TINJAUAN PUSTAKA
4
a. Titik simpul dalam sistem transportasi jalan, tempat terjadinya putus arus
yang merupakan prasarana angkutan yang berfungsi pokok sebagai
pelayanan umum, atau barang, bongkar muat barang, tempat perpindahan
penumpang atau barang baik intra maupun antar moda yang terjadi
sebagai akibat adanya arus pergerakan manusia dan barang serta tuntutan
efisiensi transportasi.
b. Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan, dan pengoperasian lalu
lintas dan kendaraan umum.
c. Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk
melancarkan arus penumpang atau barang.
d. Unsur tata letak ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi
kehidupan wilayah kota dan lingkungan.
Perumusan pengertian terminal dalam undang-undang Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu Lintas dan Angkutan Umum
sebagaimana juga didefinisikan juga dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia No. PM 132 Tahun 2015 tentang Penyelengaraan
Terminal Penumpang Angkutan Jalan, bahwa terminal adalah pangkalan
Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan
keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta
perpindahan moda angkutan.
Secara umum pemberhentian angkutan umum dapat dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu:
1. Perhentian di ujung rute (terminal) Terminal adalah tempat dimana
angkutan umum harus memulai atau memutar untuk mengakhiri
perjalannya. Pada lokasi perhentian ini penumpang harus mengakhiri
perjalanannya atau sebaliknya penumpang memulai perjalanannya.
2. Perhentian terletak di sepanjang rute Perhentian harus disediakan dengan
jarak dan jumlah yang memadai, agar penumpang diberi kemudahan untuk
akses dan juga agar kecepatan angkutan umum dapat dijaga pada batas
yang wajar.
5
3. Perhentian pada titik dimana dua atau lebih lintasan bertemu Pada
perhentian ini, penumpang dapat bertukar angkutan dengan lintasan rute
lainnya. Pergantian angkutan umum pada titik tersebut dapat disebut
transfer (Aprianto, totok, 2006).
Adapun persyaratan umum yang harus dimiliki oleh tempat perhentian
adalah sebagai berikut:
a. Berada di sepanjang rute angkutan umum/bus;
b. Terletak pada jalur pejalan kaki dan dekat pada fasilitas pejalan kaki;
c. Diarahkan dekat dengan pusat kegiatan atau pemukiman;
d. Dilengkapi dengan rambu petunjuk; dan
e. Tidak mengganggu kelancaran arus lalulintas.
6
kelas 1, kelas 2 dan c. kelas. Klasifikasi terminal penumpang tersebut
ditetapkan melalui kajian teknis terhadap intensitas kendaraan yang dilayani
dengan mendasarkan pada kriteria:
a. tingkat permintaan angkutan;
b. keterpaduan pelayanan angkutan;
c. jumlah trayek;
d. jenis pelayanan angkutan;
e. fasilitas utama dan fasilitas penunjang terminal;
f. simpul asal dan tujuan angkutan.
7
d. Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara dan
menentukan tugas selanjutnya.
e. Mengumpulkan penumpang dan barang di dalam grup-grup berukuran
ekonomis untuk diangkut (misalnya untuk memenuhi kereta api atau
pesawat udara) dan menurunkan mereka sesudah tiba di tempat tujuan.
Fungsi terminal adalah sebagai pelayanan umum antara lain berupa
tempat untuk naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang, untuk
mengendalikan lalu lintas dan angkutan kendaraan umum, serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Fungsi terminal angkutan jalan dapat ditinjau dari 3 unsur yaiut
a. Fungsi terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan
menunggu,kenyamanan perpindahan suatu moda atau kendaraan ke moda
atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas
parkir kendaraan pribadi.
b. Fungsi terminal bagi pemerintah adalah dari segi perencanaan dan
manajemen lalu lintas untuk menata lalu lintas dan menghindari dari
kemacetan, sebagai sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali
kendaraan umum.
c. Fungsi terminal bagi operator/pengusaha adalah untuk pengaturan
operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus
dan sebagai fasilitas pangkalan
Berdasarkan fungsi terminal di atas maka didapat komponen-
komponen yang harus ada di terminal regional, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Fungsi terminal berdasarkan komponen-komponen yang berinteraksi
didalamnya, adalah sebagai berikut :
1. Moda Angkutan Umum
Dilihat dari lintasan rutenya, moda angkutan umum (misal bus) datang di
terminal, kemudian menurunkan penumpang-penumpangnya. Setelah
menunggu beberapa lama (tergantung pada jadwal), selanjutnya bus
menaikkan penumpangnya untuk selanjutnya pergi kembali menelusuri
8
lintasan rutenya. Terkadang dengan alasan tertentu, bus terpaksa harus
memperbaiki atau dilakukan perawatan kecil, seperti penggantian ban,
mengganti busi ataupun penyetelan mesin. Untuk bus-bus yang harus
berangkat dari terminal dipagi hari, maka bus harus menginap ditempat
penyimpanan khusus. Dengan demikian, bagi bus fungsi terminal adalah:
a. Sebagai tempat bus menurunkan penumpang,
b. Sebagai tempat bus menaikkan penumpang,
c. Sebagai tempat bus mendapatkan perawatan kecil, dan
d. Sebagai tempat bus dapat disimpan untuk sementara
2. Penumpang
Kegiatan di terminal dimulai dengan datangnya penumpang, baik datang
dengan bus ataupun datang dengan sarana lainnya. Sesampainya di
terminal, maka penumpang turun dari bus. Jika ingin meneruskan
perjalanannya maka penumpang tersebut harus berganti bus dengan
lintasan rute yang sesuai dengan arah perjalanannya. Sedangkan jika
penumpang ingin berpindah pada lintasan rute yang lain, maka harus
membeli tiket dan menunggu kedatangan bus yang diperlukan terlebih
dulu. Setelah bus yang dinanti datang, calon penumpang dapat naik bus
dan meninggalkan terminal. Dengan demikian fungsi terminal bagi
seorang penumpang adalah:
a. Sebagai tempat penumpang turun dan mengakhiri perjalanan,
b. Sebagai tempat penumpang dapat berganti lintasan rute (transfer),
c. Sebagai tempat penumpang menunggu bus yang akan dinaikinya,
d. Sebagai tempat penumpang naik bus, dan
e. Sebagai tempat penumpang berganti dengan moda lainnya menuju
tujuan akhir perjalanannya.
3. Kiss & Ride
Bagi calon penumpang yang diantar (kiss & ride) dengan kendaraan oleh
orang lain, maka ketika sampai di terminal, calon penumpang segera turun
untuk segera membeli tiket sesuai dengan lintasan rute dan arah yang
dituju. Selanjutnya calon penumpang menuju ke platform dimana bus yang
9
dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus dimaksud
datang. kemudian naik bus dan bersama bus meninggalkan terminal.
Dengan demikian, bagi calon penumpang tipe kiss & ride, fungsi terminal
adalah:
a. Sebagai tempat calon penumpang turun dari kendaraan pengantar,
b. Sebagai tempat kendaraan pengantar datang dan langsung pergi,
c. Sebagai tempat beli tiket,
d. Sebagai tempat dia harus menunggu, dan
e. Sebagai tempat dia naik bus dan memenuhi perjalanannya.
4. Park & Ride
Bagi calon penumpang yang membawa kendaraan sendiri ke terminal
(park & ride), maka pada saat di terminal dia memarkir kendaraannya dan
masuk ke terminal untuk membeli tiket, sesuai dengan lintasan rute dan
tujuannya. Selanjutnya menuju ke platform yakni tempat dimana bus yang
dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus yang dimaksud
datang. Kemudian naik bus dan bersama bus pergi dari teminal. Dengan
demikian, bagi calon penumpang tipe park & ride, fungsi terminal adalah:
a. Sebagai tempat kendaraannya dapat diparkir selama melakukan
perjalanan,
Sebagai tempat beli tiket,
Sebagai tempat dia harus menunggu,
Sebagai tempat naik bus dan memulai perjalannya , dan
Sebagai tempat dia turun dan mengakhiri perjalannya dengan bus untuk
kemudian menggunakan kendaraan yang diparkir untuk pulang ke rumah.
5. Pejalan Kaki Bagi seorang pejalan kaki yang ingin menggunakan bus
untuk perjalanannya, dia harus datang ke terminal dengan berjalan kaki.
sesampainya di terminal kemudian membeli tiket, sesuai dengan lintasan
rute dan tujuannya. Selanjutnya menuju ke platform yakni tempat dimana
bus yang dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus yang
dimaksud. Kemudian naik bus dan bersama bus pergi dari terminal.
10
Dengan demikian, bagi calon penumpang pejalan kaki, fungsi terminal
adalah:
a. Sebagai tempat beli tiket,
b. Sebagai tempat untuk menunggu,
c. Sebagai tempat untuk naik bus dan memulai perjalanannya, dan
d. Sebagai tempat untuk mengakhiri perjalannya dengan bus.
Menurut Abubakar (1996), dijelaskan bahwa fungsi terminal
penumpang dapat ditinjau dari 3 unsur utama, yaitu :
1. Fungsi Terminal bagi Penumpang
Bagi penumpang adalah kenyamanan menunggu, kenyamanan
perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda lain, tempat
fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi.
2. Fungsi Terminal bagi Pemerintah
Bagi pemerintah, keberadaan terminal dari segi perencanaan dan
manajemen lalulintas adalah untuk menata lalu lintas dan angkutan serta
menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai
pengendali kendaraan angkutan umum.
3. Fungsi Terminal bagi Operator/ Pengusaha Angkutan
Salah satu kepentingan operator kendaraan terhadap terminal adalah
untuk pengaturan operasi bus/angkutan umum, penyediaan fasilitas
istirahat dan informasi bagi awak angkutan/bus, dan juga sebagai fasilitas
pangkalan.
11
2. Terminal sekunder adalah terminal untuk pelayanan penumpang dan
barang (jasa angkutan) yang bersifat lokal atau melengkapi kegiatan
terminal primer.
12
b. Jenis kendaraan yang masuk terminal untuk bongkar muat barang.
3. Terminal Khusus Yaitu suatu terminal yang dipengaruhi oleh sifat-sifat
barang yang diangkut.
4. Terminal Truk Terminal untuk kendaraan truk yang dinyatakan dalam
jumlah truk yang dapat di parkir dalam satuan waktu dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Sebagai tempat istirahat pengemudi truk setelah arus menerus
mengemudi dan berkapasitas 25 kendaraan perjam, dan
b. Sebagai tempat menunggu sebelum kendaraan truk diperbolehkan
masuk ke jalan-jalan kota.
13
2. Terminal Madya : 3 ha untuk di Pulau Jawa dan Sumatra, dan 2 ha
untuk di Pulau lainnya.
3. Terminal Cabang : tergantung kebutuhan.
14
6. Jalur lintasan
Jalur lintasan adalah pelataran yang disediakan bagi kendaraan
angkutan penumpang umum yang akan langsung melakukan perjalanan
setelah menurunkan atau menaikkan penumpang.
7. Loket penjualan karcis
Loket penjualan karcis adalah ruangan yang digunakan oleh masing–
masing penyelenggara untuk penjualan tiket yang melayani perjalanan
dari terminal yang bersangkutan.
8. Tempat istirahat sementara kendaraan
Tempat istirahat sementara kendaraan adalah tempat bagi kendaraan
untuk istirahat sementara dan dilakukan perawatan sebelum
melanjutkan pemberangkatan.
9. Rambu–rambu dan papan informasi yang sekurang–kurangnya memuat
petunjuk jurusan, tarif dan jadwal pemberangkatan.
2.5.2 Fasilitas Penunjang Terminal
Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang menunjang fasilitas
utamasehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap penumpang,
terdiri atas :
a. Toilet
Toilet harus disediakan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan
kapasitas layanan terminal terhadap penumpang maupun awak armada
angkutan umum, dan sedapat mungkin dalam keadaan bersih/layak
pakai.
b. Tempat ibadah
Tempat ibadah disediakan bagi penumpang maupun awak armada
angkutan umum untuk menunaikan kewajibannya sebagai umat
beragama.
c. Kantin/kios
Kantin/kios disediakan untuk memenuhi kebutuhan penumpang, awak
armada angkutan umum, petugas terminal dan lainnya terhadap
15
makanan, minuman, oleh-oleh dan lain-lain yang diperlukan selama
perjalanan dalam angkutan umum.
d. Ruang pengobatan
Ruang pengobatan disediakan untuk mengatasi keadaan darurat di
lingkungan terminal, khususnya yang berkaitan dengan masalah
kesehatan. Untuk itu ruang pengobatan ini juga perlu dilengkapi
dengan tenaga medis yang terampil.
e. Ruang informasi dan pengaduan
Ruang informasi dan pengaduan dibuat untuk memberikan informasi
mengenai kegiatan yang ada di terminal, trayek yang dilayani,
biayatransportasi dan lainnya, serta untuk menerima pengaduan dari
masyarakat terhadap keluhan-keluhan yang dirasakan dalam pelayanan
terminal.
f. Telepon umum
Telepon umum perlu disediakan sebagai sarana telekomunikasi.
g. Taman
Taman perlu dibuat dilingkungan terminal untuk memberikan kesan
yang indah dan asri, sehingga para penumpang yang menunggu
angkutan umum tidak merasa bosan.
2.6 Kapasitas Terminal
Pada dasarnya terdapat dua konsep dalam kapasitas terminal, dimana
kapasitas merupakan ukuran dari volume yang melalui terminal (atau
sebagian dari terminal). Konsep pertama yaitu kemungkinan arus lalu lintas
maksimum yang melalui terminal dapat terjadi, selalu harus terdapat suatu
satuan lalu lintas yang menunggu untuk memasuki tempat pelayanan segera
mungkin sesudah tempat itu tersedia. Kondisi ini jarang dicapai untuk periode
yang panjang, sebagian disebabkan karena arus transport biasanya
mempunyai jam puncak (peak hour).
Konsep kedua dari kapasitas yaitu volume maksimum yang masih
dapat ditampung dengan waktu menunggu atau kelambatan yang masih dapat
diterima. Biasanya berdasarkan waktu rata-rata di dalam sistem, tetapi
16
terkadang juga dapat berdasarkan distribusi waktu. Apabila lalu lintas
semakin memuncak atau padat pada bagian yang pendek dari keseluruhan
periode di mana volume diukur, kelambatan akan semakin meningkat. Untuk
masing-masing satuan lalu lintas waktu total adalah jumlah dari waktu
kelambatan dan waktu untuk pelayanan.
Terminal penumpang merupakan bagian dari sistem transportasi dan
secara umum berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Effektifitas terminal baik dalam hal kenyamanan pelayanan ataupun
kecepatan pergerakan penumpang sangat menentukan kapasitas sebuah
terminal. Perencanaan kapasitas terminal harus disesuaikan dengan
perkembangan yang akan datang. Kapasitas yang ada harus memperhitungkan
moda transportasi yang akan digunakan penumpang, fasilitas yang ada serta
tinjauan dari segi manajemen lalu lintas di lokasi terminal. Untuk mengetahui
kapasitas suatu terminal dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya
adalah dengan menggunakan teori antrian.
Teori antrian merupakan cabang yang terus berkembang dari teori
probabilitas. Teori ini berhubungan dengan antrian yang terjadi dengan
menarik kesimpulan dari berbagai karakteristik melalui analisis matematisdan
berusaha mendapatkan rumus yang secara langsung akan memberikan
keterangan dan jenis yang kita dapatkan dari simulasi.
Formulasi teori antrian memberikan berbagai informasi yang berguna
untuk merencanakan dan menganalisa performansi prasarana transportasi,
sebagai contoh jumlah rata–rata dari satuan jumlah kendaraan yang berada di
dalam antrian dan jumlah rata–rata dalam sistem (antrian dan pelayanan)
untuk menentukan cukup tidaknya area tempat menunggu bagi konsumen.
Distribusi dari waktu menunggu dan waktu tunggu rata–rata ini penting untuk
memperkirakan cukup tidaknya sistem pelayanan terhadap kendaraan. Proses
antrian merupakan suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan
pengguna jasa pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu dalam baris antrian
jika belum dapat dilayani, dilayani dan akhirnya meninggalkan fasilitas
tersebut sesudah dilayani.
17
1. Bentuk Kedatangan
Bentuk kedatangan para pengguna jasa biasanya diperhitungkan
melalui waktu antara kedatangan, yaitu waktu antara kedatangan dua
pengguna jasa yang berurutan pada suatu fasilitas pelayanan. Bentuk ini
dapat bergantung pada jumlah pengguna jasa yang berada dalam system
ataupun tidak bergantung pada keadaan sistem tersebut. Bila bentuk
kedatangan ini tidak disebut secara khusus, maka dianggap bahwa
pengguna jasa tiba satu persatu.
Asumsinya ialah kedatangan pengguna jasa mengikuti suatu proses
dengan distribusi probabilitas tertentu. Distribusi probabilitas yang sering
digunakan adalah distribusi poisson.Asumsi distribusi poisson
menunjukkan bahwa kedatangan pengguna jasa sifatnya acak dan
mempunyai rata–rata kedatangan sebesar lamda (λ).
2. Bentuk Pelayanan
Bentuk pelayanan ditentukan oleh waktu pelayanan, yaitu waktu
yang dibutuhkan untuk melayani pengguna jasa pada fasilitas
pelayanan.Besaran ini dapat bergantung pada jumlah pengguna jasa yang
telah berada di dalam fasilitas pelayanan ataupun tidak bergantung pada
keadaan tersebut.
Pelayanan dapat dilakukan dengan satu atau lebih fasilitas
pelayanan yang masing–masing dapat mempunyai satu atau lebih saluran
atau tempat pelayanan yang disebut dengan server.Apabila terdapat lebih
dari satu fasilitas pelayanan maka pengguna jasa dapat menerima
pelayanan melalui suatu urutan tertentu atau fase tertentu. Pada suatu
fasilitas pelayanan, pengguna jasa akan masuk dalam suatu tempat
pelayanan dan menerima pelayanan secara tuntas dari server. Bila tidak
disebutkan secara khusus, pada bentuk pelayanan ini, maka dianggap
bahwa suatu pelayan dapat melayani secara tuntas satu pengguna
jasa.Bentuk pelayanan dapat konstan dari waktu ke waktu.
Rerata pelayanan (mean server rate) diberi simbol μ (mu)
merupakan jumlah pengguna jasa yang dapat dilayani dalam satuan
18
waktu, sedangkan rerata waktu yang digunakan untuk melayani setiap
pengguna jasa diberi simbol 1/ μ unit (satuan). Jadi 1/ μ merupakan rerata
waktu yang dibutuhkan untuk suatu pelayanan.
3. Kapasitas Sistem
Kapasitas sistem adalah jumlah maksimum pengguna jasa, mencakup
yang sedang dilayani dan yang berada dalam antrian, yang dapat
ditampung oleh fasilitas pelayanan pada saat yang sama. Suatu system
yang tidak membatasi pengguna jasa di dalam pelayanannya dikatakan
memiliki kapasitas tak terhingga, sedangkan suatu sistem yang
membatasi jumlah pengguna jasa yang ada di dalam fasilitas
pelayanannya dikatakan memiliki kapasitas yang terbatas.
4. Disiplin Antrian
Disiplin antrian adalah aturan dimana para pengguna jasa dilayani, atau
disiplin pelayanan (service dicipline) yang memuat urutan (order) para
pengguna jasa menerima layanan.
19
2.8 Penataan Terminal Berdasarkan Kebutuhan Manusia
Keberadaan lingkungan binaan untuk melayani kebutuhan manusia
(human needs) memerlukan arahan penataan sesuai dengan kebutuhan. Peran
penataan lingkungan binaan antara lain adalah (Moleski dalam Preiser 1978):
a. Penataan lingkungan binaan bisa berperan sebagai tujuan dalam
pemenuhan kebutuhan manusia
b. Penataan lingkungan binaan bisa berperan sebagai pendorong yang dapat
mengarahkan pola tingkah laku manusia
c. Penataan lingkungan binaan bisa berperan sebagai pengatur, yang dapat
memunculkan terbentuknya pola tingkah laku tertentu dan
menghilangkan/menghambat terbentuknya pola tingkah laku yang tidak
diinginkan.
d. Penataan lingkungan binaan bisa berperan sebagai pendorong bagi
keberlangsungan suatu aktivitas
Fungsi penataan lingkungan binaan antara lain adalah (Moleski dalam
Preiser 1978) :
e. Mengatur elemen-elemen fisik yang dibutuhkan dalam pemenuhan
kebutuhan manusia, seperti cahaya, panas, suara, aroma dan lain-lain.
f. Menyediakan dan mangatur fasilitas fisik untuk membantu terbentuknya
pola aktivitas tertentu dan menghalangi terbentuknya aktivitas yang tidak
diinginkan. Variabel dari fungsi ini adalah hubungan spasial antar
kawasan, penataan kawasan dan komponen yang harus disediakan di
dalam kawasan tersebut.
g. Mendorong terbentuknya kondisi lingkungan yang sesuai untuk
memuaskan pengguna melalui pemenuhan kebutuhan fungsional dan
estetika.
Abraham Maslow (1954, dalam Lang 1994, 211 – 213) mengidentifikasi
lima kebutuhan dasar manusia :
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis manusia ini terdiri atas beberapa tingkatan, yaitu :
a. Bertahan hidup
20
b. Kesehatan
c. Pembangunan
d. Kenyamanan
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan
3. Kebutuhan bersosialisasi
4. Kebutuhan penghargaan diri
5. Kebutuhan pembuktian diri
21
c. Tidak terjadi perpotongan antara akses pejalan kaki dengan akses
kendaraan;
d. Ditempatkan dropping zone untuk kendaraan; dan
e. Pengaturan sirkulasi kendaraan di depan terminal untuk mendukung
fasilitas perpindahan moda.
Sistem sirkulasi ini juga harus ditata dengan memisahkan jalur
bus/kendaraan dalam kota dengan jalur bus angkutan antarkota. Agusvan dkk
(2014) dalam penelitian sebelumnya, permasalahan yang sering terjadi
mengenai sirkulasi kendaraan dikarenakan adanya titik temu antara kendaraan
yang masuk dan keluar.
22
2.11 . Sistem Parkir
Dilihat dari fungsinya, peran fasilitas parkir dalam sebuah sistem
transportasi adalah menyediakan tempat untuk menyimpan kendaraan di
tempat-tempat tujuan perjalanan dari pergerakan lalu lintas. Permasalahan
dalam sistem parkir yang terjadi dapat mencakup volume parkir, akumulasi
parkir, durasi parkir dan indeks parkir.
2.11.1. Volume Parkir
Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam
beban parkir.
23
Persamaan yang digunakan untuk menghitung rata-rata lamanya parkir
adalah :
Keterangan :
𝐸𝑥𝑡𝑖𝑚𝑒 = waktu saat kendaraan keluar dari lokasi parkir (keberangkatan,
unit)
𝐸𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒 = waktu saat kendaraan masuk ke lokasi parkir (kedatangan, unit)
Jika IP lebih besar dari 100% berarti pemakaian areal parkir melebihi
kapasitas yang tersedia.
24
2. Tingkat Pelayanan (𝝁)
Tingkat pelayanan adalah jumlah kendaraan atau manusia yang dapat
dilayani oleh satu tempat pelayanan dalam satu satuan waktu tertentu,
dinyatakan dalam satuan kendaraan/jam atau menit/orang. Sehingga
bisa disimpulkan bahwa, waktu pelayanan :
25
a. Jumlah rata-rata kendaraan didalam sistem (kendaraan per satuan
waktu,𝑛̅)
26
2.12.3 Kapasitas Dinamis
Kapasitas dinamis dihitung menggunakan rumus (Hobbs, 1995):
T = Lama survai (jam)
KSxP
𝐾𝐷 = ...............................................................................(2.8)
𝐷
27