusia adalah keluarga sebagai loyalitas tingkat
kedua. Keluarga selanjutnya melakukan kewajiban member pada lingkungan dimana ia
berada, yakni lingkungan suku bangsa sebagai tingkat loyalitas ketiga. Suku bangsa sebagai
totalitas melaksanakan kewajiban member pada lingkungan dimana ia berada yakni bangsa.
Loyalitas pada bangsa inilah sebagai loyalitas tingkat keempat yang dalam Pancasila
dirumuskan sebagai Persatuan Indonesia.
5. Etika keilmuan
6. Etika lingkungan
Oleh karena itu, dalam kehidupan bernegara, kita membutuhkan tidak hnya sistem
hukum, tetapi juga sistem etik. Jadi, yang harus kita kembangkan sekarang ini adalah sistem
hukum sekaligus sistem etika.
Kata etika yang secara etimologis berasal dari kata Yunani “ethos”,secara harfiah
berarti adat kebiasaan, watak atau kelakukan manusia. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, etika diartikan sebagai ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang
hak dan kewajiban moral (akhlak).
Etika sebagai filsafat moral adalah salah satu cabang ilmu filsafat yang secara khusus
mengkaji perilaku manusia dari segi baik-buruknya atau benar-salahnya. Etika umum adalah
etika yang menyajikan beberapa pengertian dasar dan mengkaji beberapa permasalahan
pokok dalam filsafat moral. Sedangkan etika khusus adalah etika yang membahas beberapa
permasalahan moral dalam bidang-bidang khusus. Etika atau filsafat moral dibedakan
menjadi 3 yakni, (a) etika deskriptif, (b) etika normatif, (c) etika metaetika. Selain macam-
macam etika, juga dikenal berbagai aliran dalam filsafat moral yang meliputi etika
keutamaan, etika deontologist dan etika teleology.
Etika merupakan norma-norma yang dianut oleh kelompok, golongan atau masyarakat
tertentu mengenai perilaku yang baik dan buruk. Lebih dari itu, etika adalah refleksi kritis
dan rasional mengenai norma-norma yang terwujud dalam perilaku hidup manusia, baik
secara pribadi atau kelompok. Setiap profesi menggunakan sistem etika terutama untuk
menyediakan struktur yang mampu menciptakan disiplin tata kerja dan menyediakan garis
batas tata nilai yang dapat dijadikan pedoman para professional untuk menyelesaikan
dilemma etika yang dihadapi saat menjalankan profesinya sehari-hari.
Sistem etika bagi professional dirumuskan secara konkret dalam suatu kode etik
profesi yang secara harafiah berarti etika yang ditulis. Kode etik ibarat kompas yang
memberikan atau menunjukkan arah bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin mutu moral
profesiitu dalam masyarakat. Tujuan kode etik ini adalah menjunjung tinggi martabat profesi
atau seperangkat kaidah perilaku sebagai pedoman yang harus dipatuhi dalam mengemban
suatu profesi.
Pengetahuan itu berbeda dengan ilmu, sedangkan istilah ilmu pengetahuan merupakan
terjemahan dariilmu itu sendiri. Setiap ilmu adalah pengetahuan, tetapi tidak setiap
pengetahuan adalah ilmu.
Pengetahuan adalah apa yang diketahui oleh manusia atau hasil pekerjaan manusia
menjadi tahu. Pengetahuan itu merupakan milik atau isi pikiran manusia yang merupakan
hasil dari proses usaha manusia untuk tahu. Ilmu berada setingkat diata pengetahuan. Ilmu
adalah pengethauan yang tersusun secara sistematis dan bersiaft ilmiah.ilmu bukan sekadar
pengthauan, tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang
disepakati dan didapatkan secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui
dalam bidang ilmu tertentu.
Ada beberapa persyaratan pengetahuan dapat meningkat menjadi ilmu. Sifat ilmiah
sebagai persyaratan ilmu banyak terpengaruh paradigm ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih
dahulu. Persyaratan itu adalah sebagai berikut:
a. Objektif
b. Metodis
c. Sistematis
d. Universal
Istilah ontology berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri atas dua kata, yaitu ontos berarti
ada, dan logos berarti ilmu pengetahuan atau ajaran. Maka ontology adalah ilmu pengetahuan
atau ajaran tentang keberadaan. Epistemology berdasarkan akar katanya berasal dari kata
episteme (pengetahuan) dan logos (ilmu yang sistematis, teori). Secara temilogi.
epistemology adalah teori atau ilmu pengetahuan tentang metode dan dasar-dasar pengetahuan,
khususnya yang berhubungan dengan batas-batas pengetahuan dan validitas atau sah
berlakunya pengetahuan itu. Aksiologi adalah ilmu yang membicarakan tentang tujuan ilmu
pengetahuan itu sendiri. Jadi, aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan manfaat
yang sebenarnya dari pengetahuan.
Pancasila sebagai dasar falsafah negara Indonesia memiliki implikasi etis, yuridis, dan
politis bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Pancasila sebagai paradigm ilmu
pengetahuan adalah aktualisasi Pancasila di bidang keilmuan selain sebagai panduan etik
pengembangan ilmu. Menurut KBBI, istilah paradigm berarti daftar semua bentukan dari
sebuah kata yang memperlihatkan konjugasi dan deklinasi kata tersebut; model dalam teori
ilmu pengetahuan’ kerangka berpikir.
Paradigma secara etimologis diartikan sebagai model teori ilmu pengetahuan atau
kerangka berpikir.secara terminology diartikan sebagai pandangan mendasar para ilmuan
tentang apa yang menjadi pokok persoalan yang senantiasa dipelajari oleh satu cabang ilmu
pengetahuan.
BUKU PEMBANDING 2
BAB 1 PENDAHULUAN
Pendidikan Kewarganegaraan bukanlah sesuatu yang baru dalam sejarah pendidikan nasional di
Indonesia. Beragam model dan sebutan bagi Pendidikan Kewarganegaraan dengan bermacam
komponennya telah banyak dilakukan pemerintah Republik Indonesia. Diantara nama-nama
tersebut antara lain; pelajaran civiccs (1957/1962), pendidikan kemasyarakatan yang merupakan
integrasi, sejarah ilmu bumi, dan kewarganegaraan (1964), Pendidikan Kewarganegaraan
(1968/1969).
Kemajemukan adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dihindari oleh Indonesia sebagai
sebuah bangsa yang besar. Pada saat yang sama kemajemukan juga tidak bileh menjadi pemicu
hilangnya rasa persatuan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara kesatuan..
Setelah Orde Baru berakhir pada 1998, ideologi negara Indonesia Pancasila seakan
hilang bersamaan dengan tamatnya pemerintahan Presiden Soeharto. Sepanjang kekuasaan orde
baru, Pancasila selalu hadir dalam setiap pidato kepala negara dan pejabat dibawahnya.
Pendidikan Pancasila digalakkan di berbagai tingkatan dan penataran dilakukan bagi pegawai
pemerintah dan masyarakat. Tiada hari tanpa Pendidikan Pancasila.
Suasana tersebut berubah total setelah gerakan reformasi muncul dan mengakhiri
kekuasaan panjang Orde baru. Pancasila tak lagi menjadi jagoan pembangunan. Pancasila untuk
beberapa saat hilang dari sambutan elit bangsa Indonesia, apalagi dari kalangan masyarakat.
Mengiringi gerakan reformasi dan demokratisasi, Indonesia tidak sepi dari ujian dan
ancaman disentigasi. Ujian setelah lengsernya Presiden Soeharto adalah lepasnya Timor-timor
dari genggaman Negara Republik Indonesia. Namun demikian,euforia demokrasi telah
mengubah secara signifikan Indonesia menjadi masyarakat yang terbuka dan kritis.
Demokrasi saat ini masih dipahami kebanyakan masyarakat sebagai tiket murah untuk
melakukan atau bertindak melanggar hukum, menyuarakan hak dari kewajiban dan
memaksakan kehendak kelompok. Transisi demokrasi Indonesia masih diwarnai tindakan
anarkis, baik antar warga negara dengan negara maupun diantara negara dengan warga Negara.
Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan
membedakannya dengan bangsa lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah bangsa banyak
dikaitkan dengan sebutan “identitas nasional”. Namun demikian, proses pembentukan identitas
nasional bukan sesuatu yang sudah selesai, tetapi sesuatu yang terus berkembang dan
kontekstual mengikuti perkembangan zaman.
Maraknya kerusuhan sosial di sejumlah daerah menunjukkan tatanan sosial masyarakat
Indonesia sudah berubah. Tindakan-tindakan anarkis atau perusakan fasilitas umum dibangun
dari uang rakyat. Semangat dan antusiasme keagamaan sebagaimana terlihat pada semaraknya
perayaan hari-hari besar keagamaan, tidak sebanding lurus dengan angka tindakan korupsi
dikalangan birokrasi dan swasta yang masih tinggi. Sebuah kenyataan paradoks dari ungkapan-
ungkapan positif atas identitas bangsa Indonesia.
Secara etimologis, kata demokrasi (dari kata yunani) adalah bentukan dari dua kata demos
(rakyat) dan cratein atau cratos ( kekuasaan dan kedaulatan). Perpaduan kata demos dan cratein
atau cratos membentuk kata demokrasi yang memiliki pengertian umum sebagai sebuah bentuk
pemerintahan rakyat dan dilakukan secara langsung oleh rakyat atau melalui wakil dari mereka
melalui para wakil mereka melalui mekanisme pemilihan yang berlangsung secara bebas.
Demokrasi tidak datang dengan tiba-tiba dari langit. ia merupakan proses panjang melalui
pembiasaan, pembelajaran, dan penghayatan. Untuk tujuan ini dukungan sosial dan dukungan
demokratis adalah mutlak dibutuhkan. Keberhasilan demokrasi ditunjukkan oleh sejumlah mana
demokrasi sebagai perinsip acuan hidup bersama antar warga negara dan antara warga negara
dengan negara dijalankan dan dipatuhi oleh kedua belah pihak.
A. Pengertian Konstitusi berasal dari bahasa Prancis yaitu constituer yang berarti membentuk.
Dalam bahasa Latin kata konstitusi merupakan gabungan dua kata yakni cume berarti “bersama
dengan” dan statuere berarti “membuat sesuatu agar berdiri” atau “mendirikan, menetapkan
sesuatu”. Istilah konstitusi (constitution) dalam bahasa Inggris memiliki makna yang lebih luas
dari UUD, yakni keseluruhan dari peraturan-peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis
yang mengatur secara mengikat cara-cara bagaimana suatu pemerintahan diselenggarakan dalam
suatu masyarakat.
C. Sejarah Perkembangan Konstitusi Konstitusi sebagai suatu kerangka hidup politik telah lama
dikenal sejak zaman Yunani yang memiliki beberapa kumpulan hokum. Sejalan dengan
perjalanan waktu, pada masa Ke-kaisaran Roma pengertian konstitusi mengalami perubahan
makna yang memilki pengaruh cukup besar sampai abad pertengahan yang memberikan
inspirasi bagi tumbuhnya paham Demokrasi Perwakilan dan Nasionalisme. Selanjutnya pada
abad VII lahirlah Piagam Madinah atau konstitusi Madinah. Piagam Madinah dibentuk pada
awal masa Klasik Islam (622 M) meru- pakan aturan pokok tata kehidupan bersama di Madinah.
A.Pengertian Negara. Istilah Negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing: state
(Inggris) staat (Belanda dan Jerman) atau etat(Perancis). Secara etimologi, Negara diartikan
sebagai organisasi tertinggi di antara satu kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk
bersatu, hidup di dalam suatu kawasan dan mempunyai pemerintahan yang brdaulat.
C. Unsur – unsur Negara Ada tiga unsur penting yaitu rakyat, wilayah dan pemerintah. 1.
Rakyat Adalah sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh rasa persamaan dan bersama sama
mendiami suatu wilayah tertentu. 2. Wilayah Adalah unsur Negara yang harus terpenuhi karena
tidak mungkin ada Negara tanpa ada batas-batas territorial yang jelas. Secara umum wilayah
dalam sebuah Negara biasanya mencakup daratan, perairan (samudra, laut dan sungai) dan
udara. 3. Pemerintah Adalah alat kelengkapan Negara yang harus bertugas memimpin organisasi
Negara untuk mencapai tujuan bersama didirikannya sebuah Negara. 4. Pengakuan Negara Lain
Hal ini hanya bersifat deklaratif, bukan konstitusif sehingga tidak bersifat mutlak.
Ada dua macam pengakuan suatu Negara, yakni pengakuan de facto ialah pengakuan atas fakta
adanya Negara dan pengakuan de jure merupakan pengakuan akan sahnya suatu Negara atas
dasar pertimbangan yuridis menurut hokum.
A. Pengertian HAM. Menurut Locke, hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai sesuatu yang bersifat kodarti. HAM adalah
hak dasar setiap manusia yang dibawa sejak lahir sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
HAM ini tertuang dalam UU Nomor 39 Tahun 1999. Menurut UU, hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.
A. Hakikat Otonomi Daerah Istilah otonomi daerah pada dasarnya mempersoalkan pembagian
kewenangan kepada organ-organ penyelenggara Negara, sedangkan otonomi menyangkut hak
yang mengikuti pembagian wewenang tersebut. Batasan ini hanya menjelaskan proses
kewenangan yang diserahkan pusat kepada daerah, tetapi belum menjelaskan isi dan keluasan
kewenangan serta konsekuensi penyererahan kewenangan itu bagi badan-badan otonomi daerah.
C. Sejarah Otonomi Daerah di Indonesia UU No.1 Tahun 1945 yang mengatur tentang
pemerintahan daerah pascaproklamasi kemerdekaan. Ditetapkannya undang-undang ini
merupakan hasil dari berbagai pertimbangan
tentang sejarah pemerinthan di masa kerajaan serta pada masa pemerintah colonial. Dalam
undang-undang ini ditetapkan tiga jenis daerah otonom, yaitu keresidenan, kabupaten dan kota.
Periode berlakunya undang-undang ini sangat terbatas. Sehingga dalam kurun waktu tiga tahun
belum ada peraturan pemerintah yang mengatur mengenai penyerahan urusan kepada daerah.
Undang- undang ini kemudian diganti dengan UU No. 22 Tahun 1948 UU tersebut
berfokus pada pengaturan tentang susunan pemerintahan daerah yang demokratis.
BAB 9 TATA KELOLA PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH (GOOD AND
CLEAN GOVERNANCE)
A. Pengertian Good Governance.Di indonesia, substansi wacana good governance dapat
dipadankan dengan istilah pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa. Dalam prakriknya,
pemerintahan yang bersih adalah model pemerintahan yang efektif, efesien, jujur, transparan dan
bertanggung jawab juga berarti baik dalam proses maupun hasil-hasilnya. Faktor lain yang tak
kalah penting, suatu pemerintahan dapat dikatakan baik jika produktivitas bersinergi dengan
peningkatan indicator kemampuan ekonomi rakyat, baik dalam aspek produktivitas, daya beli,
maupun kesejahteraan spiritualnya. Sebagai sebuah paradigm pengelolaan lembaga Negara
dapat terwujud secara maksimal jika ditopang oleh unsur saling terkait yakni Negara,
Masyarakat Madani serta Sektor Swasta.
Pancasila telah digunakan sebagai alat untuk memaksa rakyat setia kepada pemerintah
yang berkuasa dengan menempatkan Pancasila sebagai satu-satunya asa dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Oleh sebab itu, MPR melalui Sidang Istimewa
tahun 1998 dengan Tap. No. XVIII/MPR/1998 tentang Pencabutan Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) dan menetapkan Pancasila sebagai dasar
negara. Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945 adalah dasar
negara dari negara kesatuan Republik Indonesia harus dilaksanaka secara konsisten dalam
kehidupan bernegara.
Pandangan hidup bagi suatu bangsa adalah sesuatu hal yang tidak dapt dipisahkan
dengan kehidupan bangsa itu sendiri. Bangsa tidak memilii pandangan hidup adalah
bangsa yang tidak memiliki kepribadian dan jati diri sehingga bangsa itu mudah
terombang-ambing dari pengaruh yang berkembang dari luar negerinya. Pancasila sebagai
kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia merupakan pencerminan nilai-nilai yang telah
lama tumbuh dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Dengan melakukan tugas ini, kami mampu menyelesaikan tugas dan dapat memahami
isi buku . Selain untuk menjadi bekal mahasiswa di masa depan, penyelesaian tugas ini
juga dapat membantu mahasiswa menimbun ilmu pengetahuan, pengalaman, juga untuk
membantu kami meneliti berbagai sumber-sumber pembelajaran yang nantinya akan
digunakan untuk menjadi seorang guru. Dan agar kami dapat mengetahui, memahami dan
menambah wawasan mengenai Pancasila.
Analisis Critical Book Report
Analisis yang dapat saya dapatkan dari ketiga buku ini yaitu, terdapat beberapa
kelebihan, diantaranya: Sampul/cover yang digunakan kelihatan simple tetapi tetap menarik
dan sederhana. Kemudian gambar pada sampul juga sangat bagus karena terdiri dari beberapa
gambar yang mencakup dari pembahasan yang ada di dalam buku tersebut. Bahasa yang
digunakan yaitu bahasa Indonesia yang mudah dimengerti.
Pada beberapa bab di dalam buku ini terdapat beberapa penjelasan yang sangat
singkat sehingga peserta didik mudah memahaminya. Pada setiap bab pada buku ini sebelum
pembahasan pada setiap bab nya terdapat penjelasan singkat mengenai yang dibahas pada
setiap bab. Pada buku ini terdapat istilah asing beserta artinya yang memudahkan pembaca
dalam memahami isi dari pembahasan tersebut. Pada buku ini terdapat banyak pendapat para
ahli mengenai Pendidikan Pancasila. Terdapat banyak soal atau latihan yang dapat menguji
kemampuan peserta didik seberapa paham mereka mengenai materi yang dibahas. Pada bab
ini terdapat sumber bacaan atau daftar pustaka mengenai penjelasan materi yang ada di buku
tersebut.
Analisis yang dapat kami dapatkan dari ketiga buku ini yaitu, terdapat beberapa
kelebihan, diantaranya: Cover/sampul pada buku ini kurang menarik, terlalu kalem sehingga
kurang bisa menstimulus para membaca buku untuk membacanya. Alangkah lebih baik
dibuat menarik sehingga menjadikan para pembaca bahkan orang yang baru melihatnya
tertarik untuk pembacanya. Kebanyakan bahasa yang digunakan pada buku ini susah di pahami
sehingga pembaca kesulitan dalam memahami buku tersebut. Dimana Buku ini menurut saya
dari segi warna dan sampul sudah menarik, karena kebanyakan pembaca tertarik pada buku itu
ialah ketika ia melihat buku itu bewarna, bergambar dan bagus untuk dibaca serta tulisan dalam
buku nya pun bagus.Buku ini juga terlihat bagus dari sisi Rangkuman, karena dalam buku ini
dilampirkam juga rangkuman dari setiap bab. Hal itu membuat pembaca yang menggunakan
buku ini dapat membaca rangkuman atau kesimpulan dari tiap bab yang dibaca.Buku ini juga
dilengkapi link-link atau website di setiap gambar yang ditampilkan di setiap bab. Itu sebabnya
buku ini sudah terjamin mutu nya karena melampirkan website.Materi yang tercantum dalam
buku ini sudah lumayan lengkap dan sedikit lebih rinci sehingga bisa dijadikan buku utama
dalam pembelajaran.Penjelasan pada setiap bab nya sangatlah panjang sehingga pembaca
merasa bosan dan jenuh untuk membacanya sampai selesai. Ada kata kata yang tidak diketahui
sehingga pembaca sulit untuk memahami isi dari materi yang akan dijelaskan tersebut. Dengan
ada kata-kata tersebut tidak dijelaskan sehingga mempersulit proses pemahaman. Memaparkan
tentang penulis dalam buku ini sangat sedikit sehingga pembaca merasa kesulitan sangat
membuat identitas buku. Ada beberapa hal dalam pembahasan buku ini yang menurut saya tidak
perlu ditampilkan, karena tidak berhubungan dengan judul besar pembahasan bab nya. Tidak
terdapat ringkasan buku baik di buku utama maupun buku pembanding. Dan tidak terdapat
gambar-gambar seperti gambar pahlawan dan gambar-gambar sejarah tentang lokasi yang
dijelaskan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pancasila dapat digolongkan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan
hidup, dan filsafat dalam arti praktis. Hal ini bersifat filsafat Pancasila mempunyai fungsi
dan peranan sebagai pedoman dan pegangan dalam sikap,tingkah laku dan perbuatan
dalam kehidupan sehari-hari, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
bagi bangsa Indonesia di mana pun mereka berada.
Saran
Dengan demikian kiranya setiap mahasiswa terutama mahasiswa calon pendidik, kita
dapat mewujudkan apa yang menjadi tuntutan dari pada pendidikan itu dengan
memperhatikan setiap kebutuhan pengetahuan siswa. Setelah membahas mengenai penugasan
crirical book report ini marilah kita melestarikan gemar membaca, meneliti, serta memahami
apa maksud dan tujuan dari setiap buku yang diciptakan.
DAFTAR PUSTAKA