Kwu Silvia
Kwu Silvia
Disusun oleh :
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Studi Kelayakan PBF “. Dalam
makalah ini akan menjelaskan mengenai pengertian secara umum. Adapun tujuan penulis
makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari dosen yang membimbing kami dalam mata
kuliah Manajemen Farmasi.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, Saya
mengharapkan kritik dan saran para pembaca demi kesempurnaan makalah ini untuk ke depan-
nya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita terutama bagi mahasiswa-mahasiswi yang
mengikuti mata kuliah Manajemen Farmasi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka melindungi masyarakat terhadap peredaran obat dan bahan obat yang tidak
memenuhi persyaratan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu. Pembinaan secara menyeluruh di
maksudkan agar obat dan bahan obat yang beredar dan di gunakan oleh masyarakat telah
memenuhi syarat dan tidak merugikan kesehatan masyarakat.
Dengan telah di tetapkan nya peraturan Menteri Kesehatan RI, yaitu peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 1148/MENKES/PER/VI/2011 tanggal 13 Juni 2011 tentang Pedagang Besar
Farmasi dan beberapa peraturan teknis lainnya, menggantikan peraturan yang sebelumnya karena
sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan, kondisi dan perkembangan ilmu pengetahuan serta
teknologi terkini. Terbitnya peraturan baru, pemerintah di tuntut untuk menerapkan prinsip-
prinsip Clean Government dan Good Governance secara universal dan di yakini menjadi prinsip
yang di perlukan untuk memberikan pelayanan publik prima kepada masyarakat. Kualitas
pelayanan publik prima dapat di ukur dengan ada tidak nya suap, ada tidak nya SOP, kesesuaian
proses pelayanan dengan SOP yang ada, keterbukaan informasi, keadilan dan kecepatan dalam
pemberian pelayanan dan kemudahan masyarakat melakukan pengaduan.
B. Tujuan
Adapun bentuk dari PBF yaitu PT. JAYA MAKMUR yang terletak di Simpangkatis,
dengan bangunan yang luas. Waktu operasional di PBF adalah dari hari Senin hingga Sabtu yang
berlangsung pada pukul 08.00-16.00 WIB. Namun, pada hari Sabtu kegiatan operasional
berlangsung pada pukul 08.00-14.00 WIB. Dan pada hari minggu jam operasional di tiadakan.
D. Sasaran
1. PBF cabang lain
2. Fasilitas pelayanan kefarmasian:
- Apotek
- Puskesmas
- Toko obat
- Instalasi Farmasi Rumah sakit
BAB II
PEMBAHASAN
F. SYARAT KETENAGAKERJAAN PBF
a. PBF harus memiliki seorang apoteker atau tenaga teknis kefarmasian yang memiliki
surat izin kerja (SIK) sebagai penenggung jawab teknis penyimpanan surat penyaluran
obat dan alat kesehatan.
b. Memiliki seorang apoteker yang memiliki surat izin kerja (SIK) sebagai penanggung
jawab.
c. Untuk ketenagakerjaan umum di PBF minimal tamatan SLTA atau Yang sederajat
d. Masing-masing tenaga kerja harus bekerja sesuai dengan keahlian,kemampuan, dan
keterampilan di bidangnya masing-masing.
ASPEK LOKASI
Nama PBF yang akan didirikan adalah PT. JAYA MAKMUR yang terletak di
I. Analisis SWOT
Berdasarkan data‐data yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap posisi strategis
daerah/ peta lokasi dan keberadaan kompetitor, dapat diterangkan beberapa hal yang penting. Hal
ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap PBF baru yang
akan didirikan (SWOT ANALISIS).
Kekuatan / Strength
Yang menjadi kekuatan kompetitif PBF baru yang akan didirikan adalah sebagai berikut :
-Letak PBF strategis dipinggir jalan dan belum ada PBF yang lainnya .
-Mempunyai SDM yang berpotensi, kreatif, penuh inovasi, dan semangat kerja yang tinggi
pelayanan sepenuh hati dengan keramahan dan senyum
-Petugas-petugas yang selalu standby di PBF, siap memberikan layanan terbaiknya dan distribusi
yang terbaik.
-Pelayanan dan distribusi obat yang cepat dan harga nya sesuai dengan tingkat perekonomian
warga sehingga dapat terjangkau
-PBF yang bersih dan nyaman, disertai dengan gudang, TV, toilet, ruang tunggu, dan parkir
yang luas.
-PBF yang letaknya dekat dengan puskesmas, toko obat.
Kelemahan / Weakness
-Merupakan PBF baru yang belum dikenal oleh masyarakat
-Kesadaran masyarakat untuk membeli obat dan alkes di PBF masih rendah.
-Untuk menutupi kelemahan tersebut maka nama PBF harus dibuat besar dan diberi neon box,
tanda/marka PBF dipasang tepi jalan dan sering melakukan promosi
Peluang / Opportunity
- apotek,puskesmas ,toko obat , praktek bersama, Instalasi Farmasi Rumah sakit cukup
padat sehingga menjadi sumber pelanggan PBF yang potensial.
-Belum ada PBF yang terletak disana.
Ancaman / Threaths
-Ancaman terutama datang dari kompetitor/pesaing, yaitu adanya PBF yang baru di sekitar
lokasi.
-Kurangnya dalam melakukan promosi PBF.
Biaya
1. Modal Tetap
a. Bangunan + tanah Rp.2.000.000.000,00
b. Perlengkapan Rp.1.500.000.000,00
BAB III
PENUTUP
Pedagang Besar Farmasi adalah suatu badan hukum berbentuk perseroan terbatas dan
koprasi yang memiliki badan besar sesuai ddengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Izin usaha PBF, diberikan oleh Mentri Kesehatan dalam hal ini Mentri Kesehatan melimpahkan
wewenang pemberian izin usaha PBF berlaku untuk seterusnya selama PBF yang bersangkutan
masih aktif melakukan kegiatan usahanya. Peranan tenaga teknis kefarmasian dalam PBF sangat
penting karena memerlukan ketelitian, keterampilan dan kejujuran disamping pengetahuan yang
diperoleh di lembaga atau instansi pendidikan terkait yang harus diterapkan dan dikembangkan
untuk bertanggungjawab di PBF. Bahwa seseorang tenaga teknis kefarmasian mempunyai peran
dan tanggungjawab yang tinggi dalam melaksanakan tugas serta ikut membantu pemerintah
dalam melayani pendistribusian, perbekalan farmasi ke tempat pelayanan kesehatan.
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim
SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats).