Anda di halaman 1dari 3

AMAL SALIH MENCUCI BAJU

Posted By: Adminon: September 29, 2019


Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)

Ini juga kegiatan harian. Semua orang mencuci baju. Terutama ibu-ibu dan para lelaki
yang masih bujangan.

Bisakah kegiatan rutin mencuci pakaian dihitung sebagai amal salih?

Mungkin saja. Asal ditata niatnya dan berihtisab dengan benar.

Adakah dalil yang menunjukkan perintah Allah mencuci pakaian secara spesifik?

Ada. Yaitu di surah Al-Muddatsir. Allah berfirman,

{ ْ‫[ } َوثِيَابَكَ فَطَهِّر‬4 @:‫]المدثر‬

“dan pakaianmu bersihkanlah”

Dalam kitab-kitab tafsir diterangkan, maknanya Allah memerintahkan kita menjaga


kesucian pakaian. Jika terkena najis, segera hilangkan dan bersihkan.

Allah suka kebersihan dan Allah suka hamba-hamba-Nya yang gemar menyucikan
diri. Allah berfirman,

{ َ‫[ }إِ َّن هَّللا َ ي ُِحبُّ التَّوَّابِينَ َويُ ِحبُّ ْال ُمتَطَه ِِّرين‬222 :‫]البقرة‬

“Sesungguhnya Allah cinta kepada orang-orang yang gemar bertaubat dan


membersihkan/mensucikan diri” (Al-Baqoroh; 222)

Jadi, sebenarnya jika ajaran Islam ini benar-benar diterapkan maka badan seorang
mukmin itu, pakaiannya, kamar tidurnya, ruang tamunya, dapurnya, peralatan
masaknya, lantainya, raknya, halaman rumahnya dan semua lingkungannya
seharusnya dalam kondisi paling prima dalam hal kebersihan dan keasrian.

Indah ya.

Lingkungan nyaman, di akhirat diganjar lagi. Subhanallah.


Semoga Allah memberi taufiq kita semua untuk menjadi pengamal ajaran ini.

‫اللهم وفقنا لألعمال الصالحة‬

http://irtaqi.net/2019/09/29/amal-salih-mencuci-baju/

AMAL SALIH SIKAT GIGI


Posted By: Adminon: September 28, 2019
Oleh : Ustaz Muafa (Mokhamad Rohma Rozikin/M.R.Rozikin)
Milyaran manusia bersikat gigi setiap hari. Manusia normal memang secara alami
berpikir untuk menyikat giginya. Hanya manusia-manusia yang abnormal yang tahan
tidak menyikat gigi selama bertahun-tahun.

Motivasi mereka dalam menyikat giginya bermacam-macam. Umumnya menyikat


gigi untuk menjaga kesehatan gigi, agar gigi tidak lekas rusak sehingga ia tetap
fungisonal. Tentu ada rasa “pedih” di hati jika melihat orang lain mengunyah sate,
jagung, jambu dan apel dengan nikmat sementara diri hanya bisa menonton karena
gigi sudah ompong semua. “Pedih” juga rasanya orang lain bisa tertawa bersuka ria
karena giginya sehat, sementara diri sendiri merasakan nyut-nyutan sakit gigi tanpa
ada yang menjenguk dan berempati.

Gigi juga bagian keindahan manusia. Jika tidak, mana mungkin ada orang yang rela
menderita berbulan-bulan dan bahkan bertahun-tahun dengan cara memakai
behel/kawat gigi, demi memperoleh barisan gigi yang rata nan cantik? Karena alasan
keindahan ini pulalah, orang menggosok gigi. Agar giginya tetap putih bersih, dan
kelihatan menawaan saat tersenyum.

Demikianlah macam-macam motivasi orang menggosok gigi.

Akan tetapi, dari sekian milyar manusia yang menggosok giginya setiap hari,
meskipun sama-sama menggosok gigi, tidak semuanya nilainya sama di sisi Allah.

Orang yang tidak beriman, menggosok giginya karena ingin terlihat menawan di mata
manusia, memberi kesan baik untuk orang yang dicintainya, menjaga gigi agar tetap
bisa berfungsi untuk makan dan semua motivasi-motivasi duniawi yang semisal.

Orang beriman, menggosok giginya dengan maksud untuk mensucikan dan


membersihkan mulut, lidah dan giginya karena dia tahu bahwa mulut, lidah dan
giginya itu akan digunakan untuk menyebut nama Allah yang Maha Suci, memuji-
Nya, mengagungkan-Nya, menyucikan-Nya dan membaca kalam-Nya.

Orang beriman tahu bahwa Allah senang hamba-Nya membersihkan giginya. Jadi, dia
beramal dengan amalan harian ini dengan niat dan ihtisab itu. yakni, berniat
menyenangkan Allah dan berniat mengagungkan-Nya karena dia tahu kemahabesaran
Allah dan keangungan-Nya membuatnya merasa kurang pantas langsung menyebut
nama-Nya dalam keadaan mulut kotor dan belum disucikan.

Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,

ِّ‫ضاةٌ لِلرَّب‬ ْ ‫ك َم‬


َ ْ‫طهَ َرةٌ لِ ْلفَ ِم َمر‬ ُ ‫الس َِّوا‬

“Menggosok gigi itu membersihkan mulut dan menyenangkan Robb” (H.R. An-
Nasai)

Memang, semua gerak-gerik orang beriman bernilai amal salih karena faktor motivasi
ini. Motivasilah yang membedakan orang beriman dengan yang tidak beriman.
Pekerjaannya bisa sama: Sikat gigi, tapi nilainya bisa beda di sisi Allah karena faktor
motivasi.
Karena amal ini menyenangkan Allah dan disebut Nabi ‫ ﷺ‬secara mutlak,
para ulama mengatakan bahwa menggosok gigi dianjurkan dalam setiap kondisi,
terutama pada 3 kondisi,
Saat bau mulut mulai berubah (misalnya karena diam lama, tidak makan/minum,
makan petai, makan jengkol, merokok, makan bawang mentah, dan lain-lain)
Bangun tidur
Hendak salat/waudhu
Abu Syuja’ berkata,

‫ عند تغير الفم من أزم‬:‫والسواك مستحب في كل حال إال بعد الزوال للصائم وهو في ثالثة مواضع أشد استحبابا‬
))3 :‫وغيره وعند القيام من النوم وعند القيام إلى الصالة (متن أبي شجاع المسمى الغاية والتقريب (ص‬

Artinya,
“Menggosok gigi itu sunah dalam segala kondisi kecuali setelah zawal bagi orang
berpuasa. Menggosok gigi lebih kuat lagi disunahkan dalam tiga situasi; 1) Saat bau
mulut berubah karena diam lama atau selainnya, 2) Saat bangun tidur, dan 3) Saat
hendak salat” (Matan Abu Syuja’: 3 )

Wallahua’lam

‫اللهم وفقنا لألعمال الصالحة‬

Share this:

Anda mungkin juga menyukai