Dosen Pengampu :
Dr. YOSI ARYANTI, S.Ag
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah
Fiqh Muamalah I dengan judul Teori hak dalam islam.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Yosi Aryanti, S.Ag sebagai dosen
pengampu yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi dalam pembuatan
makalah ini. Tidak lupa pula buat seluruh rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis di
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis sangat mengharapkan makalah bermanfaat bagi kita semua baik masa kini maupun
untuk masa yang akan datang. Terlepas dari semua itu kami menyadari sepenuhya bahwa masih
ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
menerima kritik dan saran dari pembaca.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih dan kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfat serta referensi pembelajaran maupun inspirasi terhadap pembaca.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Muamalah merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Islam memberikan aturan-aturan yang global untuk memberikan kesempatan bagi
perkembangan hidup manusia yang seiring dengan berkembangnya zaman, berbedanya
tempat serta situasi. Karena memang pada dasarnya alam semesta ini diciptakan oleh
Allah SWT untuk memenuhi kebutuhan manusia, yang mana dalam al-Qur‟an telah
diatur hal-hal sedemikian itu. Oleh karena itu, manusia diharapkan bisa menjalankan
semua aturan-aturan yang telah diatur dalam al-Qur‟an.
Pada sisi lain, perkembangan sistem ekonomi Islam yang dihasilkan dari kajian
perilaku ekonomi masyarakat Muslim telah mendikte instrumen hukum teknis (fiqh
mu‟amalah). Sekalipun antara keduanya (antara fiqh mu‟amalah dan ekonomi Islam)
saling terkait, namun sesungguhnya keduanya adalah dua hal yang berbeda. Salah satu
perkembangan transaksi muamalah adalah sewa menyewa atau upah yang dalam konsep
istilah dikenal dengan ijarah. Kata ijarah diderivikasi dari bentuk fi‟il “ajara-ya‟juru-
ajran”. Ajran semakna dengan kata al-iwad yang mempunyai arti ganti dan upah. Upah
atau ganti rugi biasa dilakukan oleh masyarakat bermacam-macam, misalnya pada
pekerjaan buruh tani, buruh bangunan maupun dengan pekerjaan yang lainnya
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian hak?
2. Bagaimana rukun rukun hak?
3. Bagaimana macam macam hak?
4. Bagaimana sumber sumber hak?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hak
2. Untuk mengetahui rukun hak
3. Untuk mengetahui macam hak
4. Untuk mengetahui sumber hak
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hak
Kata hak berasal dari bahsa arab al-haqq,yang secara etimologi mempunyai
beberapa pengertian yang berbeda,diantaranya berarti milik ketetapan dan
kepastian,seperti terdapat dalam surat yasin,36: 7 yang berbunyi:
لِ ُيح َِّق ْال َح َّق َو ُي ْبطِ َل ْال َباطِ َل َولَ ْو َك ِر َه ْالمُجْ ِرم ُْو َن
1
Harun 2017. Fiqh Muamalah, Surakarta : Muhammadiyah University Prees
2
Sudarsono, Kamus Hukum, Jakarta : PT Rineka Cipta, 2007, hlm. 154.
3
B. Rukun- rukun hak
Rukun hak ada dua, yaitu pemilik hak dan objek hak.Yaitu:
a. Pemilik hak
Dalam pandangan islam yang menjadi pemilik hak adalah Allah SWT, baik
yang menyangkut hak keagamaan, pribadi atau hak secara hukum. Dalam fiqh
disebut Asy-syakhsyiah al „itibaniyah
b. Objek hak.3
Dari segi kepemilikan hak, hak dibedakan menjadi dua yaitu hak Allah dan hak
manusia (mukallaf) :
1) Hak Allah adalah hak yang kemanfaatannya untuk memelihara
kemashlahatan umum. Adapun yang menjadi hak Allah yaitu
segala bentuk ibadah dalam Islam seperti shalat, zakat, puasa,
haji, dan segala macam hukuman pidana seperti hadd zina dan
qishash pembunuhan.
2) Hak manusia (mukallaf) adalah hak yang ditujukan untuk
kepentingan manusia secara individu sebagai pemilik hak, contohya
yaitu hak milik.
Sedangkan dari segi objek atau substansinya hak dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1) Hak syahsi Hak syah}si adalah suatu kewajiban yang dibebankan
kepada seseorang untuk kepentingan orang lain berdasarkan hukum
syara‟.
2) Hak „aini Hak „aini adalah kekuasaan atau kewenangan dan
keistimewaan yang muncul akibat hubungan secara langsung antara
manusia dengan benda tertentu.
Macam-macam hak „aini antara lain, yaitu:
a. Hak milkiyah adalah kekuasaan atas suatu benda yang memberikan
keistimewaan kepada pemilik hak untuk mentasharufkan benda
tersebut secara bebas sepanjang tidak ada halangan syara‟.
3
Drs. Harun, MH., Figh Muamalah,( Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Kartasura, Surakarta),h. 59
4
b. Hak intifa‟ adalah hak untuk memanfaatkan harta benda orang lain
melalui sebab-sebab yang dibenarkan oleh syara‟.
c. Hak irtifaq adalah hak pakai atau memanfaatkan benda tak bergerak
(tanah).
d. Hak istihan adalah hak yang diperoleh dari harta yang digadaikan
yang berkaitan dengan harga bukan zakatnya.
e. Hak ihtibas adalah hak menahan sesuatu benda seperti hak menahan
benda yang ditemukan.
Dari segi kewenangan, hak dibedakan menjadi hak diyani (hak keagamaan)
dan hak qada 'i (hak kehakiman).
a. Hak diyani adalah hak yang tidak dapat dicampuri oleh kekuasaan
negara atau hakim seperti persoalan hutang yang tidak dapat
diselesaikan di depan pengadilan namun, akan tetap dituntut di
hadapan Allah.
b. Hak qada 'i adalah segala hak yang berada di bawah kekuasaan
hakim dan dapat dibuktikan di depan pengadilan sepanjang pemilik
hak sanggup menuntut dan membuktikan haknya tersebut.
Dari segi kemasyarakatannnya, hak dibedakan menjadi dua yaitu hak
„ainiyah (hak individu) dan hak ijtima„iyyah (hak masyarakat). Berkenaan dengan
hal itu, hak-hak tersebut akan diuraikan dalam tiga bentuk :
1) Hak Individu dalam Lingkungan Keluarga Setiap anggota
dalam keluarga memiliki hak dan kewajiban sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab masing-masing. Misalnya seorang
istri berhak mendapat mahar dan nafkah dari suaminya.
Sedangkan seorang suami mempunyai hak menjadi kepala
keluarga yang mengarahkan kehidupan keluarga. Begitupun
seorang anak juga berhak mendapatkan nafkah, pendidikan,
perawatan, dan pengarahan dari orang tuanya.
2) Hak Individu dalam Lingkungan Masyarakat Setiap individu
dalam masyarakat mempunyai kedudukan yang sama di
dalam masyarakat. Oleh karena itu, tiap individu juga berhak
memperoleh keadilan dalam mendapatkan pekerjaan dan
5
perlindungan hukum bagi dirinya tanpa membedakan ras,
suku, agama, dan sebagainya.4
D. Sumber hak
1. Syara‟
a. Syara‟ tanpa sebab, contoh perintah melaksanakan ibadah.
b. Syara‟ melalui sebab, contoh perkawinan memunculkan hak dan kewajiban
memberi nafkah.
2. Akad, seperti dalam jual beli
3. Kehendak pribadi, seperti janji
4. Perbuatan yang bermanfaat, seperti melunasi utang orang lain
5. Perbuatan yang menimbulkan mudarat bagi orang lain, contohnya Amir mewajibkan
ganti rugi akibat kelalaian budi menggunakan jam tangannya.5
4
Ibid.h 59-61
5
Nasrun Haroen. Fiqh Muamalat,. ( Jakarta : Gaya Media Pratama,2007), h 57.
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep dasar hak milik dalam hukum islam memiliki keunikan tersendiri di
bandingkan dengan hukum yang lain.karakteristik tersebut dapat dilihat baik segi
pengertian , pembagian, dan sumber-sumber memperoleh hak milik.Sumber-sumber yang
dapat dijadikan dasar untuk memperoleh hak milik dalam hukum islam antara lain :
a. Ihrazul mubahat yaitu (memiliki benda-benda yang boleh dimiliki, atu
menempatkan sesuatu yang boleh dimiliki di sesuatu tempat untuk dimiliki).
b. Al- uqud (aqad)
c. Al- khalafiyah (pewarisan)
d. Attawalludu minal mamluk (berkembang biak).
B. SARAN
Demikianlah makalah yang kami susun dengan judul “Teori hak dalam islam”.
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan- kekurangan baik
pada teknis penyusunan, maupun pada materi. Mengingat akan kemampuan yang kami
miliki, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan penyusunan makalah yang akan datang.
Semoga makalah ini memberikan manfaat dan faedah untuk dunia ilmu dan
pengembangannya. Terutama bagi penyusun dan semua pihak yang membacanya, baik
dalam lingkup lembaga pendidikan maupun selainnya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Harun, MH., Figh Muamalah,( Jl. A.Yani Tromol Pos 1 Kartasura, Surakarta).