Anda di halaman 1dari 7

LATIHAN KASUS

ASKEP GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN: Infeksi & Keganasan

Instruksi: Kerjakan tugas latihan kasus di bawah ini dengan menggunakan referensi
(buku ajar, SDKI, SIKI dan SLKI!

KASUS 1
Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat di bangsal paru dengan keluhan sesak nafas (dispnea).
Pasien mengatakan sesak nafas dirasakan terus menerus, semakin berat ketika pasien
berbaring dan melakukan aktivitas. Pasien mengatakan sesak nafas agak berkurang ketika
pasien dalam posisi duduk dan diberikan tambahan oksigen. Sesak nafas membuat pasien
menjadi susah tidur. Selama 2 hari di rumah sakit pasien baru tidur kurang lebih 2 jam saja, dan
pasien tampak mengantuk dan letih. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merupakan
menderita TB paru kambuhan. Pasien didiagnosis menderita TB paru 1 tahun yang lalu dan
mendapatkan terapi selama 6 bulan dan diulang lagi 6 bulan. Pasien tidak patuh terhadap
pengobatan dan sering putus minum obatnya. Ayah pasien meninggal karena TB paru. Hasil
pengkajian hari ini diperoleh data: frekuensi nafas: 31 kali/menit, frekuensi nadi: 102 kali/menit,
Tekanan darah: 136/88 mmHg, suhu: 38 derajad celcius, Saturasi Oksigen (SaO2): 91%. Hasil
pemeriksaan fisik: konjungtiva dan wajah tampak pucat, tidak tampak sianosis pada wajah,
tidak tampak distensi vena jugularis, posisi trakhea simetris, tampak retraksi dada intercostalis,
bentuk dada simetris, terdengar suara nafas ronchi kering pada paru kanan dan kiri bagian
tengah, pada perkusi terdengar suara sonor pada paru kiri dan terdengar redup pada paru
kanan. Taktil fremitus (fremitus vocal) kiri lebih keras dari sebelah kanan, ekspansi dada
menurun hasil pemeriksaan jaraknya kurang dari 1 jari. Hasil pemeriksaan penunjang
laboratorium: leukosit 13.100 /dl, LED 54 mm/jam, sputum BTA + +. Hasil pemeriksaan
radiologi/x-ray: tampak gambaran kavitasi pada kedua paru, tampak cairan pada paru sinestra,
kesan: TB paru aktif.

Tugas:
1. Identifikasi kata-kata sulit yang Saudara tidak mengerti pada kasus di atas! Reverensi kasus
di atas
1.bangsal paru.
2.sianosis
3.ronchi kering
4.retrasi dada intercostalis
5.fremitus vocal
2. Carilah pengertian/definisi kata-kata sulit yang teridentifikasi di atas dan tuliskan pada kolom
di bawah ini! Reverensi kasus di atas

1. bangsal paru:ruang isolasi


2. 2. sianosis :kondisi ketika jari tangan,kuku,dan bibir tampak berwarna kebiruan
karena kurangnya oksigen dalam darah
3. Ronchi kering:suara nafas tambahan yang bernada rendah yang terjadi akibat
penyumbatan jalan nafas
4. Retrasi dada intercostalis: otot yang berada diantara sela sela tulang rusuk anda
5. Dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi perubahan intensitas vibrasi yang
diciptakan saat pasien berbicara.

3. Tuliskan ulang keluhan utama pasien kasus di atas! Reverensi kasus di atas

Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat di bangsal paru dengan keluhan sesak nafas
(dispnea). Pasien mengatakan sesak nafas dirasakan terus menerus, semakin berat
ketika pasien berbaring dan melakukan aktivitas. Pasien mengatakan sesak nafas agak
berkurang ketika pasien dalam posisi duduk dan diberikan tambahan oksigen. Sesak
nafas membuat pasien menjadi susah tidur.
4. Tuliskan ulang data riwayat penyakit sekarang pada kasus di atas! Reverensi kasus di atas
1. Seorang laki-laki usia 45 tahun dirawat di bangsal paru dengan keluhan sesak nafas
(dispnea). Pasien mengatakan sesak nafas dirasakan terus menerus, semakin berat
ketika pasien berbaring dan melakukan aktivitas. Pasien mengatakan sesak nafas agak
berkurang ketika pasien dalam posisi duduk dan diberikan tambahan oksigen. Sesak
nafas membuat pasien menjadi susah tidur. Selama 2 hari di rumah sakit pasien baru
tidur kurang lebih 2 jam saja, dan pasien tampak mengantuk dan letih.

5. Tuliskan ulang data riwayat penyakit dahulu pada kasus di atas! Reverensi kasus di atas

pasien merupakan menderita TB paru kambuhan. Pasien didiagnosis menderita TB paru


1 tahun yang lalu dan mendapatkan terapi selama 6 bulan dan diulang lagi 6 bulan.
Pasien tidak patuh terhadap pengobatan dan sering putus minum obatnya.

6. Tulis ulang riwayat penyakit keluarga pada kasus di atas! Reverensi kasus di atas

Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien merupakan menderita TB paru kambuhan.


Pasien didiagnosis menderita TB paru 1 tahun yang lalu dan mendapatkan terapi selama
6 bulan dan diulang lagi 6 bulan. Pasien tidak patuh terhadap pengobatan dan sering
putus minum obatnya. Ayah pasien meninggal karena TB paru.
7. Tulis ulang hasil pemeriksaan fisik pada kasus di atas sesuai kelompok pemeriksaan!
Reverensi kasus di atas
Inspeksi konjungtiva dan wajah tampak pucat, tidak tampak sianosis pada wajah,
tidak tampak distensi vena jugularis, posisi trakhea simetris, tampak retraksi
dada intercostalis, bentuk dada simetris.

Auskultasi terdengar suara nafas ronchi kering pada paru kanan dan kiri bagian
tengah

Perkusi pada perkusi terdengar suara sonor pada paru kiri dan terdengar redup
pada paru kanan.

Palpasi Taktil fremitus (fremitus vocal) kiri lebih keras dari sebelah kanan, ekspansi
dada menurun hasil pemeriksaan jaraknya kurang dari 1

8. Jelaskan bagaimana cara melakukan pemeriksaan taktil fremitus dan pemeriksaan ekspansi
dada!
Jawaban dari: Reverensi buku SIKI
Taktil Fremitus :
1. Menjelaskan prosedur taktil fremitus pada pasien
2. Meletakkan perbatasan ulna tangan secara horizontal pada bagian dada
3. Meminta pasien untuk menyebutkan kata ‘tujuh puluh tujuh’
4. Palpasi dilakukan dimulai pada bagian apeks paru dan berpindah secara
berseberangan pada posisi yang sama dan dilanjutkan sampai basal paru
5. Manuver dilakukan secara berulang pada bagian posterior dada dengan meminta
pasien duduk dan melipat lengan pada dinding dada untuk menggeser kedua
skapula
ekspansi dada :
1. Meletakkan kedua tangan pada dada anterior pasien
2. Meletakkan kedua jempol tangan pada garis tengah tubuh dan mempertahankan
tidak lepas dari dada pasien
3. Letakkan jari-jari tangan lainnya pada sisi dada sejauh mungkin pada level tulang
rusuk ke-10
4. Meminta pasien untuk bernapas secara normal. Jempol tangan akan bergerak 2-3
cm saat pasien melakukan inspirasi dan jempol tangan akan kembali ke letak
semula saat pasien melakukan ekspirasi
5. Melakukan prosedur kembali pada bagian posterior dada pasien

9. Lakukan analisis data-data kasus di atas dengan berpedoman pada SDKI!


Jawaban dari: SDKI
Data Masalah Keperawatan (SDKI) Penyebab (SDKI)

Data Mayor: -Dispnea Perubahan membran


-Bunyi nafas tambahan di alveolus-kapi
paru paru kanan
-Takikardi

Data Minor:

-Gelisah
-Pola nafas abnormal(lambat)
-Warna kulit Pucat

Data Mayor: -Dispnea Posisi tubuh yang


-Penggunaan otot bantu menghambat ekspansi paru
pernafasan
-pola nafas
abnormal(kussmaul)

Data Minor:

-Orthopnea
-Tekanan inspirasi menurun
-Ekskursi dada berubah

Data Mayor: Mengeluh sulit tidur Kurang kontrol tidur


Mengeluh sering terjaga
Mengeluh istirahat tidak
cukup

Data Minor:

Mengeluh kemampuan
aktivitas menurun

10. Rumuskan diagnosis keperawatan (Masalah + Penyebab) sesuai hasil analisis kasus di
atas!
Jawaban dari SDKI
No. Diagnosis Keperawatan

1. Gangguan pertukaran gas bd perubahan membran alveoulus kapiler

2. Gangguan pertukaran gas bd perubahan membran alveoulus kapiler

3. Gangguan pola tidur bd kurang kontrol tidur

11. Rumuskan tujuan keperawatan dengan kriteria dan indikator keberhasilan sesuai SLKI
untuk masing-masing diagnosis keperawatan di atas!
Jawaban dari: SLKI
No. Tujuan Keperawatan
Diagnosis

1 Setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam diharapkan sesak nafas dapat
berkurang dan bunyi nafas tambahan dapat mereda

2 Setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam diharapkan produksi carian


pada sinestra dapat menurun

3 Setelah dilakukan perawatan selama 2x24 jam diharapkan pola istirahat


dapat membaik

12. Rumuskan intervensi keperawatan sesuai dengan SIKI dan dapat ditambahkan intervensi
dari referensi lain spt: NIC, doegoes, dsb untuk masing-masing diagnosis keperawatan di
atas!
Jawaban dari : SDKI dan SLKI
No. Intervensi Keperawatan
Diagnosis

1.  Monitor frekuensi Rhoma Irama, kedalaman dan upaya nafas


 Monitor pola nafas(seperti bradipnea, takipnea, hiperventilasi,
kusmaul)
 Monitor adanya produksi sputum
 Monitor adanya sumbatan jalan nafas
 Auskultasi bunyi nafas
 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
 Monitor hasil x-ray thorax
 Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
 Dokumentasikan hasil pemantauan
 Monitor efektifitas terapi oksigen
 Monitor tingkat kecemasan akibat terapi oksigen
 Monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan oksigen
 Bersihkan sekret pada mulut hidung dan trakea Jika perlu
 Pertahankan kepada kepatenan jalan nafas
 Berikan oksigen tambahan, Jika perlu
 Kolaborasi penentuan dosis oksigen
 Kolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas dan atau tidur

Anda mungkin juga menyukai