Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki naskah ini.
Akhir kata kami berharap semoga pembelajaran dalam makalah ini dapat memberikan
manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Lubuklinggau,September 2020
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah
di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan di otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. Stroke masih merupakan masalah medis
yang menjadi masalah kesakitan dan kematian nomor 2 di Eropa serta nomor 3 di
Amerika Serikat. Sebanyak 10% penderita stroke mengalami kelemahan yang
memerlukan perawatan.[ CITATION Bat08 \l 1033 ]
Secara global, penyakit serebrovaskular (stroke) adalah penyebab utama kedua
kematian. Ini adalah penyakit yang dominan terjadi pada pertengahan usia dan orang
dewasa yang lebih tua. WHO memperkirakan bahwa pada tahun 2005, stroke
menyumbang 5,7 juta kematian di seluruh dunia, setara dengan 9,9 % dari seluruh
kematian. Lebih dari 85 % dari kematian ini akan terjadi pada orang yang hidup di
negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dan sepertiga akan pada orang yang
berusia kurang dari 70 tahun. Stroke disebabkan oleh gangguan suplai darah ke otak,
biasanya karena pembuluh darah semburan atau diblokir oleh gumpalan darah. Ini
memotong pasokan oksigen dan nutrisi, menyebabkan kerusakan pada jaringan otak.
[ CITATION Wor15 \l 1033 ]
Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan penderita
stroke cukup tinggi. Penderitanya melebihi prevalensi stroke di daerah perkotaan secara
nasional. Singkawang merupakan kota di Kalimantan Barat dengan prevalensi stroke
yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan penelitian di lima rumah sakit
yang ada di Kota Singkawang menunjukkan, adanya peningkatan jumlah pasien stroke
yang dirawat. Jumlah tersebut belum termasuk pasien stroke yang dirujuk dan dirawat di
rumah sakit selain di Singkawang serta pasien yang berobat ke puskesmas. Jumlah
kekambuhan stroke juga menunjukkan angka yang tinggi.[ CITATION Hut15 \l 1033 ]
B. Rumusan Masalah
Apadefinisistroke?
Apaetiologistroke?
Apatandadangejalastroke?
Apafisiologistroke?
Apapathwaystroke?
Bagaimanapelaksanaanmedisdankeperawatanstroke?
Bagaimanaasuhankeperawatanstroke?
C.Tujuan
Untuk mengetahui serta memahami bagaimana Asuhan keperawatan yang baik dilakukan pada
klien dengan Stroke.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan defisit
neurologis mendadak sebagai akbat iskemia atau hemoragi sirkulasi saraf otak. [ CITATION
Man07 \l 1033 ]
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah
di otak yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan di otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian.[ CITATION Bat08 \l 1033 ]
Stroke dapat juga diartikan sebagai gangguan fungsional otak yang
bersifat:
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Angiografi serebral
Membantu menunjukkan penyebab stroke secara spesifik, misalnya pertahanan atau
sumbatan arteri.
2. Skan Tomografi Komputer (Computer Tomography scan – CT-scan)
Mengetahui adamya tekanan normal dan adanya trombosis, emboli serebral, dan tekanan
intrakranial (TIK). Peningkatan TIK dan cairan yang mengandung darah menunjukan
adanya perdarahan subarakhnoid dan perdarahan intrakranial. Kadar protein total
meningkat, beberapa kasus trombosis disertai proses inflamasi.
3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Menunjukan daerah infark, perdarahan, malformasi arteriovena (MAV).
4. Ultrasonografi doppler (USG doppler)
Mengidentifikasi penyakit arteriovena (masalah sistem arteri karotis [aliran darah atau
timbulnya plak]) dan arteriosklerosis.
5. Elektroensefalogram (Electroencephalogram-EEG)
Mengidentifikasi masalah pada otak dan memperlihatkan daerah lesi yang spesifik.
6. Sinar X tengkorak
Menggambarkan perubahan kelenjar lempeng pienal daerah yang berlawanan dari massa
yang meluas, klasifikasi karotis interna terdapat pada trombosis serebral; klasifikasi
parsial dinding aneurisma ada perdarahan subarakhnoid.
7. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan cara memeriksakan darah rutin, gula darah,
urine rutin, cairan serebrospinal, analisa gas darah (AGD), biokimia darah, dan elektrolit.
[ CITATION Bat08 \l 1033 ]
F. Penatalaksanaan Medik
1. Pemasanganjalurintravenadengancairannormalsalin0,9%dengankecepatan20ml/ja
m.Cairanhipotonissepertidekstrosa5%sebaiknyatidakdigunakankarenadapatmempe
rhebatedemaserebri.
2. Pemberianoksigenmelaluinasalkanul.
3. Janganmemberikanapapunmelaluimulut.
4. PemeriksaanEKG
5. Pemeriksaanrontgentoraks.
6. Pemeriksaandarah:Darahperiferlengkapdanhitungtrombosit,Kimiadarah(glukosa,ur
eum,kreatinindanelektrolit),PT(ProthrombinTime)/PTT(PartialThromboplastintime
)
7. Jikaadaindikasilakukanpemeriksaanberikut:
Kadaralcohol
Fungsihepar
Analisagasdarah
Skriningtoksikologi
Gambaran tentang stoke
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada usia tua), jenis kelamin, pendidikan,
alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose
medis.
2. Keluhan utama
Biasanya didapatkan kelemahan anggota gerak sebelah badan, bicara pelo, dan tidak
dapat berkomunikasi.
3. Riwayat penyakit sekarang
Serangan stroke hemoragik seringkali berlangsung sangat mendadak, pada saat klien
sedang melakukan aktivitas. Biasanya terjadi nyeri kepala, mual, muntah bahkan kejang
sampai tidak sadar, disamping gejala kelumpuhan separoh badan atau gangguan fungsi
otak yang lain.
4. Riwayat penyakit dahulu
Adanya riwayat hipertensi, diabetes militus, penyakit jantung, anemia, riwayat trauma
kepala, kontrasepsi oral yang lama, penggunaan obat-obat anti koagulan, aspirin,
vasodilator, obat-obat adiktif, kegemukan.
5. Riwayat penyakit keluarga
Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita hipertensi ataupun diabetes militus.
Pengumpulan data:
A. Aktivitas/istirahat
Klien akan mengalami kesulitan aktivitas akibat kelemahan, hilangnya rasa, paralisis,
hemiplegi, mudah lelah, dan susah tidur.
B. Sirkulasi
Adanya riwayat penyakit jantung, katup jantung, disritmia, CHF, polisitemia.Dan
hipertensi arterial.
C. Integritas Ego.
Emosi labil, respon yang tak tepat, mudah marah, kesulitan untuk mengekspresikan diri.
D. Eliminasi
Perubahan kebiasaan Bab. dan Bak.Misalnya inkoontinentia urine, anuria, distensi
kandung kemih, distensi abdomen, suara usus menghilang.
E. Makanan/caitan :
Nausea, vomiting, daya sensori hilang, di lidah, pipi, tenggorokan, dysfagia
F. Neuro Sensori
Pusing, sinkope, sakit kepala, perdarahan sub arachnoid, dan intrakranial.Kelemahan
dengan berbagai tingkatan, gangguan penglihatan, kabur, dyspalopia, lapang pandang
menyempit. Hilangnya daya sensori pada bagian yang berlawanan dibagian ekstremitas
dan kadang-kadang pada sisi yang sama di muka.
G. Nyaman/nyeri
Sakit kepala, perubahan tingkah laku kelemahan, tegang pada otak/muka
H. Respirasi
Ketidakmampuan menelan, batuk, melindungi jalan nafas.Suara nafas, whezing, ronchi.
I. Keamanan
Sensorik motorik menurun atau hilang mudah terjadi injury.Perubahan persepsi dan
orientasi Tidak mampu menelan sampai ketidakmampuan mengatur kebutuhan
nutrisi.Tidak mampu mengambil keputusan.
J. Interaksi sosial
Gangguan dalam bicara, Ketidakmampuan berkomunikasi. [ CITATION San07 \l 1033 ]
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif b.d Gangguan neurologis
2. Gangguan persepsi sensori b.d hipoksia serebral
3. Gangguan komunikasi verbal b.d gangguan neuromuskuler
4. Gangguan mobilitas fisik b.d gangguan neuromuskuler
5. Resiko cedera d.d kegagalan mekanisme pertahanan tubuh
C. Rencana Keperawatan
1.Polanapastidakefektifb.dgangguanneurologis.
SLKI:polanapas
-Frekuensi napas
-Keseimbanganasam-basa
-Konservasienergi
-Statusneurologis
SIKI:Manajemenjalannapas
Observasi:-Monitorpolanapas(frekuensi,kedalaman,usahanapas)
-Monitorbunyinapastambahan(mis.Wheezing,mengi,ronkhikering)
-Monitorsputum(jumlah,warna,aroma)
Terapeutik:-Posisikansemifowlerataufowler
-Berikanminumhangat
-Lakukanfisioterapidada,jikaperlu
-KeluarkansumbatanbendapadatdenganforsepMcGill
-Berikanoksigen,jikaperlu.
Edukasi:-Anjurkanasupancairan2000ml/hari,jikatidakkontraindikasi
-Ajarkanteknikbatukefektif
Kolaborasi:-Kolaborasipemberianbronkodilator,ekspektoran,mukolitik,jikaperlu.
2.Gangguankomunikasiverbalb.dgangguanneurologis
SLKI:Komunikasiverbal
-Dukungansosial
-Fungsisensori
-Kesadarandiri
-Prosesinformasi
-Statusneurologi
-Statuskognitif
SIKI:Dukungankepatuhanprogrampengobatan
Observasi:-Identifikasikepatuhanmenjalaniprogrampengobatan.
Terapeutik:-Buatkomitmenmenjalaniprogrampengobatandenganbaik.
-Buatjadwalpendampingankeluargauntukbergantianmenemanipasien
selamamenjalaniprogrampengobatan,jikaperlu.
-Dokumentasikanaktivitasselamamenjalaniprosespengobatan.
-Diskusikanhal-halyangdapatmendukungataumenghambatberjalannya
programpengobatan.
-Libatkankeluargauntukmendukungprogrampengobatanyangdijalani.
Edukasi:-Informasikanprogrampengobatanyangharusdijalani.
-Informasikanmanfaatyangakandiperolehjikateraturmenjalaniprogram
pengobatan.
-Anjurkankeluargauntukmendampingidanmerawatpasienselama
menjalaniprogrampengobatan.
-Anjurkanpasiendankeluargamelakukankonsultasikepelayanankesehatan
terdekat,jikaperlu.
3.Gangguanmobilitasfisikb.dgangguanneuromuskular.
SLKI:Mobilitasfisik
-Beratbadan
-Fungsisensori
-Keseimbangan
-Konservasienergi
SIKI:Dukunganambulasi
Observasi:-Identifikasiadanyanyeriataukeluhanfisiklainnya.
-Identifikasitoleransifisikmelakukanambulasi.
-Monitorfrekuensijantungdantekanandarahsebelummemulaiambulasi
-Monitorkondisiumumselamamelakukanambulasi.
Terapeutik:-Fasilitasiaktivitasambulasidenganalatbantu(mis.tongkat,kruk)
-Fasilitasimelakukanmobilisasifisik,jikaperlu
-Libatkankeluargauntukmembantupasiendalammeningkatkanambulasi.
Edukasi:-Jelaskantujuandanprosedurambulasi.
-Anjurkanmelakukanambulasidini.
-Ajarkanambulasisederhanayangharusdilakukan(mis.berjalandaritempat
tidurke kursiroda,berjalandaritempattidurkekamarmandi,berjalan
sesuaitoleransi).
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Stroke adalah suatu keadaan yang timbul karena terjadi gangguan peredaran darah di otak
yang menyebabkan terjadinya kematian jaringan di otak sehingga mengakibatkan
seseorang menderita kelumpuhan atau kematian. Stroke masih merupakan masalah medis
yang menjadi masalah kesakitan dan kematian nomor 2 di Eropa serta nomor 3 di
Amerika Serikat. Sebanyak 10% penderita stroke mengalami kelemahan yang
memerlukan perawatan. Pengkajian yang sangat diperhatikan dalam asuhan keperawatan
stroke ini adalah pemeriksaan fisik 12 saraf kranial. Diagnosa yang dapat diangkat pada
asuhan keperawatan pasien dengan stroke ini adalahGangguan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan tidak adekuatnya sirkulasi darah serebral, Kerusakan mobilitas fisik
berhubungan dengan gangguan neuromuskular, Defisit perawatan diri berhubungan
dengan gangguan neuromuskular, Defisit pengetahuan: keluarga berhubungan dengan
keterbatasan kognitif, Kerusakan komunikasi verbal behubungan dengan kerusakan
neuromuskular, Perubahan persepsi sensori berhubungan dengan trauma neurologis,
Gangguan harga diri berhubungan dengan perubahan psikososial dan Resiko tinggi
terhadap menelan behubungan dengan kerusakan neuromuskular.
B. Saran
Agar pengetahuan tentang “Askep pada Klien Stroke” dapat di pahami dan
dimengerti oleh para pembaca sebaiknya makalah ini di pelajari dengan baik karena
dengan mengetahui “Askep pada Klien Stroke” dapat menambah pengetahuan dan
wawasan dalam ilmu medis. Karena dengan bertambah nya pengetahuan dan wawasan
tersebut maka kita akan temotivasi lagi untuk belajar menjadi orang yang lebih baik
dalam hal ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, M. (2010). Pengkajian Keperawatan Pada Praktik Klinik. . Jakarta: Salemba Medika.
Batticaca, F. B. (2008). Asuhan Keperawatan Dengan Sistem Persarafan. Jakarta: Salemba Medika.
Hutapea, R. (2015). Kalimantan Barat, Penderita Stroke Tertinggi. Depok: tersedia dalam
www.sinarharapan.co/news/read/150513024/kalimantan-barat-penderita-stroke-tertinggi%20o
(diunggah pada tanggal 13 Mei 2015 pukul 14:15 WIB, diakses pada tanggal 4 Mei 2020
Mansjoer, A. d. (2007). Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. . Jakarta: Media Aesculapius FKUI.
Smeltzer, d. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2. alih
bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih. Jakarta: EGC.