STRUMA
Oleh :
Pembimbing :
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahhirabbil’alamin, segala puja dan puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat, nikmat, karunia serta hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan tugas referat yang berjudul “STRUMA” yang
penulis ajukan sebagai salah satu tugas sebagai dokter muda di RSUD Sekarwangi
Sukabumi.
Penulis
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
P ENDAHULUAN .................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG..................................................................................1
B. TUJUAN PENULISAN................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 ANATOMI DAN FISIOLOGI TIROID.......................................................2
2.2. Struma.......................................................................................................4
A. Struma Difusa Toksik................................................................................7
B. Struma Nodosa Toksik..............................................................................9
C. Struma Difusa Nontoksik........................................................................10
D. Struma Nodosa Nontoksik.......................................................................13
BAB III..................................................................................................................25
PENUTUP..............................................................................................................25
A. SIMPULAN................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Struma adalah pembesaran kelenjar tiroid yang disebabkan oleh
penambahan jaringan kelenjar tiroid itu sendiri. Pembesaran kelenjar tiroid
ini ada yang menyebabkan perubahan fungsi pada tubuh dan ada juga yang
tidak mempengaruhi fungsi. Struma merupakan suatu penyakit yang sering
dijumpai sehari-hari, dengan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti,
struma dengan atau tanpa kelainan fungsi metabolisme dapat didiagnosis
secara tepat.
Survey epidemiologi untuk struma endemik sering ditemukan di daerah
pegunungan seperti pegunungan Alpen, Himalaya, Bukit Barisan dan
daerah pegunungan lainnya. Untuk struma toksika prevalensinya 10 kali
lebih sering pada wanita disbanding pria. Pada wanita ditemukan 20-27
kasus dari 1.000 wanita, sedangkan pria 1-5 dari 1.000 pria.
B. TUJUAN PENULISAN
Referat ini dibuat sebagai salah satu tugas sebagai dokter muda di Rumah
Sakit Umum Daerah Sekarwangi. Sebagai salah satu metode pembelajaran
mengenai materi Strauma.
BAB II
PEMBAHASAN
Kelenjar tiroid terletak di region leher antara fasia koli media dan fasia
prevertebralis bersama dengan trakea, esophagus, A. karotis komunis, V.
jugularis interna, dan N. vagus. Kelenjar tiroid melekat pada trakea dan fasia
pretrakealis, melingkari trakea. Keempat kelenjar paratiroid umumnya
terletak pada permukaan belakang kelenjar tiroid. N. rekurens laryngeal
terletak di dorsal tiroid. Vaskularisasi kelenjar tiroid berasal dari A. karotis
superior, A. tiroidea inferior, A. karotis eksterna. Sistem vena terdiri dari V.
tiroidea superior, V. tiroidea media, V. tiroidea inferior. Innervasi oleh N.
rekurens dan cabang N. laringeus superior.
2.2. Struma
Struma adalah tumor (pembesaran) pada kelenjar tiroid. Biasanya
dianggap membesar bila kelenjar tiroid lebih dari 2x ukuran normal.
Pembesaran kelenjar tiroid sangat bervariasi dari tidak terlihat sampai besar
sekali dan mengadakan penekanan pada trakea, membuat dilatasi sistem vena
serta pembentukan vena kolateral.
Morfologi dari pembesaran kelenjar tiroid ada berbagai macam. Struma
difus adalah pembesaran yang merata dengan konsistensi lunak pada seluruh
kelenjar tiroid. Struma nodusa adalah jika pembesaran tiroid terjadi akibat
nodul, apabila nodulnya satu maka disebut uninodusa, apabila lebih dari satu,
baik terletak pada satu atau kedua sisi lobus, maka disebut multinodusa.
Ditinjau dari aspek fungsi kelenjar tiroid, yang tugasnya memproduksi
hormon tiroksin :
- Tatalaksana
Terapi penyakit Graves ditujukan pada pengendalian keadaan
tirotoksisitas/hipertiroidi dengan pemberian antitiroid, seperti propil-
tiourasil ( PTU ) atau karbimazol. Terapi definitif dapat dipilih antara
pengobatan anti-tiroid jangka panjang, ablasio dengan yodium
radiokatif, atau tiroidektomi. Pembedahan terhadap tiroid dengan
hipertiroidi dilakukan terutama jika pengobatan dengan
medikamentosa gagal dengan kelenjar tiroid besar. Pembedahan yang
baik biasanya memberikan kesembuhan yang permanen meskipun
kadang dijumpai terjadinya hipotiroidi dan komplikasi yang minimal.
E. Penegakkan diagnosis
Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
Anamnesis yang rinci, pemeriksaan fisik yang seksama sering sudah cukup
mendukung dalam menegakkan diagnosis kerja yang tajam untuk penderita
struma. Pada anamnesis, keluhan utama yang diutarakan oleh pasien bisa berupa
benjolan di leher yang sudah berlangsung lama, maupun gejala-gejala hipertiroid
atau hipotiroidnya. Jika pasien mengeluhkan adanya benjolan di leher, maka harus
digali lebih jauh apakah pembesaran terjadi sangat progresif atau lamban, disertai
dengan gangguan menelan, gangguan bernafas dan perubahan suara. Setelah itu
baru ditanyakan ada tidaknya gejala-gejala hiper dan hipofungsi dari kelenjar
tiroid. Perlu juga ditanyakan tempat tinggal pasien dan asupan garamnya untuk
mengetahui apakah ada kecendrungan ke arah struma endemik. Sebaliknya jika
pasien datang dengan keluhan ke arah gejala-gejala hiper maupun hipofungsi dari
tiroid, harus digali lebih jauh ke arah hiper atau hipo dan ada tidaknya benjolan di
leher. Selain hal-hal yang mendukung terjadinya struma akibat peradangan atau
hiperplasi dan hipertrofi, maka perlu juga ditanyakan hal-hal yang diduga ada
kaitannya dengan keganasan pada kelenjar tiroid, terutama pada struma uninodusa
nontoksika antara lain:
1. Umur < 20 tahun atau > 50 tahun
2. Riwayat terpapar radiasi leher waktu kanak-kanak
3. Pembesaran kelenjar tiroid yang cepat
4. Disertai suara parau
5. Disertai disfagia
6. Disertai nyeri
Pemeriksaan Penunjang
Pemerikasaan penunjang yang digunakan dalam diagnosis penyakit tiroid
terbagi atas:
1. Pemeriksaan laboratorium untuk mengukur fungsi tiroid: Pemerikasaan
hormon tiroid dan TSH paling sering menggunakan radioimmuno-assay
(RIA) dan cara enzyme-linked immuno-assay (ELISA) dalam serum atau
plasma darah. Pemeriksaan T4 total dikerjakan pada semua penderita
penyakit tiroid, kadar normal pada orang dewasa 60-150 nmol/L atau 50-
120 ng/dL; T3 sangat membantu untuk hipertiroidisme, kadar normal pada
orang dewasa antara 1,0-2,6 nmol/L atau 0,65-1,7 ng/dL; TSH sangat
membantu untuk mengetahui hipotiroidisme primer di mana basal TSH
meningkat 6 mU/L. Kadang-kadang meningkat sampai 3 kali normal.
2. Pemeriksaan laboratorium untuk menunjukkan penyebab gangguan tiroid:
Antibodi terhadap macam-macam antigen tiroid ditemukan pada serum
penderita dengan penyakit tiroid autoimun.
- antibodi tiroglobulin
- antibodi mikrosomal
- antibodi antigen koloid ke dua (CA2 antibodies)
- antibodi permukaan sel (cell surface antibody)
- thyroid stimulating hormone antibody (TSA)
Diagnosis
B. Pembedahan
Operasi tiroid (tiroidektomi) merupaka operasi bersih dan tergolong
operasi besar. Berapa luas kelenjar tiroid yang akan diambil tergantung
patologiya serta ada tidaknya penyebaran dari karsinomanya. Ada 6
macam operasi, yaitu:
1. Lobektomi subtotal; pengangkatan sebagian lobus tiroid yang
mengandung jaringan patologis
2. Lobektomi total (Hemitiroidektomi, ismolobektomi); pengangkatan
satu sisi lobus tiroid
Komplikasi
Pada tindakan operasi tiroidektomi, bisa dijumpai komplikasi awal dan lanjut.
Disamping itu ada pula yang membagi komplikasi yang terjadi dalam metabolik
dan non metabolik. Komplikasi awal antara lain:
Diagnosis Banding
a. Colloid goiter
b. Tiroiditis penyakit autoimun misal Tiroiditis Hashimoto
c. Dishormogenetik Goiter defisiensi enzim kongenital
d. Struma Reidel idiopatik
e. Neoplasma
A. SIMPULAN
Struma adalah suatu penyakit yang sering kita jumpai sehari-hari. Sangat
penting untuk melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang teliti dan
cermat untuk mengetahui ada tidaknya tanda-tanda toksisitas yang
disebabkan oleh perubahan kadar hormon tiroid dalam tubuh. Begitu juga
dengan tanda-tanda keganasan yang dapat diketahui secara dini.
Johan, S. M. 2006. Nodul tiroid. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi
IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam FKUI
Kariadi KS Sri Hartini, Sumual A., Struma Nodosa Non Toksik &
Hipertiroidisme : Buku Ajar Ilmu Pneyakit Dalam, Edisi Keiga, Penerbit
FKUI, Jakarta, 1996 : 757-778.
Liberty Kim H, Kelenjar Tiroid : Buku Teks Ilmu Bedah, Jilid Satu, Penerbit
Binarupa Aksara, Jakarta, 1997 : 15-19.