Anda di halaman 1dari 5

Disrupsi adalah sebuah era terjadinya perubahan dan inovasi secara

besar-besaran dan fundamental yang dapat mengubah sistem dan


tatanan. Saat ini sedang marak terjadi disrupsi pada teknologi digital di
berbagai bidang salah satunya dalam bidang pendidikan.

Ciri-ciri dari era disrupsi yaitu:*


1. Volatility: perubahan yang masif, cepat, dengan pola
yang sulit tertebak
2. Uncertainty: perubahan yang cepat menyebabkan
ketidakpastian
3. Complexity: terjadinya kompleksitas hubungan antar
faktor penyebab perubahan
4. Ambiguity: kurang jelasnya arah perubahan yang menye
babkan ambiguitas

Munculnya disrupsi pada dunia pendidikan akibat dari


perkembangan era revolusi industri 4.0. Bidang pendidikan
yang mulai mengikuti revolusi industri 4.0 ini memanfaatkan
teknologi digital dalam proses belajar mengajar, bahkan saat
ini proses pembelajaran dapat dilakukan tanpa adanya per-
temuan tatap muka secara langsung.
Menekankan 4 poin dalam menghadapi tantangan disrupsi di bidang pendidikan khususnya di lembaga
pendidikan tinggi, yaitu perlunya pemahaman mengenai disrupsi, hiper kompetisi, output talenta dan te-
knologi, serta strategi yang kontributif dan agile. Saat ini, disrupsi teknologi memaksa perguruan tinggi
untuk menyesuaikan kurikulum sesuai kebutuhan zaman. Membuat penguasaan ilmu tidak lagi linier, bukan
hanya multi, atau interdisiplin ilmu, tetapi transdisiplin bidang dan ilmu (dikti.kemendikbud.go).

Pratikno juga mengibaratkan bahwa strategi menghadapi disrupsi seperti berjalan di atas api. Selain perlun-
ya memiliki kemampuan bergerak dengan cepat, juga perlu menjaga keseimbangan dalam berjalan menapa-
kinya (agile). Serta beberapa strategi penting lainnya seperti program studi inovatif dan relevan, mengisi
celah talenta digital, transformasi di seluruh level (mahasiswa, dosen, fakultas, dan universitas). Perguruan
tinggi juga perlu memanfaatkan kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka sebagai bentuk kemerdekaan
kampus untuk menyesuaikan diri terhadap relevansi perubahan zaman.

Oleh karena itu, hal-hal yang perlu dipersiapkan lembaga pendidikan untuk melaksanakan pendidikan di
kondisi saat ini yaitu menyiapkan perangkat teknologi digital untuk pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
(PMB), menyiapkan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan zaman, serta memastikan tenaga pen-
didik memiliki kecakapan dalam memanfaatkan IT untuk pembelajaran (undwi.ac.id).
1. Kurikulum
Kurikulum sebagai acuan dalam proses belajar mengajar pada akhirnya harus disesuaikan kembali
dengan kebutuhan peserta didik saat ini. Isi dari kurikulum perlu memuat kompetensi agar peserta didik
memiliki pemikiran yang antisipatif, kritis, analitis, kreatif dalam memecahkan masalah, kemampuan ad-
aptasi (adaptability), kolaborasi (collaboration), kepemimpinan (leadership), kreativitas dan inovasi (cre-
ativity and innovation). Tentunya yang perlu dipikirkan lebih lanjut adalah cara agar peserta didik tetap
dapat memiliki kompetensi tersebut walaupun disrupsi teknologi terjadi di dunia pendidikan.
2. Pembelajaran
Proses pembelajaran tidak terlepas dari bagaimana cara pendidik melakukan pengajaran atau penyam-
paian. Baik guru maupun dosen perlu untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman seperti mengua-
sai kemampuan dasar tentang informasi dan teknologi. Saat ini metode-metode pembelajaran yang
mudah atau biasa digunakan pendidik, sudah bisa digantikan dengan teknologi contohnya seperti peser-
ta didik dapat mencari sumber bacaan di internet atau membaca e-book secara mandiri daripada hanya
mendengarkan seorang pendidik menjelaskan materi yang tertulis di buku. Pendidik ditantang untuk
dapat menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan kondisi, tujuan pembelajaran, dan tetap
dapat mengembangkan potensi siswa dengan memanfaatkan teknologi digital.
3. Asesmen
Asesmen atau penilaian merupakan cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perkem-
bangan peserta didik selama melakukan proses belajar. Asesmen yang baik adalah yang benar-benar
bisa menilai kemajuan dan perkembangan peserta didik dengan cara dan hasil yang jujur. Dengan kondisi
pendidikan yang dipengaruhi oleh disrupsi teknologi, perlu dikembangkan lagi metode asesmen yang
sesuai agar dapat dilakukan penilaian terhadap peserta didik secara objektif.
1. Meningkatkan akses peserta didik terhadap pendidikan

2. Membantu lembaga pendidikan dan pendidik untuk bekerja


lebih efektif dan efisien

3. Lebih banyak data yang dimiliki untuk menganalisis kebu-


tuhan peserta didik secara mendalam

4. Membantu peserta didik mendapatkan proses pembe-


lajaran yang menarik dan mengurangi beban kerja pen-
didik

5. Banyak otomatisasi yang terjadi seperti penggunaan


alat digital, cara mengolah data, dan proses adminis-
tratif. Hal ini dapat membuat pekerjaan menjadi lebih
efektif dan efisien, serta mengurangi biaya operasion-
al yang biasa dipenuhi ketika dalam kondisi pembela-
jaran offline daripada online.
1. https://undwi.ac.id/blog/mengupas-fenomena-disrupsi-pembelajaran.html

2. https://www.ui.ac.id/strategi-media-dalam-menghadapi-disrupsi-teknologi-digital/
3. https://edukasi.kompas.com/read/2019/09/03/15390441/3-tantan-
gan-pendidikan-era-disrupsi-teknologi-apa-saja?page=all
4. https://edukasi.kompas.com/read/2019/09/03/15390441/3-tantan-
gan-pendidikan-era-disrupsi-teknologi-apa-saja?page=all
Penulis : Erwin Hutapea Editor : Yohanes Enggar Harususilo
5. https://www.forbes.com/sites/bernardmar-
r/2020/01/20/the-top-5-tech-trends-that-will-disrupt-education-in-2020the-ed
tech-innovations-everyone-should-watch/?sh=3e7907072c5b

Anda mungkin juga menyukai