Anda di halaman 1dari 17

JURNAL RIVIEW

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

Disusun oleh :
Elva Anggrayana (1712042001)
Pendidikan Fisika A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN FISIKA
PRODI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
Tahun 2020

JURNAL RIVIEW I
A. Identitas Jurnal
1. Judul
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Materi Vektor di Kelas X SMA NEGERI 1 SANGGAU LEDO
2. Nama Penulis
1) Eka Trisianawati
2) Tomo Djudin
3) Rendi Setiawan
3. Volume dan Nomor
Vol 06, No 02, Desember 2016
p-ISSN: 2087-9946
p-ISSN: 2477-1775
4. Lembaga Penerbit
Jurnal Peneltian Fisika dan Aplikasinya (JPFA)
JPFA-UNESA
5. Link Jurnal
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpfa/article/view/936/717

B. Pembahasan
Dalam jurnal dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Vektor di Kelas X SMA
NEGERI 1 SANGGAU LEDO” menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran yang terjadi adalah berpusat
pada siswa sedangkan guru sebagai fasilitator. Dalam jurnal tersebut dikatakan
bahwa proses belajar mengajar fisika di SMA Negeri 1 Sanggau Ledo masih
berlangsung secara konvensional. Metode yang digunakan merupakan metode
ceramah. Selama proses pembelajaran, banyak siswa masih menganggap fisika
merupakan mata pelajaran yang suli dan membosankan, sehingga siswa kurang
berminat dan kurang termotivasi dalam menerima pembelajaran.
Kurangnya kerjasama antarsiswa merupakan salah satu penyebab rendahnya
hasil belajar. Meskipun siswa SMA Negeri 1 Sanggau Ledo memiliki kemampuan
kognitif yang heterogen, dalam pelaksanaannya siswa yang memiliki kemampuan
kognitif di atas rata-rata kurang aktif dalam mengajarkan rekan sekelasnya yang
memiliki kempuan menengah maupun dibawah rata-rata. Hal tersebut
mengakibatkan beberapa siswa terlihat lebih menonjol dibandingkan siswa
lainnya yang menyebabkan adanya kesenjangan antara siswa satu dan lainnya.
Hal tersebut tentu akan berbeda ketika siswa bekerja sama dalam sebuah
pembelajaran kooperatif dalam mencapai tujuan yang sama, karena mereka akan
belajar tentang usaha yang dapat membantu keberhasilan rekan atau
kelompoknya.
Model pembelajaran tipe Jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif dengan
pengelompokkan siswa yang heterogen. Selain itu, dalam proses pembelajarannya
seluruh siswa yang terlibat memiliki tanggung jawab tersendiri yang akan diterima
berupa lembar ahli yang menjadi fokus masing-masing anggota kelompok.
Lembar ahli yang diterima akan dipelajari dalam sebuah kelompok ahli dengan
waktu yang telah ditentukan. Setelah selesai mempelajari sub materi dalam
kelompok ahli, maka para ahli tersebut kembali ke kelompok asal untuk
menagajarkan sub materi yang menjadi tanggung jawabna secara bergantian. Pada
tahap selanjutnya siswa akan menerima beberapa soal berupa kuis individu yang
mencakup materi yang telah dipelajari, skor yang diperoleh masing-masing siswa
akan menjadi skor kelompok yang kemudian kelompok dengan skor tertinggi akan
mendapatkan penghargaan. Proses pembelajaran seperti ini dapat
mengembangkan kemampuan serta keterampilan siswa dalam suasana belajar
yang terbuka sehingga pembelajaran yang dialami terasa bermakna bagi siswa.
Adapun kelebihan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw diantaranya:1)
Siswa lebih aktif, saling memberikan pendapat serta saling berkompetisi untuk
mencapai prestasi yang baik; 2) Siswa lebih memiliki kesempatan berinteraksi
sosial dengan temannya; 3) Siswa lebih kreatif dan memiliki tanggungjawab
secara individual.
Dalam jurnal penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat beberapa
penelitian yang membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Musthofa
[4] menyimpulkan terdapat peningkatan kognitif siswa hingga 70% setelah
diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hamid [5]
menyimpulkan penggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
memberikan pengaruh positif yang signifikan dalam peningkatan hasil belajar
siswa. Irawati [6] mendapatkan hasil yang positif terhadap sampel yang diberikan
perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.Penggunaan
modei ni mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik serta terbukti dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hutabarat dan Septiani [7]
menyimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan lembar kerja (LKS)
lebih baik daripada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional. Jumarni dan Fitriana [8] menyimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi fisika dapat meningkatkan
aktifitas dan hasil belajar siswa. Sehingga berdasarkan uraian yang dikemukakan
diatas, penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
pada materi vektor di kelas X SMA Negeri 1 Sanggau Ledo dianggap rasional
untuk dilakukan.
JURNAL RIVIEW II
A. Identitas Jurnal
1. Judul
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Dengan Konvensional.
2. Nama Penulis
1) Syaiful Islami
2) Surfa Yondri
3. Nomor
ISSN:2541-111x
4. Lembaga Penerbit
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information
Technology. Politeknik Negeri Padang, 15-16 Oktober 2016
5. Link Jurnal
https://www.researchgate.net/profile/Syaiful_Islami/publication/322675318_PER
BEDAAN_HASIL_BELAJAR_SISWA_DALAM_PEMBELAJARAN_KOOPE
RATIF_TIPE_JIGSAW_DENGAN_KONVENSIONAL/links/5a84fb9a0f7e9b2c
3f502ce8/PERBEDAAN-HASIL-BELAJAR-SISWA-DALAM-
PEMBELAJARAN-KOOPERATIF-TIPE-JIGSAW-DENGAN-
KONVENSIONAL.pdf

B. Pembahasan

Jurnal dengan judul “Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran


Kooperatif Tipe Jigsaw Dengan Konvensional” ini bertujuan untuk mengungkapkan
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Menganalisis Rangkaian Listrik (MRL)
melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Salah satu usaha yang dapat dilakukan
guru untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
Menganalisis Rangkaian Listrik (MRL) adalah dengan menerapkan metode
pembelajaran yang menantang siswa, sehingga kompetensi setiap siswa bisa
berkembang. Dengan demikian, siswa aktif belajar dan mencari informasi sendiri.
Sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai komunikator, fasilitator dan
motivator. Semua usaha yang dilakukan dengan harapan dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kearah yang lebih baik sehingga hasil belajar siswa mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM).
Dalam jurnal ini juga dikatakan bahwa metode pembelajran yang digunakan
guru masih berpusat pada guru (teacher centered). Guru menjelaskan semua materi
pembelajaran kepada siswa dengan metode konvensional (ceramah). Hal ini
mengakibatkan siswa terbiasa untuk datang, duduk, dengar dan catat kemudian hafal
materi tanpa berusaha menggali informasi dan memikirkan tentang materi pelajaran
lebih dalam. Hal ini mengakibatkan kurangnya keterlibatan semua siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, Guru sebagai salah satu komponen
utama dalam proses pembelajaran diharapkan mampu menciptakan kondisi belajar
sedemikian rupa sehingga dapat merangsang siswa untuk dapat belajar aktif. Guru
harus memilih dan menggunakan strategi dan pendekatan, metode dan teknik yang
banyak melibatkan siswa aktif dalam belajar sehingga pembelajaran dapat
berlangsung dengan baik.
Dalam pembelajaran diperlukan guru yang kreatif yang dapat membuat
kegiatan belajar menjadi lebih menarik dan disukai oleh siswa.Suasana kelas perlu
direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan menggunakan model
pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan kemampuan yang dimiliki secara aktif. Salah satunya dengan cara
meningkatkan interaksi dalam pembelajaran tidak hanyainteraksiantarasiswadengan
guru tapijugainteraksidiantara para siswa karena menurut Triyanto (2007: 14)“
Interaksi sosial dengan teman sebaya, khususnya berargumentasi dan berdiskusi
membantu memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu menjadi
logis”. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, dalam proses pembelajaran
diperlukan interaksi aktif diantara siswa untuk mengembangkan kemampuan yang
dimilikinya.
Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu model
pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif dan meningkatkan interaksi siwa dalam
belajar adalah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Muslimin (2000: 21) mengatakan
“Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu model pembelajaran
kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang
yang bekerja sama dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran
yang harus dipelajari, kemudian penyampaian materi tersebut kepada anggota
kelompok yang lain”.
Metode penelitian yang digunakan dala jurnal ini termasuk kedalam jenis
penelitian metode Quasi Experiment. Menurut Sumadi (2010: 92) “rancangan ini
tidak menggunakan randominsasi pada awal penentuan kelompok dan juga kelompok
sering dipengaruhi oleh variabel lain dan bukan semata-mata karena perlakuan”.
Sehingga setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode penelitian
tersebut kooperatif tipe jigsaw lebih baik karena dapat mengaktifkan siswa dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan pendapatnya masing-
masing serta dapat meningkatkan hasil belajar. Di dalam pelaksanaan metode
kooperatif tipe jigsaw awalnya siswa meribut karena siswa belum merasakan metode
kooperatif tipe jigsaw setelah dilaksanakan. Pembelajaran selanjutnya siswa sudah
mengerti dan pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik dan siswa sudah mulai
mengeluarkan pendapatnya masing-masing dan mempertahankan jawaban yang
dianggap benar. Dengan guru membentuk kelompok asal dan kelompok ahli, siswa
berpikir bersama dan setiap siswa mengetahui jawaban yang akan diberikan untuk
semua siswa dikelas. Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua
pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.
JURNAL RIVIEW III
A. Identitas Jurnal
1. Judul
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Pemahaman
Konsep IPA Siswa.
2. Nama Penulis
1) Angga Putra, N.M
2) Pujani, P.
3) Prima Juniartina
3. Volume dan Nomor
Volume 1, Nomor 2, Oktober 2018
ISSN : 2623-0852
4. Lembaga Penerbit
JPPSI: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Sains Indonesia
5. Link Jurnal
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPPSI/article/view/17215

B. Pembahasan

Jurnal dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw


Terhadap Pemahaman Konsep IPA Siswa” ini merupakan jurnal yang membahas
mengenai rendahnya nilai UN tingkat SMP/Mts di Bali, khusunya mata pelajaran IPA
yang mengalami penurunan sebesar 13,18 % dari tahun 2016. Hasil UN tersebut
mengindikasikan bahwa rendahnya hasil belajar siswa berkaitan dengan rendahnya
pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran IPA. Pemahaman konsep memiliki
peranan penting dalam proses belajar mengajar dan merupakan dasar dalam mencapai
hasil belajar (Widiawati et al., 2015).
Menurut kurikulum 2013, guru wajib menerapkan pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada siswa dan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dalam
pembelajaran di kelas. Realita proses pembelajaran di kelas ialah guru kurang
maksimal menerapkan model pembelajaran yang dipilih. Guru cenderung
menggunakan model pembelajaran yang masih berpusat pada guru, karena mudah
diterapkan dan sudah menjadi kebiasaan guru dalam mengajar di kelas. Proses
pembelajaran masih berpusat pada guru dengan memberikan ceramah, tanya jawab,
dan pemberian tugas (Oviyana et al., 2015).
Proses pembelajaran lebih diarahkan pada 82 kemampuan siswa untuk
menerima pengetahuan bukan untuk mengkontruksi pengetahuan. Proses
pembelajaran hingga dewasa ini masih didominasi guru dan kurang memberikan
akses bagipeserta didik untuk berkembang secara mandiri melalui penemuan dalam
proses berpikirnya (Surayya et al., 2014). Sebagian besar guru masih cenderung
menggunakan model pembelajaran langsung dalam proses pembelajaran. Arends
(2013) menyatakan bahwa modelpembelajaran langsung adalah model pembelajaran
yang bertujuan untuk membantu siswa mempelajari keterampilan dan pengetahuan
dasar yang dapat dijabarkan dengan cara bertahap langkah demi langkah.
Banyak hal yang perlu diperhatikan guru untuk mengatasi masalah tersebut,
salah satunya model pembelajaran yang diterapkan. Guru dapat memvariasikan dan
memodifikasi model pembelajaran yang digunakan untuk memudahkan siswa dalam
memahami suatu konsep (Mari & Gumel, 2015). Upaya yang dapat dilakukan guru
untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menerapkan model pembelajaran yang
relevan dalam proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan pemahaman
konsep siswa. Model pembelajaran yang dimaksud adalah model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mengkonsisikan siswa untuk
beraktivitas secara kooperatif dalam dua kelompok, yaitu kelompok asal dan
kelompok ahli (Huda, 2011). Seluruh aktivitas tersebut melibatkan siswa secara aktif
dalam proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.
Kebermaknaan tersebut dapat meningkatkan penguasaan kompetensi pengetahuan
IPA siswa (Dwipayana et al., 2017). Secara umum kegiatan dalam model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdiri dari 4 langkah pembelajaran, yaitu: 1)
pembagian tugas, 2) diskusi kelompok ahli,3) diskusi kelompok asal, dan 4) integrasi
dan evaluasi (Slavin,2005).
Metode penelitian ini termasuk penelitian eksperimen semu dengan rancangan
Nonequivalent Pretest-Posttest Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini
dalah seluruh kelas VII SMP N 1 Sukasada pada semester genap tahun ajaran
2017/2018 yang berjumlah 236 siswa. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan
teknik class random sampling. Sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 59
siswa yang tersebar dalam 2 kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada
kelas eksperimen yang menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
diperoleh nilai pengetahuan awal siswa/pretest siswa berkisar antara 32,50 sampai
60,00 dan nilai pemahaman konsep IPA siswa/posttest berkisar antara 56,25 sampai
82,50. Pada kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran langsung diperoleh
nilai pengetahuan awal siswa/pretest berkisar 31,25 sampai 60,00 dan nilai
pemahaman konsep IPA siswa/posttest berkisar antara 42,50 sampai 77,50. Profil
distribusi frekuensi nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen yang belajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan kelas kontrol yang belajar
dengan model pembelajaran langsung disajikan secara berturut-turut dalam grafik
seperti Gambar 1 dan Gambar 2

Gambar 1. Grafik Batang Distribusi Frekuensi Nilai Pretest.

Gambar 2. Grafik Batang Distribusi Frekuensi Nilai Posttest


Secrs keseluruhan dalam jurnal ini dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mampu mengembangkan pemahaman konsep
IPA siswa yang lebih baik dibandingkan dengan model pembelajaran langsung.
Dat (2016) menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
memberikan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa dapat secara aktif
bekerjasama dengan sesama siswa dalam setiap kelompok. Suasana belajar yang
demikian membuat siswa mudah menggali informasi dan meningkatkan kemampuan
berkomunikasi sehingga dapat meningkatkan retensi pengetahuan siswa yang
nantinya bermuara pada peningkatan pemahaman konsep. Hal tersebutlah yang
menjadi indikasi bahwa secara empiris dan teoritis siswa yang belajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki pemahaman konsep yang lebih baik
dibandingkan dengan siswa yang belajar dengan model pembelajaran langsung.
Hasil penelitian dalam jurnal ini mengungkapkan bahwa penelitiannya sejalan
dengan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini. Hasil
penelitian Trisianawati et al. (2016) menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
hasil belajar siswa serta dapat melatih siswa dalam beragumentasi antara sesama
teman di dalam kelas. Penelitian yang dilakukan oleh Antara (2014) juga menunjukan
bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw berpengaruh positif terhadap
kemampuan pemahaman konsep siswa. Siswa yang belajar dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw memiliki pemahaman konsep lebih tinggi
daripada yang mengikuti pembelajaran konvensional.
JURNAL RIVIEW IV
A. Identitas Jurnal
1. Judul
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw dan Kemandirian Belajar
Terhadap Hasil Belajar Fisika.
2. Nama Penulis
3) Ahmad Amin
4) Leo Charli
5) Wenda Nov Fita
3. Volume dan Nomor
Volume 2, Nomor 1, Desember 2018
e-ISSN : 2598-2567
p-ISSN : 2614-0195
4. Lembaga Penerbit
SPEJ (Science and Physics Education Journal )
Program Studi Pendidikan Fisika, STKIP PGRI Lubuklinggau
5. Link Jurnal
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/SPEJ/article/view/424

B. Pembahasan

Jurnal penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara model


pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan kemandirian belajar siswa terhadap hasil
belajar siswa SMP Negeri 12 Lubuklinggau. Mengingat bahwa pendidikan merupan
tugas negara yang amat sangat penting, setiap bangsa dan negara perlu
mempersiapkan segala hal dalam menghadapi pengaruh perkembangan pendidikan.
Kualitas sebagai salah satu pilar pengembangan sumber daya manusia (SDM),
bermakna strategis bagi pembangunan nasional.
Fisika sebagai salah satu pelajaran sarana berpikir ilmiah yang diperlukan
untuk menumbuh kembangkan kemampuan berpikir logis, sistematis, dan kristis
dalam diri siswa untuk menunjang keberhasilan belajarnya dalam menempuh
pendidikan yang lebih tinggi. Selama ini proses pembelajaran fisika disekolah
kebanyakan berpusat pada guru, serta dalam pelaksanaannya guru masih sangat
dominan dalam proses pembelajaran, sedangkan siswa cenderung pasif dalam
menerima informasi, pengetahuan dan keterampilan dariguru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi fisika di SMP Negeri
12 Lubuklinggau pada tahun pelajaran 2016/2017 nilai rata-rata ulangan harian siswa
59,34 dari156 siswa dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 hanya 72 siswa (46 %).
Sedangkan siswa yang memperoleh nilai < 70 sebanyak 84 siswa (54%). Hasil belajar
tersebut belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh
guru dansekolah. KKM sekolah adalah 80% siswa telah mencapai≥ 70. Kemandirian
belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Lubuklinggau tergolong baik, siswa yang
memiliki kemandirian belajar yang tinggi akan berusaha menyelesaikan tugas yang
diberikan oleh guru dengan kemampuan yang dimilikinya, sebaliknya siswa yang
memiliki kemandirian belajar rendah akan bergantung dengan orang lain. Oleh karena
itu diperlukan suatu tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan diharapkan
tercapainya KKM.
Model pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw adalah model pembelajaran yang menitikberatkan pada kerja kelompok siswa
dalam bentuk kelompok kecil. Dalam model pembelajaran kooperatif Jigsaw siswa
memiliki banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah
informasi yang didapat dan dapat meningkatkan kemampuan berkomunikasi, anggota
kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan
bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada
kelompok lain. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw terdiri dari dua bentuk
diskusi yaitu diskusi kelompok ahlidan diskusikelompok asal.
Metode penelitian yang digunakan dalam jurnal ini adalah jenis penelitian
kuantitatif dengan metode penelitian eksperimen. Perencanaan penelitian yang
digunakan adalah pre-test dan post-test desain.
Penelitian ini menempatkan hasil belajar sebagai variabel terikat (criterion
variable). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 12
Lubuklinggau yang terdiri dari 5 kelas yang berjumlah 156 siswa. Sampeldalam
penelitian ini kelas VIII yang diambil secara acak. Teknik pengumpulan data yang
akan digunakan dalam penelitian ini dalam rangka mendapatkan data untuk masing-
masing variabel adalah tes dan angket. Menghitung skor total dari jawaban angket
yang diberikan kepada siswa kemudian dideskripsikan dengan menggunakan skala
Likert dalam bentuk checklist untuk setiap jawaban yang diberi skor berbeda.
Berdasarkan hasil pret-test diperoleh data bahwa nilai rata-rata kelas
eksperimen sebesar 43,98 dan kelas kontrol nilai rata-rata sebesar 38,05 Secara
deskriptif dapat disimpulkan bahwa kemampuan awal siswa kelas VIII sebelum
pelaksanaan pembelajaran fisikadengan menggunakan model pembelajaran
kooperatiftipe Jigsaw. Data hasil post-test menunjukkan bahwa nilai rata-rata pada
kelas eksperimen sebesar 79,24 dan nilai rata- rata pada kelas kontrol sebesar 73,79.
Apabila dilihat dari nilai rata-rata antara kedua kelas terlihat bahwa hasil belajar
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi daripada model pembelajaran konvensional.
Secara umum terjadinya perbedaan hasil belajar dimungkinkan karena dalam
model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dikembangkan keterampilan siswa dalam
bekerja sama, saling berkomunikasi, dan menerapkan bimbingan antar teman,
sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil belajarnya. Berbeda dengan
pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajarannya hanya terpusat pada
guru, sehingga membuat siswa hanya menerima apa yang dijelaskan oleh guru. Ketika
diberi kesempatan untuk bertanya, siswa lebih memilih untuk diam padahal mereka
belum mengerti dengan materi yang dijelaskan guru.
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan dalam jurnal ini, maka
terlihat adanya hubungan yang kuat antara kemandirian belajar dengan hasil belajar
fisika siswa dan adanya hubungan yang kuat antara kemandirian belajar dan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dengan hasil belajar fisika siswa kelas VIII SMP
Negeri 12 Lubuklinggau. Dari penelitian ini, dapat dikatakan bahwa kemandirian
belajar dan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw merupakan salah satu faktor
penunjang tercapainya efektivitas proses belajar mengajar, yang pada
akhirnyaberpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
JURNAL RIVIEW V
A. Identitas Jurnal
1. Judul
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Metro.
2. Nama Penulis
1) Ummi Rosyida
3. Volume dan Nomor
Volume 1, Nomor 2, Desember 2016
ISSN : 2527-967X
4. Lembaga Penerbit
Jurnal SAP
Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Nahdlatul Ulama Lampung
5. Link Jurnal
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/SAP/article/view/1018

B. Pembahasan
Jurnal dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Metro” ini
merupakan jurnal yang ditulis pada tahun 2016. Penelitian dilakukan di sekolah
tingkat Menengah Pertama. Jurnal ini membahas pendidikan pada dasarnya adalah
salah satu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya,sehingga
mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan yang dihadapi. Indonesia
sangat membutuhkan sumbangan yang optimal dari warga negara Indonesia. Hal
tersebut menjadi suatu cita-cita pendidikan untuk pemerintah.
Tugas seorang guru tidaklah mudah, harus mampu membimbing dan
mengarahkan anak didiknya agar dapat belajar dan memperoleh hasil belajar yang
diharapkan. Serta dalam penggunaan model pembelajaran tersebut tidak asal pilih
karena disesuaikan dengan keadaan siswa. Masing-masing model pembelajaran juga
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tujuan pemilihan model mengajar ini adalah
untuk mengefektifkan proses belajar mengajar guna meningkatkan daya serap siswa
terhadap materi pelajaran tersebut, karena dari kenyataan yang ditemui, bahwa apa
yang dicapai masih jauh dari apa yang diharapkan. Alternatif penggunaan model
pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran adalah model
pembelajaran kooperatif.
Pada kenyataannya, hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih
sangat rendah. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku siswa yang selalu beranggapan
bahwa matematika adalah pelajaran yang sangat sulit untuk dipelajari. Dalam proses
pembelajaran, siswa kurang memiliki semangat,merasa ngantuk dan jenuh,serta hasil
belajar masih sangat kurang.Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,di antaranya:
pembelajaran tersebut sangat membosankan ,banyak materi yang tidak dimengerti,
sehingga suasana tidak kondusif, siswa pun tidak aktifdalam proses pembelajaran dan
membuat hasil belajar tidak mencapai standar yang diharapkan dan ditentukan.
Dengan latar belakang tersebut, peneliti mencoba untuk menciptakan hal yang
baru, maka penulis menggunakan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII di SMP
Negeri 6 Metro”.
Slavin (2008) pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
perlu adanya persiapan sebagai berikut:
1. Materi
Sebelum pelajaran dimulai,guru memilih satuatau duabab,cerita,atauunit-
unitlainnya kemudian buat sebuah lembar ahli untuk tiap unit dan membuat kuis,
tes berupa esai, atau bentuk penilaian lainnya untuk tiap unit. Untuk membantu
mengarahkan diskusi dalam kelompok ahli gunakan skema diskusi.
2. Membagi siswa kedalam kelompok awal
Membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai lima
anggota.
3. Membagi siswa kedalam kelompok ahli
Siswa dapat ditempatkan dalam kelompok ahli secara acak atau dengan
memutuskan sendiri siswa mana yang akan masuk kekelompok ahli yang mana.
4. Penentuan skor pertama
Skor awal mewakili skor rata-rata siswa pada kuis sebelumnya atau jika belum
pernah diadakan kuis maka dapat menggunakan hasil nilai terakhir siswa dari tahun
sebelumnya.
Metodologi Penelitian dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan
satu variabel terikat yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagai variabel
bebas dan hasil belajar matematika sebagai variabel terikat. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian eksperimen menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design.
Bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan Pretest-Posttest
Control Group Design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Metro.Sedangkan populasinya berjumlah 28
siswa untuk masing-masing kelas.
Setelah siswa mendapatkan perlakuan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw mengalami peningkatan dalam hasilbelajar yang dapatdilihat dari
hasil pre-test dan hasil post-test yaitu siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) 70 yaitu pada pre-test siswa yang tuntas sebanyak 25% atau 7 siswa, sedangkan
yang belum tuntas sebanyak 75% atau 21 siswa. Pada post-test siswa yang tuntas
sebanyak 92,86% atau 26 siswa, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 7,14% atau 2
siswa. Hasil pre-test total nilai yaitu 1794 sedangkan untuk hasil post-test total nilai
yaitu 2252. Peningktan dilihat dari nilai awal dan nilai akhir yaitu sebesar 458. Dan hal
tersebut dapat dilihat dari hasil pre-test diperoleh rata-rata nilai sebesar 64,07 dan untuk
hasil post-test diperoleh nilai rata-rata sebesar80,43.
Peningkatan nilai yang signifikan disebabkan karena adanya treatment yaitu
model pembelajaran kooperatif Jigsaw yang lebih merangsang siswa untuk berpikir
aktif dan mengharuskan siswa untuk membaca agar mampu memperoleh poin yang
tinggi ketika treatment. Perlakuan yang diberikan peneliti adalah model pembelajaran
Jigsaw pada mata pelajaran matematika. Dalam pembelajaran dengan model
pembelajaran Jigsaw siswa diajak untuk lebih bekerja sama terhadap temanya dan
menumbuhkan sikap percaya diri. Pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran Jigsaw terhadap hasil belajar siswa.

Anda mungkin juga menyukai