Anda di halaman 1dari 2

1.

Keterkaitan ilmu lingkungan dan pengelolaan limbah b3


 Limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan.  
 Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.  
 Limbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung B3.     
 Pengelolaan limbah B3 adalah kegiatan yang meliputi pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan, dan/atau
penimbunan.  
 Dumping (pembuangan) adalah kegiatan membuang, menempatkan, dan/atau memasukkan limbah dan/atau bahan dalam jumlah, konsentrasi, waktu, dan
lokasi tertentu dengan persyaratan tertentu ke media lingkungan hidup tertentu.  
 Sengketa lingkungan hidup adalah perselisihan antara dua pihak atau lebih yang timbul dari kegiatan yang berpotensi dan/atau telah berdampak pada
lingkungan hidup.    
 Dampak lingkungan hidup adalah pengaruh perubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan.  
 Organisasi lingkungan hidup adalah kelompok orang yang terorganisasi dan terbentuk atas kehendak sendiri yang tujuan dan kegiatannya berkaitan dengan
lingkungan hidup.   
 Audit lingkungan hidup adalah evaluasi yang dilakukan untuk menilai ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap persyaratan hukum dan
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.   
2. Pengolahan air bersih dan gambar (2)

Pertama, tahap intake → Tahapan pertama yang dilakukan biasanya adalah intake. Pada tahapan ini dibutuhkan atau dibuat sebuah bangunan yang berfungsi
sebagai tempat penampungan air yang berasal dari sumber air dengan debit yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan. Debit ini nanti akan disesuaikan juga dengan pengolahan air
bersih secara menyeluruh.
Kedua, menara air baku → Menara air baku memiliki fungsi yang sangat baik untuk mengatur
laju air dan ketinggian dari permukaan. Di mana nantinya akan terlihat konstan dan nantinya
akan terjadi proses koagulasi, pengendapan dan yang lainnya.
Ketiga, clarifier → Di sinilah terjadi proses koagulasi. Dalam proses ini dibuanglah kotoran-
kotoran dengan cara sedimentasi atau pengendapan. Pembuangan kotoran ini dilakukan melalui
pipa yang berfungsi sebagai saluran pembuangan.
Keempat, rapid mixing atau pengaduk cepat → Fungsinya sebagai pencampur bahan koagulan
yang digunakan dengan air yang dijadikan sebagai air baku yang akan disaring.
Kelima, slow mixing atau pengadukan yang lebih lambat → Pada bagian ini, pengadukan
dilakukan dengan tempo yang lambat dengan tujuan mendapatkan flok yang lebih besar dan stabil.
Pada tahapan ini, kontaminan akan lebih mudah diendapkan.
Keenam, filtrasi → Pada bagian ini, butiran yang kecil sekalipun akan diendapkan kemudian dibuang sehingga dihasilkan air yang lebih bersih. Filtrasi atau
proses penyaringan merupakan salah satu proses yang paling penting. Jika tahapan pengolahan air di atas terlalu repot untuk dibayangkan, Anda bisa
mendapatkan air bersih dari Nicofilter. Produk tersebut memiliki tingkat kepraktisan dan keakuratan yang cukup tinggi untuk membantu Anda mendapatkan air
bersih dan sehat.
Ketujuh, reservoir → Dalam tahapan proses pengolahan air bersih dan filtrasi penyaring air ada tahap yang disebut reservoir. Dalam tahapan ini air sudah
bersih dan ditampung dalam sebuah wadah.
3. Proses terjadinya hujan (3)
Proses terjadinya hujan berawal dari sinar matahari yang membawa energi panas menyebabkan adanya proses evaporasi. Dalam proses evaporasi, air yang
berada dibumi (laut, danau, sungai serta badan air lainnya) menguap karena panas tersebut lalu menghasilkan uap-uap air. Uap-uap air terangkat ke udara dan
mengalami proses kondensasi.
Dalam proses kondensasi, uap-uap air berubah menjadi embun yang diakibatkan oleh suhu di sekitar uap air lebih rendah daripada titik embun air. Suhu udara
yang semakin tinggi membuat titik-titik dari embun semakin banyak dan memadat lalu membentuk menjadi awan.
Adanya perbedaan tekanan udara di langit menyebabkan pergerakan udara atau yang biasa kita kenal dengan angin. Angin menggerakan awan yang membawa
butir-butir air menuju tempat dengan suhu yang lebih rendah. Awan-awan yang terkumpul bergabung menjadi awan besar yang berwarna kelabu (proses ini
dinamakan koalensi).
Ada dua kemungkinan butir-butir air yang ada di langit dapat jatuh. Pertama karena kondisi awan sudah jenuh atau dengan kata lain sudah nggak sanggup
menampung air lagi. Kedua adalah karena butir-butir air tertarik oleh adanya gaya gravitasi. Oleh karena itu butir-butir air jatuh menjadi hujan.
Ketika air hujan mulai jatuh ke daratan, nggak semua airnya jatuh sampai ke permukaan, ada sebagian air yang menguap kembali ke atas menuju awan. Air
menembus lapisan atmosfer yang lebih hangat di bawahnya maka ada beberapa butir air yang menguap. Selama air membuat kondisi awan jenuh, maka hujan
akan terus berlangsung.
4. Pengendalian limbah b3 (4)
 Perijinan dalam pengelolaan limbah b3 → Wajib ijin dari KLH untuk menyimpan, pengumpulan, pemanfaatan, pengolahan, penimbunan, ijin operasi alat
(incinerator, tank cleaning)
Penyimpanan dan pengumpulan → dimaksudkan untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan sehingga potensi bahaya terhadap lingkungan dapat
dihindarkan. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain bentuk kemasan (tong atau tanki) tata cara pengemasan, bangunan dan tata ruang tempat
penyimpanan serta lokasi penyimpanan. Pemanfaatan limbah B3 merupakan kegiatan daur ulang (recycling), perolehan kembali (recovery) dan penggunaan
kembali (reuse).
Cara Pengolahan Limbah B3 → Pengolahan limbah B3 secara fisika dan kimia dimaksudkan untuk mengurangi daya racun limbah B3 dan atau
menghilangkan sifat/karakteristik limbah B3 dari berbahaya menjadi tidak berhabahaya. Pengolahan stabilisasi/solidifikasi dapat mengubah watak fisik dan
kimiawi limbah B3 dengan cara penambahan senyawa pengikat B3 agar pergerakannya terhambat atau terbatasi dan membentuk massa monolit dengan
struktur yang kekar. Pengolahan secara insinerasi yaitu menghancurkan senyawa B3 yang terkandung dalam limbah B3 menjadi menjadi senyawa yang tidak
mengandung B3.
Penimbunan Limbah B3 → Walaupun telah dilakukan pengolahan sebelumnya, limbah B3 masih berpotensi mencemari lingkungan sehingga perlu dilakukan
penimbunan limbah B3 pada lokasi yang memenuhi persyaratan (landfill). Tujuan penimbunan ini adalah untuk menampung dan mengisolasi limbah B3
yang sudah tidak dimanfaatkan lagi dan menjamin perlindungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dalam jangka panjang.
 Pengawasan dalam pengelolaan limbah b3
 Penyimpanan limbah b3
 Pengangkutan limbah b3
5. Rumus debit dengan metode rasional (5)
Rumus umum dari Metode Rasional adalah :
Q = 0,278 x C x I x A 
Keterangan :
Q = debit puncak limpasan permukaan (m3/det).
C = angka pengaliran (tanpa dimensi)
A = luas daerah pengaliran (Km2)
I = intensitas curah hujan (mm/jam).
6. 5 contoh limbah b3 dari proses industry (6)
Limbah Industri
Limbah industri meliputi:
 Limbah industri pangan. Yaitu limbah yang berasal dari industri atau usaha kecil yang mencemari lingkungan. Limbah industri pangan mengandung
karbohidrat, protein lemak, garam-garam, mineral, dan sisa bahan kimia yang digunakan selama proses pengolahan dan pembersihan. Contohnya limbah
yang berasal dari industri tahu, tempe, dan pengolahan ikan.
 Limbah industri kimia dan bahan bangunan. Limbah industri kimia memerlukan air dalam jumlah besar baik untuk prosesnya maupun untuk pencucian
peralatan-peralatan yang digunakan selama proses berlangsung. Sehingga limbah cair yang dihasilkan dalam industri kimia otomatis besar. Selain limbah
cair dihasilkan, limbah padat yang berupa endapan (CaSO4) dan gas buangan (uap alkohol). Limbah tersebut tergolong limbah B3 (Bahan  Beracun
Berbahaya).
 Limbah Industri logam dan elektronika. Industri logam misalnya pada industri baja, tidak menggunakan zat-zat kimia yang limbahnya berbahaya bagi
kesehatan. Tetapi proses-proses dalam industri logam dan elektronika mengakibatkan timbulnya limbah.
 obat nyamuk → dapat merusak hati dan ginjal serta mengiritasi kulit 
 aerosol → merusak lapisan ozon 
 batterai kering → mengandung logam berat yang dapat merusak otak dan sistem saraf 
 oli → kerusakan ginjal,saraf dan penyakit kanker 
 pemutih → mengandung klorin yang uapnya sangat memedihkan mata,kulit,hidung dan tenggorokan 
 semir sepatu → dapat menyebabkan kanker yang diserap dari kulit 
 pembersih kaca → mengandung amonia yang uapnya dapat mengiritasi mata dan paru" 
 kamper → mengandung paradiklorobenza yang dapat menyebabkanmengiritasi hidung dan paru" 
 pengharum ruangan → mengandung formalderhida menimbulkan iritasi mata, kulit dan sistem pernapasan
 air raksa/merkuri (Hg) → Hg berwarna perak , berwujud cair pada suhu kamar dan jika dipanaskan akan mudah menguap, Hg dapat dihasilkan dari
industri  metalurgi, pabrik kimia , pabrik tinta, pabrik tekstil, perusahan farmasi dn pada saat mencari emas yang tidak menggunakan cara tradisinoan
(pabrik penambangan emas)
 kromium → Kromium merupakan logam keras berwarna abu-abu yang sukar dioksidasi meskipun  pada suhu tinggi, kromium  dihasilakan oleh
industry metalurgi , dan industry kimia
 Cadmium (Cd) → Cadmium merupakan bahan alami yang terdapat pada perak bumi, cadmium murni berupa logam berwarna putih perak, cadmium
jarang ditemukan sebagai cadmium murni. Lebih sering ditemukan sebagai kombinasi dengan unsure lain seperti oksigen, klorin, atau belerang,
cadmium dihasilkan oleh : produk samping pengecoran tembaga, industry plating logam, industry pigmen , industry baterai dan indutri plastic
 tembaga (Cu) → Tembaga merupakan logam berwarna kemerah-merahan . tembaga dipakai sebagai logam  murni atau logam campuran dalam pabrik
kawat, pelapis logam, pipa, dan lain sebagainya.
 timah hitam (Pb) → Dihasilakan oleh pabrik plastic percetakan peleburan timah, pabrik karet, pabrik baterai, kendaraan bermotor, pabrik cat, tambang
timah
 nikel (Ni) → Nikel berupa logam berwarna perak, nikel di atmosfer dihasilkan oleh pembakaran BBM, pertambangan, penyulingan minyak,
incenarator.
 arsen → Arsen berwarna abu-abu, penggunaan arsen terbesar adalah untuk pestisida.
7. Cara mengurangi polusi udara (7)
 Mengurangi pemakaian bahan bakar fosil terutama yang mengandung asap serta gas-gas polutan lainnya agar tidak mencemarkan lingkungan.
 Melakukan penyaringan asap sebelum asap dibuang ke udara dengan cara memasang bahan penyerap polutan atau saringan.
 Mengalirkan gas buangan ke dalam air atau dalam lauratan pengikat sebelum dibebaskan ke air. Atau dengan cara penurunan suhu sebelum gas buang
ke udara bebas.
 Membangun cerobong asap yang cuup tinggi sehingga asap dapat menembus lapisan inversi thermal agar tidak menambah polutan yang tertangkap di
atas suatu pemukiman atau kita;
 Mengurangi sistem transportasi yang efisien dengan menghemat bahan bakar dan mengurangi angkutan pribadi;
 Memperbanyak tanaman hijau di daerah polusi udara tinggi, karena salah satu kegunaan tumbuhan adalah sebagai indikator pencemaran dini, selain
sebagai penahan debu dan bahan partikel lain.

Anda mungkin juga menyukai