Anda di halaman 1dari 11

PRAKTEK PENGELOLAAN DANA KUMPULAN KELUARGA (STUDI

KASUS TABHAWA KEL. SALAHUDDIN)

PROPOSAL

OLEH:
NAMA : NABILLA RUSDI
NPM : 02271711150
KELAS : IVA - AKUNTANSI

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE
2019

[1]
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI i

BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Fokus Penelitian 2
C. Rumusan Masalah 2
D. Tujuan Penelitian 3
E. Manfaat Penelitian 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 4


A. Makna 4
B. Konsep Sosial 4
C. Konsep Kumpulan keluaga.. 5
D. Fungsi Dana kumpulan Keluarga 5

BAB III METODE PENELITIAN 7


A. Metode Penelitian Kualitatif 7
B Lokasi Penelitian 7
C Instrumen Penelitian 7
D. Teknik Pengumpulan Data 8

DAFTAR PUSTAKA 9
LAMPIRAN 10

[i]
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pengelolaan merupakan arti kata proses, cara, perbuatan mengelola; proses


melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain;  proses yang
membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi  proses yang memberikan
pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan
pencapaian tujuan.

Beberapa subkultur dalam prakter pengelolaan ini sendiri menunjukan kekhasan


perilaku nonverbal pengelolaannya ketika mereka sedang mengadakan kegiatan lainnya.
Begitu pula dengan “Dana Kumpulan Keluarga”, di dalam kegiatan tersebut terdapat nilai
dan makna dari Ilmu sosial.

Dalam kehidupannya, manusia senantiasa terlibat dalam aktivitas komunikasi. Manusia


mungkin akan mati, atau setidaknya sengsara manakala dikucilkan sama sekali sehingga
ia tidak bisa melakukan komunikasi dengan dunia sekelilingnya. Oleh sebab itu
komunikasi merupakan tindakan manusia yang lahir dengan penuh kesadaran, bahkan
secara aktif manusia sengaja melahirkannya karena ada maksud atau tujuan tertentu.

Memang apabila manusia dibandingkan dengan mahluk hidup lainnya seperti hewan, ia
tidak akan hidup sendiri. Seekor anak ayam, walaupun tanpa induk, mampu mencari
makan sendiri. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Manusia tidak dikaruniai
Tuhan dengan alat-alat fisik yang cukup untuk hidup sendiri.

Kumpulan keluarga itu sendiri awalnya hanya beranggota sanak saudara yang
memiliki hubungan darah. Namun dikembangkan kembali, menjadi beranggotakan
seluruh komponen masyarakat yang ingin ikut serta saja. Dalam hal ini kumpulan
keluarga tidak memiliki unsur keterpaksaan di dalam kumpulan keluarga hanya hanya
mengelolah dana suka-rela dari anggota diluar yang berhubungan darah telah identik
ditandai dengan memiliki kekuasaan. Kekuasaan adalah suatu hubungan di mana
seseorang atau kelompok orang dapat menentukan tindakan seseorang atau kelompok
lain. (Laswell:1970).

[2]
B. FOKUS PENELITIAN
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini
dibatasi yakni untuk mengetahui “Bagaimana praktek pengelolaan Dana Kumpulan
Keluarga”.

C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan masalah sebagai berikut “Bagaimana
Mengelola Dana Kumpulan keluarga”.

D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan masalahnya adalah “Untuk
mengetahui Pengelolaan Dana Kumpulan Keluarga”

E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi peneliti
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti untuk
menjelaskan tentang Praktek pengelolaan dana apa saja yang dilakukan dalam
kumpulan keluaga.
b. Mengimplementasi teori dan ilmu yang telah didapatkan selama dalam
perkuliahan.

2. Pihak lain
a. Hasil penelitian diharapkan berguna sebagai bahan evaluasi.
b. Diharapkan bermanfaat bagi pembaca untuk mempelajari mengenai Dana
kumpulan keluarga sebagai referensi penelitian yang relevan untuk peneliti
selanjutnya.

[3]
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN

A. MAKNA
Makna adalah hubungan antara lambang bunyi dengan acuannya. Makna merupakan
bentuk responsi dari stimulus yang diperoleh pemeran dalam komunikasi sesuai dengan
asosiasi maupun hasil belajar yang dimiliki. Ujaran manusia itu mengandung makna yang
utuh. Keutuhan makna itu merupakan perpaduan dari empat aspek, yakni pengertian
(sense), perasaan (feeling), nada (tone), dan amanat (intension). Memahami aspek itu
dalam seluruh konteks adalah bagian dari usaha untuk memahami makna dalam
komunikasi. (id.wikipedia.org/wiki/Makna)

B. KONSEP SOSIAL.

Konsep sosial adalah sesuatu yang berhubunagn dengan masyarakat, sebagai contoh
hubungan antara individu dengan individu, hubungan individu dengan kelompok, atau
hubungan antar kelompok manusia. Pada sebuah puisi konsep sosial bentuknya bisa
berupa kata-kata yang menunjukkan suatu kegiatan masyarakat tertentu. Dapat dikatakan
bahwa di dalam kehidupan komunikasi adalah persyaratan yang utama dalam kehidupan
manusia. Tidak ada manusia yang melepaskan hidupnya untuk berkomuikasi antar
sesama. Dengan seperti itu, komunikasi sosial sangat penting dalam kehidupan manusia
pada umumnya untuk membantunya berinteraksi dengan sesama, karena manusia
tercipta sebagai mahluk sosial.

Karena sifat manusia yang selalu berubah-ubah hingga kini belum dapat diselidiki dan
dianalisis secara tuntas hubungan antara unsur-unsur di dalam masyarakat secara lebih
mendalam dan terorganisir .

Implasif adalah fungsi komunikasi sosial ini adalah fungsi komunikasi kultural. Para
ilmuan sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu mempunyai hubungan timbal
balik, seperti dua sisi dari satu mata uang. Budaya menjadi bagian dari perilaku
komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan, memelihara,
mengembangkan atau mewariskan budaya. = Fungsi komunikasi sosial bisa terbentuk
dengan adanya pembentukan dari dalam: pembentukan konsep diri, pernyataan
eksistenssi diri dan untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan & memperoleh
kebahagiaan.

[4]
C. KONSEP DANA.
Setiap Uang/Dana yang dikumpulkan apabila terjadi peristiwa yang tak terduga dan
peristiwa/kegiatan yang direncanakan. dalam hal ini peristiwa tak terduga yang
dimaksudkan adalah seperti orang sakit dan mainggal. Dan adapun Dana yang
dikumpulkan untuk peristiwa/kegiatan yang direncanakan

Peningkatan penerimaan yang berasal dari dana perimbangan didapat dari dana bagian
daerah (revenue sharing) atau yang lebih dikenal dengan Dana Bagi Hasil yang terdiri dari
DBH Pajak dan DBH SDA, DAU dan DAK. Tentu saja peningkatan dana perimbangan
daerah yang berasal dari dana perimbangan ini hanya dimungkinkan, jika dalam konteks
APBN dapat dipenuhi serta pengeluaran-pengeluaran yang selama ini masih dilakukan
secara signifikan oleh instansi pusat juga didesentralisasikan. 

Namun dalam hal ini Dana yang dimaksudkan dalam kumpulan keluarga sangatlah
berbeda dengan apa yang di artikan diatas, Dana dalam kumpulan keluarga ini di
dapatkan dari Iuran setiap anggota, setiap anggota menompang satu sama lain untuk
mengembangkan dana kumpulan keluarga ini.

D. KONSEP DANA KUMPULAN KELUARGA.


Kemampuan komunikasi interpersonal adalah kecakapan yang harus dibawa individu
dalam melakukan interaksi dengan individu dalam melakukan interaksi dengan individu
lain atau sekelompok individu (Goldstein, 1982). Menurut French (dalam Rakhmat 1996),
kemampuan interpersonal adalah apa yang digunakan seseorang ketika berkomunikasi
dan berhubungan dengan orang lain secara tatap muka. Komunikasi Sosial adalah
mengisyaratkan bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri, untuk
kelangsungan hidup, aktualisasi diri, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari
tekanan dan ketergantungan, antara lain lewat komunikasi yang menghibur, dan
memupuk hubungan dengan orang lain. Melalui komunikasi sosial kita bisa berkerja sama
dengan anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, perguruan tinggi, RT, RW,
desa, kota, dan negara secara keseluruhan) untuk mencapai tujuan bersama.
.

E. FUNGSI DANA KUMPULAN KELUARGA


Dalam Dana kumpulan keluarga terdapat berbagai macam bentuk pengolahan dalam
hal ini pengolahan yang di maksudkan adalah terdapat penggolongan dana kumpulan

[5]
keluarga itu sendiri. Misalkan kumpulan dana untuk khitanan, nikah, meninggal, dan
orang sakit.
Bisa di katakan Dana kumpulan keluarga memang fungsional dan memiliki banyak
fungsi juga sesuai dengan teori Merthon di karenakan Dana kumpulan keluarga adalah
kegiatan terpola dan terulang di setiap tahun juga memusatkan perhatian ke kelompok
masyarakat dan sesuai kultur yaitu nilai Islami. Fungsi Dana kumpulan Keluarga dapat di
lihat dalam nilai keagamaan yang telah mengangkat nilai agama Islam dalam kegiatan di
dalam Kumpulan keluarga dimulai dengan musyawarah dan kegiatan isalami lainnya
seperti diadakannya halal bin halal, haul dan khatam Qur’an.
Maksud dan tujuan dari pelaksanaan kegiatan Dana kumpulan keluarga dengan nilai
islami adalah agar agama islam, agama yang dianut oleh sebagian besar masyarakat
Kota Ternate khusunya Kelurahan Salahuddin selalu terjaga dan lebih diyakini oleh
masyarakat dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menggunakan nilai-nilai
islami. Dana Kumpulan Keluarga berfungsi pada Ilmu sosial, karena pada saat
pengelolaannya selalu dengan tujuan untuk membantu sanak saudara yang
membutuhkan maka dalam pengelolaannya selalu dia adakan musyawarah terlebih
dahulu. Dana Kumpulan Keluarga juga berfungsi sebagai Koperasi karena dengan Dana
kas yang dikelola dengan baik uang kas yang lebih dapat di kelola sebagai koperasi
Simpan Pinjam.

[6]
BAB III
METODE PENELITIAN

A. METODE PENELITIAN KUALITATIF


Metode yang digunakan adalah metode kualitatif Dalam penelitian kualitatif segala
sesuatunya tidak dapat di ukur dengan angka dan teori yang digunakan dalam penelitian
tidak dipaksakan untuk memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut
pandangan manusia yang telah diteliti (Sulistyo-Basuki,2006).
Objek dalam penelitian ini adalah Pengelolaan dana kumpulan keluarga Kota Ternate
khususnya di Kelurahan Salahuddin. Dalam penelitian ini menggunakan jenis data
sumber kualitatif dari sumber primer adalah sumber data yang secara langsung
memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono;2012).
Sumber primer ini berupa catatan hasil wawancara yang diperoleh melalui
wawancara yang peneliti lakukan. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi lapangan
dan mengumpulkan data dalam bentuk catatan tentang situasi dan fenomena di Kota
Ternate. Yang peneliti wawancarai terdiri dari pengelola Dana Kumpulan Keluarga dari
pihak Pengelola di Tabahawa yang berjumlah 3 orang.

B. PARADIGMA PENELITIAN INTERPRETIF


Menurut Hendrarti (2010: 4), paradigma interpretif memandang bahwa ilmu sosial
sebagai analisis sistematis atas ‘socially meaningful action’ melalui pengamatan langsung
terhadap aktor sosial dalam latar alamiah agar dapat memahami dan menafsirkan
bagaimana para aktor sosial menciptakan dan memelihara dunia sosial mereka.
Interpretif berarti pemahaman (verstechen) berusaha menjelaskan makna dari suatu
tindakan. Karena suatu tindakan dapat memiliki banyak arti, maka makna idak dapat
dengan mudah diungkap begitu saja. Interpretasi secara harfiah merupakan proses aktif
dan inventif. Teori interpretif umumnya menyadari bahwa makna dapat berarti lebih dari
apa yang dijelaskan oleh pelaku. Jadi interpretif adalah suatu tindakan kreatif dalam
mengungkap kemungkinan-kemungkinan makna.
Salah satu dasar pembentuk pandangan perpektif interpretif, yaitu, fenomenologi,
Fenomenologi dicetuskan oleh Edmund Husserl (1859-1938).Fenomenologi melihat objek
dari ilmu-ilmu sosial meliputi segala sesuatu yang termasuk kedalam tindakan sosial
manusia: percakapan, ungkapan, pikiran, perasaan, keinginan, maupun endapan-
endapannya seperti teks, tradisi, karya seni, barang kebudayaan,dll. Menurut Husserl,

[7]
Dunia Kehidupan (lebenswelt) adalah unsur sehari-hari yang membentuk kenyataan kita,
unsur-unsur dunia sehari-hari yang kita libati dan hadapi sebelum kita meneorikan atau
merefleksikannya secara filosofis.

C. LOKASI PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah cakupan wilayah yang menjadi basis penelitian. Penelitian
dilakukan di tiga lokasi yaitu, Sekretariat Pengelola Dana Kumpulan Keluarga, Kediaman
Bendahara, Kediaman Pengurus.

D. INSTRUMEN PENELITIAN
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument utama adalah peneliti sendiri
atau anggota tim peneliti. Untuk itu perlu dikemukakan siapa yang akan menjadi
instrument penelitian. (Sugiyono;2012).
Dalam penelitian ini yang menjadi instrument adalah anggota peneliti yang
berjumlahkan enam belas orang.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan
peneliti untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik atau metode pengumpulan data
yang biasanya dilakukan oleh peneliti. Peneliti dapat menggunakan salah satu atau
gabungan dari metode yang ada tergantung masalah yang dihadapi (Kriyantono, 2009:
93).
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data di penelitian ini menggunakan
wawancara. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu
dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.

DAFTAR PUSTAKA

[8]
https://id.wikipedia.org/wiki/Makna

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D).
CV Alfabeta, Bandung

Kriyantono, Rachmat. 2009. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana

Mulyana Deddy, M.A., Ph.D. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2009

LAMPIRAN

[9]
[10]

Anda mungkin juga menyukai