Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

SOSIOLIGI AGAMA ISLAM

Disusun Oleh:

Dosen : H. Bahanuddin Hartono Spd.Mpd.


Nama : Muhamad Lukman

Nim : 17002992

KLS : D/RS/IV

PROGRAM STUDI MANAJEMEN ADMINISTRASI


AKADEMI MANAJEMEN ADMINISTRASI
YOGYAKARTA
2019

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur selalu saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, taufik, hidayah,serta inayah-nya, sehingga Saya dapat
penyusunan makalah materi mata kuliah Sosiologi Agama.

Dalam makalah dengan tema Adat Lampung ini, kami membahas tentang asal
mula Adat lampung serta proses atau adat istiadat dalam masyarakat lampung. Saya
menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik serta saran yang bersifat membangun
guna perbaikan dan meningkatkan kualitas makalah dimasa yang akan datang.

Demikian makalah ini kami susun, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua
serta menjadi tambahan refresi bagi penyusunan makalah dengan tema yang senada di
waktu yang akan datang. Amin.
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau dan
memiliki berbagai macam suku bangsa,bahasa,adat istiadat atau yang sering kita
sebut kebudayaan. Keanekaragaman budaya yang terdapat di Indonesia merupakan
suatu bukti bahwa Indonesia adalah negara yang kaya akan budaya. Tidak bisa
dipungkiri,bahwa kebudayaan daerah merupakan faktor utama berdirinya
kebudayaan yang lebih global,yang biasa kita sebut dengan kebudayaan nasional.
Maka atas dasar itulah semua bentuk kebudayaan daerah akan sangat berpengaruh
terhadap budaya nasional,begitu pula sebaliknya kebudayaan nasional yang
bersumber dari kebudayaan daerah ,akan sangat berpengaruh pula terhadap
kebudayaan daerah/kebudayaan lokal.
Kebudayaan merupakan suatu kekayaan yang sangat bernilai karena selain
merupakan ciri khas dari suatu daerah juga menjadi lambing kepribadian suatu
bangsa atau daerah. Karena kebudayaan merupakan kekayaan dan ciri khas suatu
daerah maka menjaga,melestarikan dan memelihara budaya merupakan kewajiban
dari setiap individu, dengan kata lain kebudayaan merupakan kekeyaan yang harus
dijaga dan dilestarikan oleh setiap suku bangsa seperti tradisi Upacara Mungga
Mollo..
BAB II

PEMBAHASAN

A. Upacara Adat Munggag Molo


Munggah Molo merupakan upacara adat yang namanya diambil dari dua kata
dalam Bahasa Jawa yakni ‘Munggah’ yang berarti menaikan dan ‘Molo’ yang
berarti kerangka atap. Seperti namanya, Upacara Adat Munggah Molo ini
dilakukan ketika proses pembangunan sebuah rumah akan memasuki tahap
pemasangan kerangka atap. Dalam upacara adat ini, juga terdapat beberapa
Ubarapme khusus (persyaratan dan bahan) yang didalamnya juga mengandung arti
filosofis luhur yang sangat menarik untuk dipelajari.Ubarampe Munggah Molo
(Persyaratan/Bahan) dan Maknanya
Dalam rangkaian pelaksanaan Upacara Adat Munggah Molo, pemilik rumah
diharuskan untuk menyiapkan beberapa Ubarampe khusus yang kemudian akan
dipasang di pusat atap/cungkup dari rumah yang akan dibagun. Ubarampe tersebut
diantaranya:
a. Tebu yang dicabut dari pangkalnya
Memiliki makna sebagai harapan dan doa agar keluarga yang nantinya
menempati rumah senantiasa beristiqamah dalam melakukan kebaikan
layaknya pangkal tebu yang tegak menopang batang tebu.

b. Pari Sak Wit (satu ikat padi kuning)


Memiliki makna sebagai harapan dan doa agar keluarga dapat
menggapai kejayaan dan kemakmuran kemudian setelah mencapai
kemakmuran tersebut, layaknya padi yang semakin menguning dan berisi
semakin menunduk (tawadhu') tidak sombong
c. Kelapa
Sama halnya dengan tanaman kelapa yang setiap bagian tubuhnya
memiliki manfaat, keluarga yang menempati rumah baru ini juga
diharapkan dapat menjadi keluarga yang kuat dan dapat bermanfaat untuk
sesama (rahmatan lil 'alamin)

d. Bendera Merah Putih


Ubarampe berupa bendera sebenarnya baru ada ketika awal Indonesia
merdeka. Sebagi wujud nasionalisme dari masyarakat Jawa dan rasa
syukur kepada Tuhan yang telah menganugerahkan kemerdekaan sehingga
dapat memiliki tanah air sebagai tempat tinggal maka ditambahkanlah
bendera merah putih pada upacara Adat Munggah Molo ini.

e. Duit Kricik (uang koin)


Dalam masyarakat zaman dahulu, bentuk uang yang digunakan masih
berbentuk uang koin loga, sehingga adat ini masih terpelihara sampai
sekarang dengan menggunakan uang koin sebagi ubarampe. Uang
melambangkan modal finansialo yang dimiliki oleh keluarga yang akan
menempati rumah dan sebagai harapan agar Tuhan senantiasa
melimpahkan rizki yang berkah kepada keluarga.

f. Jajanan Pasar, ayam panggang, dan pisang.


Sebagai panjatan rasa syukur, si pemilik rumah baru juga diharuskan
untuk berbagi jajanan pasar, ayam panggang, dan pisang kepada
masyarakat sekitar. Selain untuk menyambung silaturahmi dengan
tentangga, nilai saling berbagi dan berkomunikasi dengan tetangga yang
sangat kental dalam adat Jawa juga dapat terus dilestarikan dengan
membagikan makanan ytersebut.

g. Pakaian keluarga
Melambangkan setiap anggota keluarga harus selalu menjaga akhlaqul
karimah dengan menutup aurat, selain itu juga diharapkan Tuhan selalu
memberkahi kelurga dengan kecukupan kebutuhan sandang.

h. Kendi , Pakumas (paku warna emas), kayu salam dan daun salam
Ubarampe yang diwadahkan dalam kendi inimengandung makna
berupa harapan keselamatan dari Allah SWT kepada keluarga.

i. Payung
agar tuhan semesta alam dapat melindungi dengan rahmat Nya

Setelah syarat-syarat tersebut sudah ada kemudian keluarga memanggil tokoh


agama untuk mendoakan dan memimpin prosesi adat tersebut, dan diakhiri makan
bersama para tukang bangunan dan masyarakat sekitar.

Itulah tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat Jawa sekitar saya (Desa
Kalipasir Kecamatan Lampung Timur) dan di beberapa daerah nusantara
umumnya.

B. Identifikasi Tradisi Mungga Molo

Menurut saya upacar Adat Munggah Moloh memiliki pesan Moral yang
tergantung di dalamnya Sepetri :
Dari segi Amaliah Keagamaan bersyukur atas nikmat yang di berikan oleh
Alloh dengan di adakanya selametan ,munggah molo adalah tradisi nenek moyang
namun berisi dengan nilai-nilai keagamaan yang tidak menyimpang dari akidah,
dan juag sebagai perekat sosial adanya hubungan yang harminis dengan warga
masyarakat lain dengan adanya gotong royong dalam kegiatan munggah molo..

Dan juaga dalam setiap acara mungga molo pasting mengundang pemuka
agama (ustadz) untuk mendoakan keluarga yang akan tinggal agar hidup harmonis
dan damai dan di berikan rizki oleh Alloh, dengan melafalkan kalimat Alloh berupa
doa-doa.Munggah molo ada sebua adat jawa yang dilakukan masyarakat suku jawa
dengan tujuan bersukur ke pada Alloh yang maha ESA dan menurut saya sebagai
Islam adat ini tidak ada unsur sirik lain nya, hanya ucapan rasa sukur yang merka
lakukan kepada sang pencipta.

Ini merupak tradisi yang perlu di lestarikan karna mengadung nilai- nilai
yang baik menurut Islam dan jiga bagi kehidupan brsosial di masyarakat yangmasih
menjunjung tinggi adat- istiadat nenek moyang.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Manusia dan kebudayaan merupakan satu kesatuan yang erat sekali. Keduanya
tidak mungkin dapat dipisahkan. Ada manusia ada kebudayaan, tidak akan ada
kebudayaan jika tidak ada pendukungnya,yaitu manusia. Akan tetapi manusia itu
hidupnya berapa lama,ia lalu mati. Maka untuk melangsungkan kebudayaan,maka
pendukungnya harus lebih dari satu orang,bahkan harus lebih dari satu turunan. Jadi
harus diteruskan kepada anak cucu keturunan selanjutnnya.

B. Saran

Budaya daerah merupan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional,maka


segala sesuatu yang terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya
nasional. Atas dasar itulah kita semua memiliki kewajiban untuk menjaga,melestarikan
dan memelihara budaya baik budaya lokal maupun budaya nasional,karena budaya
merupakan kepribadian suatu bangsa.

Anda mungkin juga menyukai