4.1 Formula
Bahan Formula
1 2
Minyak Kelapa 50 ml 50 ml
PGA 12% 10%
Sirup Simplex 10 ml 10 ml
Vanilinum 4 mg 4 mg
Etanol 6 ml 6 ml
Aqua Ad 100 ml Ad 100ml
4.2 Perhitungan
Formula 1
Minyak Kelapa = 50 ml
12
PGA = x 200 ml=¿ 12 gram
100
SS = 10 ml
Vanillinum =4 mg=0,004 g
Etanol = 6 ml
Aquadest = ad 200 ml
Formula 1
Minyak Kelapa = 50 ml
10
PGA = x 200 ml=¿ 10 gram
100
SS = 10 ml
Vanillinum =4 mg=0,004 g
Etanol = 6 ml
Aquadest = ad 200 ml
Hari ke-
Pengamatan
1 2 3 4 5 6
Tinggi Busa 1,3 cm 1,3 cm 1,2 cm 1,2 cm 1 cm 1 cm
Tinggi Larutan 2,7 cm 2,7 cm 2,6 cm 2,6 cm 2,5 cm 2,5 cm
Tinggi Endapan - - - - - -
pH 5 - - - - -
Formula 2
Hari ke-
Pengamatan
1 2 3 4 5 6
Tinggi Busa 1,2 cm 1,2 cm 1,2 cm 1,1 cm 1 cm 1 cm
Tinggi Larutan 2,6 cm 2,6 cm 2,5 cm 2,5 cm 2,5 cm 2,5 cm
Tinggi Endapan - - - - - -
pH 5 - - - - -
Formula 3
Hari ke-
Pengamatan
1 2 3 4 5 6
Tinggi Endapan 1 cm 1 cm 1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
Tinggi Larutan 2,5 cm 2,5 cm 2,5 cm 2,5 cm 2,5 cm 2,5 cm
Tinggi Busa - - - - - -
pH 5 - - - - -
Formula 4
Hari ke-
Pengamatan
1 2 3 4 5 6
Tinggi Endapan 1,2 cm 1,2 cm 1 cm 1 cm 1 cm 1 cm
Tinggi Larutan 2,4 cm 2,2 cm 2,2 cm 2,1 cm 2,1 cm 2 cm
Tinggi Busa - - - - - -
pH 5 - - - - -
Viskositas
Chart Title
70
60
50
40
30
20
10
0
Hari ke-0
viskositas Column1
4.3 Pembahasan
Emulsi adalah suatu sistem yang secara termodinamika tidak stabil, terdiri
dari paling sedikit du fasa globul-globul dalam fasa cair yang lainnya. Sistem ini
biasanya distabilkan dengan adanya emulsi. Dalam bidang farmasi, emulsi
biasanya terdiri dari minyak dan air. Berdasarkan fase terdispersinya dikenal dua
jenis emulsi, yaitu :
1. Emulsi minyak dalam air, yaitu bila fase minyak terdispersi di dalam fase air.
2. Emulsi air dalam minyak, yaitu bila fase air terdispersi di dalam fase minyak
Hasil yang terbaik untuk emulsi ini yaitu emulsi 2 formula 2 dengan
Parafin Minyak kelapa 10% karena memiliki tipe emulsi M/A (minyak dalam air)
yang dimana penambahan PGA akan berfungsi sebagai zat pengemulsi dan zat
penstabil sehingga pada PGA akan membentuk koloida hidrofilik bila
ditambahkan kedalam air sehingga menghasilkan emulsi tipe M/A. Untuk
membantu memecah fase dalam (minyak) menjadi tetesan-tetesan digunakan alat
pengaduk yang mekanik yaitu mikser. Adapun mekanismenya adalah setelah
terjadi perceraian awal tetesan-tetesan, tetesan berikutnya akan mendapatkan
kekuatan tambahan karena turbulensi (arah mikser yang berputar secara tyrbulen)
menyebabkan deformasi tetesan-tetesan tersebut menjadi tetesan yang lebih kecil
sehingga emulsi yang terjadi nantinya akan lebih homogen. Dalam hal ini yang
harus dihindari adalah terbentuknya busa, yang disebabkan oleh surfaktan yang
larut dalam air.