Anda di halaman 1dari 6

CEREBRAL PALSY

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisioterapi

Disusun Oleh :
Mukhsin Abdulah

4B
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
T.A 2020/2021
CEREBRA PALSY

A. Pengertian
Cerebral palsy ialah suatu gangguan nonspesifik yang disebabkan oleh abnormalitas
system motor piramida ( motor kortek, basal ganglia dan otak kecil ) yang ditandai
dengan kerusakan pergerakan dan postur pada serangan awal. ( Suriadi Skep : 2006).
Cerebral palsy adalah ensefalopatistatis yang mungkin di definisikan sebagai kelainan
postur dan gerakan non-progresif, sering disertai dengan epilepsy dan ketidak normalan
bicara, penglihatan, dan kecerdasan akibat dari cacat atau lesi otak yang sedang
berkembang. ( Behrman : 1999)
Cerebral palsy adalah kerusakan jaringan otak yang kekal dan tidak progresif, terjadi
pada waktu masih muda ( sejak dilahirkan ) serta merintangi perkembangan otak normal
dengan gambaran klinik dapat berubah selama hidup dan menunjukkan kelainan dalam
sikap dan pergerakan, disertai kelainan neurologist berupa kelumpuhan spastis, gangguan
ganglia basal dan sebelum juga kelainan mental. ( Ngastiyah : 2000)
B. Etiologi
1. Pranatal
a. Infeksi yang terjadi pada masa kehamilan menyebabkan kelainan pada janin,
misalnya oleh lues, toksoplasmosis, rubela dan penyakit infeksi sitomegalik.
b. Radiasi sinar X
c. Malformasi Kongenital
d. Asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta previa, anoksi
maternal, atau tali pusat yang abnormal)
2. Perinatal
a. Anoreksia/Hipoksia
Penyebab terbanyak ditemukan dalam masa perinatal ialah cidera otak. Keadaan
inilah yang menyebabkan terjadinya anoreksia. Hal demikian terdapat pada
keadaan presentasi bayi abnormal, disproporsi sefalopelvik, partus lama, plasenta
previa, infeksi plasenta, partus menggunakan bantuan alat tertentu dan lahir
dengan seksio sesar.
b. Perdarahan otak
Perdarahan dan anoreksia dapat terjadi bersama-sama, sehingga sukar
membedakannya, misalnya perdarahan yang mengelilingi batang otak,
mengganggu pusat pernapasan dan peredaran darah sehingga terjadi anoreksia.
Perdarahan dapat terjadi di ruang subaraknoid dan menyebabkan penyumbatan
CSS sehingga mangakibatkan hidrosefalus. Perdarahan di ruang subdural dapat
menekan korteks serebri sehingga timbul kelumpuhan spastis.
c. Prematuritas
Bayi kurang bulan mempunyai kemungkinan menderita perdarahan otak lebih
banyak dibandingkan dengan bayi cukup bulan, karena pembulu darah, enzim,
faktor pembekuan darah dan lain-lain masih belum sempurna.
d. Ikterus
Ikterus pada masa neonatus dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak yang
kekal akibat masuknya bilirubin ke ganglia basal, misalnya pada kelainan
inkompatibilitas golongan darah. Terjadi ikterus bila bilirubin dalam darah lebih
dari 20 mg/dl.
e. Meningitis purulenta
Meningitis purulenta pada masa bayi bila terlambat atau tidak tepat
pengobatannya akan mengakibatkan gejala sisa berupa palsi serebral.
3. Post natal / Pasca natal
a. Trauma Kapitis
b. Infeksi misalnya : meningitis bakterial, abses serebri, tromboplebitis,
ensefalomielitis.
c. Luka Parut pada otak pasca bedah.
Beberapa penelitian menyebutkan faktor prenatal dan perinatal lebih berperan dari
pada faktor pascanatal. Studi oleh nelson dkk ( 1986 ) menyebutkan bayi dengan
berat lahir rendah, asfiksia saat lahir, iskemia prenatal, faktor penyebab cerebral
palsy. Faktor prenatal dimulai saat masa gestasi sampai saat akhir, sedangkan
faktor perinatal yaitu segala faktor yang menyebabkan Cerebral palsy mulai dari
lahir sampai satu bulan kehidupan. Sedangkan faktor pascanatal mulai dari bulan
pertama kehidupan sampai 2 tahun. ( Hagbreg dkk, 1975 ), atau sampai 5 tahun
kehidupan ( Blair dan Stanley, 1982 ), atau sampai 16 tahun ( Perlstein, Hod,
1964 )
C. Jenis-Jenisnya
Cerebral Palsy dibagi menjadi 4 kelompok :
a. Tipe spastic atau pyramidal ( 50% dari semua kasus CP, otot-otot menjadi kaku dan
lemah. Pada tipe ini gejala yang hampir selalu ada adalah :
1) Hipertoni ( fenomena pisau lipat )
2) Hiperrefleksi yang disertai klonus.
3)  Kecenderungan timbul kontraktur.
4) Reflex patologis.

Secara topografi distribusi tipe ini adalah sebagai berikut :

1) Hemiplegia apabila mengenai anggota gerak sisi yang sama.


2) Spastic diplegia, mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas sedikit
lebih berat.
3) Kuadriplegi, mengenai keempat anggota gerak, anggota gerak atas sedikit lebih
berat.
4) Monopologi, bila hanya satu anggota gerak.
5) Triplegi apabila mengenai satu anggota gerak atas dan dua anggota gerak bawah,
biasanya merupakan varian dan kuadriplegi.
b. Tipe disginetik ( koreatetoid, 20% dari semua kasus CP ), otot lengan, tungkai dan
badan secara spontan bergerak perlahan, menggeliat dan tak terkendali, tetapi bisa
juga timbul gerakan yang kasar dan mengejang. Luapan emosi menyebabkan keadaan
semakin memburuk, gerakan akan menghilang jika anak tidur.
c. Tipe ataksik, ( 10% dari semua kasus CP ), terdiri dari tremor, langkah yang goyah
dengan kedua tungkai terpisah jauh, gangguan koordinasi dan gerakan abnormal.
d. Tipe campuran ( 20% dari semua kasus CP ), merupakan gabungan dari 2 jenis diatas,
yang sering ditemukan adalah gabungan dari tipe spastic dan koreoatetoid.
Berdasarkan derajat kemampuan fungsional :
1) Ringan
Penderita masih bisa melakukan pekerjaan / aktivitas sehari-hari sehingga sama
sekali tidak atau hanya sedikit sekali membutuhkan bantuan khusus.
2) Sedang
Aktivitas sangat terbatas, penderita membutuhkan bermacam-macam bantuan
khusus atau pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, dapat
bergerak dan berbicara. Dengan pertolongan secara khusus, diharapkan penderita
dapat mengurus diri sendiri, berjalan atau berbicara sehingga dapat bergerak,
bergaul, hidup di tengah masyarakat dengan baik.
3) Berat
Penderita sama sekali tidak bisa melakukan aktifitas fisik dan tidak mungkin
dapat hidup tanpa pertolongan orang lain. Pertolongan atau pendidikan khusus
yang diberikan sangat sedikit hasilnya. Sebaiknya penderita seperti ini ditampung
dengan retardasi mental berat, atau yang akan menimbulkan gangguan social-
emosional baik bagi keluarganya maupun lingkungannya.

Anda mungkin juga menyukai