Anda di halaman 1dari 7

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SPESIMEN MOLUSKA PADA

MATERI ANIMALIA KELAS X DI SMA NEGERI 1 RAMBAH SAMO

Yuni Artasari (1), Rena Lestari 2) dan Rofiza Yolanda 2)


1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasir
Pengaraian. Email: yuniartasari37@gmail.com
2
Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian
Email: rena.nasution@gmail.yahoo.com; padangers@gmail.com

Abstract. This research aims to determine the feasibility of using instructional media with
material molluscs specimens Animalia class X SMA. This research was conducted from April to
June 2016. This type of research is the development of research (Research and Development)
developed by Borg and Gall have been modified. The data collection is done by using a
questionnaire and the data were analyzed descriptively. The results showed that the use of
instructional media molluscs specimens in class X SMA animalia material by subject matter
experts with an average recovery percentage (85.22%), media expert with the acquisition of the
average percentage (77.88%). Individual testing (93.33%), small group (93,32%), a large group
(91.84%), otherwise categorized as very feasible.
Key words: Development, Molluscs, Learning Media.

1.PENDAHULUAN antara peserta didik dengan lingkungannya,


Pembelajaran inovatif adalah menghasilkan keseragaman, membangkitkan
pembelajaran yang lebih bersifat student keinginan dan minat, dapat menanam konsep
centered artinya pembelajaran yang lebih dasar yang benar, konkrit dan realistis serta
memberikan peluang kepada peserta didik merangsang peserta didik untuk belajar
untuk mengkontruksi pengetahuan secara Media pembelajaran berfungsi dalam
mandiri (self directed) dan dimediasi oleh proses pembelajaran dapat membangkitkan
teman sebaya (peer mediated instruction) keinginan dan minat yang baru,
(Suardi, 2015: 71). Proses belajar itu terjadi membangkitkan motivasi, mengarahkan
karena adanya interaksi antara seseorang perhatian peserta didik untuk berkonsentrasi
dengan lingkungannya (Arsyad, 2014: 1). kepada isi pelajaran dan memperlancar
Salah satu alternatif dalam pembelajaran pencapaian tujuan untuk memahami
inovatif adalah menggunakan media (Asyhar, 2011: 15). Rusman (2012: 163)
pembelajaran (Susilana dan Riyana, 2009: 7). menyatakan bahwa fungsi media di dalam
Kustandi dan Sutjipto (2011: 8) media proses pembelajaran cukup penting dalam
pembelajaran adalah alat yang dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran
membantu proses belajar mengajar dan terutama membantu peserta didik untuk
berfungsi untuk memperjelas makna pesan. belajar. Salah satu bentuk alternatif dari
Arsyad (2014: 31) media pembelajaran bentuk media visual adalah penggunaan
merupakan suatu perantara atau pengantar spesimen.
sumber pesan dengan penerima pesan. Spesimen adalah contoh atau
Media ini dapat mengatasi keterbatasan keseluruhan bagian dari kelompok organisme
pengalaman yang dimiliki oleh para peserta (hewan, tumbuhan, bakteri, jamur, alga dan
didik dapat melampaui ruangan kelas, virus) yang diambil dari lingkungan dan
memungkinkan adanya interaksi langsung disimpan dalam wadah berupa botol atau

1
kotak. Spesimen tersebut ada yang berupa (kategori sangat layak) hasil kriteria
spesimen basah maupun spesimen kering. kesesuaian media dengan materi dengan
Saat ini spesimen sudah banyak digunakan persentase 98,75% (kategori sangat
sebagai media pembelajaran dan media ini layak). Novitasari, Rahayu dan Trimulyo
sudah banyak dikembangkan karena dapat
(2013: 8) memaparkan bahwa media
meningkatkan minat, keaktifan dan hasil
dapat meningkatkan ketuntasan belajar
belajar peserta didik.
Adapun kelebihan media spesimen peserta didik berdasarkan analisa awetan
adalah: (1) Media yang telah dibuat sangat pada materi jamur dapat meningkatkan
fleksibel untuk digunakan kapanpun dan di ketuntasan belajar peserta didik sebesar
manapun tanpa menimbulkan kesalahan 91%. Afif, Wisanti dan Isnawati (2014:
konsep, (2) mempermudah pengenalan objek 476) menyatakan bahwa pada
yang sulit ditemukan (Afif, Wisanti dan pengembangan herbarium paku-pakuan
Isnawati, 2014: 47), (3) membangkitkan dan sebagai media realita dalam materi
minat motivasi belajar peserta didik keanekaragaman tumbuhan dapat
(Budiwati, 2015: 2). Sedangkan kelemahan meningkatkan nilai rata-rata kelas peserta
media spesimen ini adalah: (1) Media yang
didik yang sebelumnya hanya 36,2 pada
menimbulkan bau kurang sedap sehingga
pre-test naik menjadi 83,05 pada post-
dapat mengganggu kegiatan pengamatan
(Retnaningsih, Priyono dan Rahayuningsih, test.
2012: 99). (2) menyatakan bahwa media Berdasarkan hasil observasi awal yang
awetan basah tidak dapat meningkatkan telah dilakukan pada hari Selasa 9 Februari
keterampilan psikomotorik karena media 2016 di SMA Negeri 1 Rambah Samo
disediakan oleh pendidik dan peserta didik dengan responden 23 peserta didik diketahui
langsung melakukan pengamatan tanpa bahwa sebesar 95,65% menyatakan belum
proses membuat awetan basah. (Istiqomah, pernah menggunakan media pembelajaran
Indah dan Ambarwati , 2014: 546) Spesimen pada materi animalia dan 95,65%
Beberapa penelitian pengembangan responden menyatakan tertarik menggunakan
media pembelajaran di antaranya Sobirin, media pembelajaran dalam proses
Isnawati dan Ambarwati (2013: 20) pembelajaran di sekolah. Hal ini juga dapat
mengenai penggunaan media dimana diperkuat dengan pernyataan pendidik yang
penggunaan spesimen porifera dapat menyatakan belum pernah menggunakan
meningkatkan motivasi, pemahaman media spesimen moluska dalam
konsep dan memberikan gambaran yang pembelajaran biologi pada materi animalia.
Berdasarkan permasalahan di atas
jelas mengenai pembelajaran bagi peserta
peneliti tertarik melakukan penelitian
didik kelas X, dengan hasil penelitian
pengembangan media pembelajaran spesimen
menunjukkan bahwa media awetan
moluska pada materi animalia kelas X di
porifera layak secara teoritis dengan SMA Negeri 1 Rambah Samo yang ditinjau
persentase 95,55% (kategori sangat dari aspek kelayakan.
layak) dan mendapatkan respon positif
dari peserta didik, dengan persentase 2.METODE PENELITIAN
kelayakan secara empiris sebesar 98,5% Jenis penelitian ini adalah penelitian
pengembangan (research and development)

2
dan produk yang dikembangkan spesimen Cephalopoda dan Pelecypoda (Bivalvia)
moluska. Prosedur penelitia ini mengunakan dimana pada spesimen ini berjumlah 19
acuan Borg da Gall (Sugiono,2012: 409) spesies dan 16 famili, spesimen moluska ini
yang telah dimodifikasi. Penelitian ini telah berupa spesimen basah. Spesimen moluska
dilaksanakan pada bulan April sampai bulan pada kelas Amphinuera (Polyplakophora),
Agustus 2016. Pengambilan sampel adalah Acanthopleura Granulata, kelas
dilakukan di perairan laut, perairan air tawar, Gastropoda terdiri dari Natica Tigrina,
dan terestrial. Kemudian dilanjutkan Pomacea canaliculata, Littoraria articulata,
pengidentifikasian dan pembuatan spesiman Littorina undulata, Achatina fulica,
di Laboratorium Biologi Program Studi Cerithidea obtusa, Ellobium aurisjudae,
Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Macron rapulum, Papuina blainvile, Trochus
Ilmu Pendidikan Universitas Pasir niloticus, Brotia testudinaria-testudinaria
Pengaraian serta pegujian produk di SMAN 1 kelas Cephalopoda terdiri dari Sepia sp,
Rambah Samo. Loligo indica, sedangkan kelas Bivalvia
Populasi dari penelitian ini adalah terdiri dari Corculum cardissa, Tellina
seluruh peserta didik kelas XI IPA yang timorensis, Contradens contradens,
berjumlah 55 peserta didik. Pengambilan Gafrarium Pectinatum, Pitar citrinus.
sampel dalam penelitian ini adalah dengan Materi yang disajikan melalui media
purposive sampling (dengan pertimbangan) pembelajaran ini adalah materi animalia
Media diuji cobakan pada kelas XI IPA1 yang untuk kelas X semester genap. Pada tahap
peserta didiknya berjumlah 28 peserta didik. selanjutnya media pembelajaran spesimen
Dalam membuat media Pembelajaran moluska sebelum diuji kelayakanya kepada
Spesimen moluska beberapa peralatan yang peserta didik dinilai terlebih dahulu
akan digunakan adalah botol sampel, pinset, kelayakan secara teoritis yang sudah
alat tulis, sarung tangan, saringan, bak bedah dikembangkan kemudian dilakukan penilaian
dan kamera digital biasa. Sedangkan bahan oleh tim ahli materi dan tim ahli media.
yang akan digunakan adalah alkohol 70%, Kemudian produk berupa spesiman
plastik, karet gelang dan kertas label. selanjutnya diuji cobakan pada kelompok
Instrumen penelitian yang digunakan perorangan, uji coba kelompok kecil dan uji
adalah lembar validasi tim ahli (dua tim ahli coba kelompok besar, serta dilanjutkan
materi da dua tim ahli media) dan lembar dengan analisis data.
respons peserta didik. Metode pengumpulan Untuk mengetahui hasil media maka
data menggunakan metode validasi dan media pembelajaran spesimen moluska pada
responsyang kemudian dianalisis secara materi animalia yang dinilai oleh tim ahli
deskriptif kualitatif. media. Berdasarkan penilaian tim ahli media
skor yang diperoleh dari kedua tim ahli
3. HASIL DAN PEMBAHASAN media diketahui bahwa media pembelajaran
Pada penelitian ini dikembangkan spesimen moluska GLQ\DWDNDQ ³/D\DN´
media pembelajaran berupa media dengan skor rata-rata persentase 77,88%. Hal
pembelajaran spesimen moluska yang ini dikarenakan media pembelajaran
didapat dari perairan laut, perairan air tawar spesimen moluska memenuhi tujuan
dan terestorial. Media awetan yang dijadikan pembelajaran, keefektifan dan keamanan
sampel penelitian ada empat kelas yaitu, media spesimen, ketertarikan kotak/botol
Amphinuera (Polyplakophora), Gastropoda, spesimen dan kenampakan kondisi fisik

3
media spesimen moluska. Sebagaimana animalia kelas X SMA. Berdasarkan
Sobirin, Isnawati dan Ambarwati (2013: 21), penilaian dari kedua ahli materi yang
menyatakan bahwa tujuan pembelajaran yang mendapatkan skor persentase rata-rata
sudah ditentukan sesuai dengan pencapaian GHQJDQ NDWHJRUL ³6DQJDW /D\DN´ +DO
proses pembelajaran dengan menggunakan ini dikarenakan media pembelajaran sesuai
media pembelajaran, media pembelajaran dengan materi, SK, KD dan tujuan
sebaiknya harus aman dan efektif saat pembelajaran serta media pembelajaran
digunakan, kotak spesimen dikembangkan spesimen moluska tidak menimbulkan
dengan melihat aspek praktis dan minimalis kesalahan pahaman konsep. Asyhar (2011:
yang bertujuan untuk memudahkan saat 81) menyatakan kriteria media pembelajaran
dibawa dan penyimpananya. Sesuai dengan yang baik adalah media yang sesuai dengan,
Djamarah dan Zain (2006: 133), menyatakan SK, KD dan tujuan yang telah ditetapkan
dalam memilih media untuk kepentingan secara umum atau gabungan dari dua atau
pelajaran sebaiknya memperhatikan kriteria- tiga ranah kognitif, afektif dan psikomotorik
kriteria sebagai berikut: ketepatanya dengan serta ukuran media disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran, dukungan terhadap isi lingkungan belajar agar lingkungan belajar
pelajaran, keterampilan pendidik dalam tetap kondusif, hal ini juga diperkuat dengan
menggunakannya, tersedia waktu untuk pernyataan Asyhar (2011: 82), bahwa
menggunakan serta sesuai dengan taraf perinsip pemilihan umum salah satunya
berfikir peserta didik. adalah harus sesuai dengan tujuan
Selanjutnya juga diperkuat dengan Afif, pembelajaran, karakteristik peserta didik dan
Wisanti dan Isnawati (2014: 476) yang materi yang dipelajari serta pengalaman
menyatakan bahwa fungsi dari media belajar yang diberikan kepada peserta didik.
pembelajaran adalah menarik perhatian Hal ini diperkuat dengan pernyataan Emda
peserta didik, menghemat waktu dalam (2011: 157) bahwa pemakaian media
pembelajaran serta mengaktifkan peserta pembelajaran dapat membangkitkan
didik. Ada beberapa saran perbaikan yang keinginan, minat baru, motivasi, rangsangan
dikemukakan oleh ahli media untuk media kegiatan belajar, bahkan dapat membawa
pembelajaran spesimen moluska pada materi pengaruh psikologis terhadap peserta didik.
Animalia. Revisi yang dilakukan sebagai Ada beberapa saran perbaikan yang
berikut oleh ahli media I Ibu Nurul Afifah, dikemukakan oleh ahli materi pembelajaran
M.Pd memberikan komentar spesimen bisa sebagai dasar revisi untuk memperbaiki
dijadikan alat bantu atau media dalam media pembelajaran menggunakan spesimen
pembelajaran, namun masih belum singkron moluska pada materi animalia yang telah
dengan contoh yang ada di dalam buku dikembangkan. Saran yang dilakukan
pegangan pendidik dan peserta didik, namun terhadap media pembelajaran oleh ahli materi
telah diusahakan untuk sampel yang lainya. II Ria Karno, S.Pd, M.Pd memberikan
Untuk mengetahui penilaian hasil media komentar Media pembelajaran yang
ahli materi, maka media pembelajaran dihasilkan bisa digunakan sebagai alat bantu
spesimen moluska pada materi animalia yang pengajaran, namun sebaiknya ada media lain
dinilai oleh tim ahli materi. Penilaian sebagai tambahan untuk dapat mencapai
dilakukan untuk mendapatkan informasi tujuan pembelajaran pada materi animalia.
mengenai kelayakan materi media Angket kelayakan ini diberikan kepada 1
pembelajaran spesimen moluska pada materi orang pendidik biologi SMA Negeri 1

4
Rambah Samo. Penilaian ini dilakukan untuk kecil ini dilakukan pada 14 peserta didik
mendapatkan informasi mengenai kelayakan kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Rambah samo.
media pembelajaran spesimen moluska Hasil uji coba kelompok kecil ini berupa skor
sebelum diuji cobakan kepada peserta didik. penilaian terhadap media pembelajaran
Dari hasil angket kelayakan terhadap menggunakan media pembelajaran spesimen
pendidik tidak mendapatkan komentar dan moluska pada materi animalia untuk kelas X
saran oleh Ibu Alinah, S,Hum terhadap media SMA rata-rata persentase 93,32 % dengan
spesimen moluska. Dari hasil uji coba NULWHULD ³6DQJDW /D\DN´ Uji coba kelompok
kelayakan oleh satu orang pendidik tersebut besar ini dilakukan pada 28 peserta didik
terhadap media pembelajaran spesimen kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Rambah samo.
moluska didapat skor persentase kelayakan Hasil uji coba kelompok besar ini berupa
VHEHVDU GHQJDQ NULWHULD µ¶VDQJDW skor penilaian terhadap media pembelajaran
OD\DN´ +DO LQL PHQXQMXNNDQ SHQGLGLN menggunakan media pembelajaran spesimen
biologi mendukung bahwa media moluska pada materi animalia untuk kelas X
pembelajaran spesimen moluska sudah layak SMA rata-rata persentase 91,84% dengan
digunakan peserta didik dalam proses NULWHULD ³6DQJDW /D\DN´ Adapun data yang
pembelajaran dikarenakan media dihasilkan dari uji perorangan, kelompok
pembelajaran spesimen moluska dapat kecil dan uji coba kelompok besar ini akan
membantu peserta didik dalam proses digunakan untuk mengukur kelayakan dari
pembelajaran dan mempermudah pendidik media pembelajaran dan mengetahui manfaat
dalam menjelaskan pelajaran sehingga sesuai tersebut bagi peserta didik dan pendidik.
dengan tujuan pembelajaran. Kustandi dan Media spesimen telah membawa peserta
Sutjipto, (2013: 8) menyatakan bahwa media didik menjadi lebih termotivasi, aktif dalam
pembelajaran yang baik adalah media yang memperoleh pemahaman karena membuat
dapat membantu pendidik dalam peserta didik banyak melakukan kegiatan
menyampaikan materi pada proses pengamatan secara langsung, mengetahui
pembelajaran sehingga tercapainya tujuan tingkatan kelas filum moluska dalam
pembelajaran dengan baik. mempelajari materi Animalia sehingga
Uji coba perorangan, uji coba kelompok peserta didik sangat tertarik untuk
kecil dan uji coba kelompok besar telah mempelajarinya.
dilakukan pada hari selasa 9 Agustus 2016 di Berdasarkan data uji coba perorangan,
SMA Negeri 1 Rambah Samo. Adapun kelompok kecil dan kelompok besar tersebut
tujuan dari uji coba perorangan, uji coba bahwa media pembelajaran menggunakan
kelompok kecil, dan uji coba kelompok besar media pembelajaran spesimen moluska yang
adalah untuk melihat dan mengetahui dikembangkan dalam penelitian ini layak
kelayakan dari media pembelajaran digunakan sebagai media pembelajaran pada
menggunakan media pembelajaran spesimen materi animalia kelas X SMA. Hal ini sejalan
moluska pada materi Animalia. Uji coba dengan Rusman (2012: 162) Media
perorangan ini dilakukan pada 6 orang pembelajaran merupakan alat bantu yang
peserta didik kelas XI IPA1. Hasil uji coba dapat memperjelas, mempermudah,
perorangan ini berupa penilaian terhadap mempercepat penyampaian pesan atau materi
media pembelajaran spesimen moluska pelajaran kepada para peserta didik, sehingga
dengan rata-rata persentase 93,33% dengan inti materi pelajaran secara utuh dapat
NULWHULD ³6DQJDW /D\DN´ Uji coba kelompok disampaikan kepada peserta didik. Hal ini

5
juga diperkuat oleh pernyataan Emda (2011: Asyhar, R. 2011. Kreatif Mengembangkan
160) Penggunaan media yang tepat dalam Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung
proses belajar mengajar selain membantu Persada Press.
pendidik dalam menjelaskan permasalahan
yang sedang dikaji, juga sangat berperan Budiwati. 2015. Spesimen dalam Blok Resin
dalam menimbulkan motivasi bagi peserta untuk Media Pembelajaran Biologi.
didik serta menjadikan media sebagai sumber FMIFA UNY. http:// staff. uny. ic.
belajar. id/sites/sufault/file/penelitian/dra-
budiwati-msi/spesimen-awetan-dalam-
4. KESIMPULAN blok-resin. pdf. Diakses 08 maret, 2016
Berdasarkan penelitian yang telah Journal.uny.ac.id/index.php/wuny/articl
dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa e/view/3531/pdf. Diakses 8 Maret 2016.
pengembangan media pembelajaran Campbell, N.A., Reece, J.B. dan Mitchell,
menggunakan spesimen moluska pada materi L.G. 2003. Biologi. Edisi Kelima Jilid
Animalia untuk kelas X SMA secara 2. Jakarta: Erlangga.
keseluruhan termasuk kedalam kategori
µ¶VDQJDW OD\DN¶¶ Penilaian media berdasarkan . 2008. Biologi. Edisi Delapan Jilid
penilaian ahli materi rata-rata persentase 2. Jakarta: Erlangga.
GHQJDQ NDWHJRUL ³6DQJDW /D\DN´
penilaian ahli media rata-rata persentase Carpenter, K dan Niem, V. 1998. The Living
GHQJDQ NDWHJRUL ³/D\DN´ Marine Resources of the Western
Berdasarkan perolehan rata-rata persentase Central Pacific. Volume 2 Cephalopods,
uji coba perorangan 93,33%, uji coba Crustaceans, Holothurians and Sharks.
kelompok kecil perolehan rata-rata FAO Species Identification Guide for
persentase 93,32% dan uji coba kelompok Fishery Purposes. Rome: Food and
besar perolehan rata-rata persentase 91,84%. Agriculture Organization of the United
Nations.
5. REFERENSI
Dharma, B. 2005. Recent & Fossil Indonesia
Abbott, R. dan Dance. S.P. 2000.
Shell. Germany: Hackenheim Conch
Compendium of Seashells. 8th Printing.
Books Germany.
USA: Odyssey Publishing,
Djamarah, S.B. dan Zain, A. 2006. Strategi
Afif, M., Wisanti dan Isnawati. 2014.
Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka
Pengembangan Herbarium Paku-Pakuan
Cipta.
Sebagai Media Realita dalam Materi
Keanekaragaman Tumbuhan untuk Emda, A. 2011. Pemanpaatan Media dalam
Siswa Kelas X SMA. BioEdu 3(3): 472- Pembelajaran Biologi di Sekolah. Jurnal
478. Ilmiah DIDAKTIKA 12(1):149-162.

Arsyad, A. 2011. Media Pembelajaran. Hardianto. 2012. Belajar dan Pembelajaran.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kampus Universitas Pasir Pengaraian:
UPP Press.
. 2014. Media Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Handayani, D., Bintari, H. S. dan Lisdiana.
2013. Penerapan Model Pembelajaran

6
Picture and Picture Berbantuan Klasifikasi Tumbuhan dengan
Spesimen pada Materi Invertebrata. Memanfaatkan Spesimen Awetan untuk
Journal Unnes of Biology Education Melatih Keterampilan Proses Peserta
2(3): 321-328. Didik Kelas X. BioEdu 3(3): 382-390.

Istoqomah, U., Indah, N.K. dan Ambarwati, Sobirin, M., Isnawati dan Ambarwati, R.
R. 2014. Pengembangan Media Awetan 2013. Pengembangan Media Awetan
Basah Cacing Endoparasit dan LKS Porifera untuk Pembelajaran Biologi
untuk Pembelajaran Biologi Kelas X. Kelas X. BioEdu 2(1): 19-22.
BioEdu 3(3): 542- 549.
Suryosubrato. 2001. Humas Salam Dunia
Kustandi, C. dan Sutjipto, B. 2011. Media Pendidikan. Yogyakarta. Mitra Gama
Pembelajaran Manual dan Digital. Widia.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Suardi, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran.
. 2013. Media Pembelajaran Yogyakarta: Deepublish.
Manual dan Digital. Jakarta: Ghalia
Indonesia. Susiliana, R. dan Riyana, C. 2009. Media
Pembelajaran. Bandung: CV Wacan
Novitasari, L., Rahayu, Y.S dan Trimulyo, G. Prima.
2013. Penggunaan Media Awetan pada
Materi Jamur untuk Meningkatkan Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Ketuntasan Belajar Siswa Kelas X-1
SMA Negeri 1 Sekaran. BioEdu 2(1): 6-
9.

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian.


Bandung: Alfabeta.

Retnaningsih, L., Priyono, B dan


Rahayuningsih, M. 2012. Keefektifan
Media Spesimen degan Metode Two
Stay-Two Stray pada Materi Arthopoda.
BioEdu 1(3): 95-101.

Rusman. 2012. Belajar dan Pembelajaran


Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta.

Rusyana, A. 2011. Zoologi Invertebrata.


Bandung: Alfabeta.

Sadiman, A.S, Rahardjo, R., Haryono, A dan


Rahardjito. 2010. Media Pendidikan.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Setiawan, A.B., Wisanti dan Faizah, U. 2014.


Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa

Anda mungkin juga menyukai