Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEWIRAUSAHAAN

“Manajemen dan Strategi Pemasaran”

Nama : Silvia Puspitasari


NIM : 184840132

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FARMASI
2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.


Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan
karunia-Nya kepada kami untuk dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Selama
proses penyusunan makalah ini, penulis mengalami beberapa kendala, namun berkat
bimbingan dan bantuan serta pengarahan dari semua pihak penulis dapat
menyelesaikan makalah ini ini. Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, penulis membuka lembar hati untuk menerima
kritik dan saran yang dapat menjadi penyempurna kekurangan pada makalah ini.
Semoga makalah ini senantiasa bermanfaat bagi seluruh pihak.
Wassalamu’alaikum wr. wb.

Pangkalpinang, 30 September 2020

PENULIS

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …...........................................................................................i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah..................................................................4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 . Pengertian Pasar ………………………………………...….. ......6

2.2. Manajemen Pemasaran………..…………….…………...… ........6

2.3. Pengertian Strategi Pemasaran ..………………….........................8

2.1 . Pengertian Asuransi …………………………..……………....… 12

BAB III ANALISIS

Analisis …………………….……………………....………......... 18

BAB IV KESIMPULAN

Kesimpulan …………….…….…………………………...............21

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................22

iii
4

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kebutuhan akan jasa asuransi kini makin dirasakan, baik oleh perorangan

maupun dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata

kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko yang mendasar seperti

resiko kematian, atau dalam menghadapi resiko atas harta benda yang dimiliki.

Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya menghadapi berbagai

resiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan usahanya.

Dengan mulai membaiknya iklim dan minat masyarakat dalam bidang

asuransi mengakibatkan tingkat persaingan di dunia asuransi menjadi semakin ketat.

Strategi pemasaran merupakan salah satu senjata bagi perusahaan untuk menghadapi

persaingan pasar. Pada dasarnya strategi pemasaran adalah mencari kecocokan antara

kemampuan internal perusahaan dengan peluang eksternal yang ada di pasar. Mencari

kecocokan ini merupakan tanggung jawab dari bagian pemasaran untuk menerapkan

strategi pemasaran yang sesuai dengan produk yang dihasilkan dan sesuai dengan

dengan segmen pasar yang ingin dituju oleh produk yang diluncurkan.

Mengenali karakteristik pasar dan struktur pasar sangatlah menguntungkan

bagi perusahaan untuk dapat tetap bersaing dan survive (kelangsungan hidup

perusahaan). Kelemahan dan keunggulan perusahaan hendaknya dianalisis sehingga

menjadi sebuah titik tolak yang kuat buat perusahaan dalam mengambil keputusan

yang efektif dan efisien serta untuk memperkuat posisinya dari para pesaing yang

ada.
Tujuan utama dari sebuah perusahaan ialah pencapaian profit (laba) dan hal

ini dapat juga sebagai tolak ukur dalam sukses atau tidaknya sebuah perusahaan

dalam pencapaian tujuannya. Selain itu efektifitas dan efisiensi dalam menjalankan

operasional perusahaan juga memegang peranan penting. Efesiensi yang dimaksud

adalah strategi pemasaran yang dilakukan dengan perhitungan dan pertimbangan

yang tepat sehingga tidak ada pemborosan biaya baik itu dalam operaional maupun

dalam biaya promosi maupun iklan dan efektifitas yang dimaksud ialah pemilihan

stategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan pasar yang dilayani oleh perusahaan

sehingga sasaran yang ditetapkan dapat tercapai.

PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA sebagai salah satu perusahaan

yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa bagi masyarakat juga harus menghadapi

persaingan yang cukup ketat dengan perusahaan asuransi lainnya. Agar PT. SLFI

dapat bertahan dan berkembang dengan baik maka PT.SLFI harus dapat menciptakan

kemampuan bersaing baik dalam hal jenis produk, harga maupun segmen yang dituju

sehingga dapat menghasilkan produk yang mampu bersaing dan memenangkan

persaingan.

Dari uraian di atas, Semoga makalah ini dapat menjadi pertimbangan berbagai

pihak dalam mengimplementasikan stategi pemasaran tersebut.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pasar

Konsep pertukaran dan relasional menghasilkan konsep pasar. Semula istilah pasar

berarti berarti tempat pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang

mereka. Para pakar ekonomi menggunakan istilah pasar untuk merujuk pada kumpulan

pembeli dan penjual yang mentransaksikan kelas produk tertentu, seperti pasar perumahan

atau pasar bahan makanan.

Defenisi pasar menurut Kottler (2001,13) : “Pasar adalah kumpulan pembeli yang

aktual dan potensial dari sebuah produk” Para pembeli tersebut mempunyai kebutuhan

atau keinginan yang sama yang dapat dipuaskan lewat pertukaran. Jadi ukuran pasar

tergantung pada jumlah orang yang menunjukkan kebutuhan, mempunyai sumber daya

untuk melakukan pertukaran, dan bersedia menawarkan sumber daya dalam pertukaran itu

untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

2.2 MANAJEMEN PEMASARAN

Pemasaran, lebih berurusan dengan pelanggan daripada fungsi bisnis lainnya.

Memahami, menciptakan, mengkomunikasikan, dan memberikan nilai dan kepuasan

pada konsumen adalah inti dari pemikiran dan praktek dari pemasaran modern. Dua

sasaran utama pemasaran adalah menarik konsumen baru dengan menjanjikan nilai

yang unggul dan mempertahankan konsumen saat ini dengan memberikan kepuasan.

Ada beberapa definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli. Masing-masing

mengemukakan definisi yang berbeda sesuai dengan sudut pandangnya.

Hal ini yang menyebabkan definisi pemasaran selalu mengalami perubahan

dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangannya. Definisi Pemasaran

6
menurut Philip Kotler ( 2004, 7 ) "Pemasaran adalah suatu proses sosial

dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan

inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta nilai dengan pihak lain.”

Berdasarkan defenisi tersebut bertumpu pada konsep pokok sebagai berikut :

Kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk; nilai (value) dan kepuasan;

pertukaran atau transaksi; pasar serta pemasaran dan pemasar. Pemasaran

merupakan suatu proses, karena ini dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran

merupakan manajemen dari proses pemasaran, oleh karena itu fungsi-fungsi

manajemen dapat diterapkan pada manajemen pernasaran tersebut.

Manajemen pemasaran berlangsung bila sekurang-kurangnya satu pihak

mempertimbangkan sasaran untuk memperoleh tanggapan yang diharapkan dari

pihak lain pada pertukaran yang potensial.

Dari pengertian pemasaran inilah selanjutnya dibahas tentang

pengertian manajemen pemasaran. Untuk jelasnya pengertian manajemen

pemasaran ini, penulis mengutip pengertian yang dikemukakan oleh para ahli.

Menurut Philip Kotler ( 2004, 16 ) "Manajemen Pemasaran adalah analisis,

perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk

menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan

dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi."

Defenisi ini menegaskan bahwa manajemen pemasaran tidaklah hanya

menawarkan barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

pasarnya, tetapi lebih daripada itu tugas manajemen pemasaran adalah mengatur

tingkat transaksi dan tingkat permintaan yang diharapkan dengan cara tertentu

dalam mencapai pasar sasaran yang dapat membantu organisasi mencapai

7
tujuannya. Maka dapat disimpulkan proses manajemen pemasaran terdiri dari :

analisis peluang-peluang pasar, penelitian dan pemeliharaan pasar sasaran,

pengembangan strategi pasar, Perencanaan taktik pemasaran dan pelaksanaan serta

pengendalian upaya pemasaran.

Definisi Manajemen Pemasaran dirumuskan oleh Persatuan Pemasaran Amerika

Tahun 1985 Dalam Philip Kotler ( 2001, 19 ) : “Manajemen pemasaran adalah

proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi,

dan disrtibusi dari barang-barang, jasa-jasa dan gagasan untuk menciptakan

pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan

organisasi.”

Definisi ini menyadari bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang

mencakup analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan juga mencakup

barang, jasa serta gagasan berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah

memberikan kepuasan bagi pihak yang terlibat.

2.3 PENGERTIAN STRATEGI PEMASARAN

Dalam peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk

mencapai kesesuaian antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka

mencari pemecahan atas masalah penentuan dua penentuan pokok yaitu. Pertama,

bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan jenis bisnis apa yang dapat

dimasuki dimasa yang akan datang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah dipilih

tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang kompetitif atas

dasar perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi (bauran pemasaran) untuk

melayani pasar sasaran. Definisi Strategi Pemasaran Menurut Philip Kotler ( 2004,

81 ) : “Strategi Pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk

mencapai tujuan pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk

8
pasar sasaran, penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran

pemasaran.” Menurut tjiptono ( 2002, 6 ) “Strategi pemasaran adalah alat

fundamental yang direncanakan untuk mencapai perusahaan dengan

mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang

dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran

tersebut.”

Strategi pemasaran didasarkan atas 5 (lima) konsep strategi sebagai berikut :

1. Segmentasi Pasar

Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai kebutuhan

dan kebiasaan yang berbeda. Perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi

kebutuhan semua pembeli. Karena itu, perusahaan harus mengelompokkan pasar

yang bersifat heterogen tersebut kedalam satuan-satuan pasar yang bersifat

homogen.

2. Market Positioning

Perusahaan tidak mungkin dapat menguasai pasar secara keseluruhan, maka

prinsip strategi pemasaran yang kedua adalah memilih pola spesifik pasar

perusahaan yang akan memberikan kesempatan maksimum kepada perusahaan

untuk mendapatkan kedudukan yang kuat. Dengan kata lain perusahaan harus

memilih segmen pasar yang akan menghasilkan penjualan dan laba paling besar.

Segmen pasar semacam ini memiliki 4 (empat) karakteristik, yaitu :

a. Berukuran cukup besar

b. Mempunyai potensi untuk berkembang terus

c. Tidak memiliki atau dipenuhi oleh perusahaan saingan

d. Mempunyai kebutuhan yang belum terpenuhi, yang mana kebutuhan tersebut

dapat dipuaskan oleh perusahaan yang memilih segmen pasar tersebut.

9
3. Market Entry Strategy

Market entry Strategy adalah strategi perusahaan untuk memasuki segmen pasar

yang dijadikan pasar sasaran penjualan.

Strategi memasuki suatu segmen pasar dapat dilakukan dengan cara :

a. Membeli perusahaan lain

Cara ini merupakan cara yang paling mudah dan cepat, cara ini ditempuh

apabila :

1) Perusahaan pembeli tidak mengetahui tentang seluk beluk industri

dari perusahaan yang dibeli

2) Sangat menguntungkan untuk secepat mungkin memasuki segmen

pasar yang dikuasai perusahaan yang dibeli.

3) Perusahaan menghadapi macam-macam penghalang untuk memasuki

segmen pasar yang bersangkutan melalui internal development,

misalnya patent, economies of scale, saluran distribusi yang sulit

dimasuki, biaya iklan yang mahal atau kesulitan bahan mentah.

b. Internal Development

Ada perusahaan-perusahaan yang lebih suka berkembang melalui usaha

sendiri yaitu melalui research and development karena berpendirian bahwa

hanya dengan cara inilah kepemimpinan dalam industri dapat dicapai.

c. Kerjasama dengan perusahaan lain

Keuntungan dengan cara ini ialah bahwa resiko yang dipikul bersama, dan

masing-masing perusahaan saling melengkapi skill dan resources.

4. Marketing Mix Strategy

Marketing Mix strategy adalah kumpulan variabel-variabel yang dapat

dipergunakan perusahaan untuk memepengaruhi tanggapan konsumen. Variabel-

10
variabel yang dapat mempengaruhi pembeli adalah yang disebut 7P (product,

Price, Place, Promotion, Participant, Prosess, dan People Physical evidence).

5. Timing Strategy

Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan barang merupakan hal yang perlu

diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik menetapkan

objektif dan menyusun strategy pemasaran, ini tidaklah berarti bahwa

perusahaan dapat segera memulai kegiatan pemasaran. Perusahaan harus lebih

dahulu melakukan persiapan-persiapan baik dibidang produksi maupun dibidang

pemasaran, kemudian perusahan juga harus menentukan saat yang tepat bagi

pelemparan barang dan jasa ke pasar.” ( Radiosunu, 1983, 31-34 ) Strategi

pemasaran dapat dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarah pada kegiatan

atau usaha pemasaran, dari suatu perusahaan, dalam kondisi persaingan dan

lingkungan yang selalu berubah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.

Jadi dalam menetapkan strategi pemasaran yang akan dijalankan perusahaan

haruslah terlebih dahulu melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai posisinya

di pasar. Dengan mengetahui keadaan dan situasi serta posisinya di pasar dapat

ditentukan kegiatan pemasaran yang harus dilaksanakan.

Posisi bersaing dalam suatu industri meliputi :

3. Dominan ( Dominant)

Perusahaan ini mampu menegndalikan pesaing-pesaing yang lain serta memiliki

banyak pilihan dalam menentukan strategi.

2. Kuat (Strong)

Perusahaa ini mampu bertindak bebas tanpa membahayakan posisi jangka

panjangnya walaupun pesaing-pesaing berbuat apa saja yang mereka kehendaki.

3. Baik

11
Perusahaan ini memiliki kekuatan yang bisa dimanfaatkan dalam strategi-strategi

tertentu serta mempunyai peluang yang lebih diatas rata-rata untuk meningkatkan

posisinya.

4. Sedang (Tenable)

Prestasi perusahan cukup memuaskan untuk menjamin kelangsungan usahanya.

Tetapi perusahaan ini sering kalah karena ulah perusahaan yang dominant serta

untuk meningkatkan posisinya ia memiliki peluang yang kurang rata-rata

industri.

5. Lemah (Weak)

Perusahaan ini tampil dengan tidak memuaskan. Tetapi masih memiliki peluang-

peuang perbaikan. Perusahaan ini harus mengubah diri, kalau tidak maka ia akan

terpaksa keluar dari industri.

6. Tidak ada harapan (Non-Viable)

Perusahaan ini berprestasi dengan sangat tidak memuaskan serta memiliki

peluang-peluang untuk perbaikan.

Setiap perusahaan atau unit usaha yang dapat melihat dirinya menempati salah

satu dari posisi diatas. Posisi perusahaan dalam persaingan menempati salah satu

posisi di atas. Posisi perusahaan dalam persaingan sepanjang tahap daur hidup

produk, akan banyak membantu proses pengambilan keputusan untuk menanm

modal, bertahan, menyusut atau bahkan mundur dari kancah industri.

2.4 PENGERTIAN ASURANSI

Ada beberapa pengertian asuransi menurut Undang-Undang dan para ahli

antara lain: Menurut Drs. A. Hasymi Ali (1995, 170) menyatakan: “Asuransi adalah

suatu alat sosial yang menggabungkan resiko-resiko individu ke dalam suatu

12
kelompok, dan menggunakan dana yang disumbangkan oleh anggota-anggota

kelompok itu untuk membayar kerugian-kerugian.”

Kerugian yang dapat diramalkan itu kemudian dibagi rata di antara mereka yang

bergabung. Defenisi ini mengandung arti bahwa ketidakpastian dikurangi dan juga

kerugian dibagi rata. Inilah intisari terpenting dari asuransi. Dari sudut pandang orang

yang ditanggung, asuransi adalah alat yang memungkinkan menukar (substitute)

biaya kecil tertentu (premi) dengan kerugian besar yang belum tentu (sampai

sejumlah asuransi) di bawah suatu perjanjian di mana mereka (yang banyak) yang

beruntung lolos dari kerugian akan membantu mereka (yang sedikit) yang tidak

beruntung dengan mengganti kerugian yang mereka derita itu. Menurut Undang-

Undang no. 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian (Herman, 2000, 4)

menyatakan: “Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau

lebih yang pihak penanggungnya mengikatkan diri kepada tertanggung dengan

menerima premi asuransi untuk memberikan pertanggungan kepada tertanggung

karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau

tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita si

tertanggung, yang timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk

memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya

seseorang yang dipertanggungkan.” Yang dimaksud dengan penanggung dalam

defenisi diatas adalah suatu badan usaha asuransi yang memenuhi ketentuan UU

no.2/1992.

Usaha asuransi ialah usaha jasa keuangan yang menghimpun dana masyarakat

melalui pengumpulan premi asuransi, memberikan perlindungan kepada anggota

masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena

suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya seseorang.”

13
Menurut Drs. Herman Darmawi (2000, 4), asuransi mempunyai beberapa

manfaat antara lain:

1. Asuransi Melindungi Resiko Investasi

Kemauan untuk menanggung resiko merupakan unsur fundamental dalam

perekonomian bebas. Bilamana suatu perusahaan berusaha untuk memperoleh

keuntungan dalam bidang usahanya, maka kehadiran resiko dan ketidakpastian

tidak dapat dihindarkan. Asuransi mengambil alih resiko itu. Karena asuransi

menghilangkan / mengurangi resiko, maka para usahawan dimungkinkan dan

didorong untuk mengkonsentrasikan energi dan modal dalam usaha-usaha yang

kreatif.

Jumlah dan jenis polis asuransi yang digunakan untuk menutup resiko usaha yang

sangat banyak. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan asuransi yang tugas

utamanya adalah memberikan perlindungan kepada perusahaan-perusahaan lain

telah menjadi suatu institusi ekonomi yang mempunyai peranan yang tidak kecil.

Tanpa asuransi, kemajuan ekonomi yang ada sekarang ini mustahil tercapai.

2. Asuransi Sebagai Sumber Dana Investasi

Pembangunan ekonomi memerlukan dukungan investasi dalam jumlah memadai

yang pelaksanaannya harus berdasarkan pada kemampuan sendiri. Oleh karena itu,

diperlukan usaha keras untuk mengerahkan dana masyarakat melalui lembaga

keuangan bank dan non bank. Usaha perasuransian sebagai salah satu lembaga

keuangan non bank yang menghimpun dana masyarakat, semakin penting

peranannya sebagai sumber modal untuk investasi di berbagai bidang.

3. Asuransi Untuk Melengkapi Persyaratan Kredit

Kreditor lebih percaya pada perusahaan yang resiko kegiatan usahanya di

asuransikan. Pemberi kredit tidak hanya tertarik dengan keadaan perusahaan serta

14
kekayaannya yang ada saat ini, tetapi juga sejauh mana perusahaan tersebut

melindungi diri dari kejadian-kejadian yang tidak terduga dimasa depan. Cara

untuk memperoleh perlindungan itu adalah dengan memiliki polis asuransi.

4. Asuransi Dapat Mengurangi Kekhawatiran

Bila seseorang telah membayar premi asuransi, mereka telah terbebas dari

kekhawatiran kerugian besar dengan memikul suatu kerugian kecil (dalam hal ini

berupa premi yang telah dibayarkan). Kerugian kecil itu sesungguhnya merupakan

bagian yang dipikulnya untuk kerugian kelompok itu. Jadi, dengan membayar

premi, ia memperoleh kepastian biaya jika ada kemungkinan kerugian. Jika tidak

ada asuransi, maka mereka yang menghadapi resiko tidak akan dapat meramalkan

apakah mereka akan tertimpa kerugian besar, kerugian kecil atau tidak. Oleh

karena itu, mereka tidak akan sanggup meramalkan biayanya.

5. Asuransi Mengurangi Biaya Modal

Dalam dunia usaha yang beban resikonya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain,

maka pihak-pihak penanam modal yang telah bersedia menanggung resiko atas

modal yang diinvestasikan tersebut akan menetapkan biaya modal yang lebih

tinggi.

6. Asuransi Menjamin Kestabilan Perusahaan

Perusahaan-perusahaan dewasa ini menyadari arti pentingnya asuransi sebagai

salah satu factor yang menciptakan goodwill (jasa baik) antara kelompok pimpinan

dan karyawan. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyediakan polis secara

berkelompok untuk para karyawan tertentu dengan cara perusahaan membayar

keseluruhan atau sebahagian dari premi yang telah ditetapkan. Adanya usaha

seperti ini dari pihak perusahaan dapat merupakan stabilisator jalannya roda

perusahaan.

15
7. Asuransi Dapat Meratakan Keuntungan

Dengan berusaha menentukan biaya-biaya “kebetulan” yang mungkin dialami

pada masa yang akan datang melalui program asuransi, pihak perusahaan akan

dapat mempertimbangkan atau memperhitungkan biaya tersebut sebagai salah satu

elemen dari total biaya untuk produk yang dijualnya. Dengan demikian, secara

singkat dapat dikatakan bahwa asuransi dapat meratakan jumlah keuntungan yang

dapat diperoleh dari tahun ke tahun.

8. Asuransi Dapat Menyediakan Layanan Profesional

Dunia asuransi dewasa ini sudah semakin banyak yang bergerak di bidang usaha

yang bersifat teknis, lebih-lebih dengan adanya perkembangan pesat dalam bidang

teknologi. Usaha-usaha untuk memberikan bantuan teknis baik kepada individu

maupun perusahaan-perusahaan sudah semakin disadari oleh perusahaan asuransi.

Hal ini dilakukan agar perusahaan-perusahaan tersebut dapat melakukan

operasinya dengan baik dan efisien.

9. Asuransi Mendorong Usaha Pencegahan Kerugian

Dewasa ini perusahaan-perusahaan asuransi banyak melakukan usaha yang

sifatnya mendorong perusahaan tertanggung untuk melindungi diri dari bahaya

yang dapat menimbulkan kerugian. Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam

bidang usaha menyadari bahwa keberhasilan yang ingin dicapai sangat tergantung

kepada kemampuan mereka untuk memberikan perlindungan dengan biaya yang

cukup wajar. Oleh karena itu, mereka sendiri secara sadar dan sistematis bekerja

sama untuk menghilangkan atau memperkecil kemungkinan yang dapat

menimbulkan kerugian.

10. Asuransi Membantu Pemeliharaan Kesehatan

16
Usaha lain yang sangat erat hubungannya dengan usaha-usaha yang dilakukan

untuk menghindari atau memperkecil penyebab timbulnya kerugian adalah

kampanye yang dilakukan oleh perusahaan asuransi jiwa kepada para pemegang

polis khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

17
BAB III
ANALISIS

Dalam bab ini penulis ingin membandingkan antara data - data yang diperoleh

selama penelitian dengan uraian teoritis sehingga diperoleh sebuah data yang aktual

tentang teori dan kenyataan di lapangan. Penulis akan mencoba untuk menganalisis

dan mengevaluasi data tersebut sebatas kemampuan yang dimiliki oleh penulis.

Untuk mempermudah menganalisa dan mengevaluasi data penulis akan

membaginya menjadi beberapa bagian :

1. Perkembangan Target dan Realisasi Penjualan

Berdasarkan data dari tabel Rekapitulasi produksi PT. Sun Life Financial

Indonesia cabang Medan, kita dapat melihat adanya kemajuan yang sangat bagus

pada penjualan premi asuransi pada tahun 2002 sampai dengan 2003. Pada tahun

2002 untuk Cabang Medan di bebankan target penjualan sebesar Rp. 1.350.000.000,-

ternyata target tersebut dapat dipenuhi sebesar Rp. 1.800.000.000,-, peningkatan

terjadi sebesar Rp. 450.000.000,-. Pada tahun 2003 cabang Medan di bebankan target

lebih besar lagi dikarenakan keberhasilan pencapaian target di tahun 2002 menjadi

Rp. 1.500.000.000,- terjadi kenaikan target sebesar Rp. 150.000.000,-. Realisasi

penjualan pada tahun 2003 ternyata target tersebut dapat terpenuhi sebesar Rp.

2.000.000.000,-.

Meningkatnya jumlah pemegang polis berbanding lurus dengan meningkatnya

jumlah aktivitas produksi penjualan premi di PT. Sun Life Financial Indonesia

cabang Medan sehingga semakin tinggi jumlah pemegang polis semakin tinggi pula

jumlah penerimaan premi ke kas perusahaan. Peranan para agent cukup memegang

peranan penting didalam meningkatkan jumlah pembelian polis, untuk itu penulis

18
menganjurkan agar usaha-usaha pengembangan yang selama ini diterapkan dan

dijalankan terhadap para agent agar terus tetap ditingkatkan dan dipertahankan.

Peningkatan ke profesionalan para agent harus dapat ditingkatkan lagi melalui

pelatihan-pelatihan dan pembekalan-pembekalan. Hal ini berguna bagi para agent

sebagai ujung tombak perusahaan untuk bisa mengikuti perkembangan teknologi,

ekonomi dan pola tingkah laku dan tren yang beredar di masyarakat sehingga melalui

para agent perusahaan dapat lebih tanggap dalam membaca peluang pasar. Sehingga

di masa yang akan datang, PT. Sun Life Financial Indonesia dapat menjadi Market

Leader di pasar asuransi jiwa.

2. Strategi Pemasaran

Untuk dapat meraih peluang-peluang di pasar dengan tingkat persaingan yang

sangat ketat maka dituntut sebuah strategi yang efektif dan efisien. Strategi tersebut

harus dapat meningkatkan penjualan, menaikkan kredibibilitas perusahaan dan yang

terpenting harus sejalan dengan arah dan tujuan perusahaan. Untuk menganalisis dan

mengevaluasi lebih lanjut penerapan strategi bersaing yang diterapkan oleh PT. Sun

Life Financial Indonesia cabang Medan, maka penulis akan mengulas terlebih dahulu

hal-hal yang terkait dengan peranan strategi pemasaran melalui variabel-variabel

bauran pemasaran (marketing mix) antara lain:

3. Kebijaksanaan Produk

Dalam memasarkan produk-produk asuransi jiwanya PT. Sun Life Financial

Indonesia cabang Medan berusaha meningkatkan mutu produknya dan diversifikasi

Produk sesuai dengan keinginan dan kebutuhan para nasabah dan calon nasabahnya.

Menurut hemat penulis, jenis diversikasi produk yang ditawarkan oleh PT.

Sun Life Financial Indonesia sangat baik sekali, ini terlihat dari berbagai jenis produk

yang melindungi para nasabahnya dari segala aspek umur dan pekerjaan. Seperti

19
program untuk biaya perlindungan pendidikan anak sampai ke perguruan tinggi pada

The Graduate, perlindungan untuk wanita dari ancaman berbagai macam penyakit

pada Sun Lady Saver, program untuk perencanaan hari tua pada program Retiro,

program untuk tabungan , proteksi dan investasi pada Brilliance dan lain-lain.

Mutu produk yang dihasilkan oleh PT. Sun Life Financial Indonesia juga

sangat bagus. Ini terlihat dari banyaknya manfaat tambahan yang berbeda dari tiap

produk serta kemampuan perusahaan dalam membayarkan klaim pada klien

membuktikan bahwa perusahaan memang jujur dan konsisten melaksanakan

kewajibannya. Secara luas PT. Sun Life Financial juga banyak mendapat pengakuan

dari dunia Internasional sebagai perusahaan yang kuat dan sehat ini terbukti dengan

memperoleh berbagai predikat yang sangat baik mulai dari kekuatan finansial yang

memperoleh predikat AA+, kemampuan membayar klaim dengan predikat AAA, dan

kekuatan finansial dengan predikat A++ serta berada dalam kelompok rating tertinggi

di Amerika Utara dan dunia.

4. Kebijaksanaan Harga

Menurut hemat penulis, penetapan harga pada PT. Sun Life Financial

Indonesia sudah cukup baik. Dengan harga yang cukup bersaing namun manfaat

yang diberikan oleh produk itu sendiri sangat besar bagi nasabah. Nilai yang

diberikan oleh nasabah melalui premi yang di bayarkan tidak sebanding dengan

manfaat yang sangat besar yang mereka peroleh dimasa depan sehingga tak salah bila

banyak pelanggan yang membeli polis asuransi dari PT. Sun Life Financial

Indonesia.

20
BAB IV
KESIMPULAN

Namun menurut hemat penulis, nilai premi asuransi yang diberikan oleh PT.

Sun Life Financial Indonesia masih tidak terjangkau oleh masyarakat kelas bawah

dan hanya dapat dibeli oleh masyarakat ekonomi kelas menengah keatas. Dengan

memperhatikan segmen-segmen pasar dari masyarakat umum niscaya banyak

masyarakat yang sangat antusias untuk membeli polis asuransi yang ditawarkan oleh

Sun Life Financial mengingat besarnya manfaat yang akan mereka terima dari produk

yang mereka beli.

21
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, Edisi Kedua,


Penerbit CV. Alfabets, Bandung, 1998

Angiopora, Marius, Dasar – Dasar Pemasaran, Edisi I, Jilid I, PT. Raja GrafIndo
Persada, Jakarta, 1999

Kotler Philip, Manajemen Pemasaran (Analisis, Perencanaan, dan


Pengendalian), Terjemahan Drs. Jaka Wasana MSM, Institut dan Pembinaan
Manajemen, Jilid I, Edisi Kelima, Erlangga, Cetakan Ketujuh, Jakarta, 1996

Kotler Philip, Manajemen di Indonesia (Analisis, Perencanaan, Implementasi


dan Pengendalian), terjemahan A.B Suasnto, Buku Satu, Salemba Empat,
Jakarta, 2001

Lupiyoadi, Rambat, Manajemen Pemasaran Jasa (Teori dan Praktik), Edisi


Pertama, Salemba Empat, Jakarta, 2001

Porter, Michael. E, Strategi Bersaing (Teknik Menganalisa Industri dan Pesaing),


terjemahan Agus Maulana, Erlangga Jakarta, 1992

Stanton, William. J, Prinsip Pemasaran, terjemahan Y. Lamarto, Jilid I, Edisi


Ketujuh, Erlangga, Jakarta, 1996.

Darmawi, Herman, Manjemen Asuransi. Edisi Pertama, cetakan I, Jakarta, Bumi


AKsara, 2000

Swastha, Basu, Azas-azas Marketing, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Jakarta, 1

Tjiptono, Fandy, Strategi Pemasaran, Edisi Kedua, ANDI, Yogyakarta, 19

22

Anda mungkin juga menyukai