Anda di halaman 1dari 49

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

PICTURE AND PICTURE DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS


BELAJAR SISWA KELAS XI SMA MUHAMMADIYAH 3 SURABAYA
PADA POKOK BAHASAN SEL

Dosen Pengampu :

Dr. Yuni Gayatri, M.Pd

Disusun oleh:

Tiara Alyati Nindia (20171113001)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2020
P a g e 1 | 49
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan


yang sangat signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia, baik dalam
bidang ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan. Jalur yang tepat untuk
meningkatkan sumber daya manusia adalah melalui jalur pendidikan. Menurut Undang-
Undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan masyarakat bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.

Pendidikan dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajaran di sekolah, oleh


karena itu peningkatan kualitas pendidikan dan proses pembelajaran terus
dikembangkan. Salah satu diantaranya adalah melalui inovasi pembelajaran
kontekstual. Kajian IPA terutama biologi bukan hanya pada penguasaan konsep atau
prinsip, tetapi juga suatu proses penemuan. Tantangan bagi guru untuk menciptakan
pembelajaran yang memberikan pengalaman belajar secara langsung dan berorientasi
pada pemecahan masalah. Belajar akan lebih bermakna jika siswa mengalami yang
dipelajari, bukan sekedar mengetahui (Anton, 2001). Belajar merupakan proses
manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Belajar
dimulai sejak manusia lahir sampai akhir hayat. Belajar merupakan suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang (Sujana, 2004).

Proses pembelajaran melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang perlu


dilakukan oleh siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Kesempatan untuk
melakukan kegiatan dan perolehan hasil belajar ditentukan oleh pendekatan yang
digunakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran tersebut. Prinsip pendekatan
pembelajaran yang baik ialah belajar melalui proses mengalami secara langsung untuk
memperoleh hasil belajar yang bermakna. Proses tersebut dilaksanakan melalui
interaksi antara siswa dengan lingkungannya (Arya, 1999).

P a g e 2 | 49
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cabang ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya
sekedar penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa faktafakta, konsep-konsep
atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses
pembelajarannya menitik beratkan pada pemberian pengalaman langsung kepada
peserta didik untuk mengembangkan kemampuan agar menjelajahi dan memahami
alam sekitar secara alamiah. Biologi pada hakekatnya merupakan Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA), oleh karena itu seorang guru dalam penyampaian materi pelajaran biologi
haruslah mengetahui metode dan model pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Salah
satu materi biologi yang dianggap sulit adalah materi pokok sel. Mengingat
bervariasinya kemampuan peserta didik dalam menerima pelajaran maka perlu adanya
dukungan berupa model-model pembelajaran. Jika dalam penyampaian materi
digunakan dengan menggunakan metode konvensional (ceramah) tanpa adanya variasi,
peserta didik menjadi bosan dan kurang aktif terlibat dalam pembelajaran, peserta didik
akan lebih senang jika model pembelajaran yang digunakan bukan hanya sebagai alat
untuk menyampaikan informasi saja. Melainkan dapat mendorong peserta didik aktif
terlibat secara langsung dalam pembelajaran, karena tidak semua materi biologi dapat
dengan mudah dipahami oleh peserta didik.

Di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya masih sering menggunakan metode


konvensional (ceramah) pada proses pembelajaran biologi. Metode ini membuat peserta
didik menjadi kurang aktif dan menjadi bosan saat proses pembelajaran. Pemahaman
peserta didik terhadap materi sel masih kurang. Solusi agar proses pembeljaran
meningkat dan berjalan lebih efektif, maka diambil penggunaan model pembelajaran
Picture and Picture, model pembelajaran ini menyajikann materi serta memperlihatkan
gambar yang berkaitan dengan materi,

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan


judul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Dalam
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI Sma Muhammadiyah 3 Surabaya Pada
Pokok Bahasan Sel.

P a g e 3 | 49
1.2 RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Bagaimana keterlaksanaan model pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3
Surabaya pada pokok bahasan sel ?
2. Bagaimana model pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Surabaya
pada pokok bahasan sel?
3. Bagaimana model pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Surabaya pada
pokok bahasan sel?
4. Bagaiman bentuk-bentuk perilaku yang menyertai peningkatan aktivitas belajar
peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Picture
and Picture?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran Kooperatif tipe Picture and
Picture dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah
3 Surabaya pada pokok bahasan sel
2. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3
Surabaya pada pokok bahasan sel.
3. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran Kooperatif tipe Picture and Picture
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Surabaya
pada pokok bahasan sel
4. Untuk mengetahui bentuk-bentuk perilaku yang menyertai peningkatan aktivitas
belajar peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe
Picture and Picture.

P a g e 4 | 49
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Berdasarkan uraian diatas, adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Siswa
Dengan menggunakan metode pembelajaran Picture and Picture diharapkan
dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa secara kreatif inovatif
2. Bagi Guru

Dapat memberikan informasi tentang model pembelajaran yang aktif dan


kreatif, meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa

3. Bagi Sekolah

Dari hasil penelitian di harapkan dapat memacu semangat guru untuk


menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture agar aktivitas
pembelajaran meningkat.

P a g e 5 | 49
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DESKRIPSI TEORITIS


A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran
a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Untuk memahami tentang pengertian belajar akan diawali dengan
mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. IPA tidak hanya merupakan
kumpulan-kumpulan pengetahuan tentang benda atau makhluk hidup, tetapi
merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah (Udin,
2010). Berkaitan dengan pengertian belajar yang berhubungan dengan IPA,
beberapa ahli memberikan definisi teori belajar sebagai berikut :
a) Teori belajar menurut Koffaka dan Kohler
Teori belajar yang dikemukan oleh Koffaka dan Kohler berupa teori
“Gestalt” yakni memperoleh problem yang dihadapi. Belajar yang penting
bukan mengulangi hal-hal yang harus dipelajari, akan tetapi mengerti dan
memperoleh insight.

b) Teori belajar menurut Pieget

Piaget memandang belajar sebagai tindakan yang menyangkut pikiran,


tindakan kognitif menyangkut tindakan tindakan penataan dan
pengadaptasian terhadap lingkungan. Teori piaget mengenai terjadinya
belajar didasari atas 4 konsep dasar, yang skema, asimilasi, akomodasi dan
keseimbangan.

c) Teori belajar menurut Bruner

Bruner mengemukakan teorinya yang disebut “Free DiscoverLearning


´, menurut teori ini proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika
guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu aturan
(termasuk konsep, teori, definisi dan sebagainya) melalui contoh-contoh
yang menggambarkan (mewakili) aturan yang menjadi sumbernya.

P a g e 6 | 49
b. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk
membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar dalam memperoleh dan
memproses pengetahuan, ketrampilan dan sikap (Dimyati dan Mudjono, 2006).
Menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, pelengkap, dan prosedur yang
saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam
sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga
laboratorium. Material meliputi buku-buku, papan tulis dan kapur, fotografi, slide
dan film, audio dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas,
perlengkapan audiovisual, juga komputer, prosedur, meliputi jadwal dan metode
penyampaian informasi, praktek, belajar, ujian dan sebagainya (Oemar, 2008)
Sedangkan menurut Sukintaka Pembelajaran mengandung pengertian,
bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping
itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya. Jadi, di dalam
suatu peristiwa pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersama, ialah pertama,
ada satu pihak yang memberi dan kedua, pihak lain yang menerima. Oleh sebab
itu, dalam peristiwa tersebut dapat dikatakan terjadi proses interaksi edukatif
(Sukintaka,2004).

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar


Belajar sebagai proses atau aktivitas diisyaratkan oleh banyak sekali hal-hal
atau faktor yang mempengaruhi keberhasilannya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar menurut Slameto (1995: 54) dibagi menjadi dua yaitu:
faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern merupakan faktor yang berasal dari
dalam diri seseorang.
Faktor intern meliputi tiga faktor yaitu:
1. Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh.
2. Faktor psikologis, yang meliputi kematangan dan kesiapan siswa.
3. Faktor kelelahan

Faktor ekstern merupakan faktor yang berasal dari luar individu. Faktor ekstern
terdiri atas tiga macam yaitu:

P a g e 7 | 49
1. Faktor keluarga, yang meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaanggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonami keluarga, pengertian orang tua dan
latar belakang kebudayaan.
2. Faktor sekolah yang meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu
sekolah, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.
3. Faktor masyarakat, yang meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, media
masa, teman bergaul, bentuk kegiatan masyarakat.

C. Pembelajaran Kooperatif
Panitz (M. Thobroni, 2015: 235) menyebutkan ada dua pembelajaran berbasis
sosial, yaitu pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning), yang selanjutnya
disingkat CL dan Pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran kolaboratif diartikan
sebagai falsafah mengenai tanggung jawab pribadi dan sikap menghormati sesama.
Sedangkan, pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas, meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru.
“Pembelajaran kooperatif ini bernaung dalam teori konstruktivis.
Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan
dan memahami konsep yang sulit, jika mereka saling berdiskusi dengan temannya”
(Trianto 2009: 56). Hal ini sejalan dengan pemikiran Stahl dalam Solihatin dan
Raharjo (2008: 5), yang mengatakan bahwa “model pembelajaran cooperative
learning menempatkan siswa sebagai bagian dari suatu sistem kerjasama dalam
mencapai suatu hasil yang optimal dalam belajar”.
Johnson dan Johnson dalam Trianto (2009: 57), menyatakan bahwa
“tujuan pokok belajar kooperatif yaitu memaksimalkan belajar siswa untuk
peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara
kelompok”. Sementara itu, Stahl menambahkan keuntungan belajar kooperatif yaitu
di samping memungkinkan siswa meraih keberhasilan dalam belajarnya, juga bisa
melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik itu keterampilan berpikir maupun
keterampilan sosial, seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat,
menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan

P a g e 8 | 49
mengurangi timbulnya perilaku menyimpang dalam kehidupan kelas (Isjoni 2010:
23).
Menurut Johnson dan Johnson (M. Thobroni, 2015: 235), Cooperative
Learning merupakan kegiatan belajar mengajar secara kelompok-kelompok kecil.
Siswa belajar dan bekerja sama untuk smpai kepada pengalaman belajar yang
berkelompok, sama dengan pengalaman individu maupun kelompok. Selanjutnya
menurut Lie (M. Thobroni, 2015: 235).
Roger dan Johnson dalam M. Thobroni (2015: 238-239), menyebutkan ada
lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif agar pembelajaran mencapai hasil
yang maksimal., yaitu:
a. Saling Ketergantungan Positif
Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya.
Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun
tugas sedemikian rupa, sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan
tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka.
b. Tanggung Jawab Perorangan
Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran
kooperatif, maka setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan
yang terbaik. Guru yang efektif dalam model pembelajaran kooperatif membuat
persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa, sehingga masing-masing
anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas
selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.
c. Tatap Muka
Dalam pembelajaran kooperatif, setiap kelompok harus diberi kesempatan
untuk bertatap muka dan berdiskusi. Interaksi ini memberikan kesempatan pada
siswa untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari
sinergi ini yaitu menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi
kekurangan masing-masing.
d. Komunikasi Antar-anggota
Sebelum menugaskan siswa dalam berkelompok, guru perlu mengajarkan cara-
cara berkomunikasi yang efektif seperti bagaimana caranya menyanggah
pendapat orang lain tanpa harus menyinggung perasaan orang tersebut. Tidak
semua siswa memiliki keahlian mendengarkan dan berbicara. Unsur ini

P a g e 9 | 49
menekankan pada aspek moral, yaitu: sopan santun dala m berkomunikasi dan
menghargai pendapat orang lain.
e. Evaluasi Proses Kelompok
Guru perlu menjadwalkan waktu khusus untuk mengevaluasi proses kerja
kelompok dan hasil kerjasama mereka agar selanjutnya bisa bekerjasama
dengan lebih efektif.

Terdapat enam tahapan (sintak) di dalam pelajaran yang menggunakan


pembelajaran kooperatif, yaitu:
Fase 1: Guru menyampaikan
tujuan dan memotivasi siswa

Fase 2: Menyampaikan informasi

Fase 3: Mengorganisasikan siswa


dalam kelompok kooperatif

Fase 4: Membimbing kelompok


kerja dan belajar

Fase 5: Evaluasi hasil belajar

Fase 6: Memberikan penghargaan

Bagan 1. Sintak Pembelajaran Kooperatif

D. Model Pembelajaran Picture and Picture


1. Pengertian Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran merupakan suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran baik di dalam
kelas maupun pembelajaran di luar kelas. Model pembelajaran mengacu pada
P a g e 10 | 49
pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-
tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan
pembelajaran dan pengeloloan kelas (Trianto, 2013).
Model Pembelajaran Picture and Picture merupakan salah satu model
pembelajaran kooperatif. Model Pembelajaran Picture and Picture adalah salah
satu metode pembelajaran aktif yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau
diurutkan menjadi urutan yang sistematis, seperti menyusun gambar secara
berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan gambar dan menjelaskan
gambar. Pembelajaran Picture and Picture memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan. Model Pembelajaran Picture and Picture, mengandalkan gambar
sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar menjadi faktor utama dalam
proses pembelajaran, sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah
menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam
bentuk cerita dalam ukuran besar (Rahmat Fauzi, dkk , 2013).
Penyusunan gambar pada model pembelajaran Picture and Picture guru dapat
mengetahui kemampuan siswa dalam menyusun gambar secara berurutan,
menunjukkan gambar, memberi keterangan dan menjelaskan gambar, sehingga
siswa dapat menemukan konsep materi sendiri dengan membaca gambar. Adanya
gambar-gambar yang berkaitan dengan materi belajar siswa lebih aktif dan dapat
tercapai tujuan akhir dari proses pembelajaran yaitu hasil belajar akan meningkat
(Mariani dkk, 2010).
Model pembelajaran Picture and Picture adalah sebuah model pembelajaran
guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah
materi dan menanamkan pesan yang ada dalam materi tersebut. Guru
menggunakan media gambar, diharapkan peserta didik mampu mengikuti pelajaran
dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan. Pesan yang
disampaikan oleh guru bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dengan
cepat serta dapat diingat kembali oleh peserta didik dan dapat merangsang minat
peserta didik untuk belajar.

2. Prinsip Dasar Strategi Picture and Picture


Prinsip dasar dalam strategi pembelajaran Picture and Picture menurut Nani
Suryani (2013) adalah sebagai berikut:

P a g e 11 | 49
a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya
b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
kelompok mempunyai tujun yang sama
c. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab
yang sama di antara anggota kelompoknya.
d. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
e. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya
f. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan
secara individual materi dalam kelompok.
3. Langkah – langkah Model Pembelajaran Picture and Picture
Langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
Guru diharapkan untuk menyampaikan Kompetensi Dasar mata pelajaran yang
bersangkutan.
b. Guru menyajikan materi pengantar sebelum kegiatan pembelajaran. Penyajian
materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru
memberikan momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses
pembelajaran dapat dimulai dari sini. Karena guru dapat memberikan motivasi
yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap.
c. Guru menunjukkan atau memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan
dengan materi.
d. Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian memasang gambar,
mengurutkan gambar-gambar dan memberi keterangan menjadi urutan yang
logis.
e. Guru menayakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
f. Dari alasan atau urutan gambar tersebut guru memulai menamakan konsep
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan atau rangkuman.

4. Kelebihan dan kekurangan Model Pembelajaran Picture and Picture


1) Kelebihan Model Pembelajaran Picture and Picture

P a g e 12 | 49
Kelebihan model pembelajaran Picture and Picture adalah materi yang
diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan
kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih dahulu,
adapun kelebihan lainnya adalah:
a. Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan gambar-
gambar mengenai materi yang dipelajari.
b. Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh
guru untuk menganalisa gambar yang ada.
c. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan alasan
siswa mengurutkan gambar.
d. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung gambar
yang telah dipersiapkan oleh guru (Eka Yusnaldi, 2013).
2) Kelemahan Model Pembelajaran Picture and Picture
Kelemahan model pembelajaran Picture and Picture adalah salah
satunya sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkualitas serta
sesuai sengan materi pembelajaran adapun kelebihan lainnya adalah:
a. Sulit menemukan gambar yang sesuai dengan daya nalar atau kompetensi
siswa yang dimiliki.
b. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar
sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.
Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan gambar-
gambar yang diinginkan.
E. Aktivitas Belajar

Aktivitas merupakan segala kegiatan yang yang dilaksanakan baik secara


jasmani dan rohani. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa
aktivitas belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam belajar
dipahami sebagai serangkain kegiatan jiwa raga, psikofisik, menuju perkembangan
individu yang menyangkut unsur cipta (kognitif), rasa (efectif) dan karsa
(psikomotor) (Syaiful,2008). Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan yang
berusaha memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Aktivitas guru dan peserta didik sebagai pelaku utama dalam kegiatan belajar
mengajar mutlak diperlukan demi terciptanya tujuan belajar. Aktivitas guru harus
mampu membangkitkan aktivitas peserta didik dan mampu memancing kreatifitas

P a g e 13 | 49
peserta didik, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi dinamis. Peserta didik
aktif mendengar, berfikir, bertanya, menjawab, menanggapi pertanyaan merupakan
indikator siswa aktif.

Pendidikan modern lebih menitik beratkan pada aktivitas sejati, dimana


peserta didik belajar sambil bekerja. Dengan bekerja peserta didik memperoleh
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan dan perilaku lainnya termasuk sikap dan
nilai. Sehubungan dengan hal tersebut sistem pembelajaran dewasa ini sangat
menekankan pada pendayagunaan asas keakitifan (aktivitas) dalam proses belajar
dan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Paul
D.Dierich aktivitas belajar tersebut meliputi :

a. Kegitan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati


eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja, atau
bermain.
b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengemukakan suatu fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu keejadian, mengajuakan suatu pertanyaan,
memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi.
c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok.
d. Kegiatan-kegiatan menulis: menulis cerita, menulis laporan, memeriksa
karangan, membuat sketsa, atau rangkuman, mengerjakan tes, mengisi
angket.
e. Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambarr, membuat grafik,
diagram, peta dan pola.
f. Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, memilih alat-alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan pameran
(simulasi).
g. Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingatkan, memecahkan
masalah, menganalisis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan,
membuat keputusan.
h. Kegiatan-kegiatan emosional : minat, membedakan ,berani, tenang.

Pengunaan aktivitas dalam pembelajaran memiliki manfaat tertentu, antara lain:

a. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri


P a g e 14 | 49
b. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa
c. Memupuk kerjasama yang harmonis dikalanan para siswa yang pada
gilirannya dapat memperlancar kerja kelompok
d. Siswa belajar berdasarkan minat dan kemampuan sendiri, sehingga
bermanfaat dalam pelayanan perbedaan individual
e. Memupuk disiplin belajar dan suasana yang demokratis dan kekeluargaan,
musyawarah dan mufakat
f. Membina dan memupuk kerjasama antara sekolah dan masyarakat, antara
guru dan orang tua siswa, yang bermanfaat dalam pendidikan siswa
g. Pembelajaran dan belajar dilaksanakan secara realistik dan konkrit,
sehingga dapat mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta
menghindarkan terjadinya verbalisme
h. Pembelajaran dan belajar menjadi lebih hidup.

Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktvitas, tanpa adanya aktivitas proses
belajar tidak mungkin belajar dengan baik. Dalam setiap proses belajar, peserta didik
selalu menampakkan keaktifan. Aktifnya peserta didik selama proses belajar memgajar
merupakan salah satu indikator atau motivasi peserta didik untuk belajar. Keaktifan itu
beragam bentuknya, mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai kegiatan
psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis,
berlatih ketrampilan-ketrampilan, dan sebagainya.sedangkan kegiatan psikis misalnya
menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, membandingkan satu konsep yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan
kegiatan psikis lain.

Keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran akan menyebabkan interaksi


yang tinggi antara guru dan peserta didik ataupun peserta didik yang lain. Aktivitas
yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan
keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

F. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar
setelah mengalamiaktivitas belajar (Anni et al. 2005). Perolehan aspek-aspek
perubahan perilku tersebut tergantung pada pada yang di pelajari oleh pembelajar.

P a g e 15 | 49
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa di sekolah merupakan tujuan dari kegiatan
belajarnya. Berkenaan dengan tujuan ini, Bloom dalam Anni et al. (2005)
mengemukakan taksonomi yang mencakup tiga kawasan, yaitu kawasan kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Zubaidah (2002) menyatakan bahwa hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa
atau factor lingkungan. Faktor dalam terdiri dari: (1) jasmaniah (kesehatan, cacat
tubuh), (2) psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,
kesiapan), (3) dan kelelahan. Faktor luar yaitu: (1) keluarga (cara orang tua
mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), (2) sekolah (metode
mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin
sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, tugas rumah), (3) dan masyarakat (kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat).
Sidharta (2005) menyatakan bahwa hasil belajar adalah adanya perubahan
tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik
perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor)
maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Oleh karena itu, apabila siswa
mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang diperoleh
adalah tidak hanya berupa penguasaan konsep tetapi juga keterampilan dan sikap.
Hasil belajar siswa dapat diketahui melalui penilaian kelas. Penilaian kelas
merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi untuk pemberian
keputusan terhadap hasil belajar siswa, berdasarkan tahapan kemajuan belajarnya
sehingga didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan kompetensi
yang ditetapkan dalam kurikulum. Bentuk penilaian kelas yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu penilaian kinerja (perfomance), penilaian tes tertulis (paper and
pen), dan penilaian sikap.

G. Materi Pokok Sel


Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) materi tentang sel
merupakan materi dalam pembelajaran IPA biologi untuk kelas XI-IPA2 semester

P a g e 16 | 49
I, terdapat materi pokok mengenai sel dengan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar
dan Indikator sebagai berikut:

Kompetensi Inti (KI) :

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

Kompetensi Dasar (KD):

3.1 Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel, struktur fungsi, dan proses yang
berlangsung dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan.

Indikator :

1. Menjelaskan sejarah penemuan sel dan teori sel


2. Mengidentifikasi struktur sel dari gambar yang telah diberikan
3. Menjelaskan struktur sel beserta fungsinya
4. Mengidentifikasi perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan

a. Pengertian Sel
Sel berasal dari kata “cella” yang berarti ruang berukuran kecil, maka sel
merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan.41 Sel pertama kali dilihat
oleh ilmuan Inggris yang bernama Robert Hooke (1665) pada saat mengamati
penampang melintang sayatan tipis gabus dari batang tumbuhan di bawah
mikroskop.Ia melihat rongga kosong segi enam mirip kamar sehingga ia
menamakannya sel (cellula/ kamar). Dan berisi bahan kehidupan yang disebut
protoplasma (Kus Irianto,2010).
Max Schultz dan Thomas Huxley menyatakan bahwa sel merupakan
kesatuan fungsional kehidupan yang menunjukan bahwa aktivitas yang
berlangsung dalam tubuh makhluk hidup tercermin dalam aktivitas dalam sel.

P a g e 17 | 49
Rudolf Virchow (1858) mengemukakan bahwa sel berasal dari sel (Omnis
cellula e cellula), sehingga lahirlah teori “sel merupakan kesatuan pertumbuhan”
dan setelah di temukannya gen dalam kromosom yang ada di dalam nukleus maka
lahirlah teori “sel merupakan kesatuan hereditas dari makhluk hidup” (Pratiwi,
2007).
Sel merupakan bagian terkecil dari organisme, terdiri dari satu atau lebih
inti, protoplasma, dan zat-zat mati yang berada disekelilingnya. T. Schwann dan
M. Schleiden merumuskan teori sel yang berbunyi: “Sel adalah unit dasar
kehidupan. Semua tumbuh - tumbuhan dan hewan dibangun atas sel-sel.”
Sementara H.J Dutrochet menemukan bahwa semua tumbuhan dan hewan terdiri
dari sel berbentuk gembungan yang sangat kecil (Wildan, 2003).
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam
arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel.
Karena itulah, sel dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan
hidupnya dapat terpenuhi. Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel
tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan
(protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Secara umum setiap sel memiliki 4
komponen berikut :
a) Membran atau selaput sel disebut juga plasma lemma
b) Plasma atau cairan sel disebut sitoplasma.
c) Inti sel (nukleus), dipisahkan dari sitoplasma oleh selaput yang lebih tebal
dari pada membran sel sendiri. Inti sel mengandung cairan yang lebih kental
dari pada sitoplasma.
d) Organel atau mikro organel sel yang terdapat dalam sitoplasma antara lain
mitokondria, alat golgi, plastida, vakuola, sentriol, inti sel dan nukleolus.

Seiring dengan perkembangan teknologi mikroskop, ditemukan dua tipe


struktur sel, yaitu sel prokariotik yakni sel yang tanpa membran inti contoh sel
bakteri, dan sel eukariotik yakni sel yang memiliki membran inti, sehingga terjadi
pemisahan antara inti sel dan sitoplasma contoh sel hewan dan tumbuhan.

b. Bagian sel dan Organel sel

Bagian sel dan organel sel dapat diuraikan sebagai berikut :

1) Membran sel (membran plasma)


P a g e 18 | 49
Membran plasma merupakan bagian sel yang paling luar yang membatasi
isi sel dan sekitarnya. Membran plasma mengendalikan lalulalang zat ke dalam
dan luar sel, membran plasma terdiri dari lapisan protein yang rapat (lapisan luar
dan dalam) yang mengelilingi lapisan fosfolipid yang lebih tebal namun tidak
begitu rapat.

2) Nukleus (inti sel)


Inti sel merupakan bagian sel yang paling mencolok diantara organel-organel di
dalam sel. Di dalam inti sel terdapat :

a) Nukleolus (anak inti)


Berfunsi mensintesis berbagai macam molekul RNA (asan ribonukleat) yang
digunakan dalam perakitan ribosom.

b) Nukleoplasma (cairan inti)


Merupakan zat yang tersusun dari protein.

c) Butiran kromatin
Terdapat pada nukleoplasma, nampak jelas pada saat sel tidak membelah,
butiran kromatin menebal menjadi struktur seperti benang yang disebut kromosom.

3) Sitoplasma
Sitoplasma (cairan sel) matriks yang berada di bagian dalam membran
plasma akan tetapi di luar nukleus. Sitoplasma tersusun dari sitosol yang bersifat
koloid (kental).

Sitoplasma mempunyai fungsi sebagai berikut:

a) Tempat terjadinya metabolisme sitisolik, misalnya glikolisis serta tempat


terjadinya sintesis protein oleh ribosom
b) Tempat penyimpanan bahan kimia yang berguna bagi metabolisme sel,
misalnya enzim, protein dan lemak
c) Sarana atau fasilitator agar organel tertentu di dalam sel dapat bergerak, hal
ini dikarenakan adanya aliran sitoplasma.
4) Organel sel
a) Ribosom
Ribosom merupakan butiran kecil nukleoprotein yang tersebar di dalam
sitoplasma atau melekat di retikulum endoplasma. Bahan penyusun ribosom
P a g e 19 | 49
adalah protein dan RNA ribosomal (RNAr). Ribosom merupakan tempat
sintesis protein. Ribosom yang tersebar bebas di sitoplasma berguna untuk
mensintesis protein yang berfungsi di dalam sitoplasma, sedangkan ribosom
yang melekat pada permukaan RE berfungsi untuk mensintesis protein yang
hasilnya masuk ke lumen RE.
b) Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma (RE) merupakan serangkaian saluran bermembrab
yang melintang di dalam sitoplasma. Retikulum endoplasma (RE)
membentuk jaringan bersambung-sambung yang membentang dari
membran sel sampai ke membran nukleus.
Ada dua macam RE, yaitu RE kasar dan RE halus. Disebut RE kasar karena
permukaanya di tempeli oleh ribosom, sedangkan RE halus tidak ditempeli
oleh ribosom sehingga permukaannya halus.

Gambar 2.2 RE kasar dan RE halus

b) Badan golgi
Badan golgi merupakan kantung pipih bertumpuk yang tersusun dari
ukuran besar hingga ukuran kecil dan terikat membran. Badan golgi mempunyai
fungsi antara lain sebagai berikut :

1) Membentuk kantong-kantong (vesikula) untuk sekresi, terutama pada


sel-sel kelenjar
2) Membentuk membran plasma
3) Membentuk dinding sel pada sel tumbuhan
4) Membentuk akrosom pada spermatozoa yang berisi enzim untuk
memecah dinding sel telur dan pembentukan lisosom.

P a g e 20 | 49
d) Lisosom
Lisosom merupakan kantong yang dikelilingi membran tunggal yang
digunakan sel untuk mencerna makro molekul. Lisosom dihasilkan oleh
badan golgi. Lisosom berfungsi untuk mencerna makromolekul secara
intraseluler dan merusak sel-sel asing.

e) Mitokondria
Mitokondria merupakan organel sel bermembran rangkap yang
sangat penting untuk metabolisme energi dalam sel, mitokondria tediri dari
membran luar dan membran dalam yang berlekuk-lekuk (krita). Membran
luar mitokondria berfungsi sebagai pembatas antara bagian dalam
mitokondria dan sitoplasma, sedangkan membran dalam mitokondria
berfungsi melangsungkan rantai respirasi yang menghasilkan ATP
(energi). Mitokondria berfungsi sebagai tempat berlangsungnya pernafasan
sel dan pembentukan tenaga (energi).

Gambar 2.4 Mitokondria

f) Peroksisom
Peroksisom adalah kantong yang memiliki membran tunggal. Peroksisom
berisi berbagai enzim dan yang paling khas dalah enzim katalase.

g) Plastida
Plastida adalah organel yang hanya terdapat pada sel tumbuahan. Ada tiga
macam plastida yaitu :

1) Kloroplas yaitu plastida yang mengandung klorofil, klorofil berfungsi pada


saat fotosintesis
2) Kromoplas yaitu plastida yang berwarna kuning, jingga dan merah karena
mengandung karoten
P a g e 21 | 49
3) Leukoplas yaitu plastida yang tidak berwarna, leukoplas biasanya berguna
untuk menyimpan cadangan makanan.

h) Dinding sel
Bahan utama penyusun dinding sel adalah berupa zat kayu yaitu selulosa
yang tersusun dari glukosa. Dinding sel hanya terdapat pada sel tumbuhan yang
merupakan lapisan rangkap di luar selaput plasma.

i) Vakuola
Vakuola merupakan organel sel bermembran yang berisi cairan vakuola.
Vakuola terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan, namun vakuola pada sel
tumbuhan memiliki fungsi yang lebih nyata dibandingkan dengan vakuola sel
hewan.

j) Sentriol
Sentriol merupakan sepasang struktur seperti silinder yang memiliki lubang
di tengah dan tersusun dari protein mikrotubulus, sentriol tersusun dari
mikrotubulus yang membentuk suatu struktur protein seperti jala yang disebut
dengan benang spindel. Sentriol berperan untuk mengatur polaritas (kutub)
pembelahan sel hewan dan mengatur pemisahan kromosom selama pembelahan
sel, sentriol hanya terdapat pada sel hewan.

c. Sel tumbuhan dan Sel hewan

Pada sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai perbedaan sebagai berikut :

Tabel perbedaan Sel tumbuhan dan Sel hewan

SEL TUMBUHAN SEL HEWAN

Memiliki dinding sel Tidak memiliki dinding sel


Memiliki vakuola yang besar Tidak memiliki vakuola

P a g e 22 | 49
Memiliki plastida (kloroplas, kromoplas, Tidak memiliki plastida
leukoplas)
Tidak memiliki sentriol Memiliki sentriol

2.2 HASIL PENELITIAN RELEVAN


Terdapat beberapa hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh beberapa
peneliti yang memiliki keterkaitan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Picture
and Picture. Penelitian yang pertama adalah penelitian yang dilakukan oleh Ajeng
Aprilia Lestari (2016) yang berjudul “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture
and Picture Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI IPA 2
SMA Negeri Yogyakarta Pada Materi Sistem Reproduksi Manusia”. Hasil penelitian
ini memperlihatkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and
Picture dapat meningkatkan motivasi belajar yang sangat tinggi yaitu pada siklus I
sebanyak 56,66% menjadi 80,00% pada siklus II. Sementara hasil belajar siswa
berdasarkan data nilai rata-rata hasil belajar siswa meningkat yaitu pada siklus I 72,00
menjadi 81,66 pada siklus II.
Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Opi Yundani
(2017) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and
Picture dan Media Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Struktur
dan Fungsi Tubuh Tumbuhan Di Kelas VIII SMP Negeri 1 Baitussalam. Hasil
penelitian menyatakan bahwa penerapan model pembeljaran Picture and Picture dan
media audio visual dapat meningatkan aktivitas belajar siswa kelas VIII SMPN 1
Baitussalam tergolong sangat aktif dibandingkan dengan model belajar konvensional

P a g e 23 | 49
yang tergolong aktif. Sementara untuk hasil belajar siswa kelas VIII SMPN 1
Biatussalam yang menggunakan model pembelajaran dan audio visual lebih tinggi
daripada hasil belajar dengan model konvensional.
Kemudian Reflina (2019) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Picture and Picture Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Mata
Pelajaran Biologi Materi Pokok Pembelahan Sel Kelas XII-MIA 2 di SMAN 5 Kota
Jambi Tahun Ajaran 2018/2019”. Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan
hasil belajar peserta didik dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Picture and Picture mengalami peningkatan ketuntasan belajar klasikal pada nilai
diskusi 76,67% pada siklus I menjadi 90,9% disiklus II. Serta ketuntasan belajar
klasikal pada nilai evaluasi dari 77,5% pada siklus I menjadi 93,93% pada siklus II.
Sedangkan nilai evaluasi dengan rata-rata 62,25 dengan ketuntasan belajar klasikal
meningkat menjadi 76,30 dengan ketuntasan belajar.

2.3 KERANGKA BERPIKIR


Model pembelajaran yang selama ini digunakan dalam pembelajaran biologi
pada umumnya model pembelajaran yang konvensional dengan metode ceramah yang
cenderung monoton dan kurang melibatkan keaktifan siswa. Penerapan metode tersebut
sebenarnya tidak sesuai dengan karakteristik mata pelajaran biologi. Jenis materi
biologi tersebut seharusnya disajikan dengan metode pembelajaran yang tepat dan
menarik, tidak dengan metode ceramah. Dalam penerapan metode ceramah pada
pembelajaran Biologi Sel suasana proses pembelajaran yang tercipta selalu
membosankan dan menjenuhkan, karena aktivitas yang dilakukan siswa hanya duduk,
diam, mendengarkan, dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru. Pembelajaran
yang membosankan tersebut menjadikan siswa kurang mampu mengembangkan
potensinya, sehingga minat siswa dalam belajar biologi menjadi rendah yang
menyebabkan hasil belajarnya pun ikut rendah.
Berawal dari kenyataan tersebut, maka perlu adanya suatu perubahan pada
penerapan model pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran
biologi. Perubahan model pembelajaran tersebut dimaksudkan sebagai upaya dalam
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam pembelajaran
biologi. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan sebagai upaya

P a g e 24 | 49
peningkatan kualitas pembelajaran biologi yaitu model pembelajaran kooperatif tipe
Picture and Picture pada materi sel.
Model pembelajaran Picture and Picture adalah metode pembelajaran yang
menggunakan gambar dalam bentuk potongan-potongan untuk kemudian dipasangkan
serta diurutkan menjadi gambar yang utuh (Suprijono, 2009). Adapun salah satu
kelebihan dari metode ini adalah memotivasi siswa untuk belajar semakin berkembang
sedangan salah satu kekurangan dari metode pembelajaran ini adalah sulit menemukan
gambar-gambar yang bagus dan berkualitas sesuai dengan materi yang dipelajari.
Jadi, dapat diduga bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe Picture and Picture pada materi Sel akan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar siswa kelas XI serta performansi guru SMA Muhammadiyah 3 Surabaya

2.4 INDIKATOR KEBRHASILAN


Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah apabila kemampuan aktivitas
belajar siswa dalam memahami materi jaringan hewan dengan mengajukan pertanyaan
mengenai materi dan dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru atau
temannya dikategorikan berhasil apabila hasil mencapai 70% dari jumlah siswa, serta
hasil belajar siswa dikategorikan berhasil apabila siswa mendapatkan nilai di atas 75
(KKM).

P a g e 25 | 49
KENYATAAN HARAPAN
 Guru masih sering menggunakan metode  Berdasarkan kurikulum 2013
konvensional (ceramah). revisi 2017 yang mengintegrasikan
 Guru kurang kreatif merancang model pembelajaran penguatan literasi.
yang dapat meningkatkan minat belajar siswa.  Berdasarkan permendikbud
 Rata-rata hasil belajar biologi siswa rendah No.81A tentang implementasi
 Siswa sering merasa bosan, cepat lelah dan kurang kurkulum 2013 peembelajaran
adanya perhatian dari siswa didalam kelas. berpusat pada siswa (student
 Siswa tidak ada yang berpikir kritis dalam pemecahan center learning) harus
masalah, memperoleh pengetahuan dan konsep yang memberikan kebebasan dalam
esensial dari materi pembelajaran. belajarnya sesuai dengan karakter
dan kemampuan yang dimilikinya.

Teori yang Relevan Hasil Penelitian yang Relevan

 Johnson dan Johnson dalam,  Aprilia Lestari (2016), secara


menyatakan bahwa “tujuan pokok Menerapkan signifikan lebih dapat
belajar kooperatif yaitu Model meningkatkan motivasi belajar dan
memaksimalkan belajar siswa Pembelajaran hasil belajar penguasaan konsep
untuk peningkatan prestasi KOOPERATIF dan kemampuan berfikir kreatif
akademik dan pemahaman baik TIPE Picture
siswa dibandingkan dengan
secara individu maupun secara implementasi pembelajaran secara
and Picture
kelompok”. konvensional.
 Rahmat Fauzi, dkk (2013)  Opi Yundani (2017). Hasil
mengemukakan bahwa Model penelitian menyatakan bahwa
Pembelajaran Picture and Picture penerapan metode pembelajaran
merupakan salah satu model kooperatif tipe Picture and Picture
pembelajaran kooperatif. Model Siklus I pada siswa kelas Kelas VIII SMP
Pembelajaran Picture and Picture Negeri 1 Baitussalam dapat
adalah salah satu metode meningkatkan aktivitas belajar
pembelajaran aktif yang menjadi sangat aktif dibandingkan
menggunakan gambar dan dengan model pembelajaran
dipasangkan atau diurutkan konvensional dan hasil belajar
Siklus II meningkat
menjadi urutan yang sistematis,
seperti menyusun gambar secara  Reflina (2019), penerapan metode
berurutan, menunjukkan gambar, Picture and Picture dapat
memberi keterangan gambar dan meningkatkan hasil belajar yang
menjelaskan gambar. Siklus tinggi dan nilai diskusi yang tinggi
dst pula pada Pokok bahasan
pembelahan sel.

Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Kelas XI


Sma Muhammadiyah 3 Surabaya Pada Pokok
Bahasan Sel

P a g e 26 | 49
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 JENIS PENELITIAN


Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), yaitu penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan
memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik pembelajaran (Suharsimi, 2008).
Model penelitian tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model
spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan. Dimana
setiap siklus tersebut terdiri 4 tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan
tindakan, observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan Kelas meruoakan kegiatan yang
berhubungan langsung dengan tugas guru dilapangan. Dalam bentuk singkatnya
penelitian tindakan kelas adalah penelitian praktisi yang dilakukan di kawasan kelas
untuk meningkatkan praktik pembelajaran yang ada (Kusuma, 2010).
Dalam penelitian tindakan kelas terdapat empat komponen yang dikenalkan
dalam penelitian tindakan, yaitu (a) perencanaan (planning), (b) tindakan (action), (c)
observasi (observing), dan (d) refleksi (reflecting). Dari keempat komponen tersebut
memiliki hubungan yang dimaknai menjadi satu siklus yang dimna dari keempat
komponen tersebut saling berhubungan.

3.2 RANCANGAN PENELITIAN


Desain atau rancangan penelitian ini menggunakan penelitian metode Pre-
eksperimental design dengan jenis pre test and post test one group design. Metode ini
diberikan pada satu kelas saja tanpa kelas pembanding.

O1 X O2
Sumber: Sugiyono (2010:107)
Gambar 1.2. Rumus Pre-Experimental One Group Pre Test-Post Test Design
Keterangan:
O1 : Pre Test (Sebelum diterapkan pembelajaran cooperative learning tipe picture and
picture)

P a g e 27 | 49
O2 : Post Test (Setelah diterapkan pembelajaran cooperative learning tipe picture and
picture)
X : Experimen (Perlakuan pembelajaran dengan metode cooperative learning tipe
picture and picture)

3.3 TEMPAT DAN WAKTU


Waktu Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan pada semester I (satu) tahun
ajaran 2020/2021. Peneliti akan menggunakan waktu penelitian selama 1 bulan yaitu
pertengahan bulan Juli s/d pertengahan bulan Agustus. Penelitian ini dilaksanakan di
SMA Muhammadiyah 3 Surabaya.
.

3.4 SUBYEK PENELITIAN

Subyek yang akan di teliti pada penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA
2 di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya yang terdiri dari 28 orang, peserta didik laki-
laki dan peserta didik perempuan.

3.5 VARIABEL PENELITIAN


Penelitian ini menggunakan 2 variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas: model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture
Variabel terikat: aktivitas dan hasil belajar siswa

D.O.V (Definisi Operasional Variabel)


Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar dalam ranah
kognitif dan ranah afektif. Hasil belajar ranah kognitif diukur dengan tes tulis yang
dilakukan sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe picture
and picture. Sedangkan hasil belajar ranah afektif diukur dengan observasi selama
proses pembelajaran berlangsung.

3.6 PROSEDUR PENELITIAN


Prosedur dan langkah-langkah penelitian yang digunakan mengikuti model
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Robin MC Taggart dalam Sukardi (2008: 214-

P a g e 28 | 49
215) yang berupa model spiral. Perencanaan Kemmis menggunakan sistem spiral
refleksi diri yang dimulai dengan rencana, tindakan, observasi, refleksi, perencanaan
kembali. Langkah-langkah operasional penelitian meliputi tahap persiapan,
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi
(reflecting). Tahap pelaksanaan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan (Planning)
1) Peneliti menyusun beberapa instrumen penelitian yang akan digunakan.
Instrumen penelitian tersebut terdiri dari silabus, Rencana Proses
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal tes obyektif, angket
sikap siswa, lembar observasi siswa dalam praktikum.
2) Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada guru mata pelajaran
biologi di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya yang digunakan dalam
penelitian.
b. Tahap Tindakan (Acting)
Tahap ini pembelajaran dilaksanakan menggunakan model picture and picture
1) Kegiatan Awal
a) Menyiapkan kondisi belajar siswa dan menyampaikan salam
b) Peneliti mengabsen siswa
c) Peneliti memberikan apresiasi kepada siswa dan menyampaikan tujuan
pembelajaran pada hari ini
d) Membentuk kelompok untuk mengerjakan lembar kerja siswa yang
berisi gambar-gambar
2) Kegiatan Inti
a) Peneliti memberikan materi secara singkat mengenai gambaran umum
materi yang dipelajari selama pembelajaran berlangsung
b) Siswa mendeskripsikan gambar yang sudah diberikan
c) Pada kegiatan ini salah satu kelompok diminta mempresentasikan hasil
diskusi dari lembar kerja siswa yang diberik oleh guru peneliti
d) Observer bertugas memberikan nilai untuk melihat ranah afektif siswa
e) Guru dan peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil diskusi
yang terlah dipelajari
3) Kegiatan Penutup

P a g e 29 | 49
a) Guru memberikan tes kognitif pasca siklus I
b) Guru mengumpulkan pekerjaan sisiwa.
c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang
materi yang belum difahami.
c. Tahap Observasi dan Evaluasi

Dalam tahap ini dilaksankaan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan.


Peneliti mempersiapkan lembar pengamatan yang telah disiapkan untuk
mengetahui kondisi kelas terutama aktivitas belajar yang berpengaruh pada hasil
belajar peserta didik materi pokok sel, selain itu peneliti juga melaksanakan
pengamatan terhadap tindakan guru dalam pembelajaran.
d. Tahap Analisis dan Refleksi
1) Analisis
Menganalisis data hasil observasi teman sejawat dan tanggapan siswa
pada lembar angket. Apabila hasil belajar meningkat maka maka
pembelajaran dikatakan meningkat. Namun apabila hasil belajar pada siklus
I belum meningkat maka perlu dilakukan evaluasi proses pembelajaran, agar
terjadi perbaikan pada tindakan kelas berikutnya.
2) Refleksi
Refleksi adalah memikirkan ulang untuk mencari dan menemukan
kekurangan-kekurangan yang dilakukan pada siklus pertama agar tidak
terjadi kesalahan yang terulang pada siklus kedua.
e. Tahap Tindak Lanjut
Keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan tindakan yang tertuang
dalam refleksi pada siklus pertama membuat guru mengadakan diskusi untuk
mengambil kesepakatan dalamr pelaksanan perbaikan pada siklus kedua. Siklus
kedua diharapkan merupakan pengulangan dan perbaikan dari siklus pertama.

2. Siklus II
a. Tahap Perencanaan (Planning)
1) Peneliti dan guru merencanakan materi pokok yang sama dengan siklus I
2) Peneliti mempersiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan dalam
siklus II dengan pengelolaan yang lebih afektif
3) Peneliti menyusun lembar observasi aktivitas peserta didik

P a g e 30 | 49
4) Mengkonsultasikan instrumen yang telah dibuat kepada guru mata pelajaran
biologi di SMA yang digunakan dalam penelitian.
b. Tahap Tindakan (Acting)
Tahap tindakan pada siklus I ini terdiri dari 3 pertemuan, pelaksanaan tiap
pertemuan antara lain:
1) Kegiatan Awal
a) Peneliti menyiapkan kondisi belajar siswa dan menyampaikan salam
b) Peneliti memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai
materi yang belum dipahaminya.
c) Memberikan apresiasi kepada siswa dengan memberikan gambar
melalui media kartu yang dibuat oleh peneliti
d) Peneliti memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa.
e) Peneliti mengajak siswa untuk membentuk kelompok
2) Kegiatan Inti
a) Guru memberikan lembar diskusi siswa kepada setiap siswa.
b) Guru meminta siswa berpikir dan mengerjakan lembar kerja dengan
kelompoknya
c) Siswa diminta untuk presentasi kelompok setelah mengerjakan LKS .
d) Siswa aktif melakukan diskusi.
e) Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
3) Kegiatan Penutup
a) Guru memeberikan Post test pasca siklus II.
b) Guru mengumpulkan pekerjaan siswa.
c) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum difahami.
d) Siswa diminta untuk mengisi angket afektif, angket kepuasan terhadap
metode tipePicture and Picture dan lembar observasi perfomance guru.
c. Tahap Observasi dan Evaluasi
Tahap observasi siklus II, secara operasional masih sama seperti pada siklus I.
Dalam tahap ini observer akan masuk ke dalam kelompok untuk mengetahui
pencapaian hasil belajar ranah afektif.
d. Tahap Analisis dan Refleksi

P a g e 31 | 49
1) Analisis
Menganalisis hasil belajar siklus dua, hasil observasi teman sejawat
dan tanggapan siswa pada lembar angket. Apabila hasil belajar meningkat
maka pembelajaran dikatakan meningkat. Namun apabila hasil belajar
tindakan kelas kedua belum meningkat maka perlu dilakukan evaluasi
proses pembelajaran terhadap metode pembelajaran yang dilakukan.
2) Refleksi
Refleksi adalah memikirkan ulang untuk mencari dan menemukan
kekurangan-kekurangan yang dilakukan mulai dari tahap persiapan sampai
pelaksanaan tindakan kelas. Data hasil Observasi dan hasil evaluasi
diperoleh dari pengamatan pada Siklus I, untuk melihat kelemahan dan
kekurangan dari pelaksanaan pembelajaran yang perlu diperbaiki agar
diperoleh hasil yang lebih baik pada siklus berikutnya. Pelaksanaan siklus
ke II berdasarkan pada evaluasi pada siklus I sesuai standar yang telah
ditentukan.

e. Tahap Tindak Lanjut


Keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan tindakan dalam refleksi
digunakan guru untuk mengadakan diskusi untuk mengambil kesepakatan untuk

P a g e 32 | 49
menentukan tindakan perbaikan berikutnya dalam proses kegiatan belajar
mengajar yang dilaksanakan oleh peneliti. Setelah kegiatan penelitian ini,
diharapkan ada tindak lanjut dari guru biologi tempat penelitian untuk
melakukan perbaikan terus menerus serta mengembangkan pembelajaran agar
kompetensi pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

3.7 TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Dasar untuk mengetahui seberapa jauh penerapan model pembelajaran Picture
and Picture terhadap aktivitas belajar peserta didik dalam bidang studi pada materi
pokok sel, maka diperlukan data yang mempunyai validitas yang tinggi. Dalam
penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode sebagai berikut :
1) Metode Wawancara (Interview)
Metode wawancara adalah teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti
(Sugiyono, 2007). Dalam melakukan wawancara mula-mula menanyakan beberapa
pertanyaan yang telah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam mengorek
keterangan lebih lanjut supaya jawaban yang diperoleh lengkap dan mendalam.
Wawancara ini dilakukan peneliti
kepada guru mata pelajaran Biologi.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran umum kelas
yang akan diberi tindakan oleh peneliti, selain itu digunakan untuk memgetahui tingkat
kesulitan materi, serta metode pembelajaran
yang biasa digunakan oleh guru dalam proses pembelajaran sehari-hari.
2) Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat,
lengger, agenda dan sebagainya (Suharsimi dkk, 2002). Metode ini digunakan untuk
memperoleh data-data yang berkaitan dengan sekolah yang akan diteliti mulai dari
sejarah berdirinya sekolah struktur organisasi, sarana dan prasarana, keadaan guru
dan karyawan, daftar peserta didik yang menjadi subjek penelitian, nilai tes terakhir
sebelum dan sesudah diberikan tindakan dan sebagainya. Sumber ini diperoleh dari
kepala sekolah atau guru yang bersangkutan.
3) Metode Observasi

P a g e 33 | 49
Yaitu metode pengumpulan data melalui pengamatan dan percatatan
terhadap suatu gejala, proses kerja dan perilaku manusia (Sutrisno, 1998). Metode
ini digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan pembelajaran biologi
materi pokok sel dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture pada
peserta didik kelas XI SMA Muhammadiyah 3 Surabaya
4) Metode Angket
Metode angket merupakan salah satu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2007). Metode ini digunakan untuk
mengetahui permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dalam pembelajaran
biologi materi pokok sel.

3.8 INSTRUMEN PENELITIAN


Data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini diperoleh dengan
sebagai berikut:
a. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I
serta dilengkapi Lembar Kerja Kelompok (LKK)
b. Instrumen Pengumpulan Data
1. Tes
Tes yang digunakan berupa tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Tes ini
merupakan alat ukur hasil belajar ranah kognitif. Post test digunakan untuk
mengukr pengetahuan siswa terhadap materi yang telah diajarkan.
2. Lembar Observasi
Observasi merupkan salah satu instrumen pengumpulan data yang digunakna
untuk mengetahui kemampuan afektif siswa. Observasi dilakukan dengan
mengamati kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung. Yang melakukan
observasi adalah observer bukan peneliti. Observer melakukan pengamatan
berdasarkan lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Data yang
diperoleh adalah data kuantitatf dan dapat dihitung secara kuantitatif serta
dianalalisis secara kuantitatif

c. Dokumen (Terlampir)

P a g e 34 | 49
Dokumen ini digunakan sebagai rancangan awal dalam menyusun proses
pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, fungsi dari dokumen ini adalah untuk
menunjang kegiatan pembelajaran.

3.9 TEKNIK ANALISIS DATA


Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif
dengan membandingkan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan hasil belajar
setelah tindakan. Data yang diperoleh dari aktivitas belajar dan tes hasil belajar akan di
analisis secara deskriptif kuantitatif dengan presentase.

1. Aktivitas Belajar
Analisis data aktivitas dan angket tanggapan siswa Data hasil observasi aktivitas
dan angket tanggapan siswa dianalisis dengan deskriptif kualitatif persentase
dengan cara membuat rekapitulasi jawaban siswa untuk masing-masing aspek yang
diobservasi, kemudian data tersebut diubah ke dalam persentase.
2. Hasil Belajar (Ranah kognitif)
Kriteria ketuntasan hasil belajar mengacu pada kriteria ketuntasan minimum
mata pelajaran biologi di SMA Muhammadiyah 3 Surabaya yaitu 75. Tes
kognitif dilakukan setiap akhir siklus yang bertujuan untuk mengetahi hasil
belajar. Adapununtuk mengetahui ketuntasan individual maka dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟
Nilai akhir = × 100%
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑜𝑎𝑙

Kriteria ketuntasan hasil belajar yangseperti tertera dalam tabel 2 berikut ini:
Tabel 2. Kriteria Ketuntasan
Hasil Belajar Bidang Studi Predikat
Biologi
75 – 100 Tuntas
0 – 74,9 Kurang Tuntas

Untuk mengetahui skor rata-rata kelas setiap siklus menggunakan rumus


sebagai berikut:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Skor rata-rata = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

P a g e 35 | 49
3. Hasil Belajar (Ranah afektif)
Observasi sebagai alat penilaian banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku
individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam
situasi yang sebenarnya. Dalam penelitian ini digunakan observasi secara
langsung. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap
proses yang terjadi dan langsung dilakukan oleh pengamat. Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut (Sudjana, 2011)

𝑟
q= 𝑡 𝑥 100%

q : % skor
r : jumlah skor yang diperoleh
t : skor maksimal
Kriteria hasil aspek afektif dapat diliat pada tabl berikut :

Skor (%) Kategori


0 – 20 Sangat rendah
21 – 40 Rendah
41 – 60 Sedang
61 – 80 Tinggi
81 – 100 Sangat tiggi

P a g e 36 | 49
DAFTAR PUSTAKA

Dimyati, dan Mujiono. 2006 Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rhineka Cipta
Iwan, dkk., (2015). Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Untuk
Meningkatkan Minat Dan Hasil Belajar BiologiSiswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan
Kelas Xa Di SMA YapisManokwari. Jurnal Pancaran, Vol. 5, No. 1, hal 1-12, Pebruari 2016.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Rusman. (2012). Model-model Pembelajaran. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada
Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indek.
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Badung: Remaja Rosdakraya
Sudjana, Nana. 2004Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Biru.
Sugiyono. 2010 . Metode Penelitian Pendidikan Pendidikan Kualitatif, Kuantitatif dan R & D,
Bandung : Alfabeta.
Sukintaka. 2004 Teori Pendidikan Jasmani, Filosofis, Pembelajaran dan Masa Depan,
Bandung: Nuansa Cendekia.
Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik. Yogyakarta: Ar-Ruzz media
Trianto. 2007 Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Wahid, B. & A. Rahman. 2002. Transformasi (Pembelajaran Koperatif dan Implementasinya
di Kelas). Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA. Vol. 6. (1).
Yulaelawati, E. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori, dan Aplikasi.
Bandung: Pakar Raya.

P a g e 37 | 49
Lampiran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

RPP (SIKLUS 1)

Mata pelajaran : Biologi


Kelas/semester : XI /ganjil
Materi : Sel
Jumlah pertemuan : 1 kali pertemuan
Alokasi waktu : 2x 45 menit

A. KOMPETENSI INTI
KI 3: 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan procedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.

B. KOMPETENSI DASAR
3.1 Menjelaskan komponen kimiawi penyusun sel, struktur fungsi, dan proses yang
berlangsung dalam sel sebagai unit terkecil kehidupan
C. INDIKATOR
Kognitif
5. Menjelaskan sejarah penemuan sel dan teori sel
6. Mengidentifikasi struktur sel dari gambar yang telah diberikan
7. Menjelaskan struktur sel beserta fungsinya
8. Mengidentifikasi perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan

Afektif

9. Menunjukkan sikap kerjasama saat diskusi kelompok


10. Menunjukkan sikap jujur dan tepat wkatu dalam mengerjakan tugas yang diberikan

Psikomotorik
P a g e 38 | 49
11. Memasangkan kartu konsep dengan gambar pada masing-masing organel sel

D. TUJUAN
Kognitif
1. Siswa dapat menjelaskan sejarah penemuan sel dan teori sel
2. Siswa dapat menjelaskan struktur sel dan fungsinya
3. Siswa dapat mengidentifikasi perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
4. Siswa dapat mengidentifikasi struktur sel setelah melihat gambar

Afektif

5. Melalui diskusi kelompok, siswa dapat menjelaskan tentang struktur, fungsi dan
komponen kimiawi dari sel
6. Melalui diskusi kelompok siswa mampu menunjukkan sikap jujur dan tepat waktu
dalam mengerjakan tugas yang diberikan

Psikomotorik

7. Melalui diskusi kelompok siswa dapat memasang kartu konsep sesuai dengan
organ yang ada pada gambar.

E. Materi (Terlampir)
 Sejarah penemu sel dan teori sel
 Komponen kimiawi sel
 Struktur sel
 Fungsi masing-masing organel sel
 Perbedaan sel hewan dan sel tumuhan

P a g e 39 | 49
SEL

Penemuan Tipe Sel Komponen Struktur Sel dan


dan teori sel Kimiawi Sel Fungsinya

Sel Sel
eukariotik prokariotik

Unsur dan  Glioksisom


kimiawi  Mitokondria
makhluk  Plastida
hidup  Vakuola
Struktur dan
fungsi  Sentrosom
makromolekul dan sentriol
 Sitoskeleton
 Dinding sel

 Membran sel
 Nukleus
 Sitoplasma
 Ribosom
 Retikulum
endoplasma
 Badan golgi
 Lisosom
 Peroksisom

P a g e 40 | 49
F. Model Pembelajaran

Model : Kooperatif tipe Picture and Picture

Metode : tanya jawab, penugasan, diskusi dan Picture and Picture

G. Media Pembelajaran
1. Kartu gambar
2. Kartu konsep
3. Power point
4. LKS
H. Ppk, kec abd 21, literasi
Ppk : Religius, tanggungjawab, jujur, disiplin , menghargai
pendapat orang lain.
Kec abd 21: Berfikir kritis, Komunikatif.
Literasi : Literasi dasar, literasi visual, literasi perpustakaan, literasi teknologi

I. Sumber Pembelajaran
 Buku Biologi kelas XI
 LKS
 Internet

P a g e 41 | 49
Pertemuan ke 1 (2x45 menit)

Tahap Uraian Kegiatan

Kegiatan Pendahuluan ( 15 Menit)


Orientasi

 Guru masuk ke dalam kelas dengan mengucapkan salam dan siswa menjawab salam
dari guru
 Guru menanyakan kabar siswa
 Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pelajaran dimulai
 Guru melakukan presensi untuk membiasakan diri sikap disiplin
Pendahuluan  Guru memberikan Pretest dan angket untuk motivasi awal
( 15 menit )
 Guru membagikan selembar kertas yang berisi gambar
macam-macam sel kepada siswa
 Guru menanyakan pada siswa perihal kertas yang
didapatkan.
“Apa yang kalian ketahui dari gambar tersebut?”
(diharapkan siswa menjawab sel)
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
Inti Menanya
( 60 menit )
 Guru menyajikan materi sebagai pengantar awal
 Guru bertanya perihal materi yang dikemukakan sedikit di
awal
“Apakah sel tergolong sel hidup atau mati? Apakah
alasannya?”
 Guru menampilkan beberapa gambar sel, seperti sel
hewan, sel tumbuhan. Siswa mengamati gambar tersebut
 Guru bertanya, bagian sel mana yang menarik untuk
dipelajari
 Siswa menanggapi pertanyaan
 Guru menjelaskan sebagian materi sel

P a g e 42 | 49
Mengumpulkan data
 Guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan
3-5 orang
 Guru meminta siswa duduk berkelompok sesuai kelompok
yang telah ditetapkan
 Guru memberi penjelasan langkah pembelajaran
kooperatif tipe Picture and Picture
 Guru membagikan LKK pada tiap kelompok dan
dikerjakan bersama kelompoknya
 Siswa berdiskusi bersama kelompoknya mengenai LKK
melalui studi literatur dari buku ajar yang digunakan,
internet, dan sumber yang relevan lainnya.
 Guru mengobservasi siswa selama diskusi berlangsung
Mengasosiasi
 Antar anggota kelompok saling bertukar pendapat untuk
menentukan jawaban yang akan dituliskan pada LKK
 Setelah diperoleh hasil diskusi, siswa menuliskan hasilnya
pada LKK

Mengkomunikasikan
 Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusinya didepan kelas secara bergantian
 Guru membuka sesi tanya jawab untuk membandingkan
hasil antar kelompok
 Kelompok penyaji menjawab pertanyaan dari kelompok
lain
 Guru mengamati karakter siswa dalam berpendapat dan
proses tanya jawab berlangsung

Penutup  Guru memberikan beberapa masukan dan pertanyaan


( 15 menit )
untuk menyempurnakan proses pembelajaran
 Guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan untk
emmotivasi siswa
P a g e 43 | 49
 Guru meminta siswa memberikan kesimpulan pada
pembelajaran hari ini dengan bimbingan guru
 Siswa diminta merefleksikan hasil belajarnya
 Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
pertemuan selanjutnya
 Guru memberikan tugas
 Guru mengakhiri dengan bacaan hamdallah
 Guru mengucapkan salam

Pertemuan ke 2 (2x45menit)

Tahap Uraian Kegiatan

Kegiatan Pendahuluan ( 15 Menit)


Orientasi

 Guru masuk ke dalam kelas dengan mengucapkan salam dan siswa menjawab salam
dari guru
 Guru menanyakan kabar siswa
 Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum pelajaran dimulai
 Guru melakukan presensi untuk membiasakan diri sikap disiplin
Pendahuluan  Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
( 15 menit )
 Guru mengulang kembali pelajaran sebelumnya

Inti Mengasosiasi
( 60 menit )
 Siswa diorganisasikan duduk secara berkelompok
 Siswa bersama kelompok mengerjakan LKK yang berisi
soal-soal yang belum muncul dalam pembelajaran Picture
dan picture. Bentuk dalam model pembelajaran ini yaitu
kartu konsep dan kartu gambar
Mengkomunikasikan

P a g e 44 | 49
 Guru meminta setiap kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusinya didepan kelas secara bergantian
 Guru meminta setiap kelompok dapat menjelaskan dan
memasangkan kartu tersebut sesuai dengan organ dan
fungsinya
 Guru membuka sesi tanya jawab untuk membandingkan
hasil antar kelompok
 Kelompok penyaji menjawab pertanyaan dari kelompok
lain

Penutup  Guru memberikan beberapa masukan dan pertanyaan


( 15 menit )
untuk menyempurnakan proses pembelajaran
 Guru memberikan penghargaan berupa tepuk tangan untk
emmotivasi siswa
 Siswa diminta merefleksikan hasil belajarnya
 Guru meminta siswa memberikan kesimpulan pada
pembelajaran hari ini dengan bimbingan guru
 Guru membagikan soal Post-test siklus I
 Siswa mengerjakan soal Post-test
 Guru mengakhiri dengan bacaan hamdallah
 Guru mengucapkan salam

J. Penilaian
1. Penilaian Aktivitas
 Prosedur : Kegiatan selama pembelajaran Kooperatif picture and picture
 Jenis : Tertulis
 Alat penilaian : Lembar obsrvasi dan kuisoner
2. Penilaian hasil belajar
 Prosedur : Post-test pada akhir siklus
 Jenis tes : tes tertulis
 Bentuk : Objektif
 Alat Penilaian : LKK

P a g e 45 | 49
Teknik Waktu
No Aspek yang dinilai
Penilaian Penilaian

1. Aspek Afektif: Pengamatan Selama


pembelajaran
a. Tepat waktu ketika masuk kelas
dan saat
b. Kerjasama dalam kelompok
diskusi
c. Tanggungjawab terhadap kelompok
d. Ketepatan waktu dalam mengumpulkan tugas
2. Aspek Kognitif: Tes tertulis Setelah proses
pembelajaran
1. Lengkapi gambar tabel dibawah ini! Penemu dan teori
nya!
2. Sebutkan fungsi dari masing-masing organ sel pada
gambar! (Sel hewan)
3. Sebutkan fungsi dari masing-masing organ sel pada
gambar! (Sel tumbuhan)
4. Tuliskan perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan dalam
bentuk tabel!

3. Aspek Psikomotor: Pengamatan Selama dan


setelah proses
Memasang kartu gambar pada bagian organel sel sesuai
pembelajaran
dengan letak sel

P a g e 46 | 49
Lampiran 2

LEMBAR KERJA KELOMPOK

KELOMPOK :

ANGGOTA KELOMPOK :

KELAS :

INDIKATOR : 3.1.1 Menjelaskan sejarah penemu sel dan teori sel

3.1.2 Mengidentifikasi struktur sel dari gambar

3.1.3 Menjelaskan struktur sel beserta fungsi

3.1.4 Mengidentifikasi perbedaan sel tumbuhan dan hewan

PETUNJUK PENGERJAAAN:

 Gunakan bolpoin dalam menjawab pertanyaan dibawah ini


 Berdoa terlebih dahulu sbeleum mengerjakan Lembar kerja siswa
 Tulisn nama pada tempat yang telah disediakan
 Kerjakan sesuai perintah

SOAL

A. Perhatikan tabel dibawah ini dengan baik dan benar!

1. Lengkapi tabel dibawah ini dengan baik dan benar!


Gambar Tokoh Teori

a) Felix Dujardin
(1835)

Sel merupakan kantong yang


berisi organel

P a g e 47 | 49
b)………………………………………………..
Sel merupakan kesatuan
pertumbuhan makhluk hidup
adalah hasil perbanyakan dan
pertumbuhan sel. Semua sel
dari sel juga.

c)………………………………………………..

2. Amati gambar ini!

Sebutkan masing-masing fungsi dari gambar sel diatas!

P a g e 48 | 49
3. Amati gambar ini!

Sebutkan masing-masing fungsi dari gambar diatas!

4. Tuliskan perbedaan dari sel tumbuhan dan sel hewan! Bentuk tabel jawaban anda!

P a g e 49 | 49

Anda mungkin juga menyukai