Disusun oleh :
Elva Anggrayana (1712042001)
Pendidikan Fisika A
JURNAL RIVIEW I
A. Identitas Jurnal
1. Judul
Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil Belajar
Siswa pada Materi Vektor di Kelas X SMA NEGERI 1 SANGGAU LEDO
2. Nama Penulis
1) Eka Trisianawati
2) Tomo Djudin
3) Rendi Setiawan
3. Volume dan Nomor
Vol 06, No 02, Desember 2016
p-ISSN: 2087-9946
p-ISSN: 2477-1775
4. Lembaga Penerbit
Jurnal Peneltian Fisika dan Aplikasinya (JPFA)
JPFA-UNESA
5. Link Jurnal
https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpfa/article/view/936/717
B. Pembahasan
Dalam jurnal dengan judul ”Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Vektor di Kelas X SMA
NEGERI 1 SANGGAU LEDO” menuntut siswa untuk aktif dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga dalam proses pembelajaran yang terjadi adalah berpusat
pada siswa sedangkan guru sebagai fasilitator. Dalam jurnal tersebut dikatakan
bahwa proses belajar mengajar fisika di SMA Negeri 1 Sanggau Ledo masih
berlangsung secara konvensional. Metode yang digunakan merupakan metode
ceramah. Selama proses pembelajaran, banyak siswa masih menganggap fisika
merupakan mata pelajaran yang suli dan membosankan, sehingga siswa kurang
berminat dan kurang termotivasi dalam menerima pembelajaran.
Kurangnya kerjasama antarsiswa merupakan salah satu penyebab rendahnya
hasil belajar. Meskipun siswa SMA Negeri 1 Sanggau Ledo memiliki kemampuan
kognitif yang heterogen, dalam pelaksanaannya siswa yang memiliki kemampuan
kognitif di atas rata-rata kurang aktif dalam mengajarkan rekan sekelasnya yang
memiliki kempuan menengah maupun dibawah rata-rata. Hal tersebut
mengakibatkan beberapa siswa terlihat lebih menonjol dibandingkan siswa
lainnya yang menyebabkan adanya kesenjangan antara siswa satu dan lainnya.
Hal tersebut tentu akan berbeda ketika siswa bekerja sama dalam sebuah
pembelajaran kooperatif dalam mencapai tujuan yang sama, karena mereka akan
belajar tentang usaha yang dapat membantu keberhasilan rekan atau
kelompoknya.
Model pembelajaran tipe Jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif dengan
pengelompokkan siswa yang heterogen. Selain itu, dalam proses pembelajarannya
seluruh siswa yang terlibat memiliki tanggung jawab tersendiri yang akan diterima
berupa lembar ahli yang menjadi fokus masing-masing anggota kelompok.
Lembar ahli yang diterima akan dipelajari dalam sebuah kelompok ahli dengan
waktu yang telah ditentukan. Setelah selesai mempelajari sub materi dalam
kelompok ahli, maka para ahli tersebut kembali ke kelompok asal untuk
menagajarkan sub materi yang menjadi tanggung jawabna secara bergantian. Pada
tahap selanjutnya siswa akan menerima beberapa soal berupa kuis individu yang
mencakup materi yang telah dipelajari, skor yang diperoleh masing-masing siswa
akan menjadi skor kelompok yang kemudian kelompok dengan skor tertinggi akan
mendapatkan penghargaan. Proses pembelajaran seperti ini dapat
mengembangkan kemampuan serta keterampilan siswa dalam suasana belajar
yang terbuka sehingga pembelajaran yang dialami terasa bermakna bagi siswa.
Adapun kelebihan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw diantaranya:1)
Siswa lebih aktif, saling memberikan pendapat serta saling berkompetisi untuk
mencapai prestasi yang baik; 2) Siswa lebih memiliki kesempatan berinteraksi
sosial dengan temannya; 3) Siswa lebih kreatif dan memiliki tanggungjawab
secara individual.
Dalam jurnal penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat beberapa
penelitian yang membuktikan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw memberikan dampak positif terhadap hasil belajar siswa. Musthofa
[4] menyimpulkan terdapat peningkatan kognitif siswa hingga 70% setelah
diajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hamid [5]
menyimpulkan penggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
memberikan pengaruh positif yang signifikan dalam peningkatan hasil belajar
siswa. Irawati [6] mendapatkan hasil yang positif terhadap sampel yang diberikan
perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.Penggunaan
modei ni mampu meningkatkan motivasi belajar peserta didik serta terbukti dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Hutabarat dan Septiani [7]
menyimpulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw menggunakan lembar kerja (LKS)
lebih baik daripada rata-rata hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
konvensional. Jumarni dan Fitriana [8] menyimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada materi fisika dapat meningkatkan
aktifitas dan hasil belajar siswa. Sehingga berdasarkan uraian yang dikemukakan
diatas, penelitian dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
pada materi vektor di kelas X SMA Negeri 1 Sanggau Ledo dianggap rasional
untuk dilakukan.
JURNAL RIVIEW II
A. Identitas Jurnal
1. Judul
Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Dengan Konvensional.
2. Nama Penulis
1) Syaiful Islami
2) Surfa Yondri
3. Nomor
ISSN:2541-111x
4. Lembaga Penerbit
National Conference of Applied Sciences, Engineering, Business and Information
Technology. Politeknik Negeri Padang, 15-16 Oktober 2016
5. Link Jurnal
https://www.researchgate.net/profile/Syaiful_Islami/publication/322675318_PER
BEDAAN_HASIL_BELAJAR_SISWA_DALAM_PEMBELAJARAN_KOOPE
RATIF_TIPE_JIGSAW_DENGAN_KONVENSIONAL/links/5a84fb9a0f7e9b2c
3f502ce8/PERBEDAAN-HASIL-BELAJAR-SISWA-DALAM-
PEMBELAJARAN-KOOPERATIF-TIPE-JIGSAW-DENGAN-
KONVENSIONAL.pdf
B. Pembahasan
B. Pembahasan
B. Pembahasan
B. Pembahasan
Jurnal dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Metro” ini
merupakan jurnal yang ditulis pada tahun 2016. Penelitian dilakukan di sekolah
tingkat Menengah Pertama. Jurnal ini membahas pendidikan pada dasarnya adalah
salah satu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya,sehingga
mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan yang dihadapi. Indonesia
sangat membutuhkan sumbangan yang optimal dari warga negara Indonesia. Hal
tersebut menjadi suatu cita-cita pendidikan untuk pemerintah.
Tugas seorang guru tidaklah mudah, harus mampu membimbing dan
mengarahkan anak didiknya agar dapat belajar dan memperoleh hasil belajar yang
diharapkan. Serta dalam penggunaan model pembelajaran tersebut tidak asal pilih
karena disesuaikan dengan keadaan siswa. Masing-masing model pembelajaran juga
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Tujuan pemilihan model mengajar ini adalah
untuk mengefektifkan proses belajar mengajar guna meningkatkan daya serap siswa
terhadap materi pelajaran tersebut, karena dari kenyataan yang ditemui, bahwa apa
yang dicapai masih jauh dari apa yang diharapkan. Alternatif penggunaan model
pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran adalah model
pembelajaran kooperatif.
Pada kenyataannya, hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih
sangat rendah. Hal ini dapat kita lihat dari perilaku siswa yang selalu beranggapan
bahwa matematika adalah pelajaran yang sangat sulit untuk dipelajari. Dalam proses
pembelajaran, siswa kurang memiliki semangat,merasa ngantuk dan jenuh,serta hasil
belajar masih sangat kurang.Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,di antaranya:
pembelajaran tersebut sangat membosankan ,banyak materi yang tidak dimengerti,
sehingga suasana tidak kondusif, siswa pun tidak aktifdalam proses pembelajaran dan
membuat hasil belajar tidak mencapai standar yang diharapkan dan ditentukan.
Dengan latar belakang tersebut, peneliti mencoba untuk menciptakan hal yang
baru, maka penulis menggunakan judul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Jigsaw terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII di SMP
Negeri 6 Metro”.
Slavin (2008) pada penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
perlu adanya persiapan sebagai berikut:
1. Materi
Sebelum pelajaran dimulai,guru memilih satuatau duabab,cerita,atauunit-
unitlainnya kemudian buat sebuah lembar ahli untuk tiap unit dan membuat kuis,
tes berupa esai, atau bentuk penilaian lainnya untuk tiap unit. Untuk membantu
mengarahkan diskusi dalam kelompok ahli gunakan skema diskusi.
2. Membagi siswa kedalam kelompok awal
Membagi siswa ke dalam kelompok heterogen yang terdiri dari empat sampai lima
anggota.
3. Membagi siswa kedalam kelompok ahli
Siswa dapat ditempatkan dalam kelompok ahli secara acak atau dengan
memutuskan sendiri siswa mana yang akan masuk kekelompok ahli yang mana.
4. Penentuan skor pertama
Skor awal mewakili skor rata-rata siswa pada kuis sebelumnya atau jika belum
pernah diadakan kuis maka dapat menggunakan hasil nilai terakhir siswa dari tahun
sebelumnya.
Metodologi Penelitian dalam penelitian ini terdapat satu variabel bebas dan
satu variabel terikat yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw sebagai variabel
bebas dan hasil belajar matematika sebagai variabel terikat. Penelitian ini merupakan
jenis penelitian eksperimen menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Desain
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Experimental Design.
Bentuk desain quasi eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir sama dengan Pretest-Posttest
Control Group Design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2011). Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Metro.Sedangkan populasinya berjumlah 28
siswa untuk masing-masing kelas.
Setelah siswa mendapatkan perlakuan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw mengalami peningkatan dalam hasilbelajar yang dapatdilihat dari
hasil pre-test dan hasil post-test yaitu siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) 70 yaitu pada pre-test siswa yang tuntas sebanyak 25% atau 7 siswa, sedangkan
yang belum tuntas sebanyak 75% atau 21 siswa. Pada post-test siswa yang tuntas
sebanyak 92,86% atau 26 siswa, sedangkan yang belum tuntas sebanyak 7,14% atau 2
siswa. Hasil pre-test total nilai yaitu 1794 sedangkan untuk hasil post-test total nilai
yaitu 2252. Peningktan dilihat dari nilai awal dan nilai akhir yaitu sebesar 458. Dan hal
tersebut dapat dilihat dari hasil pre-test diperoleh rata-rata nilai sebesar 64,07 dan untuk
hasil post-test diperoleh nilai rata-rata sebesar80,43.
Peningkatan nilai yang signifikan disebabkan karena adanya treatment yaitu
model pembelajaran kooperatif Jigsaw yang lebih merangsang siswa untuk berpikir
aktif dan mengharuskan siswa untuk membaca agar mampu memperoleh poin yang
tinggi ketika treatment. Perlakuan yang diberikan peneliti adalah model pembelajaran
Jigsaw pada mata pelajaran matematika. Dalam pembelajaran dengan model
pembelajaran Jigsaw siswa diajak untuk lebih bekerja sama terhadap temanya dan
menumbuhkan sikap percaya diri. Pembelajaran ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model pembelajaran Jigsaw terhadap hasil belajar siswa.