DISUSUN OLEH
NIM : PO.71.20.3.18.020
SEMESTER : V.A
An. F baru diketahui mengalami gizi kurang sejak sebulan yang lalu ketika mengikuti
posyandu dikarenakan Ibu M yang terlalu sibuk kerja. Ibu M sebelumnya tidak mengetahui
An. F mengalami gizi kurang meskipun Ibu M sudah menyadari An. F tambah kurus sejak 3
bulan yang lalu.
b. Keadaan fisik
BB 7,6 kg, TB 74,5 cm, LiLA 7,5 cm, lingkar perut 41,5 cm, An. F tampak kurus,
konjungtiva anemis, warna rambut kecoklatan, kulit tampak pucat, balita tampak tidak bersih
dan menu makan balita tidak seimbang. An. F tampak sering digendong dan jarang berjalan.
An. F jarang mengikuti posyandu tiap bulan.
c. Kesiapan Belajar
Ibu klien mengatakan bahwa ia tertarik untuk mempelajari tentang gizi buruk dan
penanganan gizi buruk. Pengetahuan klien tentang gizi buruk dan cara penanganan gizi buruk
karena klien belum pernah mendapatkan informasi tentang hal tersebut dari sumber apapun.
Klien dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik. Klien tampak
gelisah dan kurang inisiatif.
d. Motivasi Belajar
Motivasi belajar klien untuk mempelajari kondisi anaknya kuat.Ibu klien mengatakan
apapun yang harus dilakukan akan dilaksanakan asalkan ia mampu mengatasi masalah gizi
buruk pada anaknya.
e. Kemampuan membaca
Ibu klien mempunyai kemampuan membaca dan menulis dengan cukup baik. Ketika
diberikan sebuah bahan bacaan berupa“lembar balik”tentang pengertian gizi buruk dan
diminta membacanya.Klien mampu menjelaskan kembali inti dari isi “lembar
balik”tersebut.Dan klien mengatakan lebih menyukai belajar dengan cara Tanya jawab dan
menyukai bahan bacaan yang bergambar karena mudah diingat.
2. Pengkajian Faktor Reinforcing
Perawat yang memberikan pelayanan kepada ibu klien yang mengalami gizi buruk telah
memiliki keterampilan memberi penyuluhan kesehatan dengan baik.
Karena telah sering kali dilakukan pelatihan untuk hal tersebut. Alat bantu penyuluhan
berupa “ leaflet “ dan ” lembar balik”.
An.P tinggal bersama orang tuanya Tn.A berpendidikan SMA mempunyai persepsi
yang lebih positif terhadap gizi buruk anaknya dan mendorong agar anaknya tidak gizi buruk
dan makanan yang bergizi.
4. Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
5. Perencanaan
1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
Tujuan umum :
Tujuan khusus 1 :
Sesuai dengan tugas perawatan keluarga yang pertama yaitu mengenal masalah dengan cara
penyuluhan tentang gizi kurang yang dialami An. F dan penimbangan BB, TB, LiLA, lingkar
perut, dll.
Tujuan khusus 2 :
Mengambil keputusan untuk mengatasi gizi kurang dengan mendiskusikan tindakan yang
harus dilakukan jika terjadi masalah dalam keluarga
Tujuan khusus 3 :
Merawat anggota keluarga dengan mendemontrasikan cara membuat makanan yang menarik
untuk An. F, yaitu membuat nasi yang dicampur dengan wortel lalu dihiasi ayam dan
potongan telur dibagian kepala sebagao rambut dan tomat sebagai mata.
Tujuan khusus 4 :
Melakukan konseling dan memotivasi keluarga Ibu M untuk dapat memodifikasi ruang
makan yang aman dan nyaman untuk menumbuhkan minat makan An. F
Tujuan khusus 5 :
Tujuan umum :
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 30 menit selama 13 kali kunjungan defisit
pengetahuan keluarga Bpk. A teratasi
Tujuan khusus 1 :
Sesuai dengan tugas perawatan keluarga yang pertama yaitu mengenal masalah, dengan cara
melakukan penyuluhan kesehatan bersama anggota keluarga untuk menambah pengetahuan
keluarga serta mengenal akibat yang ditimbulkan dari masalah kesehatan yang dialami An. F
terutama tentang gizi kurang
Tujuan khusus 2 :
Mengambil keputusan untuk mengatasi gizi kurang yaitu dengan sering konsultasi gizi ke
puskesmas atau mengukiti posyandu tiap bulan
Tujuan khusus 3 :
Merawat anggota keluarga dengan konseling dan memotivasi keluarga untuk meningkatkan
pengetahuan keluarga tentang masalah yang dialami An. F
Tujuan khusus 4 :
Melakukan diskusi untuk memodifikasi lingkungan yang aman dan nyaman untuk
memperoleh informasi tentang sakit An. F
Tujuan khusus 5 :
Memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk konsultasi gizi agar gizi kurang yang dialami An.
F bisa teratasi
6. Implementasi
1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
dilakukan demontrasi tentang cara menyajikan makanan yang menarik sehingga nafsu makan
balita meningkat, yaitu dengan membuat nasi yang dicampur dengan wortel lalu dihiasi ayam
dan potongan telur dibagian kepala sebagai rambut dan tomat sebagai mata. Implementasi
selanjutnya dilakukan memodifikasi lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan nafsu
makan An. F
2. Defisit pengetahuan b.d kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit yaitu mengenal
masalah dengan cara penyuluhan tentang gizi kurang pada balita dan mendiskusikan bersama
keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi gizi kurang pada balita.
7. Evaluasi
1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
Mendemontrasikan cara menata makanan yang menarik untuk meningkatkan nafsu makan
anak didapatkan hasil objektif An. F mau memakan makanan yang telah disusun meskipun
tidak habis dan banyak yang berserakan, hasil analisa bahwa masalah teratasi sebagian dan
tindak lanjutnya telah diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi yaitu Ibu M mau
membuatkan makanan menarik untuk An. F
Mengenal masalah dengan melakukan penyuluhan mengenai gizi kurang didapatkan hasil
subjektif Ibu M mengatakan gizi kurang terjadi karena ketidakseimbangan nutrisi, tandanya
anak tampak kurus, sedangkan data objektif Ibu M sudah mampu menyebutkan pengertian,
tanda dan gejala anak gizi kurang walaupun belum lancar namun Ibu M sudah bisa
mengulanginya lagi, hasil analisa bahwa masalah teratasi sebagian dan untuk tindak lanjut
masalah tersebut telah diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi.
Selanjutnya pengambilan keputusan sesuai dengan tugas keluarga kedua didapatkan hasil
objektif keluarga mengambil keputusan konsultasi gizi untuk mengatasi masalah gizi kurang
pada An. F. Hasil analisa bahwa masalah teratasi sebagian dan untuk menindaklanjuti hal
tersebut telah diambil keputusan untuk melanjutkan intervensi.
Dilakukan pengukuran BB, TB, LiLA dan lingkar perut dengan hasil, BB : 7,9 kg, TB : 73,5
cm, LiLA : 7,5 cm, lingkar perut : 41,5 cm. Pemberian makanan tambahan pada An. F dan
terminasi dengan keluarga Bpk. A.
A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Identitas Keluarga
Nama : Tn. A
Suku : Batak
Umur : 37 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pedagang
Telp : 0853694233890
Alamat : Palembang
b. Komposisi Keluarga
1 Tn.A L KK 37 th SD Pedagang
c. Tipe Keluarga
Tn. A (37 tahun) tinggal bersama keluarga. Tipe keluarga Tn. A adalah keluarga inti. Keluarga
ini terdiri dari Tn. A sebagai ayah dan Ny.M (33 tahun) sebagai ibu bagi anak anaknya yaitu anak laki-
laki An. F (12 bulan).
d. Suku Bangsa
e. Agama
Semua anggota keluarga Tn. A beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai
keyakinan di rumah dan di masjid.Dalam menjalankan perintah agama keluarga
cukup taat dan rajin mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla,
sholat Jumat di Masjid, acara tahlilan/yasinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), dan acara
keagamaan lainnya.
Tidak ada kegiatan yang dilakukan keluarga setiap hari karena mereka suami
istri sibuk bekerja. Rumah Ibu M tampak kurang bersih dan rapi, benda-benda tampak
berserakan dilantai. Pencahayaan dan ventilasi rumah Ibu M juga kurang memadai, jendela
berdebu, barang-barang berserakan di lantai.
Keluarga dari Tn. A dan Ny. M tidak ada yang mempunyai perilaku buruk seperti
berjudi ataupun minum alkohol.
3. Data Lingkungan
a. Karakteristik Rumah
Selokan Tidak
mengalir
Pembuangn
sampah
terbuka
Sebelumnya Tn. A dan Ny. M tinggal di Sekayu. Tetapi sejak menikah Tn, A dan Ny.
M tinggal di Palembang.Sejak menikah Keluarga Tn. A hidup menetap, karena
keluarga Tn.A sudah tinggal dikontrakan tersebut sekitar 2 tahun.
d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Keluarga Dengan Masyarakat.
Selama ini suport sistem dalam keluarga adalah orang tua pasangan, hanya saja
tempat tinggal mereka yang jauh membuat komunikasi kurang dan mobilisasi keluarga
terhambat.
I. Struktur Keluarga
Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi keluarga Tn. A, yaitu tertutup karena Ny. M mengatakan Tn.
A sangat cuek terhadap dirinya dan anaknya serta dalam keluarga tersebut sering
terjadi perselisihan antara Tn. A dan Ny. M karena hal sepele.
Struktur kesehatan keluarga
Pada keluarga Tn. A pola pengambilan keputusan dilakukan oleh Tn. A
sebagai kepala keluarga.
Struktur peran
Pada keluarga Tn. A, Tn. A mempunyai peran sebagai ayah, kepala keluarga,
sebagai suami, sebagai pencari nafkah, sebagai pengambil keputusan, sedangkan Ny.
M mempunyai peran sebagai ibu, sebagai istri, sebagai pemberi kasih sayang, sebagai
pengurus rumah tangga dan mengurus anak, sebagai pendamping suami.Peran An. F
pada keluarga ini yaitu sebagai anak dan sebagai penerima kasih sayang.
Nilai dan norma budaya
Pada keluarga Tn. A tidak ada norma dan nilai budaya yang bertentangan
dengan kesehatan.
Analisa Data
SKORING
Diagnosa: Defisit nutrisi pada keluarga Tn. A khususnya An. F b.d ketidakmampuan
keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan kurang gizi
Maryunani, A. (2010). Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Jakarta: Trans Info Media
Sihadi. 2000. Anak Gizi Buruk, Tanggung Jawab Siapa? Media Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan. Jakarta.