Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

PEMBUATAN KACA ANTI AIR (HYDROPHOBIC GLASS) BERBAHAN KACA


OKSIDA
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENELITIAN

Disusun oleh :

1. Yulia Cahyani P 21080119130094

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

i
2020

ii
Daftar isi

JUDUL................................................................................................................................................... i
Daftar isi............................................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL................................................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................... iii
BAB 1.................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah............................................................................................................ 2
1.3 Tujuan.................................................................................................................................. 3
1.4 Kegunaan.............................................................................................................................. 3
BAB 2.................................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................................................... 4
2.1 Permukaan Hidrofobik....................................................................................................... 4
2.2 Kaca...................................................................................................................................... 4
2.3 Kaca Telurite........................................................................................................................ 5
BAB 3.................................................................................................................................................... 6
METODE PELAKSANAAN.............................................................................................................. 6
3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian........................................................................................... 6
3.2 Alat Dan Bahan.................................................................................................................... 6
3.2.1 Alat....................................................................................................................................... 6
3.2.2 Bahan.................................................................................................................................... 6
3.3 Prosedur Penelitian.............................................................................................................. 6
BAB 4.................................................................................................................................................. 10
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.............................................................................................. 10
4.1 Anggaran Biaya................................................................................................................. 10
4.2 Jadwal Kegiatan................................................................................................................. 10
Daftar Pustaka................................................................................................................................... 11

DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Jarak Antar Kisi.................................................................................................................... 8

iii
Tabel 4. 1 Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P...................................................................................... 8
Tabel 4. 2 Jadwal Kegiatan PKM-P....................................................................................................... 8

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. 1 Prosedure Penelitian........................................................................................................ 10

iv
BAB 1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kehadiran kaca dalam lingkup kehidupan sehari–hari sangatlah umum,
Masyarakat Mesir kuno menggolongkan kaca sebagai barang berharga.
Manusia gua pada masa prasejarah mengukir bagian dalam potongan batu
obsidian yang berasal dari kaca vulkanik, untuk dijadikan sebagai senjata dan
peralatan rumah tangga. Manusia mulai memproduksi kaca dengan cara
melehkan suatu material mentah sejak ribuan tahun lalu. Sejumlah ilmuwan
pada zaman itu menyadari bahwa kaca ditemukan dalam bekas pembakaran
hingga pada akhirnya ditemukan kombinasi material penyusun kaca
(Kementerian Perindustrian, 2016).
Saat ini, semakin berkembangnya zaman pengaplikasian kaca untuk
kehidupan sehari-hari juga semakin berkembang. Kaca yang biasa
dibayangkan hanya digunakan sebagai peralatan makan atau jendela rumah,
kini sudah dapat dikembangkan lebih jauh dalam berbagai disiplin ilmu.
Elektronika modern kini juga menggunakan kaca untuk berinovasi dari sebuah
tabung vakum yang berevolusi kedalam layar monitor komputer atau televisi.
Pada industri telekomunikasi, digunakan fiber optik untuk menggantikan
fungsi kabel tembaga karena fiber optik memiliki kemampuan transmisi data
yang jauh lebih baik dibandingkan dengan kabel tembaga. Selain itu, kaca
juga dimanfaatkan dalam dunia otomotif. Kaca sudah menjadi bagian penting
dalam rancangan suatu kendaraan, terutama pada mobil. Untuk mobil, kaca
digunakan sebagai wind shield yang berfungsi untuk mencegah angin atau
benda dari luar mobil tidak masuk kedalam.
Akan tetapi, wind shield pada mobil kebanyakan akan bermasalah
ketika hujan turun. Karena, ketika hujan turun maka permukaan pada dinding
permukaan wind shield akan basah dan dapat menakibatkan terbentuknya
embun pada wind shield tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, sebenarnya

1
telah digunakan pembersih mekanik pada bagian luar kaca mobil untuk
menghilangkan tetesan air pada dinding permukaan wind shield. Selain itu,
untuk mengatasi embun yang terbentuk, pada mobil masa kini juga telah
dilengkapi oleh AC yang selain dapar berfungsi sebagai pendingin ruangan,
dapat difungsikan pula untuk mengurangi intensitas pengembunan yang terjadi
pada wind shield. Namun, cara tersebut tetap kurang efektif untuk mengurangi
embun yang terbentuk pada wind shield.
Saat ini, telah berkembang windshield pada mobil yang mempunyai
kemampuan untuk mencegah air atau kotoran yang membasahi dinding
permukaan windshield atau mempunyai sifat hydrophobic. Sifat hydrophobic
pada prinsipnya, sifat hydrophobic menyerupai bunga teratai dimana teratai
memiliki permukaan kasar yang terletak secara acak dan sudut kontak
histerisis yang rendah, berarti tetesan air tidak dapat membasahi ruang mikro
diantara lonjakan. Hal ini memungkinkan udara untuk tetap berada di dalam
tekstur, menyebabkan permukaan heterogen terdiri dari udara dan padatan.
Akibatnya, gaya adhesi antara air dan permukaan padat sangat rendah,
sehingga air dengan mudah meninggalkan permukaan (Feng et al., 2008)
Namun, wind shield dengan sifat hydrophobic yang telah berkembang
biasanya menggunakan metode coating atau metode pelapisan di dalam
pembuatannya. Kelemahan dari metode coating adalah ketahanan dari lapisan
yang diberikan pada wind shield yang dapat hilang dalam rentang periode
tertentu. Walaupun, dapat dilakukan pelapisan kembali pada wind shield
tersebut.
Dari permasalahan tersebut, untuk mengatasi kelemahan dari
windshield dengan metode coating, maka akan dilakukan suatu penelitian
dengan judul “Pembuatan Kaca Anti air ( Hydrophobic Glass) Berbahan Kaca
Oksida” dengan mencoba mencampurkan material dengan sifat anti air
kedalam batch kaca. Sehinga, didapatkan kaca dengan sifat hydrophobic tanpa
menggunakan metode coating.

2
Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang akan dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana mendapatkan komposisi kaca berbahan oksida dan anti air
yang di doping dengan TiO2?
2. Bagaimana mengetahui karakteristik dari sifat optik (Trasmitansi,
Indeks Bias, Massa Jenis) dan sifat fisik ( Gaya adhesi dan Kohesi air dengan
kaca) kaca anti air yang dibuat?
Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mendapatkan komposisi kaca berbahan oksida dan anti air yang di
doping dengan TiO2.
2. Mengetahui karakterisasi dari kaca Anti Air ditinjau dari sifat optik
(Trasmitansi, Indeks Bias, Massa Jenis) dan sifat fisik ( Gaya adhesi dan
Kohesi air dengan kaca).
Kegunaan
1. Menghasilkan keluaran terkait kaca anti air.

2. Meletakkan dasar-dasar untuk digunakan pada penelitian selanjutnya.

3
BAB 1

TINJAUAN PUSTAKA
Permukaan Hidrofobik
Permukaan hidrofobik merupakan permukaan yang dapat membentuk
suatu tetesan (droplets) dengan sudut kontak yang berhingga. Permukaan
Hidrofobik mempunyai penggunaan teknologi yang potensial untuk berbagai
macam aplikasi karena mempunyai sifat penolak air yang baik. Salah satu
aplikasinya adalah pada kaca self cleaning glass yang dapat meliputi kaca
pembersih jendela, pelindung udara, cat eksterior untuk bangunan, atap, bahan
tekstile, dan kaca yang dapat mereduksi aliran pada suatu zat cair. Permukaan
hidrofobik merupakan permukaan yang mempunyai sudut kontak air yang
besarnya diantara 900–1500. Bunga teratai merupakan contoh sederhana dari
permukaan hidrofobik yang mempunyai sudut kontak terhadap air lebih besar
dari 1500. Efek permukaan hidrofobik dari bunga teratai dan tanaman lain
seperti nasi dan Seledri India disebabkan karena struktur kasar dari
permukaannya (Tolvanen, Sprinkle, Rossi, & Kelly, 2010). Selain itu,
Permukaan Hidrofobik juga mempunyai energi permukaan yang rendah (  <
35 mN/m) (Güleç, Sarioǧlu, & Mutlu, 2006).

Kaca
Kaca adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan
kehidupan kita sehari-hari yang merupakan gabungan dari berbagai oksida
anorganik yang tidak mudah menguap, yang dihasilkan dari dekomposisi dan
peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun
lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan
keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh
keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya. Dari segi fisika kaca
merupakan zat cair yang sangat dingin karena struktur partikel-partikel
penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri

4
berwujud padat yang terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat
cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak sempat menyusun diri secara
teratur(Ramadevudu & Hameed, 2011).
Kaca adalah bahan yang tidak padat, karena molekul-molekulnya tersusun
secara acak seperti halnya zat cair, namun kohesinya membuat bentuknya
stabil. Karena susunannya acak seperti zat cair maka kaca terlihat transparan
atau merupakan material yang tembus pandang, namun dalam pemakaian dapat
dibuat buram atau tidak tembus pandang. Dapat juga digabungkan dengan
warna yang dimasukkan pada saat keadaan cair (Dai et al., 2006) .
Kaca Telurite
Telurium dioksida (TeO 2) merupakan oksida yang stabil dari telurium (Te).
Satabilitas dari TeO2 ini merupakan bagian penting untuk diteliti lebih lanjut baik
untuk digunakan sebagai bahan crytaline maupun bahan amorphous (kaca). Titik
didih (melting point) dari Tellurium dioxide (TeO2) yaitu sebesar 773 o C.
Tabel 2. 1 Jarak Antar Kisi

Components Distance (Ǻ)


TeO1 > TeO2 1.903
TeO3 > TeO4 2.082
Te > Te 3.740, 3.827, 4.070
O1 > O2 2.959
O1-O3 > O2-O4 2.686
O1-O4 > O2-O3 2.775
O3 > O4 4.144
Source : (Faradhillah & Hendri, 2019)

Pada tabel 1, menunjukkan tabel jarak antar kisi pada komposisi TeO2.
TeO2 mempunyai jarak antar kisi paling kecil dibandingkan pada komposisi
yang lain. Kaca tellurite telah menjadi subyek penelitian yang sangat menarik.
Hal ini karena kaca tellurite memiliki sifat fisis dan mekanik yang baik seperti
ketahanan kimia yang baik, dan sifat termal yang baik yaitu memiliki stabilitas
5
termal yang bagus serta titik lelehnya rendah. Kaca tellurite juga memiliki sifat
optis seperti indeks bias yang tinggi, transparansi yang bagus pada daerah mid-
inframerah (0,35-6 μm), energi fonon yang rendah (700-800 cm-1), transmitasi
bagus dalam spektrum panjang gelombang cahaya tampak dan near infrared
serta memiliki kelarutan tinggi untuk ion tanah jarang.

6
BAB 2
METODE PELAKSANAAN
Waktu Dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dilakukan di laboratorium Optik dan Photonic jurusan
Fisika Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta, selama lima bulan.
Kegiatan yang dilakukan mulai dari persiapan hingga contoh kaca anti air.

Alat Dan Bahan


Alat
Alat yang digunakan pada penelitian kali ini terdiri atas :

1. Neraca Digital 8. Crucible


2. Spatula 9. Pollishing Paper
3. Mortar dan 10. Kaca Preparat
Cawan Petri 11. Oven
4. Kertas Timbang 12. Gelas Beker
5. Amplas 13. UV VIS Spektrometer
6. Pinset 14. FT-IR Spektrometer
7. Furnance 15. Lampu 60 Watt
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada peneletian ini adalah :
1. TeO2
2. TiO2
3. Na2O
4. Alkohol
5. Akuades

Prosedur Penelitian
Prosedur Penelitian yang akan dilakukan meliputi persiapan alat dan
bahan yang akan digunakan, fabrikasi bahan untuk kaca, kemudian
dilanjutkan dengan karakterisasi kaca yang telah dibuat dengan menggunakan
UV VIS Spektrometer, FTIR Spektrometer, Brustel Angel, menentukan masa
7
jenis kaca, dan sudut kontak air pada kaca. Setelah itu dilakukan analisa dan
pembahasan dari hasil karakterisasi pada kaca tersebut dan akhirnyad
dilakukan penarikan kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
Pada gambar () disajikan diagram alir dari prosedur penelitian yang akan
dilakukan.

Persiapan Alat dan


Bahan

Fabrikasi Bahan

Karakterisasi Pada Kaca

Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan

Gambar 3. 1 Prosedure Penelitian

1. Persiapan alat dan bahan

8
Penelitian ini diawali dengan menyiapkan alat-alat seperti neraca
digital spatula, mortar dan cawan petri, kertas timbang, amplas, Gelas
Beker, UV VIS Spektrometer, serta FT-IR Spektrometer. Bahan yang
digunakan meliputi TeO2, TiO2, Alkohol, dan air.

1. Fabrikasi Bahan
Proses Fabrikasi bahan untuk membuat kaca meliputi:
a. Menimbang bahan-bahan yang digunakan meliputi TeO2, dan
TiO2 sesuai dengan komposisi masing-masing dengan
menggunakan neraca digital.

b. Menggerus masing-masing bahan pada cawan petri sampai


halus agar ukuran butirnya menjadi lebih kecil.

c. Semua bahan dicampur menjadi satu.

d. Setelah tercampur, kemudian dilebur di dalam oven dengan


suhu 9000C selama 3 jam.

e. Sampel kemudian dimasukkan kedalam cetakan.

f. Sampel yang sudah jadi di anealing pada suhu 3000C selama 6


jam

g. Sampel kemudian dipoles dengan menggunakan amplas


dibawah aliran air.

1. Karakterisasi Sampel
Pada sampel yang telah di fabrikasi dilakukan beberapa
karakterisasi untuk menentukan sifat dari sampel yang telah dibuat ,
antara lain :
a. Dilakukan pengujian Absorbsivitas dengan menggunakan UV-
VIS Spektrometer dan FT-IR pada kaca TeO2 dan kaca TeO2-
TiO2 yang divariasikan besar konsentrasi dari TiO2
b. Dilakukan pengujian indek bias dengan Brustel Angel

9
c. Dilakukan pengujian massa jenis kaca dengan menggunakan
Hukum Archimedes yaitu dengan mennggunakan piknometer,
air dan neraca digital.
d. Dilakukan pengujian Water Contact Angle pada permukaan
kaca dengan mengguanakan metode pembuatan kaca
berbentuk silinder berongga yang kemudian dimasukkan air
kedalamnya dan dilihat bagaimana bentuk dari permukaan
paling atas dari air tersebut. Kemudian disinari kaca tersebut
dengan menggunakan sumber cahaya untuk memperbesar
bayangan dari sudut kontaknya. Dan diukur dengan
menggunakan persamaan penentuan sudut.
1. Analisa dan Pembahasan
Menganalisa besarnya absrobsivitas, indeks bias, massa jenis,
dan besarnya water contact angle yang didapatkan dari kaca TeO2 dan
kaca TeO2 yang telah diberi tambahan TiO2 dan dibandingkan
bagaimanakah perbedaan serta bagaimanakah perbandingan hasilnya
dengan literatur yang ada.

2. Kesimpulan
Didapatkan kesimpulan dari penelitian yang didapatkan, yaitu
mengetahui kaca Hidrofobik TeO2-TiO2 dengan konsentrasi TiO2
yang paling optimal untuk digunakan dalam kaca komersil.

10
BAB 1

BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN


Anggaran Biaya
Tabel 4. 1Ringkasan Anggaran Biaya

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan penunjang penelitian analisis 850.000,00
2 Bahan habis pakai 3.610.000,00
3 Perjalanan 90.000,00
4 Lain-lain 1.450.000,00

Jadwal Kegiatan
Tabel 4. 2 Jadwal Kegiatan

No Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4


1 Studi kepustakaan
2 Persiapan alat dan
bahan
3 penelitian
4 Analisa hasil dan
pembahasan
5 Pembuatan laporan
6 Publikasi jurnal

11
Daftar Pustaka

Dai, S., Yu, C., Zhou, G., Zhang, J., Wang, G., & Hu, L. (2006). Concentration quenching in erbium-
doped tellurite glasses. Journal of Luminescence, 117(1), 39–45.
https://doi.org/10.1016/j.jlumin.2005.04.003
Faradhillah, F., & Hendri, S. (2019). Mengukur Indeks Bias Berbagai Jenis Kaca Dengan Menggunakan
Prinsip Pembiasan. IJIS Edu : Indonesian Journal of Integrated Science Education, 1(2), 139–146.
https://doi.org/10.29300/ijisedu.v1i2.1959
Feng, L., Zhang, Y., Xi, J., Zhu, Y., Wang, N., Xia, F., & Jiang, L. (2008). Petal effect: A
superhydrophobic state with high adhesive force. Langmuir, 24(8), 4114–4119.
https://doi.org/10.1021/la703821h
Güleç, H. A., Sarioǧlu, K., & Mutlu, M. (2006). Modification of food contacting surfaces by plasma
polymerisation technique. Part I: Determination of hydrophilicity, hydrophobicity and surface
free energy by contact angle method. Journal of Food Engineering, 75(2), 187–195.
https://doi.org/10.1016/j.jfoodeng.2005.04.007
Kementerian Perindustrian. (2016). Industri Kaca. Retrieved from
http://www.kemenperin.go.id/artikel/755/Industri-Kaca-RI-Berpotensi-Jadi-Pemain-Dunia
Ramadevudu, G., & Hameed, A. (2011). Ftir and Some Physical Properties of Alkaline Earth Borate
Glasses Containing Heavy Metal Oxides. International Journal of Engineering Science and
Technology, 3(9), 6998–7005.
Tolvanen, J.-P., Sprinkle, J., Rossi, M., & Kelly, S. (2010). Hydrophobic surfaces: Effect of surface
structure on wetting and interaction forces. In Proceedings of the ACM International
Conference Companion on Object Oriented Programming Systems Languages and Applications
Companion. https://doi.org/10.1145/1869542.1869607

12

Anda mungkin juga menyukai