Program Kerja Ditjen PPI Tahun 2016 PDF
Program Kerja Ditjen PPI Tahun 2016 PDF
Oleh :
2
Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri
I. PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI SEBAGAI
STRATEGI PERWILAYAHAN INDUSTRI
3
Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri
LATAR BELAKANG : KETIMPANGAN EKONOMI JAWA DAN LUAR JAWA (%)
KTI
0 20 40 60 80 100
4
Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri
II. KEWAJIBAN BERLOKASI DI DALAM KAWASAN INDUSTRI
(1) Perusahaan Industri yang akan menjalankan Industri wajib berlokasi di Kawasan
Industri.
(2) Kewajiban berlokasi di Kawasan Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikecualikan bagi Perusahaan Industri yang akan menjalankan Industri dan berlokasi
di daerah kabupaten/kota yang:
a. belum memiliki Kawasan Industri;
b. telah memiliki Kawasan Industri tetapi seluruh kaveling Industri dalam Kawasan
Industrinya telah habis;
(3) Pengecualian terhadap kewajiban berlokasi di Kawasan Industri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) juga berlaku bagi: a. Industri kecil dan Industri menengah
yang tidak berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan hidup yang berdampak
luas; atau b. Industri yang menggunakan Bahan Baku khusus dan/atau proses
produksinya memerlukan lokasi khusus.
(4) Perusahaan Industri yang dikecualikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
Perusahaan Industri menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf a wajib
berlokasi di kawasan peruntukan Industri.
(5) Industri sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Menteri.
5
Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri
III. PERKEMBANGAN, ISU STRATEGIS DAN ARAH
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI
•1970-1989
•Permendagri No. 5/1974 ttg penyediaan dan pemberian tanah untuk keperluan perusahaan
G-1 •Kawasan industri hanya dapat dimiliki dan dikelola oleh BUMN/BUMD
• 1989-2009
• Keppres No.53/1989 diperbaharui menjadi Keppres No. 41/1996 ttg kawasan industri
• Membuka kesempatan kepada swasta nasional/asing berusaha kawasan industri
G-2 • Pemerintah berperan dalam pengawasan dan pengendalian
6
Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri
ISU STRATEGIS KAWASAN INDUSTRI DI LUAR JAWA
Infrastrutkur
Infrastruktur pendukung seperti jalan, rel kereta api, pelabuhan dan sebagainya dirasa kurang
memadai.
Tata Ruang
Belum semua Kabupaten/Kota telah mempersiapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
khususnya kawasan peruntukan industri
SDM
Kemampuan tenaga kerja dan SDM industrial yang terlatih di daerah kurang baik
Minat Pembangunan
Minat swasta untuk membangun kawasan industri masih kurang
7
ARAH PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI
LUAR JAWA
Kawasan industri berbasis sumberdaya alam (terbarukan dan tidak
berbarukan)
Meningkatkan efisiensi sistem logistik
Kawasan industri sebagai penggerak utama pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi baru
JAWA
Kawasan industri berbasis teknologi tinggi
Kawasan industri padat karya
Kawasan industri yang berorientasi pada industri yang
menghasilkan Consumer Goods
8
Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri
IV. TUJUAN DAN PERANAN KAWASAN INDUSTRI DALAM MENDORONG
HILIRISASI PEMBANGUNAN INDUSTRI BERBASIS SDA
Kawasan
No Fokus Industri
Industri
Industri Pupuk dan
1 Teluk Bintuni
Petrokimia
2 Buli, Haltim Industri Ferronikel
3 Bitung Industri Agro dan Logistik Penyediaan sumber
4 Konawe Industri Ferronikel Mengintegrasikan daya tenaga listrik, air
5 Morowali Industri Ferronikel pembangunan industri bersih, pengolahan limbah,
Industri Rotan, Agro, dan hulu dan hilir, hingga dengan kapasitas besar dan
6 Palu terjadi efisiensi yang terpadu di kawasan
Industri Lainnya berdampak meningkatnya
7 Bantaeng Industri Ferronikel industri, yang mampu
perekonomian suatu
menyediakan kebutuhan
8 Ketapang Industri Alumina wilayah
industri di dalam KI
9 Mandor Industri Pengolahan Karet
10 Batulicin Industri Besi Baja
Industri Besi Baja dan
11 Jorong
Industri Agro
12 Tanggamus Industri Maritim
13 Kuala Tanjung Industri Alumina
Lokasi pemusatan kegiatan industri yang
14 Sei Mangkei Industri Pengolahan CPO tertata rapi, nyaman, aman, asri dan
berwawasan lingkungan, sehingga
mampu menarik minat investor untuk
berinvestasi di dalam kawasan industri
9
PERANAN KAWASAN INDUSTRI DALAM MENDUKUNG HILIRISASI
PEMBANGUNAN INDUSTRI
10
V. PROFIL KAWASAN INDUSTRI
11
Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri
PERSEBARAN KAWASAN INDUSTRI MENURUT PROVINSI
12
Ditjen Pengembangan Perwilayahan Industri
PEMBANGUNAN KAWASAN INDUSTRI PRIORITAS
DI LUAR PULAU JAWA
13
LUAS LAHAN, INVESTASI DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA
DI 14 KAWASAN INDUSTRI
No. Nama KI Luas Investasi Tenaga Anchor Industry Fokus Industri
(Ha) (Rp. Kerja
Triliun) (Jiwa)
1 Teluk Bintuni, Papua Barat 2,112 31.4 51,500 PT. Pupuk Indonesia Industri Pupuk dan Petrokimia
Buli, Halmahera Timur, Maluku
2 Utara 300 4.4 10,000 PT. Feni Haltim Industri Ferronikel
3 Bitung, Sulawesi Utara 534 2.5 90,000 PT. Pelindo Industri Agro dan Logistik
Jiangsu Delong Nickel Industry Co.
4 Konawe, Sulawesi Tenggara 5,500 28.7 18,200 Ltd Industri Ferronikel
5 Morowali, Sulawesi Tengah 1,200 49.7 80,000 PT. Sulawesi Mining Investment Industri Ferronikel
Industri Rotan, Agro, dan Industri
6 Palu, Sulawesi Tengah 1,500 12.5 165,000 PT. Bangun Palu Sulteng Lainnya
PT. Hwadi dan Bantaeng Sigma
7 Bantaeng, Sulawesi Selatan 3,000 24.4 163,200 Energi Industri Ferronikel
PT. Well Harvest Winning Alumina
8 Ketapang, Kalimantan Barat 1,000 4 10,000 Refinery Industri Alumina
9 Mandor, Landak, Kalimantan Barat 306 1.22 33,600 Industri Pengolahan Karet
Batulicin, Tanah Bumbu,
10 Kalimantan Selatan 530 2.12 10,000 PT. Meratus Jaya Iron and Steel Industri Besi Baja
Jorong, Tanah Laut, Kalimantan Industri Besi Baja dan Industri
11 Selatan 6,370 22.3 30,000 PT. Semeru Surya, PT. Delta Prima Agro
12 Tanggamus, Lampung 3,500 17.5 104,800 PT. Repindo Jagat Raya Industri Maritim
Kuala Tanjung, Batu Bara,
13 Sumatera Utara 1,000 4.5 113,200 PT. Inalum Industri Alumina
Sei Mangkei, Simalungun,
14 Sumatera Utara 2,002 9.5 83,300 PT.Unilever Oleochemical Indonesia Industri Pengolahan CPO
Total 28,854 214.74 962,800
14
Direktorat Jenderal Pengembangan Perwilayahan Industri
Gedung Kementerian Perindustrian Lt. 13-14
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12950 15
16
Tahapan Pembangunan Infrastruktur di Dalam 14 Kawasan Industri Prioritas
Kawasan Industri
Uraian Satuan
KI Teluk Bintuni KI Bitung KI Palu KI Morowali KI Konawe KI Buli Haltim KI Bantaeng
Desa Onar Baru, Distrik Kelurahan Tanjung Kecamatan Tawaeli, Kecamatan Bahodopi Kecamatan Bondoiala Kecamatan Buli Kecamatan
Lokasi
Sumuri Merah Bitung Kota Palu dan Kapoiala Pajukukang
Basis Industri Pupuk dan Basis Industri Kelapa, Basis Industri Rotan, Integrated Industri Integrated Industri Integrated Industri Integrated Industri
Petrokimia Perikanan dan Logistik Rumput laut, kakao dan Ferronikel, Stainles Steel Ferronikel, Stainles Steel Ferronikel, Stainles Steel Ferronikel, Stainles
Fokus Industri Mineral dan Produk hilirnya dan Produk hilirnya dan Produk hilirnya Steel dan Produk
hilirnya
Luas Ha ±2112 Ha ±534 Ha ±1500 Ha ±1200 Ha ±5500 Ha ±300 Ha ±3000 Ha
BUMN (PT Pupuk Pemda (PT Sulut Pemda (PT Bangun Palu Swasta (Tsinghang Swasta (PT Konawe Swasta (PT Antam, Tbk) Swasta (PT Bantaeng
Pengelola/Calon Pengelola Indonesia) Membangun) Sulteng) Industrial Morowali Putra Propertindo) Industrial Persada)
Industrial Park)
Tingkat Kesiapan
1. RTRW cek list v v v v v v v
2. RDTR cek list 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015
3. Master Plan cek list v v v v v v v
4. Studi Kelayakan cek list - v v v - - -
5. Renstra cek list v v v v v v v
6. DED cek list - v v v - v -
7. AMDAL cek list - v v v 2016 - 2016
Pekerjaan Fisik dalam KI
Industri Besi Baja Industri Alumina Industri Pengolahan Basis Industri Alumina Basis Industri Basis Industri Maritim Industri Agro dan
Fokus Industri Karet Pengolahan CPO Besi Baja
4. Pembangunan Gedung
tahun
Pengelola KI 2018 2016
5. Pembangunan Politeknik tahun 2018 2017
6. Traning Center Building &
tahun
Workshop
7. Pembangunan Pusat Layanan KI tahun 2019 2018
8. Pembangunan rel kerata api tahun 2015
9. Pembangunan Dry Port tahun 2015
10. Pembangunan Tank Farm CPO
tahun
& CPKO 2018 2015
11. WTP tahun 2018 2016
12. WWTP tahun 2018 2016
18
Tahapan Pembangunan Infrastruktur Pendukung di Luar 14 Kawasan Industri Prioritas
Kawasan Industri
Uraian Satuan
KI Teluk Bintuni KI Bitung KI Palu KI Morowali KI Konawe KI Buli Haltim KI Bantaeng
Dukungan Sarana & Prasarana di
Luar Kawasan Industri
Akses jalan sepanjang 30 -- Pembangunan Jalan -Pembangunan Jalan -Pelebaran dan - Peningkatan kualitas Pembangunan jalan
Km dari Jalan Lintas Tol Bitung Minut Layan (Fly Over) untuk peningkatan jalan dari jalan dari Maba ke Buli provinsi penganti
Provinsi ke Kawasan Manado sepanjang 39 kepentingan umum, Pelabuhan Bungku ke (Alternatif Jalan jalan lama yang
Industri (Sudah masuk KM . Saat ini telah sehingga akses dari lokasi Kawasan Industri Provinsi) kurang lebih 8 memotong kawasan
dalam Renstra Kemen terealisir sepanjang Kawasan Industri ke (40 Km) (2016-2017) km (2016-2018) industri. Saat ini
PUPERA) 13,5km. Pelabuhan Pantoloan - Pelebaran dan sedang disusun Detail
(2016-2018) penuh milik Industri. peningkatan jalan dari Engineering Design
- Pembangunan Jalan (2016) Bandara ke lokasi (DED) untuk jalan
Nasional akses ke Tol --Pembangunan Jalan Kawasan Industri (5 Km) pengganti tersebut.
Manado – Bitung dari Lingkar luar tersambung (2016-2017) (2017)
pintu tol Km 28,5 ke KEK ke Parigi Moutong
sepanjang 2,5 KM Saat -(2016-2019) -
ini sedang penyusunan
Detail Engineering
Design (DED) oleh
Kemen PUPERA (2017)
-Beberapa
Dari ke, p pembangunan jalan
1. Jalan dan L nasional telah akses ke
(tahun) Kawasan Industri Bitung
:
1.Batas Kota Bitung –
Kauditan (6,53km)
2.Kauditan (by pass)-Air
Madidi (7,20km)
3.Airmadidi-Kairagi
(13,35km)
4.Kairagi-Batas Kota
Manado (2,36km)
(2015)
19
Tahapan Pembangunan Infrastruktur Pendukung di Luar 14 Kawasan Industri Prioritas
Jaringan listrik dan power - Penyelesaian Pembangunan Pembangkit Listrik - Kebutuhan listrik untuk Pembangunan Perizinan
plant ±200 MW (2018- pembangunan PLT Pembangkit Listrik Tenaga Batubara 250 – awal konstruksi industri Pembangkit Listrik Pembangunan
2019) oleh PT. Pupuk Panas bumi Lahendong 350 MW sebesar 10 MW (2017- (PLTU) 2 x 110 MW Pembangkit Listrik
V daya 1x20MW (2016- (2016-2018) oleh 2018) (2016-2018) oleh PT.
MW 2017) Pengelola KI - Perizinan Antam
3. Pembangkit Listrik - Penyelesaian Pembangunan
(tahun)
pembangunan PLT Uap Pembangkit Listrik 1000
Kema daya 2x25MW MW
Dari ke
4. Rel Kereta Api dan p
(tahun)
5. Kebutuhan Air Baku L/detik
6. Perumahan Buruh tahun 2015 dan 2016
Ruma Sakit Tipe C
7. Rumah Sakit tahun
(2017) 2017
8. Gudang Logistik tahun 2016
9. Balai Latihan Kerja tahun 2016
20
Tahapan Pembangunan Infrastruktur Pendukung di Luar 14 Kawasan Industri Prioritas
Kawasan Industri
Uraian Satuan
KI Batu Licin KI Ketapang KI Landak KI Kuala Tanjung KI Sei Mangkei KI Tanggamus KI Jorong
Dukungan Sarana & Prasarana di Luar
Kawasan Industri
Jaringan jalan - Peningkatan akses Pembangunan Jalan - Peningkatan kapasitas Peningkatan jalan akses Pembangunan
alternatif ke jalan industri menuju akses dari kawasan jalan dari Perdagangan - dari Tanggamus menuju jembatan Tanjung
pelabuhan sepanjang pelabuhan sekitar 20 industri menuju ke Simpang Kawat - Kawasan Industri Ayun-Tarjun
15 km dari jalan km (2016-2017) pelabuhan Pontianak 34 Limapuluh 15 Km (2016- Maritim (lebar 8 m,
Dari ke, p
lingkar - Pembangunan jalan km. (2016-2017) 2017) panjang 10 km).
1. Jalan dan L
(2016-2018) akses ke kawasan - Peningkatan kapasitas (2016-2017)
(tahun)
industri dari ketapang jalan dari Pematang
ke Sungai Jawi - Pagar Siantar ke Perdagangan
Mentimun (2016- 35 Km (2017-2019)
2017)
Pelabuhan dermaga Pengembangan Pengembangan
dengan Jeti 750 m pelabuhan sebagai Pelabuhan hub Peningkatan
Nama, p dan
kedalaman 22 m akses masuk ke Internasional Kuala pengembangan
2. Pelabuhan DWT
(2017-2018) kawasan dan untuk Tanjung (2016-2018) pelabuhan Jeti di
(tahun)
bongkar muat industri Kawasan Industri
(2016-2017) (2017-2018)
Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan energi Pembangunan PLTU
Pembangkit Listrik Pembangkit Listrik Pembangkit Listrik Pembangkit Listrik Pembangkit Energi listrik power plant Asam-Asam unit 3 dan
Listrik 150 MW (2016- (2017-2018) 4 dengan kapasitas
2017) 2x65MW yang
3. Pembangkit Listrik MW (tahun) terhubung dengan
jaringan SUTT 150 KV
Gardu Induk Asam-
Asam di Kec. Jorong
(2016-2018)
Pembangunan Jalur KA - Pembangunan Jalur KA
Bandar Tinggi Pantibalan KEK Sei Mangkei - Sepur
- Kuala Tanjung (22,15 Simpang (2,9 Km) (2016-
km) 2017)
Dari ke dan (2015-2017) - Peningkatan rel Jalur
4. Rel Kereta Api
p (tahun) KA Gunung Bayu -
Perlanaan (4,15 km)
(2016-2017)
21
1. Kawasan Industri Teluk Bintuni
Profil 1. Desa Onar Baru, Distrik Sumuri, Kabupaten Teluk Bintuni Papua Barat
2. Luas Lahan ±2112 Ha
3. Basis Industri Pupuk dan Petrokimia
4. Nilai Investasi ± Rp 31,4 T
5. Pengelola kawasan PT Pupuk Indonesia
Progres 1. Status lahan sudah dalam bentuk APL (Area Penggunaan Lain);
2. Sudah dilakukan pengukuran lahan oleh BPN Propinsi Papua Barat;
3. Rencana pembangunan akses jalan ke Kawasan industri ± 35 Km
telah masuk dalam Renstra Kementerian PU-PERA
Masalah 1. Belum adanya kepastian harga gas untuk PT. Pupuk Indonesia.
PT. Pupuk Indonesia tidak dapat menggunakan skema yang sedang
dibuat oleh Pemerintah melalui Peraturan Presiden tentang
Penetapan Harga Gas Bumi Tertentu karena belum melakukan
kontrak hingga kini.
2. Kemeneg BUMN meminta untuk pengelolaan kawasan industri
sebaiknya dilakukan oleh Kementerian Perindustrian.
3. Belum selesainya Perda mengenai penetapan tanah hak ulayat
marga Agofa akan berdampak pada saat pelepasan tanah.
4. Relokasi Penduduk setempat sebanyak 88 KK.
5. Belum ada ketersediaan jaringan listrik dan power plant ±200 MW.
TENAGA KERJA 6. Belum ada ketersediaan air baku ± 2000 L/detik .
PRODUK TDK
LANGSUNG PENDUKUNG Perkemb 1. Sudah diselesaikannya penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR)
LANGSUNG
2015 sekitar kawasan industri
Polipropilena 3.000 4.500 15.000 Rencana 1. Koordinasi dalam rangka penyelesaian harga gas dan pelepasan
Kegiatan tanah hak ulayat lokasi kawasan industri.
Urea 4.000 5.000 20.000 2016
Jumlah 7.000 9.500 35.000
Total 51.500 22
Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Teluk Bintuni
Tingkat Kesiapan Waktu Pelaksanaan Keterangan
1. RTRW v Pemerintah Daerah
2. RDTR 2015 Kemenperin
3. Master Plan v Kemenperin (2013)
4. Studi Kelayakan - -
5. Renstra v Kemenperin (2013)
6. DED 2017 Pengelola KI
7. AMDAL - Pengelola KI
Pekerjaan Fisik dalam KI
1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan 2018 Kemenperin/Pengelola
2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2018 Kemenperin/Pengelola
3. Pembangunan Politeknik - Kemenperin/Pengelola
4. Traning Center Building & Workshop 2018 Kemenperin/Pengelola
5. Pembebasan Lahan 2016-2019 Pengelola
6. Pematangan Lahan 2017-2019 Pengelola
7. Pembangunan Dry Port - Kemenperin/Pengelola
8. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) Kebutuhan debit air ± 2000 L/detik (2017) Kemenperin/Pengelola
9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) - Kemenperin/Pengelola
Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri
Prasyarat Utama: Kebijakan Harga Gas untuk industri dalam
2015-2016 Kemen ESDM
negeri
Akses jalan sepanjang 30 Km dari Jalan Lintas Provinsi ke Kementerian PUPR
1. Jalan
Kawasan Industri (2017)
Pelabuhan Trestle sepanjang 5 km dengan kapasitas 50.000 PT Pupuk Indonesia
2. Pelabuhan
DWT (2017)
3. Pembangkit Listrik Jaringan listrik dan power plant ±200 MW (2018-2019) PT Pupuk Indonesia
4. Rel Kereta Api n.a. Kemenhub
5. Rusunawa Pekerja Industri 2018 Kementerian PUPR
6. Rumah Sakit 2019 Pemda
7. Gudang Logistik - Kemenhub & Kemendag
8. Balai Latihan Kerja - Kementerian Tenaga Kerja
9. Pendirian PTSP - BKPM
24
Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Bitung
Tingkat Kesiapan Keterangan
1. RTRW v Pemerintah Daerah
2. RDTR 2015 Kemenperin
3. Master Plan v Kemenperin (2008)
4. Studi Kelayakan v Pemerintah Daerah (2011)
5. Renstra v Kemenperin (2011)
6. DED V Kemenperin (2012)
7. AMDAL V Kemenperin (2009)
Pekerjaan Fisik dalam KI
1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan 2015 – 2016 Kemenperin
2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2015 Kemenperin
3. Pembangunan Politeknik - -
4. Traning Center Building & Workshop - -
5. Pembebasan Lahan 2015-2019 Kemenperin dan Pemda
6. Pematangan Lahan Seluas 92,95 ha di Tahun 2017 Kemenperin
7. Pembangunan Dry Port - -
8. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP)/embung Kebutuhan debit air ± 1200 L/detik (2016-2017) Kementerian PUPR
9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) 2017 Kemenperin
Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri
- Peningkatan fisik Ruas Jalan Nasional Girian – Kema sepanjang 5 Km (2016-2018) Kementerian PUPR
- Pembangunan Jalan Nasional akses ke Tol Manado – Bitung dari pintu tol Km 28,5 ke KEK
1. Jalan sepanjang 5 KM (2015-2018)
- Peningkatan Jalan Tol Bitung Minut Manado sepanjang 43 KM (2015-2018)
2. Pelabuhan - Kemenetrian Perhubungan
- Penyelesaian pembangunan PLT Panasbumi Lahendong V daya 1x20MW (2016-2017) Kementerian ESDM
- Penyelesaian pembangunan PLT Uap Kema daya 2x25MW
Penyelesaian pembangunan PLT Gas Likupang daya 3x25MW (2016-2017)
3. Pembangkit Listrik - Penyelesaian pembangunan Gardu Induk Paniki 150 KV dan Tanjung Merah 150 KV (2016-
2017)
26
Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Palu
Tingkat Kesiapan Keterangan
1. RTRW v Pemerintah Daerah
2. RDTR 2015 Kemenperin
3. Master Plan v Kemenperin (2007)
4. Studi Kelayakan v Pemerintah Daerah (2011)
5. Renstra v Kemenperin (2011)
6. DED v Kemenperin (2009)
7. AMDAL v Kemenperin (2008)
Pekerjaan Fisik dalam KI
1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan 2015-2016 Kemenperin
2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2015 Kemenperin
3. Pembangunan Akademi Komunitas - Kemenperin/Pengelola
4. Traning Center Building & Workshop - Kemenperin/Pengelola
5. Pembebasan Lahan 2015-2019 Pemda/Pengelola
6. Pematangan Lahan 2016-2019 (100 ha) Pemda/Pengelola
7. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP)/embung 2016-2017 Kementerian PUPR
8. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) 2017 Pengelola KI Palu
Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri
Jalan Lingkar luar (Moda Transportasi Barang) 4.5 Kementerian PUPR
km (2017-2018)
1. Jalan Fly over dari Kawasan Industri ke Pelabuhan (2016)
Masalah Lokasi Kawasan Industri yang terletak di daerah terpencil (remote area) menyulitkan pelaksanaan
pembangunan pusat inovasi dan politeknik khususnya dalam pengadaan bahan baku bangunan.
Perkembanga 1. Pembangunan Gedung Pusat Inovasi Logam di Kawasan Industri Morowali (workshop 400m2)
n 2015 2. Pembangunan Gedung Politeknik Industri di Kawasan Industri Morowali (ruang kelas 468m2,
workshop 898m2)
3. Pengadaan Peralatan Workshop untuk Politeknik dan Pusat Inovasi
4. Penyusunan RDTR sekitar Kawasan Industri Morowali
5. Penyusunan Dokumen DED Water Treatment Plant untuk Gedung Politeknik dan Pusat Inovasi di
Kawasan Industri Morowali
28
Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Morowali
Tingkat Kesiapan Keterangan
1. RTRW v Pemerintah Daerah
2. RDTR 2015 Kemenperin
3. Master Plan v Pengelola KI
4. Studi Kelayakan v Pengelola KI
5. Renstra v Pengelola KI
6. DED v Pengelola KI
7. AMDAL v Pengelola KI
Pekerjaan Fisik dalam KI
1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan oleh pengelola KI Pengelola KI
2. Pembangunan Gedung Pengelola KI oleh pengelola KI Pengelola KI
3. Pembangunan Politeknik 2015 - 2017 Kemenperin
4. Traning Center Building & Workshop - -
5. Pembebasan Lahan oleh pengelola KI Pengelola KI
6. Pematangan Lahan oleh pengelola KI Pengelola KI
7. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) oleh pengelola KI Pengelola KI
8. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) oleh pengelola KI Pengelola KI
Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri
- Pelebaran dan peningkatan jalan dari Pelabuhan Bungku ke lokasi Kementerian PUPR
Kawasan Industri (40 Km) (2016-2017)
1. Jalan - Pelebaran dan peningkatan jalan dari Bandara ke lokasi Kawasan
Industri (5 Km) (2016-2017)
2. Pelabuhan Kemenetrian Perhubungan
Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Batubara 250 – 350 MW Kementerian ESDM
3. Pembangkit Listrik
(2016-2018) oleh Pengelola KI (Bantuan Perizinan )
4. Rel Kereta Api - Kemenetrian Perhubungan
5. Rusunawa Pekerja Industri 2015 Kementerian PUPR
6. Rumah Sakit Tipe C 2016 Pemda
7. Pembangunan Embung 16.500 Liter/detik (2016) Kementerian PUPR
8. Gudang Logistik - Kemenhub dan Kemendag
9. Balai Latihan Kerja - Kemen. Tenaga Kerja
10. Pendirian PTSP 2016 BKPM
32
(lanjutan) 6. Kawasan Industri Konawe
Masalah 3. Belum terselesaikannya status daerah irigasi tambak dan derah
irigasi rawa oleh Kementerian PU-Pera sebagaimana yang
dipermasalahkan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
4. Proses pembangunan VDNI telah mencapai 40-60%, namun saat ini
dihentikan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara karena
menganggap kajian AMDAL untuk Rencana Pembangunan Smelter
belum selesai, setelah ditelusuri tenyata izin AMDAL yang telah
dikeluarkan diambil oleh manajemen PT KPP
5. PT PMS terhenti pembangunannya oleh Polda setempat atas
perintah Gubernur Sulawesi Tenggara karena menganggap izin lokasi
belum dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan namun PT PMS
menganggap bahwa aktifitas pembangunan terminal pelabuhan
khusus telah dapat dilakukan karena telah mendapat surat izin
tambat sementara PP 00/31/16/DP.15 tanggal 29 Oktober 2015 oleh
Direktur Pelabuhan dan Pengerukan atas nama Direktorat Jenderal
Perhubungan Laut
Perkemba 1. Pengembangan SDM Industri Lokal di Kawasan Industri di Konawe
ngan 2. Penyusunan RDTR sekitar Kawasan Industri Konawe
2015
Rencana kegiatan 2016: Tidak ada
33
Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Konawe
Tingkat Kesiapan Keterangan
1. RTRW v Pemerintah Daerah
2. RDTR 2015 Kemenperin
3. Master Plan v Pengelola KI
4. Studi Kelayakan V Pengelola KI
5. Renstra V Pengelola KI
6. DED - Pengelola KI
7. AMDAL 2016 Pengelola KI
Pekerjaan Fisik dalam KI
1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan oleh pengelola KI Pengelola KI
2. Pembangunan Gedung Pengelola KI oleh pengelola KI Pengelola KI
3. Pembangunan Akademi Komunitas 2016 Kemenperin
4. Traning Center Building & Workshop - Kemenperin/Pengelola KI
5. Pembebasan Lahan oleh pengelola KI Pengelola KI
6. Pematangan Lahan oleh pengelola KI Pengelola KI
7. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP)/embung oleh pengelola KI Pengelola KI
8. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) oleh pengelola KI Pengelola KI
Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri
Pembangunan jalan dari Bandara ke Kawasan Kementerian PUPR
1. Jalan
Industri sepanjang 20 km (2016)
Pembangunan pelabuhan oleh Pengelola KI Kemenetrian Perhubungan
2. Pelabuhan
(2016) (Bantuan Perizinan )
Kebutuhan listrik untuk awal konstruksi industri Kementerian ESDM
3. Pembangkit Listrik
sebesar 10 MW (2017-2018)
4. Rel Kereta Api - Kemenetrian Perhubungan
5. Rusunawa Pekerja Industri 2016 Kementerian PUPR
6. Rumah Sakit 2016 Pemda
7. Gudang Logistik - Kemenhub dan Kemendag
8. Balai Latihan Kerja - Kemen. Tenaga Kerja
9. Pendirian PTSP - BKPM
35
Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Bantaeng
Tingkat Kesiapan Keterangan
1. RTRW v Pemerintah Daerah
2. RDTR 2015 Kemenperin
3. Master Plan V Kemenperin (2014)
4. Studi Kelayakan V Pemerintah Daerah
5. Renstra V Kemenperin (2014)
6. DED - Pengelola KI
7. AMDAL 2016 Pengelola KI
Pekerjaan Fisik dalam KI
1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan - Pengelola KI
2. Pembangunan Gedung Pengelola KI - Pengelola KI
3. Pembangunan Akademi Komunitas 2016 Kemenperin
4. Traning Center Building & Workshop - Kemenperin/Pengelola
5. Pembangunan Pusat Layanan KI - Kemenperin/Pengelola
6. Pembebasan Lahan - Pengelola KI
7. Pematangan Lahan - Pengelola KI
8. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) - Pengelola KI
9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) - Pengelola KI
Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri
Pengalihan jalan provinsi yang memotong Kementerian PUPR
1. Jalan kawasan industri Bantaeng (2016)
Pembangunan Pelabuhan dapat Kementerian Perhubungan
menampung kapal dengan kapasitas
2. Pelabuhan
10.000-20.000 DWT (2017-2018) (Bantuan
Perizinan )
Pembangunan pembangkit listrik (Bantuan Kementerian ESDM
3. Pembangkit Listrik Perizinan )
4. Rel Kereta Api - Kementerian Perhubungan
5. Rusunawa Pekerja Industri 2016 Kementerian PUPR
6. Rumah Sakit - Pemda
7. Gudang Logistik - Kemenhub dan Kemendag
8. Balai Latihan Kerja - Kemen. Tenaga Kerja
Legend : V = sudah dilaksanakan 36
8. Kawasan Industri Batulicin
Profil 1. Kecamatan Simpang Empat dan Kecamatan Karang Bintang
2. Luas lahan 530 Ha
3. Fokus Industri Besi Baja
4. Nilai Investasi 2,12 T
5. Anchor Industry PT Meratus Jaya Iron and Steel
6. Badan Pengelola diperkirakan milik Pemerintah Daerah
37
Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Batulicin
Tingkat Kesiapan Waktu Pelaksanaan Keterangan
1. RTRW Pemda
2. RDTR 2015 Kemenperin
3. Master Plan 2008 Kemenperin
4. Studi Kelayakan Pemda/Pengelola
5. Renstra 2012 Kemenperin
6. DED 2015 Kemenperin
7. AMDAL 2017 Pemda/Pengelola
Pekerjaan Fisik dalam KI
1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan 2017 Kemenperin/Pengelola
2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2017 Kemenperin/Pengelola
3. Pembangunan Politeknik 2016 Kemenperin/Pengelola
4. Traning Center Building & Workshop 2018 Kemenperin/Pengelola
5. Pembangunan Pusat Layanan KI 2018 Kemenperin/Pengelola
6. Pembebasan Lahan 2016 Pemda/Pengelola
7. Pematangan Lahan 2016 Pemda/Pengelola
8. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) 2018 Kemenperin/Pengelola
9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) 2018 Kemenperin/Pengelola
Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri
Jaringan jalan alternatif ke pelabuhan Kementerian PUPR
1. Jalan sepanjang 15 km dari jalan lingkar
(2016-2018)
Pelabuhan dermaga dengan Jeti 750 m Kementerian Perhubungan
2. Pelabuhan kedalaman 22 m (2017-2018)
Ke Pelabuhan
02 ANEKA INDUSTRI 61,44
13 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
03 INDUSTRI SEDANG 101,63 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN PERWILAYAHAN INDUSTRI
12 04 DIREKTORAT PENGEMBANGAN FASILITASI KEINDUSTRIAN WILAYAH I
04 INDUSTRI BESAR 270,58
Ja
la
n INFRASTRUKTUR KAWASAN
05 PEMADAM KEBAKARAN 5,93
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI
KORIDOR KALIMANTAN
2015
(NUNUKAN, PANGKALANBUN DAN KETAPANG)
Kemenperin:
Pr
LUAS (Ha)
in
Masterplan (2014).
Ke
03 INDUSTRI SEDANG 101,63 11 PENGELOLAAN AIR BERSIH 11,27 BATAS WILAYAH PERENCANAAN
nd
JALAN PROPINSI
aw
25
05 PEMADAM KEBAKARAN 03 5,93 FASILITAS PENUNJANG INDUSTRI
01 UMKM 25,41
06 POWER STATION 10,70 14 PERUMAHAN 22,92 02 ANEKA INDUSTRI 61,44
07
08
FUEL STATION
PERGUDANGAN
12,45 25
42,24
02
15
16
SARANA OLAH RAGA
PARKIR ANGKUTAN KARYAWAN
2,94
1,19
03
04
INDUSTRI SEDANG
INDUSTRI BESAR
INFRASTRUKTUR KAWASAN
101,63
270,58 Menyelesaikan penyusunan Perda RTRW
05 PEMADAM KEBAKARAN 5,93
09
10
LIQUID STORAGE CENTER
Selat Karimata
PUSAT PENGEPAKAN
10,12
7,11 07
25 05
01
17
18
SARANA PERIBADATAN
AREA KOMERSIAL
3,83
21,69
06
07
08
POWER STATION
FUEL STATION
PERGUDANGAN
10,70
12,45
42,24
Kabupaten Ketapang
01 19 23 KANTOR MANAJEMEN 2,52 09 LIQUID STORAGE CENTER 10,12
11 PENGELOLAAN AIR BERSIH 11,27 25
10 PUSAT PENGEPAKAN 7,11
20 22 MEDIA CENTER 2,16
12 PENGELOLAAN LIMBAH KERING 15,86 21 20
Masalah 1. Kualitas SDM yang mendukung kawasan
11 PENGELOLAAN AIR BERSIH 11,27
21 19 24PERKANTORAN 13,68 12 PENGELOLAAN LIMBAH KERING 15,86
13 IPAL 17,23 18 13 IPAL 17,23
22 25
17 CENTER
TRADE 2,68 FASILITAS PENUNJANG
FASILITAS PENUNJANG 15 16
17
18
SARANA PERIBADATAN
AREA KOMERSIAL
3,83
21,69
25
HIJAU JALAN, BUFER, KOLAM
01
JALAN DAN SALURAN
07
117,12
Perkemba
20
21
22
23
MEDIA CENTER
PERKANTORAN
TRADE CENTER
CONVENTION CENTER
2,16
13,68
2,68
6,04
1. Koordinasi dalam penyiapan lahan,
19 2,52
20
KANTOR MANAJEMEN
MEDIA CENTER 2,16
LUAS KAWASAN
02
03 INDUSTRI 1.009,90
11
ngan 2015
24 MEDICAL CENTER
RUANG TERBUKA HIJAU
25
TAMAN, MEDIAN, JALUR
3,70
217,40
infrastruktur logistik dan penunjang kawasan
21 PERKANTORAN 13,68 HIJAU JALAN, BUFER, KOLAM
22
23
TRADE CENTER
CONVENTION CENTER
2,68
6,04
04
JALAN DAN SALURAN
LUAS KAWASAN INDUSTRI
117,12
1.009,90
industri seluas 1000 Ha
24 MEDICAL CENTER
RUANG TERBUKA HIJAU
3,70
12
LUAS KAWASAN INDUSTRI = 1.000 Ha
(IZIN LOKASI PT. KETAPANG BANGUN SARANA)
SKALA 1 : 30.000
2. Penyusunan DED kawasan industri
217,40
25
TAMAN, MEDIAN, JALUR
HIJAU JALAN, BUFER, KOLAM
117,12
13
SUMBER PETA
0 1.000 2.000 3.000 m
3. Penyusunan RDTR sekitar kawasan industri
JALAN DAN SALURAN 1. Keputusan Bupati Ketapang No: 248/PEM/2013
Rencana Anchor:
kegiatan 1. Melanjutkan land clearing lahan kawasan
2016 industri (pematangan lahan)
Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja 10.000 TK Pemerintah Daerah:
1. Menyelesaikan HPL KI
39
Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Ketapang
Tingkat Kesiapan Waktu Pelaksanaan Keterangan
1. RTRW Pemda
2. RDTR 2015 Kemenperin
3. Master Plan 2014 Kemenperin
4. Studi Kelayakan Pengelola
5. Renstra Kemenperin
6. DED 2015 Kemenperin
7. AMDAL 2016 Pengelola
Pekerjaan Fisik dalam KI
1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan 2017 Pengelola
2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2017 Pengelola
3. Pembangunan Politeknik 2017 Kemenperin
4. Traning Center Building & Workshop 2017 Kemenperin
5. Pembangunan Pusat Layanan KI 2018 Kemenperin
6. Pembebasan Lahan 2016 Pengelola
7. Pematangan Lahan 2016 Pengelola
8. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) 2017 Pengelola
9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) 2017 Pengelola
Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri
- Peningkatan kapasitas jalan provinsi Kementerian PUPR
di sekitar kawasan (2016-2017)
1. Jalan - Peningkatan akses jalan industri
menuju pelabuhan sekitar 20 km
(2016-2017)
Pengembangan pelabuhan sebagai Kementerian Perhubungan
2. Pelabuhan akses masuk ke kawasan dan untuk
bongkar muat industri (2016-2017)
3. Pembangkit Listrik 2017 Kementerian ESDM
4. Rel Kereta Api - Kementerian Perhubungan
5. Rusunawa Pekerja Industri 2018 Kementerian PUPR
6. Rumah Sakit 2018 Pemda
Kementerian Perhubungan/
7. Gudang Logistik
- Kementerian Perdagangan
8. Balai Latihan Kerja 2018 Kementerian Tenaga Kerja
9. Pendirian PTSP 2018 Pemda
40
10. Kawasan Industri Mandor
Profil 1. Kecamatan Mandor
2. Luas kawasan 306 Ha
3. Fokus Industri Pengolahan Karet
4. Nilai Investasi 1,22 T
5. Anchor Industri PT. Gamma Mitra Lestari
6. Pengelola: PT. Landak Barajaki
Progres Kemenperin:
KIM II 1. Sudah disusun dokumen perencanaan berupa Masterplan
POWER
MEDIA
CENTER
INOVATION
PERKANTORAN
EXHIBITION
CENTER PERKANTORAN
CONVENTION
CENTER
PARKIR PERDAGANGAN
ANGKUTAN
KARYAWAN
MEDICAL
CENTER SARANA
PERIBADATAN
PERUMAHAN
3. Sudah ada badan pengelola kawasan industri
4. Pematangan lahan Kawasan Industri Mandor
COMMUNITY
CENTER
PUSAT
PENGEPAKAN
07
PEMAKAMAN
INDUSTRI
KECIL
MENENGAH
INDUSTRI
KECIL
MENENGAH
Pemerintah Daerah:
1. Melakukan pematangan lahan (cut & fill) KIM 1
2. Membangun sebagian jalan poros kawasan industri
INDUSTRI
KARET
3. Mengkoordinasikan pembangunan jalan akses ke pelabuhan
Temajok di Kabupaten Mempawah dengan jarak ±33 km dari
INDUSTRI
KARET
INDUSTRI
KARET
kawasan industri
ANEKA
INDUSTRI
4. Menyelesaikan Perda RTRW Kabupaten Landak
ANEKA
INDUSTRI 5. Menyelesaikan AMDAL sebagai langkah untuk mendapat Izin
ANEKA
INDUSTRI
PEMADAM
KEBAKARAN
INDUSTRI
SEDANG
7. Finalisasi pembangunan jalan utama
INDUSTRI
SEDANG
8. Review RTR KI Mandor, karena ada perbedaan jalan antara
INDUSTRI
kondisi di lapangan dengan rencana sebelumnya
SEDANG
INDUSTRI KARET
Masalah 1. Belum ada akses jalan ke Pelabuhan Temajok
2. Belum tersedia infrastruktur dalam kawasan industri
INDUSTRI KECIL MENENGAH
ANEKA INDUSTRI
INDUSTRI SEDANG
INDUSTRI BESAR
PERUMAHAN
INDUSTRI
PARKIR ANGKUTAN KARYAWAN
INDUSTRI
BESAR BESAR
SARANA OLAH RAGA
SARANA PERIBADATAN
Perkembangan
COMMUNITY CENTER
KANTOR MANAJEMEN
PERKANTORAN
PUSAT INOVASI
MEDIA CENTER
1. Koordinasi dalam penyiapan lahan, infrastruktur logistik
2015
CONVENTION CENTER
EXHIBITION CENTER
AREA KOMERSIAL
PERDAGANGAN
dan penunjang kawasan industri seluas 306 Ha
MEDICAL CENTER
IPAL
PENGELOLAAN
LIMBAH
KERING
PEMADAM KEBAKARAN
POWER STATION
FUEL STATION
PENGELOLAAN AIR BERSIH
2. Penyusunan DED Kawasan Industri
IPAL
Progres Kemenperin:
1. Sudah disusun dokumen perencanaan berupa Masterplan (2013), Renstra
pengembangan Kawasan Industri (2013), dan Kelayakan ekonomi finansial
(2013).
2. Mengkoordinasikan pola kelembagaan dan status kepemilikan lahan
dengan PT Inalum
3. Penyusunan rencana pembangunan sistem logistik Kawasan Industri Kuala
Tanjung (2015)
Pemerintah Daerah:
1. Koordinasi pembangunan infrastruktur berupa:
a. Pelabuhan Kuala Tanjung dibangun oleh PT Pelindo I ;
b. Jalan kereta api dari Bandar Tinggi-Kuala Tanjung
c. Melakukan review RTRW
d. Pembangunan pelabuhan multipurpose bagian darat oleh PT. Pelindo I
dengan lahan seluasa 12 Ha
e. Pembebasan lahan untuk pembangunan jalan kereta api telah sudah
dibayar (dari Tebing Tinggi ke Batubara)
f. Penyelesaian zonasi laut sudah sampai di Provinsi Sumut
Masalah 1. Belum ada Badan Pengelola Kawasan Industri Kuala Tanjung
2. Penyelesaian HPL pasca pengakhiran Orotita Asahan
3. Pembebasan lahan kawasan industri belum dilakukan
Perkembanga 1. Koordinasi dalam penyiapan lahan, infrastruktur logistik dan penunjang
n 2015 kawasan industri seluas 1000 Ha
2. Penyusunan DED kawasan industri
3. Penyusunan RDTR sekitar kawasan industri
Estimasi Penyerapan Tenaga Kerja Rencana Pemerintah Daerah:
± 113.000 TK kegiatan 2016 1. Melakukan koordinasi dengan Provinsi untuk membahas penyelesaian
lahan antara PT.Pelindo 1 dengan PT. INALUM yang lokasinya
bersebelahan untuk perluasan pelabuhan multipurpose
2. Lanjutan penyelesaian zonasi laut di Provinsi Sumut 43
Kebutuhan Infrastruktur Kawasan Industri Kuala Tanjung
Tingkat Kesiapan Waktu Pelaksanaan Keterangan
1. RTRW v Pemda
2. RDTR 2015 Kemenperin
3. Master Plan 2013 Kemenperin
4. Studi Kelayakan 2013 Kemenperin
5. Renstra 2013 Kemenperin
6. DED 2015 Kemenperin
7. AMDAL Pemda
Pekerjaan Fisik dalam KI
Pembangunan jalan poros sepanjang 1,9 km
1. Pembangunan Jalan Poros & Jalan Lingkungan (2017) Kemenperin/Pengelola
2. Pembangunan Gedung Pengelola KI 2018 Kemenperin/Pengelola
3. Pembangunan Politeknik 2018 Kemenperin/Pengelola
4. Traning Center Building & Workshop Kemenperin/Pengelola
5. Pembangunan Pusat Layanan KI 2019 Kemenperin/Pengelola
6. Pembebasan Lahan 2016-2019 Pemda/Pengelola
7. Pematangan Lahan 2016-2019 Pemda/Pengelola
8. Pembangunan Water Treatment Plant (WTP) 2018 Kemenperin/Pengelola
9. Pembangunan Waste Water Treatment Plant (WWTP) Kemenperin/Pengelola
Dukungan Sarpras di Luar Kawasan Industri
1. Jalan Kementerian PUPR
Pengembangan Pelabuhan hub Internasional Kementerian Perhubungan
2. Pelabuhan Kuala Tanjung (2016-2018)
a. Letak lokasi Kawasan Industri Sei Mangkei (KISMK) berada di areal perkebunan kelapa sawit (Raw Material
Oriented).
b. Ada jalur Kereta Api dari Gunung Bayu – Stasiun Perlanaan yang jaraknya dekat dengan KISMK. Sehingga bisa
di koneksikan dengan jalur existing ke Pelabuhan Kuala Tanjung.
c. Telah ada pabrik kelapa sawit (PKS) milik PTPN III yang dibangun pada tahun 1997 kapasitas 30 Ton TBS/Jam,
ditingkatkan menjadi 75 Ton TBS/Jam, yang letaknya jauh dari pemukiman masyarakat umum sehingga
masyarakat tidak terganggu oleh polusi. Peningkatan kapasitas PKS didasarkan pada prediksi akan terjadi
lonjakan jumlah TBS di kebun-kebun kelapa sawit sekitar Distrik Deli Serdang I-II, Simalungun, dan Asahan
hasil re-planting dan konversi tahun 2006. Produksi TBS ini bila dikirim ke PKS di luar Sei Mangkei maka biaya
transportasi yang timbul selama lima tahun mulai tahun 2007 mencapai sekitar Rp 177 Milyar.
d. Investor yang sudah menanamkan modalnya di Kawasan industri Sei Mangkei yaitu PT. Unilever
e. Sumber air cukup tersedia dari sungai Bah Bolon
f. Berada & dekat dengan beberapa PKS (berjarak kurang dari 70 km):
- Milik PTPN III = 165 ton TBS/jam
- Milik PTPN IV = ± 300 ton TBS/jam
- Milik Swasta = ± 104 ton TBS/jam
46
MASTERPLAN KI SEI MANGKEI – LUAS AREA 1933,80 Ha
Persentase Luas (%)
No. Area Peruntukan (Zona) Luas (Ha)
Kav. Ind Facility Jalan T. Hijau
1 Industri Sawit 245,49 12,69
2 Aneka Industri 579,50 29,97
11 6
3 Saprodi 85,06 4,40
4 Industri Karet 84,10 4,35
7 5 Industri Elektronika 155,40 8,04
17
17 6 Kawasan Komersial 31,91 1,65
15
9
7 Kawasan Perkantoran 42,57 2,20
2 18
8 Logistik dan 67,67 3,50
10 17
14 Pergudangan
17 9 Fasilitas Umum (RS, BLK, 24,50 1,27
8 Sekolah, ....)
1. Listrik • Kendala penyediaan listrik di KEK Sei Mangkei adalah mengenai tingkat kehandalan listrik. Saat
ini tingkat kehandalan listrik di KEK Sei Mangkei adalah 90%, sementara PT. UOI membutuhkan
tingkat kehandalan listrik mencapai 100%.
• PTPN III akan mengupayakan untuk penggunaan genset, namun hanya mampu meningkatkan
tingkat kehandalan sebesar 5%, sehingga tingkat kehandalan baru mencapai 95%, belum dapat
terpenuhi mencapai 100%.
• Menko Perekonomian mengarahkan agar PTPN III mengolah biomass dan air limbah menjadi
energi listrik dalam rangka pemenuhan kapasitas kebutuhan listrik dan meningkatkan tingkat
kehandalan listrik di KEK Sei Mangkei
2. Gas • Ketersediaan gas di Sumatera Utara lebih kecil dibandingkan ketersediaan gas di wilayah Jawa.
Kondisi ini menunjukkan adanya gap kebutuhan gas yang cukup tinggi.
• Untuk penyediaan gas ke KEK Sei Mangkei, telah tersambung pipa dari Arun ke Belawan yang
saat ini telah beroperasi. Namun yang menjadi kendala adalah pembeli baru berasal dari PT.
Unilever Oleochemical Indonesia (UO)I dan sejauh ini belum ada tenant yang akan membeli
gas. Kondisi yang terjadi saat ini menjadikan harga gas sangat tinggi dan tidak menarik bagi PT.
UOI. Diharapkan agar di KEK sudah terdapat tenant-tenant yang akan membeli gas dalam
jumlah yang memadai dengan jangka waktu yang cukup panjang.
• PT. Pertamina memerlukan komitmen dan kepastian dari tenant-tenant yang akan membeli
gas dari PT. Pertamina dengan jumlah yang memadai dan jangka waktu yang cukup panjang.
• Menko Perekonomian mengarahkan untuk dilakukan kajian lebih lanjut terhadap ketentuan
dalam regulasi tata kelola gas sebagai turunan dari kebijakan ekonomi jilid III untuk dapat
diimplementasikan di KEK Sei Mangkei.
49
ASPEK PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI SEI MANGKEI
No. Aspek Keterangan
3. Rel kereta api • Pemerintah Provinsi Sumatera Utara berkomitmen untuk melakukan
Bandar Tinggi percepatan revisi penerbitan SP2LP.
– Kuala
Tanjung
4. Pasokan bahan • Dalam rangka memberikan jaminan pasokan bahan baku kelapa sawit
baku di KEK, Pemerintah Propinsi Sumatera Utara mengusulkan perlunya
membentuk kantor pemasaran bersama di KEK Sei Mangkei. Selama
ini kantor pemasaran masih berlokasi di Jakarta
• Penyediaan bahan baku pada kantor pemasaran bersama dilakukan
melalui tender.
5. Penangan ruas • Pemerintah Kabupaten Simalungun mengharapkan adanya
jalan percepatan penetapan SK untuk peningkatan status jalan kabupaten
kabupaten menjadi jalan strategis nasional dan untuk ruas-ruas jalan akses KEK
Sei Mangkei ke lokasi bahan baku.
• Kementerian PUPERA berkomitmen untuk membangun jalan akses
yang telah ditetapkan menjadi jalan strategis nasional. Sementara
untuk jalan akses KEK Sei Mangkei yang menjadi kewenangan provinsi
dan kabupaten/Kota.
50
ASPEK PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI SEI MANGKEI
6. Pelayanan • PTPN III terkendala dalam penyediaan tenaga ahli sebagai tenaga
PTPN III professional pengelola kawasan. Saat ini PTPN III sedang melakukan
kepada penjajagan dengan PT. Jababeka untuk mendapatkan tenaga
investor professional yang telah berpengalaman di Jababeka untuk menjadi
tenaga ahli di PTPN III dalam pengelolaan KEK Sei Mangkei.
• Menko Perekonomian mengarahkan agar PTPN III menyusun Service
Level Agreement (SLA) sehingga memiliki standar yang jelas untuk
pemberian pelayanan kepada investor di KEK.
7. Pemberian • Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah melakukan kewajibannya
insentif dengan melimpahkan kewenangan perizinan, yaitu sebanyak 24 izin
kepada Administrator KEK dan juga pemberian izin pengambilan air
baku dari Sungai Bah Bolon.
• Pemerintah Provinsi Sumatera Utara telah menerbitkan Perda No. 8
Tahun 2015 mengenai pemberian insentif untuk penanaman modal.
51
PROGRES PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI SEI MANGKEI
C. Dukungan Yang Diharapkan
Pemerintah Daerah :
(1) Koordinasi dengan Pemprov Sumatera Utara dalam penyelesaian RTRW;
(2) Koordinasi pelaksanaan pembangunan jalur Kereta Api dari Gunung Bayu – Stasiun Perlanaan
yang jaraknya dekat dengan KI Sei Mangkei.
(3) Koordinasi terkai perijinan dan keamanan dalam masa pembangunan KI Sei Mangkei.
(4) PTPN III mengambil inisiatif untuk pemenuhan tingkat kehandalan listrik mencapai 100% di KEK
Sei Mangkei sesuai kebutuhan PT. UOI hingga tersedianya Gardu Induk.
(5) PTPN III Merumuskan Service Level Agreement untuk standar pemberian pelayanan kepada
investor di KEK Sei Mangkei.
(6) Perlu dilakukan kajian lebih lanjut terhadap ketentuan dalam regulasi tata kelola gas sebagai
turunan dari kebijakan ekonomi jilid III untuk diimplementasikan di KEK Sei Mangkei.
(7) Perlu dilakukan percepatan proses pengadaan tanah dan penerbitan revisi SP2LP untuk
pembangunan rel kereta api Bandar Tinggi – Kuala Tanjung.
(8) Penanganan akses jalan dari KEK Sei Mangkei ke lokasi bahan baku yang akan diolah di KEK Sei
Mangkei, akan menggunakan pendekatan DAK Infrastruktur.
57
Waktu Pengembangan
Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5 Tahun 6 Tahun 7
Aktivitas
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Survey lokasi dan
Penentuan Lokasi
Pengajuan Ijin Prinsip
Pembebasan Lahan
Penyusunan FS,
Masterplan, RENSTRA
Penyusunan AMDAL
Penyusunan DED
Pembangunan
Infrastruktur
Pemasaran
KI Beroperasi
58
Kriteria Teknis Kawasan Industri
(Permenperin No. 35/2010)
No Kriteria Penetapan Faktor Pertimbangan
1 Jarak terhadap permukimam Minimal 2 km
2 Jaringan jalan yang melayani Arteri primer
3 Jaringan yang melayani Jaringan listrik
Jaringan telekomunikasi
4 Prasarana angkutan Tersedia pelabuhan laut/outlet (ekspor/
impor)
5 Topografi/kemiringan Maksimal 0 – 15 derajat
6 Jarak terhadap sungai Maksimal 5 km dan terlayani
7 Peruntukan lahan Non pertanian
Non permukimam
Non konservasi
8 Ketersediaan lahan Minimal 50 Ha
9 Orientasi lokasi (terhadap) Pasar (market)
Bahan baku
Tenaga kerja
59