Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
2020
P a g e 1 | 49
BAB I
PENDAHULUAN
P a g e 2 | 49
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya
sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses
pembelajarannya menitik beratkan pada pemberian pengalaman langsung kepada
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara alamiah. Biologi pada hakekatnya merupakan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), oleh karena itu seorang guru dalam penyampaian materi pelajaran biologi
haruslah mengetahui metode dan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Salah
satu materi biologi yang dianggap sulit adalah materi pokok sel. Mengingat
bervariasinya kemampuan peserta didik dalam menerima pelajaran maka perlu adanya
dukungan berupa model-model pembelajaran. Jika dalam penyampaian materi
digunakan dengan menggunakan metode konvensional (ceramah) tanpa adanya variasi,
peserta didik menjadi bosan dan kurang aktif terlibat dalam pembelajaran, peserta didik
akan lebih senang jika model pembelajaran yang digunakan bukan hanya sebagai alat
untuk menyampaikan informasi saja. Melainkan dapat mendorong peserta didik aktif
terlibat secara langsung dalam pembelajaran, karena tidak semua materi biologi dapat
dengan mudah dipahami oleh peserta didik.
P a g e 3 | 49
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Bagaimana keterlaksanaan model pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3
Surabaya pada pokok bahasan sel ?
2. Bagaimana model pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Surabaya
pada pokok bahasan sel?
3. Bagaimana model pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Surabaya pada
pokok bahasan sel?
4. Bagaiman bentuk-bentuk perilaku yang menyertai peningkatan aktivitas belajar
peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Picture
and Picture?
P a g e 4 | 49
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan uraian diatas, adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
Dengan menggunakan metode pembelajaran Picture and Picture diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa secara kreatif inovatif
2. Bagi Guru
3. Bagi Sekolah
P a g e 5 | 49
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
P a g e 6 | 49
b. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar dalam memperoleh dan
memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap (Dimyati dan Mudjono, 2006).
Menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, pelengkap, dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam
sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide
dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas,
perlengkapan audiovisual, juga komputer, prosedur, meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi, praktek, belajar, ujian dan sebagainya (Oemar, 2008)
Sedangkan menurut Sukintaka Pembelajaran mengandung pengertian,
bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping
itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. Jadi, di dalam
suatu peristiwa pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersama, ialah pertama,
ada satu pihak yang memberi dan kedua, pihak lain yang menerima. Oleh sebab
itu, dalam peristiwa tersebut dapat dikatakan terjadi proses interaksi edukatif
(Sukintaka,2004).
Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu. Faktor ekstern
terdiri atas tiga macam yaitu:
P a g e 7 | 49
1. Faktor keluarga, yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaanggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonami keluarga, pengertian orang tua dan
latar belakang kebudayaan.
2. Faktor sekolah yang meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3. Faktor masyarakat, yang meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, media
masa, teman bergaul, bentuk kegiatan masyarakat.
C. Pembelajaran Kooperatif
Panitz (M. Thobroni, 2015: 235) menyebutkan ada dua pembelajaran berbasis
sosial, yaitu pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning), yang selanjutnya
disingkat CL dan Pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif diartikan
sebagai falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama.
Sedangkan, pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas, meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru.
“Pembelajaran kooperatif ini bernaung dalam teori konstruktivis.
Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan
dan memahami konsep yang sulit, jika mereka saling berdiskusi dengan temannya”
(Trianto 2009: 56). Hal ini sejalan dengan pemikiran Stahl dalam Solihatin dan
Raharjo (2008: 5), yang mengatakan bahwa “model pembelajaran cooperative
learning menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerjasama dalam
mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar”.
Johnson dan Johnson dalam Trianto (2009: 57), menyatakan bahwa
“tujuan pokok belajar kooperatif yaitu memaksimalkan belajar siswa untuk
peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara
kelompok”. Sementara itu, Stahl menambahkan keuntungan belajar kooperatif yaitu
di samping memungkinkan siswa meraih keberhasilan dalam belajarnya, juga bisa
melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik itu keterampilan berpikir maupun
keterampilan sosial, seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat,
menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan
P a g e 8 | 49
mengurangi timbulnya perilaku menyimpang dalam kehidupan kelas (Isjoni 2010:
23).
Menurut Johnson dan Johnson (M. Thobroni, 2015: 235), Cooperative
Learning merupakan kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil.
Siswa belajar dan bekerja sama untuk smpai kepada pengalaman belajar yang
berkelompok, sama dengan pengalaman individu maupun kelompok. Selanjutnya
menurut Lie (M. Thobroni, 2015: 235).
Roger dan Johnson dalam M. Thobroni (2015: 238-239), menyebutkan ada
lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif agar pembelajaran mencapai hasil
yang maksimal., yaitu:
a. Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun
tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan
tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.
b. Tanggung Jawab Perorangan
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran
kooperatif, maka setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan
yang terbaik. Guru yang efektif dalam model pembelajaran kooperatif membuat
persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga masing-masing
anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas
selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.
c. Tatap Muka
Dalam pembelajaran kooperatif, setiap kelompok harus diberi kesempatan
untuk bertatap muka dan berdiskusi. Interaksi ini memberikan kesempatan pada
siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari
sinergi ini yaitu menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi
kekurangan masing-masing.
d. Komunikasi Antar-anggota
Sebelum menugaskan siswa dalam berkelompok, guru perlu mengajarkan cara-
cara berkomunikasi yang efektif seperti bagaimana caranya menyanggah
pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut. Tidak
semua siswa memiliki keahlian mendengarkan dan berbicara. Unsur ini
P a g e 9 | 49
menekankan pada aspek moral, yaitu: sopan santun dala m berkomunikasi dan
menghargai pendapat orang lain.
e. Evaluasi Proses Kelompok
Guru perlu menjadwalkan waktu khusus untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama
dengan lebih efektif.
P a g e 11 | 49
a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya
b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
kelompok mempunyai tujun yang sama
c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab
yang sama di antara anggota kelompoknya.
d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya
f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan
secara individual materi dalam kelompok.
3. Langkah – langkah Model Pembelajaran Picture and Picture
Langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Guru diharapkan untuk menyampaikan Kompetensi Dasar mata pelajaran yang
bersangkutan.
b. Guru menyajikan materi pengantar sebelum kegiatan pembelajaran. Penyajian
materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru
memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses
pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi
yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap.
c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan materi.
d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang gambar,
mengurutkan gambar-gambar dan memberi keterangan menjadi urutan yang
logis.
e. Guru menayakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f. Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai menamakan konsep
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan atau rangkuman.
P a g e 12 | 49
Kelebihan model pembelajaran Picture and Picture adalah materi yang
diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan
kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu,
adapun kelebihan lainnya adalah:
a. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-
gambar mengenai materi yang dipelajari.
b. Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh
guru untuk menganalisa gambar yang ada.
c. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan
siswa mengurutkan gambar.
d. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar
yang telah dipersiapkan oleh guru (Eka Yusnaldi, 2013).
2) Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture
Kelemahan model pembelajaran Picture and Picture adalah salah
satunya sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta
sesuai sengan materi pembelajaran adapun kelebihan lainnya adalah:
a. Sulit menemukan gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi
siswa yang dimiliki.
b. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar
sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.
Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-
gambar yang diinginkan.
E. Aktivitas Belajar
P a g e 13 | 49
peserta didik, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi dinamis. Peserta didik
aktif mendengar, berfikir, bertanya, menjawab, menanggapi pertanyaan merupakan
indikator siswa aktif.
Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktvitas, tanpa adanya aktivitas proses
belajar tidak mungkin belajar dengan baik. Dalam setiap proses belajar, peserta didik
selalu menampakkan keaktifan. Aktifnya peserta didik selama proses belajar memgajar
merupakan salah satu indikator atau motivasi peserta didik untuk belajar. Keaktifan itu
beragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan
psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis,
berlatih ketrampilan-ketrampilan, dan sebagainya.sedangkan kegiatan psikis misalnya
menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, membandingkan satu konsep yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan
kegiatan psikis lain.
F. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalamiaktivitas belajar (Anni et al. 2005). Perolehan aspek-aspek
perubahan perilku tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh pembelajar.
P a g e 15 | 49
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan
belajarnya. Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom dalam Anni et al. (2005)
mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Zubaidah (2002) menyatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa
atau factor lingkungan. Faktor dalam terdiri dari: (1) jasmaniah (kesehatan, cacat
tubuh), (2) psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan), (3) dan kelelahan. Faktor luar yaitu: (1) keluarga (cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), (2) sekolah (metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, tugas rumah), (3) dan masyarakat (kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Sidharta (2005) menyatakan bahwa hasil belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik
perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor)
maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena itu, apabila siswa
mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh
adalah tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap.
Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian kelas. Penilaian kelas
merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi untuk pemberian
keputusan terhadap hasil belajar siswa, berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya
sehingga didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi
yang ditetapkan dalam kurikulum. Bentuk penilaian kelas yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu penilaian kinerja (perfomance), penilaian tes tertulis (paper and
pen), dan penilaian sikap.
P a g e 16 | 49
I, terdapat materi pokok mengenai sel dengan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar
dan Indikator sebagai berikut:
3.1 Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel, struktur fungsi, dan proses yang
berlangsung dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan.
Indikator :
a. Pengertian Sel
Sel berasal dari kata “cella” yang berarti ruang berukuran kecil, maka sel
merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan.41 Sel pertama kali dilihat
oleh ilmuan Inggris yang bernama Robert Hooke (1665) pada saat mengamati
penampang melintang sayatan tipis gabus dari batang tumbuhan di bawah
mikroskop.Ia melihat rongga kosong segi enam mirip kamar sehingga ia
menamakannya sel (cellula/ kamar). Dan berisi bahan kehidupan yang disebut
protoplasma (Kus Irianto,2010).
Max Schultz dan Thomas Huxley menyatakan bahwa sel merupakan
kesatuan fungsional kehidupan yang menunjukan bahwa aktivitas yang
berlangsung dalam tubuh makhluk hidup tercermin dalam aktivitas dalam sel.
P a g e 17 | 49
Rudolf Virchow (1858) mengemukakan bahwa sel berasal dari sel (Omnis
cellula e cellula), sehingga lahirlah teori “sel merupakan kesatuan pertumbuhan”
dan setelah di temukannya gen dalam kromosom yang ada di dalam nukleus maka
lahirlah teori “sel merupakan kesatuan hereditas dari makhluk hidup” (Pratiwi,
2007).
Sel merupakan bagian terkecil dari organisme, terdiri dari satu atau lebih
inti, protoplasma, dan zat-zat mati yang berada disekelilingnya. T. Schwann dan
M. Schleiden merumuskan teori sel yang berbunyi: “Sel adalah unit dasar
kehidupan. Semua tumbuh - tumbuhan dan hewan dibangun atas sel-sel.”
Sementara H.J Dutrochet menemukan bahwa semua tumbuhan dan hewan terdiri
dari sel berbentuk gembungan yang sangat kecil (Wildan, 2003).
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam
arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan
hidupnya dapat terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel
tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan
(protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Secara umum setiap sel memiliki 4
komponen berikut :
a) Membran atau selaput sel disebut juga plasma lemma
b) Plasma atau cairan sel disebut sitoplasma.
c) Inti sel (nukleus), dipisahkan dari sitoplasma oleh selaput yang lebih tebal
dari pada membran sel sendiri. Inti sel mengandung cairan yang lebih kental
dari pada sitoplasma.
d) Organel atau mikro organel sel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain
mitokondria, alat golgi, plastida, vakuola, sentriol, inti sel dan nukleolus.
c) Butiran kromatin
Terdapat pada nukleoplasma, nampak jelas pada saat sel tidak membelah,
butiran kromatin menebal menjadi struktur seperti benang yang disebut kromosom.
3) Sitoplasma
Sitoplasma (cairan sel) matriks yang berada di bagian dalam membran
plasma akan tetapi di luar nukleus. Sitoplasma tersusun dari sitosol yang bersifat
koloid (kental).
b) Badan golgi
Badan golgi merupakan kantung pipih bertumpuk yang tersusun dari
ukuran besar hingga ukuran kecil dan terikat membran. Badan golgi mempunyai
fungsi antara lain sebagai berikut :
P a g e 20 | 49
d) Lisosom
Lisosom merupakan kantong yang dikelilingi membran tunggal yang
digunakan sel untuk mencerna makro molekul. Lisosom dihasilkan oleh
badan golgi. Lisosom berfungsi untuk mencerna makromolekul secara
intraseluler dan merusak sel-sel asing.
e) Mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel bermembran rangkap yang
sangat penting untuk metabolisme energi dalam sel, mitokondria tediri dari
membran luar dan membran dalam yang berlekuk-lekuk (krita). Membran
luar mitokondria berfungsi sebagai pembatas antara bagian dalam
mitokondria dan sitoplasma, sedangkan membran dalam mitokondria
berfungsi melangsungkan rantai respirasi yang menghasilkan ATP
(energi). Mitokondria berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pernafasan
sel dan pembentukan tenaga (energi).
f) Peroksisom
Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom
berisi berbagai enzim dan yang paling khas dalah enzim katalase.
g) Plastida
Plastida adalah organel yang hanya terdapat pada sel tumbuahan. Ada tiga
macam plastida yaitu :
h) Dinding sel
Bahan utama penyusun dinding sel adalah berupa zat kayu yaitu selulosa
yang tersusun dari glukosa. Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan yang
merupakan lapisan rangkap di luar selaput plasma.
i) Vakuola
Vakuola merupakan organel sel bermembran yang berisi cairan vakuola.
Vakuola terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan, namun vakuola pada sel
tumbuhan memiliki fungsi yang lebih nyata dibandingkan dengan vakuola sel
hewan.
j) Sentriol
Sentriol merupakan sepasang struktur seperti silinder yang memiliki lubang
di tengah dan tersusun dari protein mikrotubulus, sentriol tersusun dari
mikrotubulus yang membentuk suatu struktur protein seperti jala yang disebut
dengan benang spindel. Sentriol berperan untuk mengatur polaritas (kutub)
pembelahan sel hewan dan mengatur pemisahan kromosom selama pembelahan
sel, sentriol hanya terdapat pada sel hewan.
Pada sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai perbedaan sebagai berikut :
P a g e 22 | 49
Memiliki plastida (kloroplas, kromoplas, Tidak memiliki plastida
leukoplas)
Tidak memiliki sentriol Memiliki sentriol
P a g e 23 | 49
yang tergolong aktif. Sementara untuk hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1
Biatussalam yang menggunakan model pembelajaran dan audio visual lebih tinggi
daripada hasil belajar dengan model konvensional.
Kemudian Reflina (2019) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Picture and Picture Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Biologi Materi Pokok Pembelahan Sel Kelas XII-MIA 2 di SMAN 5 Kota
Jambi Tahun Ajaran 2018/2019”. Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
hasil belajar peserta didik dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Picture and Picture mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal pada nilai
diskusi 76,67% pada siklus I menjadi 90,9% disiklus II. Serta ketuntasan belajar
klasikal pada nilai evaluasi dari 77,5% pada siklus I menjadi 93,93% pada siklus II.
Sedangkan nilai evaluasi dengan rata-rata 62,25 dengan ketuntasan belajar klasikal
meningkat menjadi 76,30 dengan ketuntasan belajar.
P a g e 24 | 49
peningkatan kualitas pembelajaran biologi yaitu model pembelajaran kooperatif tipe
Picture and Picture pada materi sel.
Model pembelajaran Picture and Picture adalah metode pembelajaran yang
menggunakan gambar dalam bentuk potongan-potongan untuk kemudian dipasangkan
serta diurutkan menjadi gambar yang utuh (Suprijono, 2009). Adapun salah satu
kelebihan dari metode ini adalah memotivasi siswa untuk belajar semakin berkembang
sedangan salah satu kekurangan dari metode pembelajaran ini adalah sulit menemukan
gambar-gambar yang bagus dan berkualitas sesuai dengan materi yang dipelajari.
Jadi, dapat diduga bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Picture and Picture pada materi Sel akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas XI serta performansi guru SMA Muhammadiyah 3 Surabaya
P a g e 25 | 49
KENYATAAN HARAPAN
Guru masih sering menggunakan metode Berdasarkan kurikulum 2013
konvensional (ceramah). revisi 2017 yang mengintegrasikan
Guru kurang kreatif merancang model pembelajaran penguatan literasi.
yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Berdasarkan permendikbud
Rata-rata hasil belajar biologi siswa rendah No.81A tentang implementasi
Siswa sering merasa bosan, cepat lelah dan kurang kurkulum 2013 peembelajaran
adanya perhatian dari siswa didalam kelas. berpusat pada siswa (student
Siswa tidak ada yang berpikir kritis dalam pemecahan center learning) harus
masalah, memperoleh pengetahuan dan konsep yang memberikan kebebasan dalam
esensial dari materi pembelajaran. belajarnya sesuai dengan karakter
dan kemampuan yang dimilikinya.
P a g e 26 | 49
BAB III
METODE PENELITIAN
O1 X O2
Sumber: Sugiyono (2010:107)
Gambar 1.2. Rumus Pre-Experimental One Group Pre Test-Post Test Design
Keterangan:
O1 : Pre Test (Sebelum diterapkan pembelajaran cooperative learning tipe picture and
picture)
P a g e 27 | 49
O2 : Post Test (Setelah diterapkan pembelajaran cooperative learning tipe picture and
picture)
X : Experimen (Perlakuan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe
picture and picture)
Subyek yang akan di teliti pada penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA
2 di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya yang terdiri dari 28 orang, peserta didik laki-
laki dan peserta didik perempuan.
P a g e 28 | 49
215) yang berupa model spiral. Perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral
refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, observasi, refleksi, perencanaan
kembali. Langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap persiapan,
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi
(reflecting). Tahap pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan (Planning)
1) Peneliti menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan.
Instrumen penelitian tersebut terdiri dari silabus, Rencana Proses
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes obyektif, angket
sikap siswa, lembar observasi siswa dalam praktikum.
2) Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada guru mata pelajaran
biologi di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya yang digunakan dalam
penelitian.
b. Tahap Tindakan (Acting)
Tahap ini pembelajaran dilaksanakan menggunakan model picture and picture
1) Kegiatan Awal
a) Menyiapkan kondisi belajar siswa dan menyampaikan salam
b) Peneliti mengabsen siswa
c) Peneliti memberikan apresiasi kepada siswa dan menyampaikan tujuan
pembelajaran pada hari ini
d) Membentuk kelompok untuk mengerjakan lembar kerja siswa yang
berisi gambar-gambar
2) Kegiatan Inti
a) Peneliti memberikan materi secara singkat mengenai gambaran umum
materi yang dipelajari selama pembelajaran berlangsung
b) Siswa mendeskripsikan gambar yang sudah diberikan
c) Pada kegiatan ini salah satu kelompok diminta mempresentasikan hasil
diskusi dari lembar kerja siswa yang diberik oleh guru peneliti
d) Observer bertugas memberikan nilai untuk melihat ranah afektif siswa
e) Guru dan peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi
yang terlah dipelajari
3) Kegiatan Penutup
P a g e 29 | 49
a) Guru memberikan tes kognitif pasca siklus I
b) Guru mengumpulkan pekerjaan sisiwa.
c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum difahami.
c. Tahap Observasi dan Evaluasi
2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan (Planning)
1) Peneliti dan guru merencanakan materi pokok yang sama dengan siklus I
2) Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam
siklus II dengan pengelolaan yang lebih afektif
3) Peneliti menyusun lembar observasi aktivitas peserta didik
P a g e 30 | 49
4) Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada guru mata pelajaran
biologi di SMA yang digunakan dalam penelitian.
b. Tahap Tindakan (Acting)
Tahap tindakan pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan, pelaksanaan tiap
pertemuan antara lain:
1) Kegiatan Awal
a) Peneliti menyiapkan kondisi belajar siswa dan menyampaikan salam
b) Peneliti memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai
materi yang belum dipahaminya.
c) Memberikan apresiasi kepada siswa dengan memberikan gambar
melalui media kartu yang dibuat oleh peneliti
d) Peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa.
e) Peneliti mengajak siswa untuk membentuk kelompok
2) Kegiatan Inti
a) Guru memberikan lembar diskusi siswa kepada setiap siswa.
b) Guru meminta siswa berpikir dan mengerjakan lembar kerja dengan
kelompoknya
c) Siswa diminta untuk presentasi kelompok setelah mengerjakan LKS .
d) Siswa aktif melakukan diskusi.
e) Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3) Kegiatan Penutup
a) Guru memeberikan Post test pasca siklus II.
b) Guru mengumpulkan pekerjaan siswa.
c) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum difahami.
d) Siswa diminta untuk mengisi angket afektif, angket kepuasan terhadap
metode tipePicture and Picture dan lembar observasi perfomance guru.
c. Tahap Observasi dan Evaluasi
Tahap observasi siklus II, secara operasional masih sama seperti pada siklus I.
Dalam tahap ini observer akan masuk ke dalam kelompok untuk mengetahui
pencapaian hasil belajar ranah afektif.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
P a g e 31 | 49
1) Analisis
Menganalisis hasil belajar siklus dua, hasil observasi teman sejawat
dan tanggapan siswa pada lembar angket. Apabila hasil belajar meningkat
maka pembelajaran dikatakan meningkat. Namun apabila hasil belajar
tindakan kelas kedua belum meningkat maka perlu dilakukan evaluasi
proses pembelajaran terhadap metode pembelajaran yang dilakukan.
2) Refleksi
Refleksi adalah memikirkan ulang untuk mencari dan menemukan
kekurangan-kekurangan yang dilakukan mulai dari tahap persiapan sampai
pelaksanaan tindakan kelas. Data hasil Observasi dan hasil evaluasi
diperoleh dari pengamatan pada Siklus I, untuk melihat kelemahan dan
kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran yang perlu diperbaiki agar
diperoleh hasil yang lebih baik pada siklus berikutnya. Pelaksanaan siklus
ke II berdasarkan pada evaluasi pada siklus I sesuai standar yang telah
ditentukan.
P a g e 32 | 49
menentukan tindakan perbaikan berikutnya dalam proses kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan oleh peneliti. Setelah kegiatan penelitian ini,
diharapkan ada tindak lanjut dari guru biologi tempat penelitian untuk
melakukan perbaikan terus menerus serta mengembangkan pembelajaran agar
kompetensi pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
P a g e 33 | 49
Yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan dan percatatan
terhadap suatu gejala, proses kerja dan perilaku manusia (Sutrisno, 1998). Metode
ini digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran biologi
materi pokok sel dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture pada
peserta didik kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Surabaya
4) Metode Angket
Metode angket merupakan salah satu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2007). Metode ini digunakan untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dalam pembelajaran
biologi materi pokok sel.
c. Dokumen (Terlampir)
P a g e 34 | 49
Dokumen ini digunakan sebagai rancangan awal dalam menyusun proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, fungsi dari dokumen ini adalah untuk
menunjang kegiatan pembelajaran.
1. Aktivitas Belajar
Analisis data aktivitas dan angket tanggapan siswa Data hasil observasi aktivitas
dan angket tanggapan siswa dianalisis dengan deskriptif kualitatif persentase
dengan cara membuat rekapitulasi jawaban siswa untuk masing-masing aspek yang
diobservasi, kemudian data tersebut diubah ke dalam persentase.
2. Hasil Belajar (Ranah kognitif)
Kriteria ketuntasan hasil belajar mengacu pada kriteria ketuntasan minimum
mata pelajaran biologi di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya yaitu 75. Tes
kognitif dilakukan setiap akhir siklus yang bertujuan untuk mengetahi hasil
belajar. Adapununtuk mengetahui ketuntasan individual maka dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Nilai akhir = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙
Kriteria ketuntasan hasil belajar yangseperti tertera dalam tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Kriteria Ketuntasan
Hasil Belajar Bidang Studi Predikat
Biologi
75 – 100 Tuntas
0 – 74,9 Kurang Tuntas
P a g e 35 | 49
3. Hasil Belajar (Ranah afektif)
Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku
individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam
situasi yang sebenarnya. Dalam penelitian ini digunakan observasi secara
langsung. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap
proses yang terjadi dan langsung dilakukan oleh pengamat. Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 2011)
𝑟
q= 𝑡 𝑥 100%
q : % skor
r : jumlah skor yang diperoleh
t : skor maksimal
Kriteria hasil aspek afektif dapat diliat pada tabl berikut :
P a g e 36 | 49
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, dan Mujiono. 2006 Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rhineka Cipta
Iwan, dkk., (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk
Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar BiologiSiswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan
Kelas Xa Di SMA YapisManokwari. Jurnal Pancaran, Vol. 5, No. 1, hal 1-12, Pebruari 2016.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indek.
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Badung: Remaja Rosdakraya
Sudjana, Nana. 2004Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Biru.
Sugiyono. 2010 . Metode Penelitian Pendidikan Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D,
Bandung : Alfabeta.
Sukintaka. 2004 Teori Pendidikan Jasmani, Filosofis, Pembelajaran dan Masa Depan,
Bandung: Nuansa Cendekia.
Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz media
Trianto. 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Wahid, B. & A. Rahman. 2002. Transformasi (Pembelajaran Koperatif dan Implementasinya
di Kelas). Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA. Vol. 6. (1).
Yulaelawati, E. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori, dan Aplikasi.
Bandung: Pakar Raya.
P a g e 37 | 49
Lampiran
RPP (SIKLUS 1)
A. KOMPETENSI INTI
KI 3: 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
B. KOMPETENSI DASAR
3.1 Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel, struktur fungsi, dan proses yang
berlangsung dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan
C. INDIKATOR
Kognitif
5. Menjelaskan sejarah penemuan sel dan teori sel
6. Mengidentifikasi struktur sel dari gambar yang telah diberikan
7. Menjelaskan struktur sel beserta fungsinya
8. Mengidentifikasi perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
Afektif
Psikomotorik
P a g e 38 | 49
11. Memasangkan kartu konsep dengan gambar pada masing-masing organel sel
D. TUJUAN
Kognitif
1. Siswa dapat menjelaskan sejarah penemuan sel dan teori sel
2. Siswa dapat menjelaskan struktur sel dan fungsinya
3. Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
4. Siswa dapat mengidentifikasi struktur sel setelah melihat gambar
Afektif
5. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan tentang struktur, fungsi dan
komponen kimiawi dari sel
6. Melalui diskusi kelompok siswa mampu menunjukkan sikap jujur dan tepat waktu
dalam mengerjakan tugas yang diberikan
Psikomotorik
7. Melalui diskusi kelompok siswa dapat memasang kartu konsep sesuai dengan
organ yang ada pada gambar.
E. Materi (Terlampir)
Sejarah penemu sel dan teori sel
Komponen kimiawi sel
Struktur sel
Fungsi masing-masing organel sel
Perbedaan sel hewan dan sel tumuhan
P a g e 39 | 49
SEL
Sel Sel
eukariotik prokariotik
Membran sel
Nukleus
Sitoplasma
Ribosom
Retikulum
endoplasma
Badan golgi
Lisosom
Peroksisom
P a g e 40 | 49
F. Model Pembelajaran
G. Media Pembelajaran
1. Kartu gambar
2. Kartu konsep
3. Power point
4. LKS
H. Ppk, kec abd 21, literasi
Ppk : Religius, tanggungjawab, jujur, disiplin , menghargai
pendapat orang lain.
Kec abd 21: Berfikir kritis, Komunikatif.
Literasi : Literasi dasar, literasi visual, literasi perpustakaan, literasi teknologi
I. Sumber Pembelajaran
Buku Biologi kelas XI
LKS
Internet
P a g e 41 | 49
Pertemuan ke 1 (2x45 menit)
Guru masuk ke dalam kelas dengan mengucapkan salam dan siswa menjawab salam
dari guru
Guru menanyakan kabar siswa
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pelajaran dimulai
Guru melakukan presensi untuk membiasakan diri sikap disiplin
Pendahuluan Guru memberikan Pretest dan angket untuk motivasi awal
( 15 menit )
Guru membagikan selembar kertas yang berisi gambar
macam-macam sel kepada siswa
Guru menanyakan pada siswa perihal kertas yang
didapatkan.
“Apa yang kalian ketahui dari gambar tersebut?”
(diharapkan siswa menjawab sel)
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Inti Menanya
( 60 menit )
Guru menyajikan materi sebagai pengantar awal
Guru bertanya perihal materi yang dikemukakan sedikit di
awal
“Apakah sel tergolong sel hidup atau mati? Apakah
alasannya?”
Guru menampilkan beberapa gambar sel, seperti sel
hewan, sel tumbuhan. Siswa mengamati gambar tersebut
Guru bertanya, bagian sel mana yang menarik untuk
dipelajari
Siswa menanggapi pertanyaan
Guru menjelaskan sebagian materi sel
P a g e 42 | 49
Mengumpulkan data
Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan
3-5 orang
Guru meminta siswa duduk berkelompok sesuai kelompok
yang telah ditetapkan
Guru memberi penjelasan langkah pembelajaran
kooperatif tipe Picture and Picture
Guru membagikan LKK pada tiap kelompok dan
dikerjakan bersama kelompoknya
Siswa berdiskusi bersama kelompoknya mengenai LKK
melalui studi literatur dari buku ajar yang digunakan,
internet, dan sumber yang relevan lainnya.
Guru mengobservasi siswa selama diskusi berlangsung
Mengasosiasi
Antar anggota kelompok saling bertukar pendapat untuk
menentukan jawaban yang akan dituliskan pada LKK
Setelah diperoleh hasil diskusi, siswa menuliskan hasilnya
pada LKK
Mengkomunikasikan
Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusinya didepan kelas secara bergantian
Guru membuka sesi tanya jawab untuk membandingkan
hasil antar kelompok
Kelompok penyaji menjawab pertanyaan dari kelompok
lain
Guru mengamati karakter siswa dalam berpendapat dan
proses tanya jawab berlangsung
Pertemuan ke 2 (2x45menit)
Guru masuk ke dalam kelas dengan mengucapkan salam dan siswa menjawab salam
dari guru
Guru menanyakan kabar siswa
Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pelajaran dimulai
Guru melakukan presensi untuk membiasakan diri sikap disiplin
Pendahuluan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
( 15 menit )
Guru mengulang kembali pelajaran sebelumnya
Inti Mengasosiasi
( 60 menit )
Siswa diorganisasikan duduk secara berkelompok
Siswa bersama kelompok mengerjakan LKK yang berisi
soal-soal yang belum muncul dalam pembelajaran Picture
dan picture. Bentuk dalam model pembelajaran ini yaitu
kartu konsep dan kartu gambar
Mengkomunikasikan
P a g e 44 | 49
Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusinya didepan kelas secara bergantian
Guru meminta setiap kelompok dapat menjelaskan dan
memasangkan kartu tersebut sesuai dengan organ dan
fungsinya
Guru membuka sesi tanya jawab untuk membandingkan
hasil antar kelompok
Kelompok penyaji menjawab pertanyaan dari kelompok
lain
J. Penilaian
1. Penilaian Aktivitas
Prosedur : Kegiatan selama pembelajaran Kooperatif picture and picture
Jenis : Tertulis
Alat penilaian : Lembar obsrvasi dan kuisoner
2. Penilaian hasil belajar
Prosedur : Post-test pada akhir siklus
Jenis tes : tes tertulis
Bentuk : Objektif
Alat Penilaian : LKK
P a g e 45 | 49
Teknik Waktu
No Aspek yang dinilai
Penilaian Penilaian
P a g e 46 | 49
Lampiran 2
KELOMPOK :
ANGGOTA KELOMPOK :
KELAS :
PETUNJUK PENGERJAAAN:
SOAL
a) Felix Dujardin
(1835)
P a g e 47 | 49
b)………………………………………………..
Sel merupakan kesatuan
pertumbuhan makhluk hidup
adalah hasil perbanyakan dan
pertumbuhan sel. Semua sel
dari sel juga.
c)………………………………………………..
P a g e 48 | 49
3. Amati gambar ini!
4. Tuliskan perbedaan dari sel tumbuhan dan sel hewan! Bentuk tabel jawaban anda!
P a g e 49 | 49