Anda di halaman 1dari 24

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetian Terminal


Menurut kamus tata ruang pengertian terminal merupakan prasarana
transportasi tempat kendaraan umum berpangkal, tempat penumpang atau
barang naik turun atau pndah kendaraan. Sedangkan Marlok (1988)
mendefinisikan bahwa terminal merupakan lokasi bagi para penumpang dan
barang masuk dan keluar dari sistem yang merupakan komponen yang sangat
penting dalam sistem tranportasi.
Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang
mempunyai fungsi utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan
umum untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dan barang hingga
sampai ke tujuan akhir suatu perjalanan, juga sebagai tempat pengendalian,
pengawasan, pengaturan dan pengoperasian sistem arus angkutan penumpang
dan barang, disamping juga berfungsi untuk melancarkan arus angkutan
penumpang atau barang (Departemen Perhubungan, 1996).
Menurut Ditjen Perhubungan Darat dan Ditjen Bina Marga (1981)
bahwa pengertian terminal secara umum adalah sebagai berikut :
a. Terminal adalah prasarana angkutan penumpang, tempat kendaraan umum
untuk mengambil dan menurunkan penumpangm tempat pertukaran jenis
angkutan yang terjadi sebagai akibat tuntutan efisiensi perangkutan.
b. Terminal adalah tempat pengendalian, pengawasan serta pengaturan sistem
perizinan arus angkutan penumpang dan barang.
c. Terminal adalah prasarana angkutan dan merupakan bagian dari sistem
jaringan jalan raya untuk melancarkan arus angkutan penumpang dan
barang.
d. Terminal adalah unsur tata ruang yang mempunyai peranan penting bagi
efisiensi kehidupan wilayah dan kota.
Menurut Warpani (1990) pengertian terminal angkutan jalan yaitu
merupakan:

4
a. Titik simpul dalam sistem transportasi jalan, tempat terjadinya putus arus
yang merupakan prasarana angkutan yang berfungsi pokok sebagai
pelayanan umum, atau barang, bongkar muat barang, tempat perpindahan
penumpang atau barang baik intra maupun antar moda yang terjadi
sebagai akibat adanya arus pergerakan manusia dan barang serta tuntutan
efisiensi transportasi.
b. Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan, dan pengoperasian lalu
lintas dan kendaraan umum.
c. Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk
melancarkan arus penumpang atau barang.
d. Unsur tata letak ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi
kehidupan wilayah kota dan lingkungan.
Perumusan pengertian terminal dalam undang-undang Republik
Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu Lintas dan Angkutan Umum
sebagaimana juga didefinisikan juga dalam Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia No. PM 132 Tahun 2015 tentang Penyelengaraan
Terminal Penumpang Angkutan Jalan, bahwa terminal adalah pangkalan
Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan untuk mengatur kedatangan dan
keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang dan/atau barang, serta
perpindahan moda angkutan.
Secara umum pemberhentian angkutan umum dapat dikelompokkan
menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu:
1. Perhentian di ujung rute (terminal) Terminal adalah tempat dimana
angkutan umum harus memulai atau memutar untuk mengakhiri
perjalannya. Pada lokasi perhentian ini penumpang harus mengakhiri
perjalanannya atau sebaliknya penumpang memulai perjalanannya.
2. Perhentian terletak di sepanjang rute Perhentian harus disediakan dengan
jarak dan jumlah yang memadai, agar penumpang diberi kemudahan untuk
akses dan juga agar kecepatan angkutan umum dapat dijaga pada batas
yang wajar.

5
3. Perhentian pada titik dimana dua atau lebih lintasan bertemu Pada
perhentian ini, penumpang dapat bertukar angkutan dengan lintasan rute
lainnya. Pergantian angkutan umum pada titik tersebut dapat disebut
transfer (Aprianto, totok, 2006).
Adapun persyaratan umum yang harus dimiliki oleh tempat perhentian
adalah sebagai berikut:
a. Berada di sepanjang rute angkutan umum/bus;
b. Terletak pada jalur pejalan kaki dan dekat pada fasilitas pejalan kaki;
c. Diarahkan dekat dengan pusat kegiatan atau pemukiman;
d. Dilengkapi dengan rambu petunjuk; dan
e. Tidak mengganggu kelancaran arus lalulintas.

2.2 Tipe dan Kelas Terminal


Ketentuan terbaru berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan
Republik Indonesia No. PM 132 Tahun 2015 tentang Penyelengaraan
Terminal Penumpang Angkutan Jalan bahwa terminal penumpang menurut
peran pelayanan dikelompokan dalam tipe yang terdiri atas:
a. Tipe A, merupakan terminal yang peran utamanya melayani kendaraan
umum untuk angkutan lalu lintas batas negara dan/atau angkutan
antarkota antarprovinsi yang dipadukan dengan pelayanan angkutan
antarkota dalam provinsi, angkutan perkotaan, dan/atau angkutan
perdesaan,
b. Tipe B, merupakan terminal yang peran utamanya melayani kendaraan
umum untuk angkutan antarkota dalam provinsi yang dipadukan dengan
pelayanan angkutan perkotaan dan/atau angkutan perdesaan,
c. Tipe C, merupakan terminal yang peran utamanya melayani kendaraan
umum untuk angkutan perkotaan atau perdesaan.
Terkait dengan kelas terminal sebagaimana dalam Peraturan Menteri
Perhubungan Republik Indonesia No. PM 132 Tahun 2015 tentang
Penyelengaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan, bahwa terminal
penumpang tipe A dan tipe B diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu

6
kelas 1, kelas 2 dan c. kelas. Klasifikasi terminal penumpang tersebut
ditetapkan melalui kajian teknis terhadap intensitas kendaraan yang dilayani
dengan mendasarkan pada kriteria:
a. tingkat permintaan angkutan;
b. keterpaduan pelayanan angkutan;
c. jumlah trayek;
d. jenis pelayanan angkutan;
e. fasilitas utama dan fasilitas penunjang terminal;
f. simpul asal dan tujuan angkutan.

2.3 Fungsi Terminal


Dalam bukunya “Merencanakan Sistem Perangkutan”, Suwardjoko
Warpani menyatakan bahwa terminal memiliki 4 (empat) fungsi pokok yaitu :
a. Menyediakan akses ke kendaraan yang bergerak pada jalur khusus
b. Menyediakan tempat dan kemudahan perpindahan/pergantian moda
angkutan dari kendaraan yang bergerak pada jalur khusus ke moda
angkutan lain
c. Menyediakan sarana simpul lalu lintas, tempat konsolidasi lalu lintas
d. Menyediakan tempat untuk menyimpan kendaraan
Fungsi dari terminal sebagaimana dijelaskan oleh Morlok (1978)
adalah sebagai berikut :
a. Memuat penumpang atau barang ke atas kendaraan transpor (atau pita
transpor, rangkaian pipa, dan sebagainya) serta membongkar/
menurunkannya. Memindahkan dari satu kendaraan ke kendaraan lain.
b. Menampung penumpang atau barang dari waktu tiba sampai waktu
berangkat. Kemungkinan untuk memproses barang, membungkus untuk
diangkut. Menyediakan kenyamanan penumpang (misalnya pelayanan
makan dan sebagainya).
c. Menyiapkan dokumentasi perjalanan. Menimbang muatan, menyiapkan
rekening dan memilih rute. Menjual tiket penumpang, memeriksa pesanan
tempat.

7
d. Menyimpan kendaraan (dan komponen lainnya), memelihara dan
menentukan tugas selanjutnya.
e. Mengumpulkan penumpang dan barang di dalam grup-grup berukuran
ekonomis untuk diangkut (misalnya untuk memenuhi kereta api atau
pesawat udara) dan menurunkan mereka sesudah tiba di tempat tujuan.
Fungsi terminal adalah sebagai pelayanan umum antara lain berupa
tempat untuk naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang, untuk
mengendalikan lalu lintas dan angkutan kendaraan umum, serta sebagai
tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.
Fungsi terminal angkutan jalan dapat ditinjau dari 3 unsur yaiut
a. Fungsi terminal bagi penumpang adalah untuk kenyamanan
menunggu,kenyamanan perpindahan suatu moda atau kendaraan ke moda
atau kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas
parkir kendaraan pribadi.
b. Fungsi terminal bagi pemerintah adalah dari segi perencanaan dan
manajemen lalu lintas untuk menata lalu lintas dan menghindari dari
kemacetan, sebagai sumber pemungutan retribusi dan sebagai pengendali
kendaraan umum.
c. Fungsi terminal bagi operator/pengusaha adalah untuk pengaturan
operasi bus, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awak bus
dan sebagai fasilitas pangkalan
Berdasarkan fungsi terminal di atas maka didapat komponen-
komponen yang harus ada di terminal regional, untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel berikut.
Fungsi terminal berdasarkan komponen-komponen yang berinteraksi
didalamnya, adalah sebagai berikut :
1. Moda Angkutan Umum
Dilihat dari lintasan rutenya, moda angkutan umum (misal bus) datang di
terminal, kemudian menurunkan penumpang-penumpangnya. Setelah
menunggu beberapa lama (tergantung pada jadwal), selanjutnya bus
menaikkan penumpangnya untuk selanjutnya pergi kembali menelusuri

8
lintasan rutenya. Terkadang dengan alasan tertentu, bus terpaksa harus
memperbaiki atau dilakukan perawatan kecil, seperti penggantian ban,
mengganti busi ataupun penyetelan mesin. Untuk bus-bus yang harus
berangkat dari terminal dipagi hari, maka bus harus menginap ditempat
penyimpanan khusus. Dengan demikian, bagi bus fungsi terminal adalah:
a. Sebagai tempat bus menurunkan penumpang,
b. Sebagai tempat bus menaikkan penumpang,
c. Sebagai tempat bus mendapatkan perawatan kecil, dan
d. Sebagai tempat bus dapat disimpan untuk sementara
2. Penumpang
Kegiatan di terminal dimulai dengan datangnya penumpang, baik datang
dengan bus ataupun datang dengan sarana lainnya. Sesampainya di
terminal, maka penumpang turun dari bus. Jika ingin meneruskan
perjalanannya maka penumpang tersebut harus berganti bus dengan
lintasan rute yang sesuai dengan arah perjalanannya. Sedangkan jika
penumpang ingin berpindah pada lintasan rute yang lain, maka harus
membeli tiket dan menunggu kedatangan bus yang diperlukan terlebih
dulu. Setelah bus yang dinanti datang, calon penumpang dapat naik bus
dan meninggalkan terminal. Dengan demikian fungsi terminal bagi
seorang penumpang adalah:
a. Sebagai tempat penumpang turun dan mengakhiri perjalanan,
b. Sebagai tempat penumpang dapat berganti lintasan rute (transfer),
c. Sebagai tempat penumpang menunggu bus yang akan dinaikinya,
d. Sebagai tempat penumpang naik bus, dan
e. Sebagai tempat penumpang berganti dengan moda lainnya menuju
tujuan akhir perjalanannya.
3. Kiss & Ride
Bagi calon penumpang yang diantar (kiss & ride) dengan kendaraan oleh
orang lain, maka ketika sampai di terminal, calon penumpang segera turun
untuk segera membeli tiket sesuai dengan lintasan rute dan arah yang
dituju. Selanjutnya calon penumpang menuju ke platform dimana bus yang

9
dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus dimaksud
datang. kemudian naik bus dan bersama bus meninggalkan terminal.
Dengan demikian, bagi calon penumpang tipe kiss & ride, fungsi terminal
adalah:
a. Sebagai tempat calon penumpang turun dari kendaraan pengantar,
b. Sebagai tempat kendaraan pengantar datang dan langsung pergi,
c. Sebagai tempat beli tiket,
d. Sebagai tempat dia harus menunggu, dan
e. Sebagai tempat dia naik bus dan memenuhi perjalanannya.
4. Park & Ride
Bagi calon penumpang yang membawa kendaraan sendiri ke terminal
(park & ride), maka pada saat di terminal dia memarkir kendaraannya dan
masuk ke terminal untuk membeli tiket, sesuai dengan lintasan rute dan
tujuannya. Selanjutnya menuju ke platform yakni tempat dimana bus yang
dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus yang dimaksud
datang. Kemudian naik bus dan bersama bus pergi dari teminal. Dengan
demikian, bagi calon penumpang tipe park & ride, fungsi terminal adalah:
a. Sebagai tempat kendaraannya dapat diparkir selama melakukan
perjalanan,
Sebagai tempat beli tiket,
Sebagai tempat dia harus menunggu,
Sebagai tempat naik bus dan memulai perjalannya , dan
Sebagai tempat dia turun dan mengakhiri perjalannya dengan bus untuk
kemudian menggunakan kendaraan yang diparkir untuk pulang ke rumah.
5. Pejalan Kaki Bagi seorang pejalan kaki yang ingin menggunakan bus
untuk perjalanannya, dia harus datang ke terminal dengan berjalan kaki.
sesampainya di terminal kemudian membeli tiket, sesuai dengan lintasan
rute dan tujuannya. Selanjutnya menuju ke platform yakni tempat dimana
bus yang dimaksud berada, dan menunggu beberapa saat sampai bus yang
dimaksud. Kemudian naik bus dan bersama bus pergi dari terminal.

10
Dengan demikian, bagi calon penumpang pejalan kaki, fungsi terminal
adalah:
a. Sebagai tempat beli tiket,
b. Sebagai tempat untuk menunggu,
c. Sebagai tempat untuk naik bus dan memulai perjalanannya, dan
d. Sebagai tempat untuk mengakhiri perjalannya dengan bus.
Menurut Abubakar (1996), dijelaskan bahwa fungsi terminal
penumpang dapat ditinjau dari 3 unsur utama, yaitu :
1. Fungsi Terminal bagi Penumpang
Bagi penumpang adalah kenyamanan menunggu, kenyamanan
perpindahan dari satu moda atau kendaraan ke moda lain, tempat
fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parkir kendaraan pribadi.
2. Fungsi Terminal bagi Pemerintah
Bagi pemerintah, keberadaan terminal dari segi perencanaan dan
manajemen lalulintas adalah untuk menata lalu lintas dan angkutan serta
menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan sebagai
pengendali kendaraan angkutan umum.
3. Fungsi Terminal bagi Operator/ Pengusaha Angkutan
Salah satu kepentingan operator kendaraan terhadap terminal adalah
untuk pengaturan operasi bus/angkutan umum, penyediaan fasilitas
istirahat dan informasi bagi awak angkutan/bus, dan juga sebagai fasilitas
pangkalan.

2.4 Klasifikasi Terminal


Terminal pada dasarnya dapat digolongkan atau diklasifikasikan
menjadi beberapa bagian, diantaranya:
2.4.1 Berdasarkan Peranannya
Terminal dibedakan atas 2 (dua) berdasarkan peranannya, yaitu:
1. Terminal primer adalah terminal untuk pelayanan arus barang dan
penumpang (jasa angkutan) yang mencakup kawasan regional.

11
2. Terminal sekunder adalah terminal untuk pelayanan penumpang dan
barang (jasa angkutan) yang bersifat lokal atau melengkapi kegiatan
terminal primer.

2.4.2 Berdasarkan Kapasitasnya


Terminal berdasarkan kapasitasnya dapat dibedakan menjadi :
3. Terminal Utama yaitu tempat terputusnya arus barang dan penumpang
(jasa angkut) dengan ciri-ciri sebagai berikut: Berfungsi sebagai alat
pengatur dan penyalur angkutan yang bersifat melayani angkutan
barang dan penumpang jarak jauh dengan volume tinggi.
4. Terminal Madya yaitu tempat terputusnya arus barang dan penumpang
(jasa angkut) dengan ciri sebagai berikut: Berfungsi sebagai pengatur
dan penyalur angkutan yang bersifat melayani arus barang atau
penumpang untuk jarak sedang dan volume sedang pula.
5. Terminal Cabang yaitu terputusnya arus penumpang dan barang dengan
ciri sebagai berikut: Berfungsi sebagai pengatur dan penyalur angkutan
yang bersifat melayani arus barang dan penumpang jarak pendek
dengan volume kecil atau sedikit.
2.4.3 Berdasarkan Jenis Angkutan
Terminal berdasarkan jenis angkutannya dibedakan menjadi
1. Terminal Penumpang Yaitu terminal yang digunakan untuk
menurunkan dan menaikkan penumpang. Faktor-faktor yang perlu
diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Jumlah kendaraan persatuan unit,
b. Lama waktu masing-masing kendaraan boleh berada di terminal,
dan
c. Fasilitas pelayanan yang ada.
2. Terminal Barang Yaitu terminal untuk bongkar muat barang atau
pemindahan barang dari moda transportasi satu ke moda transportasi
lainnya. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan, adalah sebagai berikut:
a. Jenis barang yang menggunakan jasa fasilitas terminal, dan

12
b. Jenis kendaraan yang masuk terminal untuk bongkar muat barang.
3. Terminal Khusus Yaitu suatu terminal yang dipengaruhi oleh sifat-sifat
barang yang diangkut.
4. Terminal Truk Terminal untuk kendaraan truk yang dinyatakan dalam
jumlah truk yang dapat di parkir dalam satuan waktu dengan ciri-ciri
sebagai berikut:
a. Sebagai tempat istirahat pengemudi truk setelah arus menerus
mengemudi dan berkapasitas 25 kendaraan perjam, dan
b. Sebagai tempat menunggu sebelum kendaraan truk diperbolehkan
masuk ke jalan-jalan kota.

2.4.4 Berdasarkan Tipenya


Terminal berdasarkan tipenya dibedakan menjadi:
1. Terminal Tipe A Berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan
antar propinsi atau angkutan lintas batas Negara, angkutan kota dalam
propinsi, angkutan kota dan angkutan pedesaan.
2. Terminal Tipe B Berfungsi melayani kendaraan untuk angkutan antar
kota dalam propinsi dan angkutan pedesaan.
3. Terminal Tipe C Berfungsi untuk melayani angkutan umum desa.
2.4.5 Berdasarkan Tingkat Pelayanan
Berdasarkan tingkat pelayanannya, terminal penumpang yang dinyatakan
dalam jumlah arus minimum kendaraan per satuan waktu mempunyai ciri-
ciri sebagai berikut:
1. Terminal Utama : 50 – 100 kendaraan/jam
2. Terminal Madya : 25 – 50 kendaraan/jam
3. Terminal Cabang : < 25 Kendaraan/jam
2.4.6 Berdasarkan Ruang Terminal
Berdasarkan kebutuhan ruang, terminal penumpang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
1. Terminal Utama :  5 ha untuk di Pulau Jawa dan Sumatra, dan 3 ha
untuk di Pulau lainnya.

13
2. Terminal Madya :  3 ha untuk di Pulau Jawa dan Sumatra, dan 2 ha
untuk di Pulau lainnya.
3. Terminal Cabang : tergantung kebutuhan.

2.5 Fasilitas Terminal


Fasilitas-fasilitas yang ada di dalam terminal dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu fasilitas utama dan fasilitas penunjang.
2.5.1 Fasilitas Utama Terminal
Fasilitas utama adalah fasilitas yang mutlak dimiliki dalam
terminalpenumpang yaitu :
1. Jalur pemberangkatan kendaraan umum
Jalur pemberangkatan kendaraan umum adalah pelataran di
dalamterminal penumpang yang disediakan bagi kendaraan umum
untuk menaikkan penumpang.
2. Jalur kedatangan kendaraan umum
Jalur kedatangan kendaraan umum adalah pelataran di dalam
terminalpenumpang yang disediakan bagi kendaraan umum untuk
menurunkan penumpang.
3. Tempat tunggu kendaraan umum
Tempat tunggu kendaraan umum adalah pelataran yang disediakan bagi
kendaraan angkutan penumpang umum untuk beristirahat dan siap
menuju jalur pemberangkatan.
4. Bangunan kantor terminal dan menara pengawas
Bangunan kantor terminal adalah bangunan yang biasanya berada
dalam wilayah terminal, yang biasanya digabung dengan menara
pengawas yang berfungsi sebagai tempat memantau pergerakan
kendaraan dan penumpang.
5. Tempat tunggu penumpang dan atau pengantar
Tempat tunggu penumpang atau pengantar adalah pelataran yang
disediakan bagi orang yang akan melakukan perjalanan dengan
angkutan umum atau orang yang mengantarnya.

14
6. Jalur lintasan
Jalur lintasan adalah pelataran yang disediakan bagi kendaraan
angkutan penumpang umum yang akan langsung melakukan perjalanan
setelah menurunkan atau menaikkan penumpang.
7. Loket penjualan karcis
Loket penjualan karcis adalah ruangan yang digunakan oleh masing–
masing penyelenggara untuk penjualan tiket yang melayani perjalanan
dari terminal yang bersangkutan.
8. Tempat istirahat sementara kendaraan
Tempat istirahat sementara kendaraan adalah tempat bagi kendaraan
untuk istirahat sementara dan dilakukan perawatan sebelum
melanjutkan pemberangkatan.
9. Rambu–rambu dan papan informasi yang sekurang–kurangnya memuat
petunjuk jurusan, tarif dan jadwal pemberangkatan.
2.5.2 Fasilitas Penunjang Terminal
Fasilitas penunjang adalah fasilitas yang menunjang fasilitas
utamasehingga dapat meningkatkan pelayanan terhadap penumpang,
terdiri atas :
a. Toilet
Toilet harus disediakan dalam jumlah yang cukup sesuai dengan
kapasitas layanan terminal terhadap penumpang maupun awak armada
angkutan umum, dan sedapat mungkin dalam keadaan bersih/layak
pakai.
b. Tempat ibadah
Tempat ibadah disediakan bagi penumpang maupun awak armada
angkutan umum untuk menunaikan kewajibannya sebagai umat
beragama.
c. Kantin/kios
Kantin/kios disediakan untuk memenuhi kebutuhan penumpang, awak
armada angkutan umum, petugas terminal dan lainnya terhadap

15
makanan, minuman, oleh-oleh dan lain-lain yang diperlukan selama
perjalanan dalam angkutan umum.
d. Ruang pengobatan
Ruang pengobatan disediakan untuk mengatasi keadaan darurat di
lingkungan terminal, khususnya yang berkaitan dengan masalah
kesehatan. Untuk itu ruang pengobatan ini juga perlu dilengkapi
dengan tenaga medis yang terampil.
e. Ruang informasi dan pengaduan
Ruang informasi dan pengaduan dibuat untuk memberikan informasi
mengenai kegiatan yang ada di terminal, trayek yang dilayani,
biayatransportasi dan lainnya, serta untuk menerima pengaduan dari
masyarakat terhadap keluhan-keluhan yang dirasakan dalam pelayanan
terminal.
f. Telepon umum
Telepon umum perlu disediakan sebagai sarana telekomunikasi.
g. Taman
Taman perlu dibuat dilingkungan terminal untuk memberikan kesan
yang indah dan asri, sehingga para penumpang yang menunggu
angkutan umum tidak merasa bosan.
2.6 Kapasitas Terminal
Pada dasarnya terdapat dua konsep dalam kapasitas terminal, dimana
kapasitas merupakan ukuran dari volume yang melalui terminal (atau
sebagian dari terminal). Konsep pertama yaitu kemungkinan arus lalu lintas
maksimum yang melalui terminal dapat terjadi, selalu harus terdapat suatu
satuan lalu lintas yang menunggu untuk memasuki tempat pelayanan segera
mungkin sesudah tempat itu tersedia. Kondisi ini jarang dicapai untuk periode
yang panjang, sebagian disebabkan karena arus transport biasanya
mempunyai jam puncak (peak hour).
Konsep kedua dari kapasitas yaitu volume maksimum yang masih
dapat ditampung dengan waktu menunggu atau kelambatan yang masih dapat
diterima. Biasanya berdasarkan waktu rata-rata di dalam sistem, tetapi

16
terkadang juga dapat berdasarkan distribusi waktu. Apabila lalu lintas
semakin memuncak atau padat pada bagian yang pendek dari keseluruhan
periode di mana volume diukur, kelambatan akan semakin meningkat. Untuk
masing-masing satuan lalu lintas waktu total adalah jumlah dari waktu
kelambatan dan waktu untuk pelayanan.
Terminal penumpang merupakan bagian dari sistem transportasi dan
secara umum berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.
Effektifitas terminal baik dalam hal kenyamanan pelayanan ataupun
kecepatan pergerakan penumpang sangat menentukan kapasitas sebuah
terminal. Perencanaan kapasitas terminal harus disesuaikan dengan
perkembangan yang akan datang. Kapasitas yang ada harus memperhitungkan
moda transportasi yang akan digunakan penumpang, fasilitas yang ada serta
tinjauan dari segi manajemen lalu lintas di lokasi terminal. Untuk mengetahui
kapasitas suatu terminal dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya
adalah dengan menggunakan teori antrian.
Teori antrian merupakan cabang yang terus berkembang dari teori
probabilitas. Teori ini berhubungan dengan antrian yang terjadi dengan
menarik kesimpulan dari berbagai karakteristik melalui analisis matematisdan
berusaha mendapatkan rumus yang secara langsung akan memberikan
keterangan dan jenis yang kita dapatkan dari simulasi.
Formulasi teori antrian memberikan berbagai informasi yang berguna
untuk merencanakan dan menganalisa performansi prasarana transportasi,
sebagai contoh jumlah rata–rata dari satuan jumlah kendaraan yang berada di
dalam antrian dan jumlah rata–rata dalam sistem (antrian dan pelayanan)
untuk menentukan cukup tidaknya area tempat menunggu bagi konsumen.
Distribusi dari waktu menunggu dan waktu tunggu rata–rata ini penting untuk
memperkirakan cukup tidaknya sistem pelayanan terhadap kendaraan. Proses
antrian merupakan suatu proses yang berhubungan dengan kedatangan
pengguna jasa pada suatu fasilitas pelayanan, menunggu dalam baris antrian
jika belum dapat dilayani, dilayani dan akhirnya meninggalkan fasilitas
tersebut sesudah dilayani.

17
1. Bentuk Kedatangan
Bentuk kedatangan para pengguna jasa biasanya diperhitungkan
melalui waktu antara kedatangan, yaitu waktu antara kedatangan dua
pengguna jasa yang berurutan pada suatu fasilitas pelayanan. Bentuk ini
dapat bergantung pada jumlah pengguna jasa yang berada dalam system
ataupun tidak bergantung pada keadaan sistem tersebut. Bila bentuk
kedatangan ini tidak disebut secara khusus, maka dianggap bahwa
pengguna jasa tiba satu persatu.
Asumsinya ialah kedatangan pengguna jasa mengikuti suatu proses
dengan distribusi probabilitas tertentu. Distribusi probabilitas yang sering
digunakan adalah distribusi poisson.Asumsi distribusi poisson
menunjukkan bahwa kedatangan pengguna jasa sifatnya acak dan
mempunyai rata–rata kedatangan sebesar lamda (λ).
2. Bentuk Pelayanan
Bentuk pelayanan ditentukan oleh waktu pelayanan, yaitu waktu
yang dibutuhkan untuk melayani pengguna jasa pada fasilitas
pelayanan.Besaran ini dapat bergantung pada jumlah pengguna jasa yang
telah berada di dalam fasilitas pelayanan ataupun tidak bergantung pada
keadaan tersebut.
Pelayanan dapat dilakukan dengan satu atau lebih fasilitas
pelayanan yang masing–masing dapat mempunyai satu atau lebih saluran
atau tempat pelayanan yang disebut dengan server.Apabila terdapat lebih
dari satu fasilitas pelayanan maka pengguna jasa dapat menerima
pelayanan melalui suatu urutan tertentu atau fase tertentu. Pada suatu
fasilitas pelayanan, pengguna jasa akan masuk dalam suatu tempat
pelayanan dan menerima pelayanan secara tuntas dari server. Bila tidak
disebutkan secara khusus, pada bentuk pelayanan ini, maka dianggap
bahwa suatu pelayan dapat melayani secara tuntas satu pengguna
jasa.Bentuk pelayanan dapat konstan dari waktu ke waktu.
Rerata pelayanan (mean server rate) diberi simbol μ (mu)
merupakan jumlah pengguna jasa yang dapat dilayani dalam satuan

18
waktu, sedangkan rerata waktu yang digunakan untuk melayani setiap
pengguna jasa diberi simbol 1/ μ unit (satuan). Jadi 1/ μ merupakan rerata
waktu yang dibutuhkan untuk suatu pelayanan.
3. Kapasitas Sistem
Kapasitas sistem adalah jumlah maksimum pengguna jasa, mencakup
yang sedang dilayani dan yang berada dalam antrian, yang dapat
ditampung oleh fasilitas pelayanan pada saat yang sama. Suatu system
yang tidak membatasi pengguna jasa di dalam pelayanannya dikatakan
memiliki kapasitas tak terhingga, sedangkan suatu sistem yang
membatasi jumlah pengguna jasa yang ada di dalam fasilitas
pelayanannya dikatakan memiliki kapasitas yang terbatas.
4. Disiplin Antrian
Disiplin antrian adalah aturan dimana para pengguna jasa dilayani, atau
disiplin pelayanan (service dicipline) yang memuat urutan (order) para
pengguna jasa menerima layanan.

2.7 Komponen Penataan Terminal


Unsur-unsur penataan kota, sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Shirvani (1985) terdiri atas :
1. Tata guna lahan
2. Bentuk dan masa bangunan
3. Sistem sirkulasi dan parkir
4. Ruang terbuka
5. Aktivitas penunjang
6. Tata informasi
7. Preservasi
Komponen penataan terminal didasarkan pada beberapa unsur fisik
tersebut, yaitu tata guna lahan (konsep zoning), tata masa, sistem sirkulasi
dan parkir, ruang terbuka, aktivitas penunjang dan tata informasi.

19
2.8 Penataan Terminal Berdasarkan Kebutuhan Manusia
Keberadaan lingkungan binaan untuk melayani kebutuhan manusia
(human needs) memerlukan arahan penataan sesuai dengan kebutuhan. Peran
penataan lingkungan binaan antara lain adalah (Moleski dalam Preiser 1978):
a. Penataan lingkungan binaan bisa berperan sebagai tujuan dalam
pemenuhan kebutuhan manusia
b. Penataan lingkungan binaan bisa berperan sebagai pendorong yang dapat
mengarahkan pola tingkah laku manusia
c. Penataan lingkungan binaan bisa berperan sebagai pengatur, yang dapat
memunculkan terbentuknya pola tingkah laku tertentu dan
menghilangkan/menghambat terbentuknya pola tingkah laku yang tidak
diinginkan.
d. Penataan lingkungan binaan bisa berperan sebagai pendorong bagi
keberlangsungan suatu aktivitas
Fungsi penataan lingkungan binaan antara lain adalah (Moleski dalam
Preiser 1978) :
e. Mengatur elemen-elemen fisik yang dibutuhkan dalam pemenuhan
kebutuhan manusia, seperti cahaya, panas, suara, aroma dan lain-lain.
f. Menyediakan dan mangatur fasilitas fisik untuk membantu terbentuknya
pola aktivitas tertentu dan menghalangi terbentuknya aktivitas yang tidak
diinginkan. Variabel dari fungsi ini adalah hubungan spasial antar
kawasan, penataan kawasan dan komponen yang harus disediakan di
dalam kawasan tersebut.
g. Mendorong terbentuknya kondisi lingkungan yang sesuai untuk
memuaskan pengguna melalui pemenuhan kebutuhan fungsional dan
estetika.
Abraham Maslow (1954, dalam Lang 1994, 211 – 213) mengidentifikasi
lima kebutuhan dasar manusia :
1. Kebutuhan fisiologis
Kebutuhan fisiologis manusia ini terdiri atas beberapa tingkatan, yaitu :
a. Bertahan hidup

20
b. Kesehatan
c. Pembangunan
d. Kenyamanan
2. Kebutuhan keamanan dan keselamatan
3. Kebutuhan bersosialisasi
4. Kebutuhan penghargaan diri
5. Kebutuhan pembuktian diri

2.9 Terminal Angkutan Umum sebagai Penunjang Transportasi


Menurut Warpani (1990) pengertian terminal angkutan jalan yaitu
merupakan:
a. Titik simpul dalam sistem transportasi jalan, tempat terjadinya putus arus
yang merupakan prasarana angkutan yang berfungsi pokok sebagai
pelayanan umum, atau barang, bongkar muat barang, tempat perpindahan
penumpang atau barang baik intra maupun antar moda yang terjadi sebagai
akibat adanya arus pergerakan manusia dan barang serta tuntutan efisiensi
transportasi.
b. Tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan, dan pengoperasian lalu
lintas dan kendaraan umum.
c. Prasarana angkutan yang merupakan bagian dari sistem transportasi untuk
melancarkan arus penumpang atau barang.
d. Unsur tata letak ruang yang mempunyai peranan penting bagi efisiensi
kehidupan wilayah kota dan lingkungan.

2.10 Terminal Angkutan Umum Dalam Hubungannya Dengan Pola Sirkulasi


Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 132 Tahun 2015
tentang Penyelenggaraan Terminal Penumpang Angkutan Jalan, pola
pergerakan kendaraan dan orang di dalam terminal meliputi:
a. Tidak terjadi perpotongan antara akses masuk dan keluar penumpang baik
yang akan naik kendaraan maupun turun dari kendaraan;
b. Pintu masuk dipisahkan dengan pintu keluar terminal;

21
c. Tidak terjadi perpotongan antara akses pejalan kaki dengan akses
kendaraan;
d. Ditempatkan dropping zone untuk kendaraan; dan
e. Pengaturan sirkulasi kendaraan di depan terminal untuk mendukung
fasilitas perpindahan moda.
Sistem sirkulasi ini juga harus ditata dengan memisahkan jalur
bus/kendaraan dalam kota dengan jalur bus angkutan antarkota. Agusvan dkk
(2014) dalam penelitian sebelumnya, permasalahan yang sering terjadi
mengenai sirkulasi kendaraan dikarenakan adanya titik temu antara kendaraan
yang masuk dan keluar.

Gambar 2.1 Sirkulasi Kendaraan Keluar Masuk

22
2.11 . Sistem Parkir
Dilihat dari fungsinya, peran fasilitas parkir dalam sebuah sistem
transportasi adalah menyediakan tempat untuk menyimpan kendaraan di
tempat-tempat tujuan perjalanan dari pergerakan lalu lintas. Permasalahan
dalam sistem parkir yang terjadi dapat mencakup volume parkir, akumulasi
parkir, durasi parkir dan indeks parkir.
2.11.1. Volume Parkir
Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam
beban parkir.

Volume Parkir = Ei+X …………..................... (1)

Keterangan : Ei = jumlah kendaraan yang masuk (unit)


X = kendaraan yang sudah ada sebelumnya (unit)

2.11.2. Akumulasi Parkir


Akumulasi parkir adalah jumlah total kendaraan yang parkir di
suatu tempat pada waktu tertentu dan dibagi sesuai dengan kategori jenis
maksud perjalanan, dimana integrasi dari akumulasi parkir selama periode
tertentu menunjukkan beban parkir (jumlah kendaraan parkir) dalam
satuan jam kendaraan per periode waktu tertentu (Hobbs, 1979).

Akumulasi Parkir = X+Ei−Ex ...................... (2)

Keterangan : X = Jumlah kendaraan sebelumnya (unit)


Ei = 𝐸𝑛𝑡𝑟𝑦 (jumlah kendaraan yang masuk,unit)
Ex = 𝐸𝑥𝑖𝑡 (jumlah kendaraan yang keluar,unit)

2.11.3. Lama Waktu Parkir (Durasi Parkir)


Lama waktu parkir atau durasi adalah lama waktu yang dihabiskan
oleh pemarkir pada ruang parkir. Lamanya parkir dinyatakan dalam jam.

23
Persamaan yang digunakan untuk menghitung rata-rata lamanya parkir
adalah :

Durasi = 𝐸𝑥𝑡𝑖𝑚𝑒− .............................. (3)

Keterangan :
𝐸𝑥𝑡𝑖𝑚𝑒 = waktu saat kendaraan keluar dari lokasi parkir (keberangkatan,
unit)
𝐸𝑛𝑡𝑖𝑚𝑒 = waktu saat kendaraan masuk ke lokasi parkir (kedatangan, unit)

2.11.4. Indeks Parkir (IP)


Indeks parkir adalah persentasi tingkat pemakaian areal parkir yang
merupakan perbandingan dari jumlah kendaraan yang sedang parkir
dengan kapasitas yang tersedia. Indeks parkir ditentukan dengan
persamaan :

Jika IP lebih besar dari 100% berarti pemakaian areal parkir melebihi
kapasitas yang tersedia.

2.11.5. Teori Antrian


Teori antrian digunakan untuk mengukur tingkat
pelayanan/headway tertentu misalnya headway kedatangan, antrian pada
penurunan penumpang, parkir dan pemberangkatan. Dalam proses antrian
ada beberapa komponen antrian yang perlu dipahami, yaitu:
1. Tingkat Kedatangan (𝝀)
Tingkat kedatangan adalah jumlah kendaraan atau manusia yang
bergerak menuju satu atau beberapa tempat pelayanan dalam satu
satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam satuan kendaraan/jam atau
orang/menit.

24
2. Tingkat Pelayanan (𝝁)
Tingkat pelayanan adalah jumlah kendaraan atau manusia yang dapat
dilayani oleh satu tempat pelayanan dalam satu satuan waktu tertentu,
dinyatakan dalam satuan kendaraan/jam atau menit/orang. Sehingga
bisa disimpulkan bahwa, waktu pelayanan :

Selain itu, dikenal juga notasi ρ yang didefinisikan sebagai nisbah


antara tingkat kedatangan (λ ) dengan tingkat pelayanan (μ ) dengan
persyaratan bahwa nilai tersebut selalu harus lebih kecil dari 1.

Dengan syarat ρ <1, ini menunjukkan bahwa tingkat kedatangan lebih


kecil dari pada tingkat pelayanan, sehingga terminal masih mampu
melayani kedatangan kendaraan tetapi dengan resiko terjadi antrian.
Jika nilai ρ >1, hal ini berarti bahwa tingkat kedatangan lebih besar dari
tingkat pelayanan. Jika hal ini terjadi maka dapat dipastikan akan
terjadi antrian yang akan selalu bertambah panjang (tak terhingga).
3. Disiplin Antrian
Disiplin antrian adalah kepatuhan dalam tata cara kendaraan atau
manusia mengantri. Ada beberapa jenis disiplin atau aturan antrian
yaitu:
a. FIFO (First in First Out) atau FCFS (First Come First Served) yaitu
kedatangan pelanggan (orang/kendaaran) pertama menerima
pelayanan lebih dulu.
b. LIFO (Last in First Out), yaitu kedatangan terakhir menerima
pelayanan terlebih dulu.
c. Random (acak) yaitu, penerimaan pelayanan secara acak.

Perhitungan untuk sistem antrian dengan disiplin FIFO diuraikan


sebagai berikut:

25
a. Jumlah rata-rata kendaraan didalam sistem (kendaraan per satuan
waktu,𝑛̅)

b. Panjang antrian rata-rata (kendaraan per satuan waktu, 𝑞̅)

c. Waktu rata-rata yang digunakan dalam antrian (satuan waktu, 𝑑̅)

d. Waktu menunggu rata-rata di dalam antrian (satuan waktu, 𝑤̅)

2.12 . Rumus Dasar Analisis Parkir


2.12.1 Ruang Parkir yang Dibutuhkan
Dalam menghitung ruang parkir yang dibutuhkan, rumus pendekatan
(Pignataro,1973) yang digunakan :

2.12.2 Kapasitas Statis


Kapasitas statis adalah jumlah ruang parkir yang disediakan untuk
memenuhi kebutuhan parkir. Pada tipe parkir off-street kapasitas statis
diperoleh dengan cara menghitung jumlah ruang parkir yang tersedia.

26
2.12.3 Kapasitas Dinamis
Kapasitas dinamis dihitung menggunakan rumus (Hobbs, 1995):
T = Lama survai (jam)
KSxP
𝐾𝐷 = ...............................................................................(2.8)
𝐷

dengan KD = Kapasitas dinamis (kend.)


P = Lama survai (kend.)
D = Rata-rata durasi parkir (jam)

2.13 . Standar Pelayanan Terminal Penumpang


Standar Pelayanan Penyelenggaraan Terminal Angkutan Umum
Menurut Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Nomor 40
Tahun 2015 Standar pelayanan terminal penumpang merupakan pedoman
bagi penyelenggaraan terminal angkutan jalan dalam memberikan pelayanan
jasa kepada seluruh pengguna terminal. Standar pelayanan terminal
penumpang wajib disediakan dan dilaksanakan oleh penyelenggara terminal
penumpang angkutan jalan yang mencakup sebagai berikut: 1. Pelayanan
keselamatan 2. Pelayanan keamanan 3. Pelayanan kehandalan/keteraturan 4.
Pelayanan kenyamanan 5. Pelayanan kemudahan/keterjangkauan 6.
Pelayanan kesetaraan.

27

Anda mungkin juga menyukai