Anda di halaman 1dari 4

Tugas Akhir Modul 3

Bacalah informasi berikut dengan cermat.

Dampak Ekologis Tumpahan Minyak Pertamina


di Teluk Balikpapan
Sabtu, 7 April 2018 11:38 WIB

Bangkai pesut yang mati akibat tumpahan minyak tergeletak di Teluk


Balikpapan, Kalimantan Timur, 2 April 2018. Kebakaran sempat
terjadi saat upaya membersihkan tumpahan minyak di tengah laut
pada 31 Maret 2018 lalu. Imeida Tandrin/REUTERS IMAGE

TEMPO.CO, Jakarta - Tumpahan minyak mentah milik PT Pertamina di Teluk


Balikpapan semakin luas. Dari citra satelit pada 2 April 2018, area tercemar minyak seluas
120 kilometer persegi atau 12.000 hektare. Tiga hari kemudian, luasannya bertambah
menjadi 200 kilometer atau 20.000 hektare.
Perluasan itu bisa disebabkan pengarus arus dan gelombang. Namun yang dikhawatirkan
adalah masih terjadinya kebocoran pipa bawah laut yang berawal pada Sabtu, 31 Maret
2018.
Ketika itu, pipa penyalur minyak mentah dari Terminal Lawe-lawe di Penajam Paser Utara
ke kilang Balikpapan, patah. Adapun pipa penyalur berdiameter 20 inci dengan ketebalan
12 milimeter tersebut berada di dasar laut dengan kedalaman 20-25 meter.
Ahli oseanografi Institut Pertanian Bogor, Alan F. Koropitan, mengatakan tumpahan
minyak dalam jumlah besar itu bisa merusak ekosistem secara meluas dan berlangsung
lama. “Akan mematikan ekosistem di perairan itu,” kata dia kepada Tempo, 5 April 2018.

Tumpahan minyak mentah dapat membunuh biota laut. “Biota paling kecil sampai ikan bisa
mati,” kata Alan. Tumpahan minyak mentah juga mengganggu ekosistem mangrove,
lamun, dan terumbu karang. Tumpahan minyak yang menyebar ke dalam
ekosistem mangrove, kata Alan, masih bisa dibersihkan. Namun jika mengenai ekosistem
lamun dan terumbu karang, tumpahan dapat berakibat kerusakan.
Alan berharap pemerintah dan Pertamina bisa secepatnya membersihkan perairan tersebut
dari minyak. Sebab, minyak yang memiliki kepadatan tinggi itu terus menutupi permukaan
perairan dan menghalangi sinar matahari, sehingga proses fotosintesis bisa terganggu.
Akibatnya, dalam jangka panjang, ekosistem di wilayah tersebut bisa mati.
Direktur Wahana Lingkungan Hidup Kalimantan Timur, Fathur Roziqin Fen, menilai
dampak jangka panjang dari tumpahnya minyak tersebut adalah krisis di Teluk Balikpapan.
Mulai dari matinya biota laut, mangrove, budi daya kepiting, hingga nelayan yang
dirugikan puluhan miliar. “Ini mengakibatkan merosotnya pendapatan nelayan,” kata dia.
Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang Kalimantan Timur, Pradarma Rupang,
mengatakan ada sedikitnya 18 temuan kerugian akibat tumpahnya minyak mentah di Teluk
Balikpapan. Peristiwa tersebut telah mengakibatkan tewasnya lima nelayan.
Kerugian lain adalah rusaknya ekosistem di pesisir Balikpapan hingga radius 80 kilometer,
berpindahnya spesies mamalia seperti pesut akibat terkena ceceran minyak, hingga
hilangnya mata pencarian ratusan nelayan.
Pradarma mengingatkan, kejadian ini bukan yang pertama. Peristiwa yang sama juga
pernah terjadi pada 2004 dan 2017. Karena itu, dia mendesak supaya keamanan pipa
minyak Pertamina diaudit.
“Kami tidak pernah tahu bagaimana proses audit internal mengenai keamanan dari
manajemen pengelolaan pipa minyak Pertamina,” kata dia.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya sudah meminta Pertamina
membantu menangani dampak kerusakan ekosistem di lokasi tersebut. Selain itu, upaya
penegakan hukum akan dilakukan.
“KLHK akan memeriksa hukum perdata dan sanksi administratif, serta mediasi
masyarakat,” ujarnya.
Sementara itu, Manajer Komunikasi Pertamina wilayah Kalimantan, Yudi Nugraha, belum
bersedia berkomentar banyak soal tumpahan minyak. Ia baru memastikan bahwa koordinasi
antara Pertamina dan Kepolisian Daerah Kalimantan Timur sudah dilakukan.
“Direktorat reserse kriminal telah mendatangkan tim laboratorium forensik untuk
menyelidiki detail pipa dan minyak untuk menyelidiki apa yang menjadi penyebab pipa
tersebut terseret hingga putus,” kata dia.
(DEWI NURITA, SG WIBISONO)
Area yang terkena dampak
 Sekitar 7.000 hektare, dengan panjang pantai yang terkena dampak di sisi Kota
Balikpapan dan Penajam Paser Utara mencapai 60 kilometer. Hasil analisis satelit pada
1 April 2018 mengestimasi total luas tumpahan minyak di Teluk Balikpapan mencapai
12.987,2 hektare.
Dampak ekosistem
 Tanaman mangrove seluas sekitar 34 hektare di Kelurahan Karingau RT 1 dan 2.
 Tanaman mangrove seluas sekitar 6.000 hektare di Kampung Atas Air Margasari.
 Sebanyak 2.000 bibit mangrove di Kampung Atas Air Margasari.
 Satu ekor pesut mati.
 Ikan yang dikonsumsi penduduk terpapar minyak.
 Budidaya kepiting gagal panen.
 Empat kawasan terumbu karang rusak.
 Lima kawasan padang lamun terancam mati.
 Habitat mamalia terganggu dan satwa terancam bermigrasi.
 Budidaya rumput laut rusak
 Plankton musnah.

Penduduk yang terkena dampak


 Sebanyak 5 orang nelayan tewas.
 Masyarakat di area sekitar tumpahan minyak mengeluh mual dan pusing akibat bau
minyak yang menyengat selama beberapa hari.
 Sebanyak 162 nelayan terancam tidak bisa melaut.
 Sekitar 900 ribu jiwa warga Balikpapan dan Penajam Paser Utara terancam kanker.
 Balikpapan dan Penajam Paser Utara terancam krisis air bersih.

Kerugian kapal nelayan


 Dua kapal nelayan terbakar.
 Satu kapal kargo terbakar.
 Alat tangkap nelayan tidak berfungsi.

Sumber: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Koalisi Masyarakat Peduli


Tumpahan Minyak Teluk Balikpapan.

Sumber Berita: https://fokus.tempo.co/read/1077168/dampak-ekologis-tumpahan-minyak-


pertamina-di-teluk-balikpapan

Tugas:
Berdasarkan informasi di atas, kemukakan argumen Anda tentang dampak ekologis
tumpahan minyak Pertamina di Teluk Balikpapan. Pernyataan argumen Anda disertai dengan
alasan yang komponennya meliputi
 Klaim (Claim) : kesimpulan, proposisi, atau pernyataan
 Data (Grounds/Data) : bukti yang mendukung klaim
 Bukti (Warrant) : penjelasan tentang kaitan antara klaim dan data
 Dukungan (Backing) : asumsi dasar yang mendukung bukti
 Kualifikasi (Qualifier) : kondisi bahwa klaim adalah benar
 Sanggahan (Rebuttal) : kondisi yang menggugurkan klaim

Rubrik Penilaian
Komponen Bobot
Klaim (Claim) 10%
Data (Grounds/Data) 20%
Bukti (Warrant) 20%
Dukungan (Backing) 20%
Kualifikasi (Qualifier) 20%
Sanggahan (Rebuttal) 10%
Total 100%

Selanjutnya Anda diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berargumen dalam


menanggapi informasi-indormasi yang berhubungan dengan sains dan aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu, Anda dapat membelajarkan keterampilan berargumen pada
peserta didik di sekolah.

*Tugas ini dikembangkan dengan komponen keterampilan berargumen yang mengacu pada
Toulmin's Argument Model.

Anda mungkin juga menyukai