Anda di halaman 1dari 7

ADMINISTRASI KEUANGAN PUBLIK

1. Bagaimana dampak kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan pajak?

Jawab : Kepatuhan wajib pajak dalam membayar atau menyetor pajak akan memberikan dampak
positif terhadap penerimaan pajak. Semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak, semakin tinggi
pula pajak yang akan diterima oleh negara. Oleh karena itu pemerintah harus terus berupaya
melakukan strategi untuk meningkatkan kesadaran baik bagi wajib pajak maupan petugas pajak
untuk melakukan kewajiban mereka dan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat memudahkan
wajib pajak dalam melakukan penyetoran pajaknya. Dari tingkat kepatuhan Wajib Pajak yang diukur
dari penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21 memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
penerimaan pajak. Tingkat kepatuhan wajib pajak yang diukur dari penyampaian SPT Masa PPN dan
PPh Pasal 25 tidak memiliki pengaruh secara parsial terhadap penerimaan pajak. Secara simultan
tingkat kepatuhan yang diukur dari penyampaian SPT Masa PPh Pasal 21, penyampaian SPT Masa
PPN, dan PPh Pasal 25 memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan pajak.

2. Strategi apa saja yang menurut Saudara perlu dilakukan oleh pemerintah dalam upaya
meningkatkan kepatuhan wajib pajak?

Jawab : - strategi pertama adalah memperbaiki pelayanan agar Wajib Pajak mau membayar pajak
secara sukarela. memperbaiki pelayanan karena masih ada ketidakpuasan. Kita ingin lebih baik lagi
karena pada prinsipnya pajak Indonesia masih self assesment.

- Strategi kedua, adalah meningkatkan jumlah tenaga pemeriksa di Direktorat Jenderal Pajak untuk
memperbaiki kualitas penegakan hukum.

- Strategi ketiga adalah melakukan kegiatan sosialisasi maupun edukasi secara berkelanjutan untuk
meningkatkan kesadaran atas pentingnya membayar pajak. Memperluas tax awareness untuk
menyasar Wajib Pajak di masa depan, karena pajak ini untuk kesejahteraan bangsa, bukan untuk
pejabat atau menteri keuangan.

- Strategi keempat adalah melakukan internalisasi nilai-nilai Kementerian Keuangan untuk


menguatkan moral dan integritas pegawai pajak dalam menjalankan tugas secara profesional.

3. Insentif pajak apa saja yang dapat diberikan pemerintah agar wajib pajak tertarik untuk membayar
pajak?

Jawab : - Insentif pajak berupa pengecualiaan pengenaan pajak adalah jenis insentif yang diberikan
kepada Wajib Pajak agar tidak perlu membayar pajak dalam kurun waktu tertentu. Pengurangan
dasar pengenaan pajak merupakan bentuk pengurangan dari berbagai macam biaya yang dikenakan
pajak. Pengurangan tarif pajak yang dikenakan adalah bentuk insentif pajak yang mengurangi tarif
pajak umum maupun tarif pajak khusus yang ditentukan oleh pemerintah. Penangguhan pajak
sebagai jenis insentif terakhir merupakan pengunduran pembayaran pajak hingga kurun waktu
tertentu.
- Menggunakan tax allowance, memberikan insentif untuk usaha kecil menengah, pembebasan PPN
(Pajak Pertambahan Nilai), serta insentif perpajakan di sektor pertambangan, serta bea masuk yang
ditanggung oleh pemerintah (BMDTP).

- Pemerintah memberikan insentif berdasarkan kawasan seperti kawasan Ekonomi Khusus, Kawasan
Industri, dan Free Trade Zone, dan tempat penimbunan barang.

- Menambah jumlah kegiatan ekspor jasa yang bisa mendapatkan fasilitas dari sisi insentif
perpajakan dalam bentuk PPN tarif 0%, yaitu tujuh jenis jasa baru yang sekarang mendapatkan untuk
PPN tarif 0%, yaitu yang selama ini hanya jasa makro. Jasa-jasa itu antara lain jasa teknologi dan
informasi, jasa untuk penelitian dan pengembangan, jasa hukum, jasa akuntansi pembukuan (jasa
audit), jasa perdagangan, jasa interkoneksi, jasa sewa alat angkut dan jasa pengurusan alat
transportasi (freight forward).

- Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari sumber daya alam. PMK baru akan mengatur insentif untuk
mendorong eksportir lebih lama menempatkan devisa di dalam negeri. Misalnya, untuk penempatan
1 bulan, PPh final deposito turun jadi 10 persen; selama 3 bulan sebesar 7,5 persen; dan jika lebih
dari 6 bulan, 0 persen. “Apabila devisa hasil ekspor diletakkan dalam deposito rupiah [dalam 1 bulan]
maka PPh-nya hanya 7,5 persen. Apabila 3 bulan dalam bentuk rupiah, PPh-nya hanya 5 persen,”

- PMK tentang Penggunaan Nilai Buku dalam Rangka Penggabungan, Peleburan, dan Pemekaran
Usaha. Beleid ini akan diselesaikan dalam rangka meningkatkan kapasitas dari perusahaan-
perusahaan untuk melakukan merger akuisisi maupun pembentukan holding. PMK terutama untuk
rumah dan apartemen dinaikkan batas bawahnya dari Rp 20 miliar menjadi Rp 30 miliar. PPh pasal
22 juga diturunkan untuk pembelian hunian tersebut dari 5% menjadi 1%. Bea keluar minerba
(mineral dan batu bara) dan kewajiban untuk membangun pemurnian (smelter).

- Pemerintah akan melakukan perubahan di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2015
terkait PPN impor kendaraan angkutan terutama untuk sewa pesawat dari luar negeri.

Sumber Referensi :

BMP MAPU 5202 Administrasi Keuangan Publik

https://www.indopremier.com/newsDetail.php?
jdl=Ini_4_Strategi_Kemenkeu_Tingkatkan_Kepatuhan_Pajak&news_id=102696&group_news=IPOTN
EWS&taging_subtype=ECONOMICS&name=&search=y_general&q=kepatuhan%20pajak&halaman=1

https://www.pajakku.com/read/5e3bbd76387af773a9e0156e/Insentif-Pajak-bagi-Ekonomi-Kreatif
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Menurut Anda, persiapan apa sajakah yang perlu dilakukan sebelum kita melakukan analisis
jabatan! Jelaskan dan berikan contoh!

Persiapan yang bisa dilakukan sebelum melakukan Analisa Jabatan (Job Analysis) yaitu :

Sebelum melakukan Analisa Jabatan (Job Analysis), perlu dilakukan inventarisasi jabatan untuk
mendata seberapa banyak jabatan yang ada di dalam perusahaan. Demikian juga mempelajari
struktur organisasi perusahaan, dan mendata jabatan-jabatan yang ada dalam struktur organisasi
tersebut. Struktur organisasi perlu dikaji dibandingkan dengan beban kerja, kebutuhan
pengembangan organisasi sesuai dengan pengembangan usaha, keselarasan dengan kebutuhan
peningkatan produktivitas serta kebutuhan pengambangankarier pegawai. Jika perusahaan belum
mempunyai struktur organisasi yang formal, maka dari inventarisasi jabatan dapat disusun bagan
struktur jabatan sementara yang nantinya perlu disesuaikan kembali dengan kondisi yang
dibutuhkan setelah proses analisis jabatan selesai dilakukan.

Fungsi Job Analysis diantaranya adalah :

• Menentukan basis regional bagi struktur kompensasi.

• Mengevaluasi tantangan lingkungan yang mempengaruhi pekerjaan individu.

• Merencanakan kebutuhan SDM di waktu yang akan datang.

• Menentukan kebutuhan-kebutuhan latihan bagi para karyawan.

• Mengembangkan rencana-rencana pengembangan pegawai yang potensial.

• Menetapkan standar prestasi kerja yang realistik.

• Menempatkan karyawan sesuai dengan ketrampilannya.

• Membantu revisi struktur organisasi.

• Memperbaiki alur kerja.

• Memberikan data sebagai fungsi saluran komunikasi.

• Menetapkan garis promosi dalam semua departemen dan organisasi.

Cara / LANGKAH-LANGKAH dalam melakukan Analisa Jabatan ( Job Analysis )

1. Menentukan pengunaan Informasi Hasil Analisa Jabatan ( Job Analysis ). Analisator harus
mengetahui secara jelas kegunaan dari hasil Analisa Jabatan ( Job Analysis ). Informasi dari Analisa
Jabatan ( Job Analysis ) yang dikumpulkan tersebut harus dapat digunakan untuk merumuskan
uaraian jabatan (job Description)m spesifikasi jabatan (job Specification) dan evaluasi jabatan (job
Evaluation).
2. Mengumpulkan Informasi Tentang Latar Belakang. Analisator perlu mengumpulkan dan
mengkwalifikasikan data, meninjau latar belakang seperti struktur perusahaan, flowchart proses dan
uraian kerja.

3. Menyeleksi jabatan Yang Akan Dianalisis. Analisator memilih jabatan yang akan dianalisis
dengan tujuan untuk menghemat biaya dan waktu jika banyak pekerjaan yang akan dianalisis

4. Mengumpulkan Informasi Tentang Analisis Pekerjaan. Analisator menganalisis pekerjaan


secara actual dengan menghimpun data tentang aktivitas pekerjaan, perilaku pegawai, kondisi kerja
dan syarat-syarat pegawai yang akan melaksanakan pekerjaan.

5. Meninjau Informasi dengan Pihak-Pihak yang Berkepentingan. Analisator menyediakan


informasi tentang hakikat dan fingsi pekerjaan. Informasi harus diverifikasi oleh pengawai yang akan
melaksanakan pekerjaan tersebut dan atasan langsung dari pegawai tersebut.

6. Menyusun Uraian Jabatan (Job Description), Spesifikasi Jabatan (Job Specification) dan Evaluasi
Jabatan (Job Evaluation). Analisator menyusun uaraian jabatan, spesifikasi jabatan dan evaluasi
jabatan.

7. Meramalkan Perkembangan Perusahaan. Analisator meramalkan perlu tidaknya dilakukan


pengayaan, penyederhanaan/perluasan pekerjaan dari uraian dan spesifikasi jabatan yang telah
dibuat.

METODE Analisa Jabatan ( Job Analysis )

1. Informasi Jabatan Yang Dibutuhkan.

Analisa Jabatan ( Job Analysis ) sebagai suatu proses yang sistematik dapat menentukan tugas,
ketrampilan dan pengetahuan sistematik yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
dalam sebuah perusahaan. Dalam melaksanakan analisis jabatan diperlukan informasi yang terkait
dengan jabatan yang akan dianalisa, yaitu :

1. Nama Jabatan;

2. Hubungan kerja dan posisi dalam organisasi;

3. Tugas, wewenang dan tanggung jawab yang dibebankan kepada pemangku jabatan;

4. Fungsi dari pekerjaan yang dilaksanakan;

5. Perangkat kerja yang digunakan seperti alat kerja, mesin, dan alat keselamatan kerja;

6. Obyek kerja/bahan yang digunakan dalam melaksanakan pekerjaan;

7. Kondisi lingkungan kerja dan resiko kerja;

8. Besarnya upah dan lamanya jam kerja;

9. Pendidikan, pengalaman dan pelatihan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan;


10. Ketrampilan, sikap dan kemampuan yang diperlukan dalam melaksanakan pekerjaan;

11. Persyaratan fisik jika diperlukan dalam persyaratan tertentu, misalnyaoperator alat berat
dipersyaratkan tinggi badan, atau petugas inspeksi garmen dipersyaratkan tidak buta warna;

12. Pertanyaan lain yang relevan dengan jabatan yang dianalisis.

2. Metode Pengumpulan Data Jabatan.

Informasi jabatan yang diuraikan diatas dapat diperoleh dari beberapa sumber, yaitu dari :

Pekerjaan itu sendiri;

1. Catatan hasil kerja;

2. Pegawai yang bersangkutan;

3. Pengalaman atasan pengawai yang bersangkutan;

4. Pengalaman Pegawai lain yang pernah menjabat pekerjaan tersebut;

5. Tenaga Ahli.

Pengumpulan informasi dan data jabatan dari sumber-sumber tersebut dapat menggunakan
beberapa metode dibawah ini secara terpisah atau bersamaan, yaitu :

1. Kuesioner/daftar pertanyaan, dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para pemegang


jabatan yang ada di setiap lini kerja;

2. Wawancara, dengan berdiskusi langsung dengan pejabat yang bersangkutan, orang yang
pernah melaksanakan pekerjaan tersebut atau atasan langsung dari pejabat yang bersangkutan;

3. Konseling dengan tenaga ahli untuk menggali pengalaman tenaga ahli atas jabatan yang sedang
dianalisa.

4. Pengalaman/observasi, dengan melakukan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan


pekerjaan atau mempelajari catatan hasil kerja dari pejabat yang bersangkutan.

3. Inventarisasi Jabatan dan Struktur Jabatan.

Sebelum pelaksanaan Analisa Jabatan ( Job Analysis ), perlu dilakukan inventarisasi jabatan untuk
mendata seberapa banyak jabatan yang ada di dalam perusahaan. Demikian juga mempelajari
struktur organisasi perusahaan, dan mendata jabatan-jabatan yang ada dalam struktur organisasi
tersebut. Struktur organisasi perlu dikaji dibandingkan dengan beban kerja, kebutuhan
pengembangan organisasi sesuai dengan pengembangan usaha, keselarasan dengan kebutuhan
peningkatan produktivitas serta kebutuhan pengambangankarier pegawai. Jika perusahaan belum
mempunyai struktur organisasi yang formal, maka dari inventarisasi jabatandapat disusun bagan
struktur jabatan sementara yang nantinya perlu disesuaikan kembali dengan kondisi yang
dibutuhkan setelah proses Analisa Jabatan ( Job Analysis ) selesai dilakukan.

PEMERINTAHAN DAERAH

1. Apa dampak kepada hak-hak rakyat daerah jika birokrasi daerahnya terseret oleh kepentigan
partai politik?

Jawab : Berdampak sangat buruk bagi kehidupan rakyat karena telah terjadi berbagai
penyimpangan, ketidakjujuran, dan melukai rasa keadilan bagi rakyat. Penyimpangan yang terjadi
telah menurunkan kualitas pelayanan negara kepada rakyat dan menurunkan kemampuan negara
untuk memberikan hal-hal yang bermanfaat untuk masyarakat, seperti: pendidikan, perlindungan
lingkungan, penelitian, dan pembangunan meningkatkan ketidakpastian adanya pelayanan yang baik
dari pemerintah kepada masyarakat. Membawa konsekuensi negatif terhadap proses demokratisasi
dan pembangunan, sebab telah mendelegetimasi dan mengurangi kepercayaan publik terhadap
proses politik telah mendistorsi pengambilan keputusan pada kebijakan publik, tiadanya
akuntabilitas publik serta menafikan the rule of law. Di sisi lain, menyebabkan berbagai proyek
pembangunan dan fasilitas umum bermutu rendah serta tidak sesuai dengan kebutuhan yang
semestinya, sehingga menghambat pembangunan jangka panjang yang berkelanjutan.

Berdampak juga pada ketidak efisienan, ketidakadilan, rakyat tidak mempercayai pemerintah,
memboroskan sumber-sumber negara, tidak mendorong perusahaan untuk berusaha terutama
perusahaan asing, ketidakstabilan politik, pembatasan dalam kebijaksanaan pemerintah dan tidak
represif.

Permasalahan muncul ketika individu-individu yang terdapat dalam partai politik hanya berorientasi
pada bagaimana cara untuk memperoleh kekuasaan tersebut, sehingga kekuasaan menjadi muara
akhir dari kontestasi politik yang dikejar oleh partai politik. Sehingga makna luhur dari aktivitas
politik yang lebih menekankan aspek fungsional dari politik menjadi terbengkalai, yakni melakukan
pemeliharaan atau pengaturan terhadap berbagai macam urusan umat. Aktivitas partai politik hanya
berhenti pada level bagaimana cara memperoleh kekuasaan, padahal seharusnya tidak demikian,
namun harus dilengkapi pula dengan bagaimana kekuasaan yang telah diperoleh tersebut digunakan
untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Kondisi demikian mengakibatkan “syahwat” politik
untuk berkuasa yang dominan, bukan semangat “pengabdian” terhadap masyarakat

2. Mengapa birokrasi di Indonesia mudah sekali diseret oleh partai politik untuk dijadikan instrumen
memenangkan calonnya dalam pemilihan presiden, anggota DPR, anggota DPRD, dan kepala
daerah?

Jawab : Karena birokrasi digambarkan sebagai sebuah organisasi dimana bisa meraih segalanya bagi
siapa saja pemenang sebuah pemilihan, mulai dari uang, jabatan, dan kekuasaan. Perjalanan panjang
kehidupan birokrasi di negeri ini, selalu saja ditandai oleh dominannya aspek politis di bawah
komando penguasa negara. Mulai dari Orde Lama hingga Orde Baru sampai saat ini. Orde Baru
adalah cermin dari kuatnya penguasa negara dalam mencengkeram tubuh birokrasi, sehingga
birokrasi tak dapat berbuat banyak bagi masyarakat.
3. Jika Anda pejabat atau aparatur birokrasi daerah apa sikap Anda jika kepala daerah Anda minta
dukungan untuk pemilihan periode kedua?

Jawab : Sikap saya jika kepala daerah meminta dukungan untuk pemilihan periode kedua yaitu
Bersikap yang bijak kita tidak lagi terlalu menuntut para kandidat atau kepala daerah untuk berfokus
pada peningkatan kesejahteraan, tetapi lebih menuntut mereka untuk memperbaiki sistem
pemerintahan dari dalam, mengobati penyakit-penyakit yang sudah membengkak di dalam tubuh
pemerintahan. Karena dengan sembuhnya tubuh pemerintahan akan secara tidak langsung
memberikan kesejahteraan yang lebih kepada masyarakat daripada menutut kesejahteraan itu
tanpa reformasi dari dalam (birokrasi). Sehatnya tubuh birokrasi akan mempermudah segala urusan
warga negara. Kematangan sistem birokrasi adalah seharusnya mimpi sebuah negara berkembang
yang harus dengan penuh kepercayaan dapat tercapai dalam waktu yang tidak lama. Bukannya
pergantian sistem setiap terjadi pergantian pemimpin.

4. Bagaimana cara menciptakan birokrasi daerah yang berintegrasi, kompeten, dan profesional?

Jawab : Memilih para pejabat biro dan aparaturnya yang terlatih, kompeten, dan professional.

Pemerintahan yang bersih dan bebas KKN.

Pemerintah yang dapat menyediakan pelayanan publik yang berkualitas sesuai dengan tantangan
yang dihadapi, yaitu perkembangan kebutuhan masyarakat yang semakin maju dan persaingan
global yang semakin ketat.

Dalam hal kemudahan berusaha (doing business), dapat memberikan pelayanan yang baik bagi para
investor yang berbisnis atau akan berbisnis di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai