Anda di halaman 1dari 8

PERILAKU PROSOSIAL

Pengertian
Perilaku atau Tindakan yang tidak menyediakan
keuntungan langsung pada orang yang melakukan
tindakan tersebut, dan bahkan mengandung derajat
resiko tertentu (Baron & Byrne, 2005)
William, (2005) sebagai perilaku yang memiliki
intens untuk mengubah keadaan fisik atau psikologis
penerima bantuan dari kurang baik menjadi lebih baik
(material maupun psikologis)
Batson (2006) adalah kategori yang lebih luas,
mencakup pada setiap tindakan yang membantu atau
dirancang untuk membantu orang lain, terlepas dari
motif si penolong. Banyak tindakan prososial bukan
tindakan altruistik
Pengertian
Rushton (dalam Sears. dkk, 2005) perilaku
prososial berkisar dari tindakan altruisme yang
tidak mementingkan diri sendiri atau tanpa
pamrih sampai tindakan menolong yang
sepenuhnya dimotivasi oleh kepentingan diri
sendiri.
Faturochman (2006) perilaku prososial sedikit
lebih menekankan pada adanya keuntungan
pada pihak yang diberi pertolongan
Bentuk/aspek Perilaku Prososial
Eisenberg dan Mussen (2006) mencakup
pada tindakan-tindakan:
1. sharing (membagi),
2. cooperative (kerjasama)
3. donating (menyumbang)
4. helping (menolong)
5. honesty (kejujuran)
6. generosity (kedermawanan)
7. pertimbangkan hak dan kejesahteraan orang
lain
Bentuk/ Aspek
Menurut Sampson (2004)
1. Peduli (memberi perhatian dan bantuan)
2. Bekerja sama (mencapai tujuan secara
bersama-sama)
3. Berbagi rasa ( merasakan apa yang dirasakan
orang lain)
4. Memberi atau menyumbang (murah hati
pada orang lain)
5. Memberi fasilitas untuk orang lain (peduli pd
permasalahan orang lain)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
A. Pengaruh faktor situasional
1. Bystander (kehadiran orang lain)
2. Atribusi terhadap korban
3. Nilai-nilai dan norma sosial
4. Model-model prososial
B. Pengaruh faktor dari dalam diri
1. Mood (Suasana Hati)
2. Gender
(Bringham, 2006)
Konsep Perilaku Prososial
1. Empathic Altruism Hypothesis; karena empati
menolong orang lain yang memerlukan dan merasa enak
melakukannya.
2. Negative-state relief model (mengurai keadaan negatif):
perilaku prososial dimotivasi untuk menguraikan /
menghilangkan emosi yang negatif.
3. Empathic joy hypothesis: pertolongan diberikan ketika
si penolong tahu bahwa pertolongannya akan
memberikan kebahagiaan pada orang lain.
4. Determinism Genetik: perilaku prososial diwariskan
secara genetik. Namun konsep ini masih dipertanyakan
keabsahannya
(Sears, 2006)
Menurut Islam
QS, Al Maidah, ayat 2, QS An Nuur ayat 33, QS Ali
Imran 134, QS Saba ayat 15
Hadist
“seorang muslim adalah saudara bagi muslim
lainnya, tidak boleh menganiayanya dan tidak boleh
menyerahkannya (kepada musuhnya), siapa yang
membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan
(membalas) membantu keperluannya dan barang siapa
yang membebaskan kesusahan seorang muslim, maka
lantaran itu Allah akan membebaskannya satu
kesusahan dari kesusahan-kesusahan hari kiamat, dan
barang siapa yang menutup cacat seorang muslim,
maka Allah akan menutupi cacatnya kelak dihari
kiamat.”. (HR. Bukhari)

Anda mungkin juga menyukai