Anda di halaman 1dari 4

A.

Makanan Adat
Makanan khas atau makanan tradisional adalah wujud pencapaian estetika tentang
bagaimana bangsa dalam rentang waktu sejarah tertentu yang terbangun dengan spirit dan
cita rasa. Oleh sebab itu terdapat suatu ungkapan yang mengatakan bahwa sekali-kali
jangan pernah mengatakan telah mengenal sebuah bangsa, jika belum mengenal makanan
khas Negara tersebut. Ungkapan ini berlaku bagi negeri manapun termasuk indonesia.
Kekayaan Nusantara dalam bentuk makanan khas daerah dapat juga terlihat dari bisnis
oleh-oleh dihampir semua kota-kota di indonesia. Hal ini terjadi karena indonesia
mempunyai budaya yang mendukung kondisi tersebut. Yakni kebiasaan membawa “
buah tangan ’’ berupa makanan apabila berkunjung di suatu tempat.
Apabila kita mengunjungi kota-kota di indonesia, rata-rata mempunyai oleh-oleh
yang khas di daerah itu, sehingga mempunyai potensi bisnis yang sangat besar. Setiap
daerah memiliki beragam potensi yang dapat dikembangkan. Dari perbedaan kebudayaan
hingga makanan khas tiap-tiap daerah, mampu menciptakan berbagai peluang usaha yang
cukup besar. Makanan khas daerah merupakan salah satu dari nilai budaya yang
mengandung atau
menunjukkan ekstensi nilai dari identitas diri suatu daerah tersebut. Sama hal yang
dengan makanan khas dari indonesia. Makanan khas dari pekanbaru juga memiliki nilai-
nilai yang mengandung kearifan lokal daerah dan mesti dilestarikan sebagai generasi
penerus daerah.

B. Upacara Adat
maka makanan tradisi dapat dimaknai sebagai makan yang selalu dan harus ada
dalam upacara adat tertentu. Dalam tradisi Melayu Riau tradisi yang dalam upacara adat
sangat banyak dan beragam. dalam upacara datuk dalam puak pesukuan ada dari daging
kerbau, kambing atau ayam. dalam , digigit , dan ditengok putih tulangnya.
Makna yang tertuang dalam ungkapan itu adalah sebagai cerminan makna yang
dalam upacara adat datuk
Makna darahnya adalah wujud seorang datuk dalam puak . Digigit bermakna sebagai
nilai dalah hal yang utama dalam Putih Tulangnya sebagai keberanian. Dari ungkapan
tersebut, tanpa adanya makanan dari daging hewan yang tersebut, upacara adat tidak
dapat. Begitu peran makanan dalam tradisi upacara adat.

1. Adat Sebenar Adat


Adat sebenar adat dianggap sebagai inti adat yang berasaskan ajaran
agama islam (Syarak). Adat yang sebenarnya adat, adat yang lekang oleh panas,
tak lapuk oleh hujan. Adat ini bersifat utuh dan tak boleh dianjak älih, tak boleh
diubah dan ditukarsalin. Di dalam ungkapan adat dikatakan "dianjak layu, dicabut
mati" atau dikatakan " Bila dianjak ia membunuh, bila ialih ia membinasakan".
yakni, hari-hari besr Islam, hari raya idul fitri, upacara kmatian, khitan, khata Al
Qur'an, Ijab Qabul dll.
2. Adat yang diadatkan
Adat yang diadatkan yakni hukum, norma atau adat buah pikiran leluhur
manusia yang piawai, yang kemudian berperanan untuk mengatur lalu lintas
pergaulan kehidupan manusia. Meskipun adat yang diadatkan ininmerupakan
seperangkat norma dan sanksi hasil gagasan leluhur yang bijaksana, tetapi sebagai
karya manusia, tetap rusak (berubah) oleh ruang dan waktu serta oleh selera
manusia pada zamannya Semua ketentuan adat yang diberlakukan atas dasar
musyawarah dan mufakat dan tidak menyimpang dari adat sebenar adat.
Namun demikian, mesipun adat adat rancangan leluhur ini dipelihara dan
dilestarikan, tetapi terbuka peluang untuk disisipi, ditambah dan dikurangi agar
tetap dapat menjawab tantangan kehidupan masyarakatnya. Upacara adat yang
diadatkan ini selalu beriringan dengan upacara dalam adat sebenar adat. Mialnya
upacara ijab qabul, biasanya diringi dengan upacara Ada berinai, berandam,
bersanding, makan hadap-hadapan, dan sebagainya adalah bentuk upacara yang
tergolong ke dalam adat yang diadatkan.
3. Adat yang Teradat
Adat yang teradat lebih kepada aturan budi pekerti sehingga membuat
penampilan manusia yang berbudi bahasa. Adat yang teradat telah dipelihara dari
zuriat (generasi) kepada zuriat berikutnya, sehingga menjadi resam (tradisi) budi
pekerti orang Melayu. Adat yang teradat dapat dikesan dari aturan panggilan
dalam keluarga, masyarakat dan kerajaan, sigertiayah, abah, tuan, puan engku,
paduka, dll.
Dalam hal adat yang teradat juga vterdapat upacara adat dalam nikah
kawin, dimulai dari hari kedua setelah ijab qabul, pasangan yang telah menikah
itu pergi berkunjung ke rumah sanak saudara pihak perempuan. Upacara ini
dilakukan untuk mengakrabkan pengantin laki-laki kepada sanak saudara
pengantin perempuan. Dalam upacara ini pasangan pengantin membawa makanan
berupa wajik, gelamai, dan kue mueh lainnya.
4. Adat Istiadat
Selain 3 tingkatan adat tersebut, juga dikenal adat istiadat. Adat ini
merupakan wujud dari berbagai tradisi dengan segala ragam pelaksanaan serta
peralatannya. Adat-adat ini lebih kepada tradisi yang ada dalam persukuan dan
pelaksanaan diserahkan kepada suku-suku masing-masing. Sedangkan adat bagi
raja dilaksanakan oleh anggota kerapatan adat di bawah sultan.

Upacara dalam adat istiadat juga tidak boleh melanggar adat sebenar adat
(syarak). Dalam menentukan pemimpin misalnya didasari oleh ketentuan yang
mewajibkan manusia memilih pemimpin bagi kelompoknya dan dari golongannya
sendiri. Maka upacara penobatan datuk dalam suatu puak persukuan, diharuskan
mengacu pada syarat baku untuk menjadi seorang pemimpin seperti dalam
ungkapan dituakan sehari, ditinggikan seranting. Maksudnya, jadikanlah
pemimpin yang tahu dan berilmu di bidangnya, meski umurnya masih muda dari
yang lain.
C. Jenis – Jenis Makanan Tradisi
a. Gulai Ikan Patin
Gulai ikan patin merupakan makanan asli Riau yang sangat terkenal.Gulai
ikan patin memiliki cita rasa yang sangat lezat sehingga bisa membuat lidah tak
henti bergoyang.Gulai ikan batin merupakan jenis kuliner yang memiliki kuah
berwarna kuning pekat untuk merendam potongan ikan tersebut.Warga riau
kebanyakan tidak hanya mengonsumsi ikan patin saja melainkan akan diolah
menjadi beragam jenis masakan seperti digoreng, asam padeh dan lainnya.
b. Nasi Lemak
c. Asam Pedas Ikan Baung
Makanan berbahan dasar ikan yang tidak kalah terkenal dengan makanan
khas Riau lainnya yaitu ikan baung. Untuk mendapatkan olahan asam pedas ikan
baung maka masyarakat Riau meramunya dengan menggunakan beragam macam
rempah tradisional seperti bawang putih, jahe, bawang merah, lengkuas dan
kunyit. Di sisi lain cita rasa asam didapatkan dari penggunaan asam kandis atau
air asam Jawa yang digunakan sebagai rendaman bumbu serta ikan.
d. Sup tunjang
Sup tunjang ini adalah jenis makanan dari Riau yang memiliki kuah
hangat. Sup tunjang memiliki ciri khas yaitu menggunakan bahan dasar berupa
tulang kaki sapi yang masih ada dagingnya. Tulang kaki sapi ini kemudian
direndam dalam kuah bening berwarna kuning dan tambahan beberapa bahan
pelengkap seperti irisan kentang, tomat, wortel dan daun bawang

Anda mungkin juga menyukai