Anda di halaman 1dari 5

Nama : Alifia Rifki Inayah

Nim : 09101919
Tugas : Budaya & Seni
Mata Kuliah : Antropologi Seni

BUDAYA DAN SENI DALAM MASYARAKAT RIAU


TEPAK SIRIH DAN TARI PERSEMBAHAN (SEKAPUR SIRIH)

Saya akan mengidentifikasikan 2 contoh budaya&seni dari Prov.Riau, yaitu Tepak sirih dan tari
persembahan yang sama-sama memiliki nilai budaya&seni
Tepak sirih dan tari Persembahan merupakan satu kesatuan yang selalu disandingkan. Namun
penggunaan Tepak sirih tidak hanya pada Tari persembahan saja, seperti dalam acara adat,
pernikahan, juga menggunakan Tepak sirih. Berbeda dengan Tari persembahan yang harus ada
Tepak sirih didalam penyajiannya. Maka, karena itulah Tari persembahan sering disebut Tari
sekapur sirih/makan sirih oleh masyarakat Melayu Riau itu sendiri.

1. Tepak Sirih

Tepak sirih memiliki nilai budaya dan nilai seni didalam. Tepak sirih merupakan cara
hidup yang berkembang yang dibawakan oleh orang tua dahulu yang sekarang digunakan
sebagai suatu penghormatan dan penyambutan terhadap tamu ataupun orang yang dituakan, tidak
akan sah bagi orang melayu jika tidak menyantap sekapur sirih dengan Tepak sirih itu sendiri.
Keberadaannya tidak akan hilang ditelan zaman, seperti halnya “tak kan Melayu hilang di
Bumi”.
Seni dalam Tepak sirih bisa dilihat dari bentuknya yang khas akan ornamen batik serta
pahat ukir batik Melayu Riau. Tempat penyajian isian didalamnya pun tidak lepas dari daya tarik
estetika. Biasanya nilai keindahan warna yang digunakan memiliki lambang tersendiri.
Seperti merah lambang kehormatan, kuning melambangkan keceriaan, hijau melambangkan
kesejukan dan ukir batik emas melambangkan kemewahan. Tepak sirih lama di Melayu, berada
di Melayu, dan berguna di Melayu melambangkan seninya Budaya Melayu.
Tepak sirih adalah tempat untuk menyimpan bahan-bahan yang digunakan untuk Tradisi
makan sirih, Dulang tepak sirih terbagi menjadi dua bagian, bagian atas ada empat susunan
dengan urutan susunan : pinang, kapur, gambir, dan tembakau. Di bagian bawah disusun
cengkeh, daun sirih, dan kacip. Bentuk dan bahan untuk tepat beraneka ragam, ada yang terbuat
dari kuningan atau tembaga, dari kaleng maupun perak, dari kayu bahkan ada juga tepak yang
dibalut dengan emas. Tepak sirih Melayu Sebagai benda budaya,tepak sirih merupakan salah
satu icon Melayu yang  sangat menonjol. Tepak sirih merupakan kelengkapan yang selalu hadir
dalam setiap upacara dan perhelatan, baik di instansi-instansi pemerintahan, di kalangan adat,
maupun di masyarakat umum. Tepak sirih dihaturkan sebagai simbol penghormatan pada acara
penerimaan tamu, meminang/pernikahan, penganugerahan gelar adat atau pada berbagi acara
lainnya.
Di kalangan masyarakat yang masih menerapkan tata cara hidup tradisional, tepak sirih
merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari yang benar-benar berfungsi sebagai tempat
menyimpan sirih  dan segala kelengkapannya untuk menyirih. Bisa dikatakan, semua orang
Melayu pasti pernah melihat tepak sirih, namun sesungguhnya tidak banyak yang benar-benar 
mengetahui (terlebih generasi mudanya) mengenai asal usul, kelengkapan dan nama-nama
peralatannya, ramuan/komponen berkapur sirih, serta makna-makna/ filosofi dari bahan-bahan
kapur sirih. Masyarakat melayu sendiri biasanya menyediakan bahan-bahan yang akan
dipergunakan dalam kegiatan menyirih antara lain :Daun Sirih, menggambarkan sebagai sesuatu
yang berharga, yaitu kehidupan yang harmoni. Kacip Pinang Gobek Sirih Cembul dan Kapur.

 Sirih memberi arti sifat yang merendah diri dan senantiasa dan selalu memulyakan orang
lain, sedangkan dirinya sendiri adalah sebagai orang yang selalu dan senang untuk
memberi kepada sesama.
 Kapur memberikan arti hati seseorang yang putih bersih derta tulus, tetapi jika keadaan
yang memaksa maka akan dapat berubah menjadi marah.
 Gambir memberikan arti sifat yang kelat, alot dan kepahit-pahitan yang akan memberikan
arti ketebalan dan keuletan hati.
 Pinang memberikan makna sebagai lambang keturunan orang yang baik, budi perkerti,
tinggi derajatnya serta menjujung tinggi nilai kejujuran. Bersedia selalu untuk melakukan
sesuatu perkara dengan senag hati dan akan bersungguh-sunggunh.
 Tembakau memberikan makna seseorang yang berhati tabah dan selalau setia untuk
berkorban demi sesuatu hal yang benar.
Karena adat yang sudah sangat turun temurun dan digambarkan sesuai dengan kebiasaan
serta kepribadian masyarakat melayu khusunya maka tepak sirih sendiri diabadiakn dalam
bentuk Tugu Tepak Sirih, sebagai bukti dan wujud penghormatan dan pelestarian budaya
melayu, karena orang melayu sendiri memiliki semboyan Biar Mati Asal Anak  Jangan Mati
Adat. Tugu ini didirikan di Simpang Tiga Pekanbaru.

2. Tari persembahan (sekapur sirih/makan sirih)


Tari makan sirih (Persembahan) adalah salah satu tarian tradisional atau tarian klasik riau
(melayu) yang umumnya dipentaskan untuk menyambut dan dipersembahkan untuk
menghormati tamu negara / tamu agung yang datang.
Saat pertunjukan, salah satu penari dalam tari persembahan akan membawa kotak yang berisi
sirih. Sirih dalam kotak tersebut kemudian dibuka dan tamu yang dianggap agung diberi
kesempatan pertama untuk mengambilnya sebagai bentuk penghormatan, kemudian diikuti oleh
tamu yang lain. Karenanya, banyak orang yang menyebut tari persembahan Riau dengan sebutan
tari sekapur sirih. Bagi masyarakat Riau, sirih bukan hanya sekedar benda. Sirih juga menjadi
media perekat dalam pergaulan. Melalui tarian, masyarakat Riau telah menunjukkan kesadaran
bahwa manusia saling berhubungan dengan manusia lainnya. Kesadaran sosial tersebut
kemudian mampu menumbuhkan komunikasi yang baik, saling menghargai, dan menghormati
terhadap sesama manusia. Adanya tari penyambutan untuk tamu menunjukkan bahwa, orang
Melayu sangat menghargai hubungan persahabatan dan kekerabatan. Penari Tari Makan Sirih ini
harus memahami istilah-istilah khusus dalam tarian Melayu, seperti igal (menekankan pada
gerakan tangan dan badan), liuk (gerakan menundukkan atau menganyunkan badan), lenggang
(berjalan sambil menggerakkan tangan), titi batang (berjalan dalam satu garis bagai meniti
batang), gentam (menari sambil menghentakkan tumit kaki), cicing (menari sambil berlari kecil),
legar (menari sambil berkeliling 180 derajat), dan lainnya.

PENARI
Tari ini dibawakan oleh 5-9 orang (dan seringnya berjumlah ganjil) dengan satu orang yang
dianggap spesial karena membawa tepak sebagai persembahan kepada tamu. Filosofi pemberian
tepak yang berisi sirih ini sangat tinggi. Karena apabila tamu yang diberi sirih tidak mengambil
(memakannya) maka dianggap tidak sopan. Bahkan pada zaman kerajaan dahulu, raja akan
murka bila sirih tersebut tidak dimakan. Gerak tari persembahan sangat sederhana, bertumpu
pada gerakan tangan dan kaki. Gerakan menunduk sambil merapatkan telapak tangan merupakan
bentuk penghormatan kepada para tamu yang datang. Tari Makan Sirih pada umumnya ditarikan
oleh kalangan remaja. Namun, pada perkembangannya tari ini juga dapat ditarikan oleh yang
lebih tua. Para penari mengenakan baju yang biasa dipakai mempelai perempuan, yaitu baju adat
yang disebut dengan baju kurung teluk belanga. Pada bagian kepala, terdapat mahkota yang
dilengkapi dengan hiasan-hiasan berbentuk bunga dan pernak-pernih lain seperti dokoh, anting,
gelang. Sementara bagian bawah tubuh para penari dibalut oleh kain songket berwarna cerah.
MUSIK PENGIRING.
Tari persembahan dipentaskan dengan iringan musik Melayu yang bersumber dari perpaduan
instrumen suara marwas, biola atau fill, gendang, gambus, dan akordion. Suara akordian
merupakan unsur yang penting dalam musik Melayu, mengingat suara tersebut yang menjadi
kekhasan musik Melayu. Tari Makan Sirih termasuk tari yang bertema gembira. Tari ini diriingi
oleh musik khas Melayu yang rancak serta lagu persembahan / Makan Sirih yang penggalan
liriknya berbunyi sebagai berikut: Makanlah sirih ujunglah ujungan, aduhai lah sayang
RAGAM GERAKAN TARI PERSEMBAHAN
Gerakan Tari Makan Sirih umumnya menggunakan gerakan pada Tari Lenggang Patah
Sembilan. Meskipun demikian, ada perbedaan nama gerakannya di mana untuk Tari Makan Sirih
hanya terdapat 2 gerakan saja, yaitu gerakan lenggang patah sembilan tunggal dan ganda.
Sedangkan pada Tari Lenggang Patah Sembilan terdapat 3 bagian gerakan, yaitu lenggang di
tempat, lenggang memutar satu lingkaran, dan lenggang maju atau berubah arah. Makna Tari
Persembahan yang dapat dilihat dari pola penyajian, mulaidari gerak seperti :
1. Gerakan selembayung yang merupakan bentuk dari atap rumah masyarakat melayu Riau.
2. Gerakan dari balam dua sekawan yang mengandung makna kesetiaan dan kebersamaan.
3. Gerakan lenggang melayu patah sembilan dipersembahkan untuk tamu yang dihormati
dengan maksud untuk menyampaikan ucapan terimakasih.
Ragam gerakan tari Makan Sirih berjumlah 8 gerakan, yang terdiri dari 14×8 ketukan.
Gerak lenggang secara umum dibagi atas 3, yaitu lenggang di tempat, lenggang maju mengubah
arah, dan lenggang memutar satu lingkaran.

Itulah salah satu bentuk dari budaya&seni dari Melayu Riau.


Budayakanlah budaya kita, kembangkanlah seni estetikanya.

Anda mungkin juga menyukai