Anda di halaman 1dari 2

Nama: Cika Candraningtyas

Kelas: VII C

“Properti Tari daerah Bangka Belitung”

1. Properti Tepak Sirih

Tepak sirih merupakan salah satu icon Melayu yang sangat menonjol. Hampir seluruh
masyarakat Melayu mengenal benda kharismatik ini, baik masyarakat Melayu di pedesaan
maupun di perkotaan. Namun, umumnya mereka hanya mengetahui sebatas nama dan bentuknya
saja, tak banyak yang paham dengan sejarah, makna serta filosofi disebalik benda tersebut.
Tepak Sirih juga digunakan sebagai properti pada tari Sambut yang berasal dari Bangka
Belitung. Nama tepak sirih diambil dari fungsi tepak sirih itu sendiri, yakni untuk meletakkan
sirih beserta komponen pelengkap lainnya seperti cengkeh, pinang, kapur, gambir, tembakau dan
kacip. Pada acara-acara tertentu, sirih yang berada di tepak sirih nantinya akan dicampur dengan
beberapa bahan pengiring. Kemudian sirih dimakan oleh tamu-tamu atau pun orang kehormatan,
hal ini dikenal dengan tradisi makan sirih.
Tepak sirih tidak hanya digunakan sebagai tempat untuk meletak sirih. Namun, tepak sirih
merupakan salah satu simbol adat Melayu yang biasanya digunakan pada acara menyambut
tamu, acara merisik, acara hantaran belanja, acara pernikahan, pengobatan tradisional, dan
berbagai acara adat lainnya. Tepak sirih mengalami perkembangan dari segi bentuk. Bahan
utama yang digunakan untuk membuat tepak sirih yang dulu terbuat dari logam sementara tepak
sirih yang sekarang terbuat dari kayu atau triplek.
Masyarakat Melayu terkenal dengan sifat sopan santun, berbudi bahasa serta penuh dengan
adat budaya dalam menjalani kehidupan seharian. Adat lebih diutamakan, bak kata pepatah ‘biar
mati anak jangan mati adat’, lebih-lebih lagi ketika mengadakan majlis meminang, bertunang
dan pernikahan. Untuk memulai upacara merisik, pertunangan dan pernikahan, masyarakat
Melayu menggunakan tepak sirih sebagai pembuka kata.Dalam adat bersirih, setiap bahan yang
terkandung mempunyai pengertian dan membawakan maksud tertentu.
Sirih, melambangkan sifat rendah hati, memberi, serta senantiasa memuliakan orang lain. Makna
ini ditafsirkan dari cara tumbuh sirih yang memanjat pada para-para, batang pohon sakat, atau
batang pohon api-api yang digemarinya, tanpa merusakkan batang atau apapun tempat ia hidup.
Daun sirih yang lebat dan rimbun memberi keteduhan disekitarnya.
Kapur, melambangkan hati yang putih bersih serta tulus, tetapi jika keadaan memaksa, ia akan
berubah menjadi lebih agresif dan marah. Kapur diperoleh dari hasil pemrosesan cangkang
kerang atau pembakaran batu kapur. Secara fisik, warnanya putih bersih, tetapi reaksi kimianya
bisa menghancurkan.
Gambir, memiliki rasa sedikit pahit, melambangkan kecekalan / keteguhan hati. Makna ini
diperoleh dari warna daun gambir yang kekuning-kuningan serta memerlukan suatu pemprosesan
tertentu untuk memperoleh sarinya, sebelum bisa dimakan bersama sirih. Dimaknai bahwa
sebelum mencapai sesuatu, kita harus sabat melakukan proses utnuk mencapainya.
Pinang, merupakan lambang keturuan orang yang baik budi pekerti, jujur, serta memiliki derajat
tinggi. Bersedia melakukan suatu pekerjaan dengan hati terbuka dan bersungguh-sungguh.
Makna ini ditarik dari sifar phohon pinang yang tinggi lurus ke atas serta mempunyai buah yang
lebat dalam setandan
Tembakau, melambangkan hati yang tabah dan bersedia berkorban dalam segala hal. Ini karena
daun tembakau memikik rasa yang pahit dan memabukkan bila diiris halus sebagai tembakau,
dan tahan lama disimpan.

Anda mungkin juga menyukai