Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA Ny.H DENGAN HIPERTENSI DAN PENCEGAHAN COVID-19

DI DESA DUKUH KECAMATAN BAYAT

Disusun Oleh :

Sita Novia Rahmawati

P1905034

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KLATEN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

1. PENGERTIAN

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan


tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka morbiditas dan
angka kematian ( mortalitas ) ( Adib, 2015 ).
Tabel I : Klasifikasi Tekanan Darah untuk Dewasa di Atas 18 Tahun

Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Sistolik/Diastolik (mmHg)


Normal < 120 dan < 80
Pre-Hipertensi 120 – 139 atau 80 – 89
Hipertensi Stadium I 140 - 159 atau 90 – 99
Hipertensi Stadium II > 160 atau > 100
Besarnya tekanan darah selalu dinyatakan dengan dua angka. Angka yang
pertama menyatakan tekanan sistolik, yaitu tekanan yang dialami dinding pembuluh
darah ketika darah mengalir saat jantung memompa darah keluar dari jantung. Angka
yang kedua di sebut diastolic yaitu angka yang menunjukkan besarnya tekanan yang
dialami dinding pembuluh darah ketika darah mengalir masuk kembali ke dalam
jantung.
Tekanan sistolik diukur ketika jantung berkontraksi, sedangkan tekanan
diastolic diukur ketika jantung mengendur (relaksasi). Kedua angka ini sama
pentingnya dalam mengindikasikan kesehatan kita, namun dalam prakteknya, terutama
buat orang yang sudah memasuki usia di atas 40 tahun, yang lebih riskan adalah jika
angka diastoliknya tinggi yaitu diatas 90 mmHg (Adib, 2015).

2. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi essensial
(primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya dan ada kemungkinan
karena faktor keturunan atau genetik (90%). Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang
merupakan akibat dari adanya penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya dengan
gaya hidup dan pola makan yang kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh
adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi, merokok dan
minum alkohol.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka kemungkinan
menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain yang mendorong terjadinya
hipertensi antara lain stress, kegemukan (obesitas), pola makan, merokok (Adib,2015).

3. PATOFISIOLOGI

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak


di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor itu bermula jaras saraf
simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ke ganglia simpatis di thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron masing-masing ganglia melepaskan
asetilkolin yang akan merangsang serabut saraf pusat ganglia ke pembuluh darah,
dimana dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang
yang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin yang pada akhirnya menyebabkan vasokonstriksi korteks adrenal serta
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi tersebut juga mengakibatkan
penurunan aliran darah ke ginjal yang kemudian menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I, yang kemudian diubah menjadi angiotensin
II, yaitu suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh
tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume Intravaskuler. Semua faktor tersebut
cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.
Tekanan darah tinggi selain dipengaruhi oleh keturunan juga disebabkan oleh
beberapa faktor seperti peningkatan aktifitas tonus simpatis, gangguan sirkulasi.
Peningkatan aktifitas tonus simpatis menyebabkan curah jantung menurun dan tekanan
primer yang meningkat, gangguan sirkulasi yang dipengaruhi oleh reflek
kardiovaskuler dan angiotensin menyebabkan vasokonstriksi. Sedangkan mekanisme
pasti hipertensi pada lanjut usia belum sepenuhnya jelas. Efek utama dari penuaan
normal terhadap sistem kardiovaskuler meliputi perubahan aorta dan pembuluh darah
sistemik. Penebalan dinding aorta dan pembuluh darah besar meningkat dan elastisitas
pembuluh darah menurun sesuai umur. Penurunan elastisitas pembuluh darah
menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer, yang kemudian tahanan perifer
meningkat. Faktor lain yang juga berpengaruh terhadap hipertensi yaitu kegemukan,
yang akan mengakibatkan penimbunan kolesterol sehingga menyebabkan jantung
harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Rokok terdapat zat-zat seperti
nikotin dan karbon monoksida yang diisap melalui rokok, yang masuk ke dalam aliran
darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses
aterosklerosis dan tekanan darah tinggi. Konsumsi alkohol berlebihan dapat
meningkatkan kadar kortisol dan meningkatkan sel darah merah serta kekentalan darah
berperan dalam menaikan tekanan darah.
Kelainan fungsi ginjal dimana ginjal tidak mampu membuang sejumlah garam
dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan
darah juga meningkat. Jika penyebabnya adalah feokromositoma, maka didalam urine
bisa ditemukan adanya bahan-bahan hasil penguraian hormon epinefrin dan
norepinefrin
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak
dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini bermula jaras saraf
simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla
spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf
simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin,
yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin, yang
menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh
korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,
menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi (Rohaendi, 2008).
4. PATHWAY

Obesitas Merokok Stress Konsumsi Alkohol Kurang olah Usia di atas 50 Kelainan fungsi
ginjal Feokromositoma
garam berlebih raga tahun

Penimbunan Nikotin dan karbon Pelepasan Peningkatan Menghasilkan


Tidak mampu
kolesterol monoksida masuk adrenalin dan Retensi cairan kadar kortisol Meningkatnya Penebalan hormon epinefrin
membuang
aliran darah kortisol tahanan perifer dinding aorta & dan norepinefrin
sejumlah garam
arteri pembuluh darah
dan air di dalam
Peningkatan Meningkatnya besar
Penyempitan tubuh Memacu stress
Merusak lapisan Vasokonstriksi volume darah sel darah merah
pembuluh darah endotel pembuluh Elastisitas
pembuluh dan sirkulasi Efek konstriksi
darah darah pembuluh
arteri perifer Volume darah
Meningkatnya darah menurun
dalam tubuh
viskositas
Aterosklerosis Tahanan meningkat
perifer
meningkat

Jantung bekerja keras


untuk memompa

HIPERTENSI

Otak Ginjal Indera Kenaikan beban


kerja jantung

Vasokonstriksi Retina Hidung


Suplai O2 ke Retensi Telinga
pembuluh darah Hipertrofi otot
otak menurun pembuluh darah ginjal jantung
otak meningkat Spasme Perdarahan Suara
Sinkope arteriole berdenging
Blood flow Penurunan
Tekanan menurun fungsi otot
pembuluh darah Diplopia Gangguan jantung
Resiko tinggi meningkat
keseimbangan
cidera Respon RAA
Nyeri Resiko tinggi Resiko
kepala cidera penurunan curah
Resiko terjadi Vasokonstriksi jatung
gangguan
perfusi jaringan
serebral Gangguan rasa Rangsang
nyaman nyeri aldosteron

Retensi
natrium

Oedem

Gangguan
keseimbangan
volume cairan

Sumber :
Tjokronegoro & Utama, 2001; Smeltzer & Bare, 2002; John, 2003;
Sodoyo, 2006; Ruhyanuddin, 2007.
5. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik yang dapat ditemukan pada penderita hipertensi yaitu: Sakit
kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat
beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering
buang air kecil terutama di malam hari, telinga berdenging (tinnitus), vertigo, mual,
muntah, gelisah
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus. Gejala -gejala yang mudah diamati antara lain yaitu : gejala ringan seperti,
pusing atau sakit kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah
marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah,
mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah dari hidung).

6. PENATALAKSANAAN
1) Terapi tanpa obat
a. Mengendalikan berat badan
Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk
menurunkan berat badannya sampai batas normal.

b. Pembatasan asupan garam (sodium/Na)


mengurangi pamakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram
natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium, dan
kalium yang cukup).

c. Berhenti merokok
Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok
diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ dan dapat meningkatkan
kerja jantung.

d. Mengurangi atau berhenti minum minuman beralkohol.


e. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar
kolesterol darah tinggi.
f. Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat.
Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan
darahnya terkendali.

g. Teknik-teknik mengurangi stress


Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dan TPR dengan cara
menghambat respon stress saraf simpatis.

h. Manfaatkan pikiran
Kita memiliki kemampuan mengontrol tubuh, jauh lebih besar dari yang kita
duga. dengan berlatih organ-organ tubuh yang selama ini bekerja secara otomatis
seperti; suhu badan, detak jantung, dan tekanan darah, dapat kita atur gerakannya.

2) Terapi dengan obat


a.Penghambat saraf simpatis
Golongan ini bekerja dengan menghambat akivitas saraf simpatis sehingga
mencegah naiknya tekanan darah, contohnya: Metildopa 250 mg (medopa,
dopamet), klonidin 0,075 & 0,15 mg (catapres) dan reserprin 0,1 &0,25 mg
(serpasil, Resapin).

b. Beta Bloker
Bekerja dengan menurunkan daya pompa jantung sehingga pada gilirannya
menurunkan tekanan darah. Contoh: propanolol 10 mg (inderal, farmadral),
atenolol 50, 100 mg (tenormin, farnormin), atau bisoprolol 2,5 & 5 mg (concor).
c. Vasodilator
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi otot pembuluh darah.

d. Angiotensin Converting Enzym (ACE) Inhibitor


Bekerja dengan menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat yang dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh: Captopril 12,5, 25, 50 mg
(capoten, captensin, tensikap), enalapril 5 &10 mg (tenase).
e. Calsium Antagonis
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas). Contohnya: nifedipin 5 & 10 mg (adalat,
codalat, farmalat, nifedin), diltiazem 30,60,90 mg (herbesser, farmabes).

f. Antagonis Reseptor Angiotensin II


Cara kerjanya dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung. Contoh :
valsartan (diovan).

g. Diuretic
Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat urin) sehingga
volume cairan tubuh berkurang, sehingga mengakibatkan daya pompa jantung
menjadi lebih ringan. Contoh: Hidroklorotiazid (HCT) (Corwin, 2001; Adib,
2009; Muttaqin, 2009).

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Urinalisis untuk darah dan protein, elektrolit dan kreatinin darah


Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai penyebab atau disebabkan oleh
hipertensi.
b. Glukosa darah
Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa.
c. Kolesterol, HDL dan kolesterol total serum
Membantu memperkirakan risiko kardiovaskuler di masa depan.
d. EKG
Untuk menetapkan adanya hipertrofi ventrikel kiri.
e. Hemoglobin/Hematokrit
Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan
(Viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor risiko seperti
hiperkoagulabilitas, anemia.
f. BUN/kreatinin
Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
g. Glukosa Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi)
Dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi).
h. Kalium serum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau
menjadi efek samping terapi diuretic.
i. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
j. Kolesterol dan trigliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan
plak atero matosa (efek kardiovaskuler).
k. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.
l. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
m. Urinalisa
Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan/atau adanya
diabetes.
n. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi.
o. Foto dada
Dapat menunjukkan abstraksi kalsifikasi pada area katup, deposit pada dan atau
takik aorta, pembesaran jantung.
p. CT Scan
Mengkaji tumor serebral, ensefalopati, atau feokromositama
BAB II

TINJAUAN KASUS

I. Data umum
1. Nama KK : Ny . H
2. Usia KK : 50 Tahun
3. Alamat KK : Dukuh, Bayat, Klaten
4. Pekerjaan KK : Ibu rumah tangga
5. Pendidikan KK : SMA
6. Komposisi keluarga :

Status Imunisasi Ket

Hub dg
Nama L/P Umur Pend BCG DPT Polio Hept Camp
KK

Ny. H P Istri 50Th SMA √ √ √ √ √

Sdr. S P Anak 22 Th S1 √ √ √ √ √

An. H L Anak 18 Th SMK √ √ √ √ √

An. N
P Anak 15 Th SMA √ √ √ √ √
An. H L Anak 13 Th SMP √ √ √ √ √

7. Genogram
: Perempuan : Tinggal serumah
: Garis keturunan
: Laki-laki
: Garis Pernikahan
: Pasien
: Meninggal

Keluarga Ny. H tinggal di Dukuh bersama keempat anaknya perempuan dan


laki–laki

8. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny. H adalah The Single Parent Family yaitu dimana dalam
keluarga ini terdiri dari satu orang tua dengan anaknya anaknya.
9. Suku Bangsa

Suku bangsa keluarga Ny. H adalah suku jawa. Bahasa yang


digunakan sehari-hari dalam keluarga ini adalah bahasa jawa. Ny. H
mengatakan tidak ada pantangan yang harus di pegang oleh keluarga yang
dapat mempengaruhi proses kesembuhan penyakit oleh keluarga. Keluarga.
Ny. H biasa makan 2 sampai 3 kali sehari , terkadang makan bersama,
terkadang makan sendiri-sendiri.
10. Agama

Agama yang dianut oleh keluarga Ny. H adalah islam, keluarga


menjalankan ajaran islam dan menjalankan ibadah sholat 5 waktu. Setiap
kegiatan yang dilakukan oleh keluarga Ny. H selalu berpedoman pada norma-
norma agama islam. Ny. H mengatakan bahwa ia dan keluarga selalu
menerima dengan ikhlas rezeki yang di dapatkannya. Jika ada anggota
keluarga yang sakit maka keluarga yakin bahwa di balik itu semua akan ada
hikmahnya

11. Status Sosisl ekonomi keluarga


Ny. H merupakan kepala keluarga yang saat ini Ny. H sebagai kepala
keluarga yang untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari menggunakan uang
pensiun yang di dapatkan dari suaminya Tn. T yang baru meninggal sekitar 2
minggu yang lalu. Keluarga Ny. H termasuk kelas menengah keatas. Untuk
jaminan kesehatannya keluarga Ny. H tampak menunjukkan kartu kesehatan
yaitu ASKES.

12. Aktifitas rekreasi keluarga

Keluarga Ny. H mengatakan setiap lebaran mengunjungi rumah nenek


atau saat anak-anaknya libur sekolah akan mengunjungi dan berlibur di
rumah neneknya. Untuk kegiatan sehari-harinya keluarga hanya menonton
TV dan berkumpul saat waktu makan bersama atau saat waktu longgar.

I. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini


Keluarga Ny. H saat ini termasuk tahap Pelepasan. Dimana Ny. H
mempunyai 4 orang anak, yang pertama anak perempuan sudah berusia 22
tahun, yang kedua anak laki-laki usia 18 tahun, yang ketiga anak perempuan
umur 15 tahun dan anak ke empat laki-laki berumur 13 tahun..
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Ny. H sampai saat ini masih menjalankan tugas perkembangan
keluarga yaitu memberikan tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar
untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa untuk anaknya yang
pertama. Pembagian peran dan tugas kegiatan di rumah tangganya pun telah
terpenuhi dengan masing- masing peran anggota keluarganya.
3. Riwayat keluarga inti
NY. H menikah dengan Tn.T dan dikaruniai 4 orang anak, 2 orang laki-
laki dan 2 orang perempuan. Suami Ny. H meninggal dunia pada 9 Juni 2020
karena penyakit kanker.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Ny. H mengatakan dalam keluarganya ada yang menderita penyakit
Hipertensi yaitu ibunya. Dalam keluarga Ny. H, almarhum Tn. T menderita
kanker dan pernah menjalani pengobatan di RSUP DR. Sardjito Yogyakarta.

II. LINGKUNGAN
1. Karakteristik Rumah
a. Gambaran Tipe Tempat Tinggal
Rumah Ny. H terletak di Desa Dukuh Kecamatan Bayat, Klaten,
rumah yang di tempati Ny. H merupakan milik sendiri yang terdiri dari 3
kamar tidur, ruang tamu, dapur, kamar mandi, halaman rumah. Rumah
Ny. H menggunakan penerangan dengan listrik, lantai rumah Ny. H
menggunakan keramik dengan keadaan bersih bebas dari debu, ventilasi
jendela dan pencahayaan rumah cukup terang, penataan perabotan rumah
tampak rapi. Ny. H mempunyai kamar mandi dengan WC jongkok yang
terletak di samping dapur. Ny. H dan keluarganya menggunakan air
sumur timba yang sudah tersetting menggunakan kran untuk keperluan
sehari-hari. Ny. H

b. Denah Rumah
JEMURAN

U
RUANG RUANG
TAMU KELUARGA
HALAMAN
RUANG
MAKAN

DAPUR
KAMAR 2
KAMAR 1 MUSHOLA KAMAR 3

WC

sumur

2. Gambaran Kondisi Rumah

Kondisi di dalam rumah terdapat ventilasi di setiap jendela juga terdapat


genteng kaca untuk pencahayaan di waktu siang hari. Penerangan rumah
dengan menggunakan listrik, lantai rumah Ny. H menggunakan keramik
dengan keadaan bersih, ventilasi jendela dan pencahayaan rumah cukup,
penataan perabotan rumah tertata rapi.
Dapur rumah Ny. H terletak di sebelah kamar mandi dan diberi sekat
dinding tembok. Ny. H memasak menggunakan kompor gas. Sumber air
berasal dari sumur timba yang telah tersetting menggunakan kran dan kondisi
airnya jernih dan tidak berbau.
Kamar mandi Ny. H berada sebelah dapur bagian belakang dan memiliki
penerangan yang baik serta lantai tidak licin karena sering di bersihkan
seminggu sekali
Di rumah Ny. H terdapat 3 kamar tidur. Kamar tidur yang 1 di pakai Ny.
H dan anak perempuannya. serta anak laki-laki tidur di kamar 2. Keadaan
kamar tidur terlihat rapi, terdapat jendela kecil di setiap kamar tidur. Untuk
privasi dirasakan sudah aman karena di setiap kamar sudah ada kuncinya.
Diruang tamu terdapat jendela dan pintu sehingga ventilasi dan
pencahayaanya baik. Keluarga Ny. H mengatakan rumahnya sudah cukup
nyaman untuk di tinggali.
Pembuangan sampah di rumah Ny. H di buang dikebun dengan ada lubang
untuk membuang sampah, dan untuk sampah plastik akan dibakar setelah
dibiarkan tidak basah.

3. Karakteristik Tetangga dan Komunitas


Keluarga Ny. H tinggal di Desa Dukuh RT 01 RW 05, Dukuh, Bayat
Klaten, Rumah Ny. H terletak di pinggir jalan tengah Desa dan di depan
rumahnya terdapat kebun Rata-rata pekerjaan warga di lingkungan Ny. H
adalah petani. Hubungan Ny. H dengan tetangganya berjalan dengan baik.
Jika Ny. H mempunyai hajatan atau sedang mengalami kesulitan, tetangga
Ny. H selalu membantu. Masyarakat disekitar rumah Ny. H sangat ramah-
ramah.
Mayoritas tetangga Ny. H beragama islam, dan bersuku jawa sehingga
nilai kegotong-royongannya sangat kental. Setiap sebulan sekali selalu
diadakan kegiatan posyandu balita Keadaan jalan disekitar tempat tinggal
juga terpelihara dengan baik ditandai dengan sudah dicor aspal dan juga
semen. Terdapat selokan di sepanjang jalan. Sedangkan untuk fasilitas
ekonomi di sekitar rumah Ny. H terdapat warung kelontong untuk membeli
bahan-bahan kebutuhan rumah tangga serta dekat dengan pasar. Sarana
transportasi yang mudah dijangkau dan terdapat pelayanan kesehatan
PUSTU.

4. Mobilitas Geografi Keluarga

Ny. H tinggal di Desa Dukuh setelah menikah dengan Tn. T tinggal di


rumahnya yang dulu di tinggali dengan orangtuanya dulu. Saat berpergian
Ny. H menggunakan sepeda motor.
5. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Keluarga Ny. H aktif dalam mengikuti kegiatan di kampungnya seperti
gotong-royong atau pertemuan baik perkumpulan PKK bagi Ny.H dan saling
berinteraksi satu sama lain dengan baik. Kalau ada masalah yang menimpa
salah satu anggota keluarganya selalu di bicarakan bersama guna memperoleh
jalan keluarnya.

III. STRUKTUR KELUARGA


1. Pola Komunikasi Keluarga
Keluarga Ny. H tinggal di Desa Dukuh RT 01 RW 05, Dukuh, Bayat,
Klaten. Keluarga Ny. H asli dari suku jawa sehingga bahasa yang digunakan
sehari-hari dalam keluarga adalah bahasa jawa. Dalam komunikasi sehari-hari
keluarga Ny. H menggunakan komunikasi yang terbuka, jelas, langsung dan
jujur.
2. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga Ny. H yang membuat keputusan dalam hal apapun yaitu
dengan musyawarah bersama jadi siapa saja bisa mengambil keputusan baik
anak maupun istrinya.
3. Struktur Peran
a) Peran formal

Ny. H adalah kepala keluarga yang biasanya berperan dalam


mengambil keputusan setiap ada masalah keluarga yang selalu di
musyawarahkan bersama-sama. Ny. H tetap melaksanakan perannya
sebagai orangtua tunggal yang harus melindungi keluarga dan
bertanggung jawab terhadap keluarganya. Tidak ada konflik di dalam
keluarganya. Ny.H, berperan sebagai ibu rumah tangga yang bertanggung
jawab mengurus rumah dan anak-anaknya, Ny.H berperan sebagai role
model bagi anak-anaknya. Nn. S, An. H, An. N, dan An. H berperan
sebagai anak yang bertugas menuntut ilmu dan masih membutuhkan kasih
sayang orang tuanya dan berperan sebagai remaja yang siap diberi
tanggungjawab lebih oleh orang tuanya untuk mempersiapkan diri menjadi
pribadi yang lebih baik.
b) Peran informal

Dalam keluarga ini yang berperan mengambil keputusan adalah


Ny. H dalam masyarakat sudah dilakukan seperti ikut kumpulan RT, PKK
maupun kegiatan pengajian.

4. Nilai dan Norma Keluarga

Keluarga Ny. H menganut nilai dan norma Jawa dan Islami dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam keluarga Ny. H berperan sebagai kepala
keluarga single parent untuk anak-anaknya. Dalam keluarganya selalu
menerapkan menghormati orang yang lebih tua.

IV. FUNGSI KELUARGA


1. Fungsi Afektif
Saat ini Ny. H tinggal bersama keempat anaknya. Ny. H mampu
menggambarkan kebutuhan psikologis anggota keluarganya, Ny. H
mengatakan bahwa kadang badannya terasa lemas. Jika Ny. H mengalami
lemas makan Ny. H akan beristirahat. Keluarga Ny. H saling menyayangi
satu sama lain. Kebutuhan, keinginan, dan perbedaan pendapat dalam
keluarga Ny. H berjalan dengan harmonis.
2. Fungsi Sosial
Hubungan atau interaksi antar anggota keluarga berjalan dengan baik,
saling perhatian, dan menerapkan etika dan sopan santun dalam berperilaku.
Hubungan dengan orang lain maupun hubungan dengan tetangga berjalan
dengan baik dan saling tolong menolong jika ada yang membutuhkan
bantuan.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan

Keluarga Ny. H menganut agama islam, dan rutin menjalankan ibadah 5


waktu. Keluarga Ny. H masih memegang teguh adat budaya jawa dalam
berperilaku dan berbicara. Keluarga Ny. H selalu menghormati orang lain
terlebih orang yang lebih tua.
Keluarga selalu bersyukur atas pemberian nikmat dari Allah SWT
terutama diberikan kesehatan, tetapi bila ada salah satu anggota keluarga
yang sakit akan menerima dengan ikhlas karena sakit adalah cobaan dari
Allah SWT. Ny. H masih dalam suasanna berduka atas kepergian suaminya.
Ny. H menyadari ini adalah cobaan dari Allah SWT dan mengatakan bahwa
dirinya butuh motivasi untuk tetap semangat dalam menjalani kehidupan
selanjutnya tanpa seorang suami yang menjaganya dan anak-anak. Keluarga
Ny. H mengatakan jika salah satu anggota keluarganya yang sakit akan
membawanya ke dokter keluarga.

Ny. H mendeita hipertensi sejak 1 tahun yang lalu. Di dalam anggota


keluarga ada yang menderita hipertesi yaitu ibunya. Ny. H terkadang tidak
minum obat secara rutin dikarenakan tidak mengalami sakit yang
mengganggu aktivitasnya. Terkadang merasakan nyeri kepala saat tensinya
tinggi atau measa kecapekan . sakit kepala yang dirasakan di bagian kepala
rasanya cekut- cekut yang di rasakan terkadang hilang timbul dengan skala 3
dan biasanya di gunakan untuk istirahat. Ny.H terkadang masih mengkonsmsi
makanan yang asin karena jika mengiurangi garam rasa masakan menjadi
hambar dan tidak enak.Ny. H pernah di rawat di rumah sakit saat melahirkan
anak terakhirnya dengan operas cessar. Saat merasa badannya kurang nyaman
atau merasa tidak enak biasaya memeriksakan sakitnya di dokter keluarga

Ny. H mengatakan terkadang tidur siang 1-2 jam. Pada saat tidur malam
Ny. H dan putra-putrinya mulai pukul 21.00-waktu subuh, Aktifitas sehari-
hari Ny. H adalah sebagai IRT. Keluarga Ny. H mengatakan waktu luang
diisi dengan menonton Tv dan berkumpul dengan keluarga maupun berkebun.
Dalam pemenuhan kebutuhan sehari- hari Ny. H menggunakan uang
pensiun dari suaminya Tn. T. Uang yang di dapatkan di gunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari dan biaya sekolah anak-anaknya.
Kondisi di dalam rumah ventilasinya ada di setiap jendela. Terdapat
genting kaca untuk pencahayaan di waktu siang hari. Penerangan rumah
dengan listrik, lantai rumah dari keramik, lantai rumah bersih dan penataan
ruangan dan perabotan rumah tangga rapi. Dapur Ny. H terletak di sebelah
kamar kamar mandi dan diberi sekat dinding tembok. Ny.H dan putrinya
memasak menggunakan kompor gas dan terkadang memakai tungku. Sumber
air berasal dari sumur timba yang sudah disetting menggunakan kran dan
kondisi airnya jernih dan tidak berbau Pembuangan sampah di rumah Ny. H
dibuang di tanah yang digali dikebun sebelah rumahnya untuk pembusukan
sampah kompos, dan untuk sampah plastik akan dibakar setelah dibiarkan
tidak basah. Ny.H sudah puas dengan apa yang dimilikinya.

4. Fungsi Reproduksi

Saat ini Ny.H sudah steril saat melahirkan anak ke empatnya. Ny. H
dikaruniai 4 orang anak, 2 laki-laki dan 2 perempuan.

5. Fungsi Ekonomi
Ny. H merupakan kepala keluarga dengan penghasilan dari pensiunan
suaminya sekitar +/- Rp. 3.000.000,- setiap bulan, dan dirasakan cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok keluarganya.

V. STRESS DAN KOPING KELUARGA


1. Stressor Jangka Panjang dan Jangka Pendek
a. Stres jangka pendek
Keluarga mengatakan saat ini memikirkan tentang adanya
penyakit Covid-19 yang ada di Indonesia dan seluruh dunia. Keluarga
berusaha untuk menjaga kesehatan dengan mencuci tangan dengan sabun,
makan-makanan yang bergizi, menggunakan masker dan mengikuti
aturan pemerintah untuk social distancing dan physical distancing.
Keluarga menyarankan apabila keluarga ada yang demam, batuk, pilek
untuk segera periksa kepelayanan kesehatan atau menghubungi bidan
desa Dukuh.
b. Stres jangka panjang
Keluarga mengatakan khawatir akan masalah kesehatan anggota
keluarga karena adanya penyebaran virus Covid-19, banyak korban
positif dan meninggal serta makin bertambah setiap harinya, selain itu
obat atau vaksin belum di temukan. Adanya pandemi Covid-19 juga
mengakibatkan sistem perekonomian sedikit menurun dan pendidikan
anak-anak juga terganggu sehingga tidak maksimal dalam belajar.

2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stresor

Keluarga selalu memberikan himbauan pada anggota keluarga untuk


mencegah penyebaran Covid-19. Keluarga berusaha untuk menjaga kesehatan
dengan mencuci tangan dengan sabun, makan-makanan yang bergizi,
menggunakan masker dan mengikuti aturan pemerintah untuk social
distancing dan physical distancing. Keluarga juga tidak lupa berdoa untuk
keselamatan bersama juga kesehatan untuk seluruh tenaga kesehatan yang
berjuang di garda terdepan dama menangani COVID-19. Keluarga berusaha
menerima dengan ikhlas dan menerima situasi yang ada sebagai ujian dari
Allah SWT.

3. Strategi Koping yang Digunakan


Bila ada masalah dalam keluarga teknik pemecahan masalah yang
digunakan adalah bermusyawarah . Jika ada salah satu anggota keluarga yang
membutuhkan bantuan atau dalam kesulitan, maka anggota keluarga yang
lain ikut membantu semaksimal mungkin sampai kesulitan yang dihadapi
anggota keluarga dapat teratasi. Ny, H mengatakan menyerahkan semua
masalah pada Allah karena percaya Allah tidak akan menguji hamba-Nya
melebihi batas kemampuan mereka.

4. Strategi Adaptasi Disfungsional


Apabila ada salah satu anggota keluarga yang salah maka anggota
keluarga yang lain akan mengingatkan. Keluarga mengingatkan dengan kata-
kata yang halus tanpa melukai anggota keluarga yang melakukan kesalahan
sehingga tidak ada perasaan tidak suka antar setiap anggota keluarga. Jika
ada masalah dalam keluarga diselesaikan dengan musyawarah bersama
anggota keluarga.

VI. HARAPAN KELUARGA


Keluarga sangat mengharapkan agar permasalahan kesehatan keluarga
pada pandemi Covic-19 yang dihadapi dapat teratasi dan keluarga juga
berharap adanya bantuan dari petugas kesehatan untuk dapat
mengubah kebiasaan keluarga yang kurang sehat menjadi pola hidup yang
sehat.
VII. PEMERIKSAAN FISIK

Nama Umur TTV Kepala dan leher Dada Abdomen Ekstremitas


Ny. H 50 th TD : Kepala : Paru Inspeksi : Atas :
140/100 Mesochapea, bersih Inspeksi : tidak Tidak ada jejas, Anggota gerak
mmHg tidak ada luka, ada jejas, tidak tidak ada massa lengkap. Tidak
rambut sebagian ada retraksi Auskultasi : ada edema di
N: 84 x/ ada yang putih, dinding dada, Bising usus ekstermitas
Menit rambut lurus bentuk simetris 12x/menit kanan dan kiri
Mata : simetris Palpasi : tidak Perkusi : Bawah :
R : 20x/kanan dan kiri , teraba massa, Tidak terdapat Anggota gerak
Menit konjungtiva tidak tidak ada nyeri penumpukan lengkap. Tidak
tekan cairan di abdomen ada oedema di
anemis, sklera
S: 36,5 tidak Perkusi : Sonor Palpasi : kaki kanan dan
ikterik,
°C Auskultasi : Tidak ada nyeri kiri
pupil isokor, Vesikuler tekan
fungsi Jantung Kekuatan otot
penglihatan Inspeksi : 5 5
normal, tidak tidak Nampak
menggunakan alat jejas
5 5
bantu penglihatan. Palpasi : Tidak
ada nyeri tekan
Telinga : Perkusi :
simetris, bersih, pekak pada
tidak ada nyeri interkosta 3-5
tekan, fungsi
pendengaran
telinga baik,
serumen tidak
ada.

Hidung : bersih,
tidak ada
pernafasan cuping
hidung, tidak ada
polip, fungsi
penciuman baik.
Mulut : bersih,
mukosa bibir
lembab, bau nafas
bau khas.

Leher :
Tidak ada benjolan
di leher dan tidak
ada pembesaran
kelenjar tyroid
JVP tidak ada
peningkatan, tidak
ada nyeri telan.

Sdr. S 22 th TD : Kepala : Paru Inspeksi : Atas :


110/80 Mesochapea, bersih Inspeksi : tidak Tidak ada jejas, Anggota gerak
mmHg tidak ada luka, ada jejas, tidak tidak ada massa lengkap. Tidak
N: 86 x/ rambut sebagian ada retraksi Auskultasi : ada edema di
Menit ada yang putih, dinding dada, Bising usus ekstermitas
R : 20/ rambut lurus bentuk simetris 12x/menit kanan dan kiri
Menit Mata : simetris Palpasi : tidak Perkusi : Bawah :
S: 36,6 kanan dan kiri , teraba massa, Tidak terdapat Anggota gerak
°C konjungtiva tidak tidak ada nyeri penumpukan lengkap. Tidak
tekan cairan di abdomen ada oedema di
anemis, sklera
Perkusi : Sonor Palpasi : kaki kanan dan
tidak ikterik, Auskultasi : Tidak ada nyeri kiri
pupil isokor, Vesikuler tekan Kekuatan otot :
fungsi Jantung 5 5
penglihatan Inspeksi : 5 5
normal, tidak tidak Nampak
menggunakan alat jejas
bantu penglihatan. Palpasi : Tidak
ada nyeri tekan
Telinga : Perkusi :
simetris, bersih, pekak pada
tidak ada nyeri interkosta 3-5
tekan, fungsi
pendengaran
telinga baik,
serumen tidak
ada.

Hidung : bersih,
tidak ada
pernafasan cuping
hidung, tidak ada
polip, fungsi
penciuman baik.
Mulut : bersih,
mukosa bibir
lembab, bau nafas
bau khas.

Leher :
Tidak ada benjolan
di leher dan tidak
ada pembesaran
kelenjar tyroid
JVP tidak ada
peningkatan, tidak
ada nyeri telan.
.
An. H 18 th TD : Kepala : Paru Inspeksi : Atas :
100/80 Mesochapea, bersih Inspeksi : tidak Tidak ada jejas, Anggota gerak
mmHg tidak ada luka, ada jejas, tidak tidak ada massa lengkap. Tidak
N: 82 x/ rambut sebagian ada retraksi Auskultasi : ada edema di
Menit ada yang putih, dinding dada, Bising usus ekstermitas
R : 18x/ rambut lurus bentuk simetris 12x/menit kanan dan kiri
Menit Mata : simetris Palpasi : tidak Perkusi : Bawah :
S: 36,8 kanan dan kiri , teraba massa, Tidak terdapat Anggota gerak
°C konjungtiva tidak tidak ada nyeri penumpukan lengkap. Tidak
tekan cairan di abdomen ada oedema di
anemis, sklera
Perkusi : Sonor Palpasi : kaki kanan dan
tidak ikterik, Auskultasi : Tidak ada nyeri kiri
pupil isokor, Vesikuler tekan Kekuatan otot :
fungsi Jantung 5 5
penglihatan Inspeksi : 5 5
normal, tidak tidak Nampak
menggunakan alat jejas
bantu penglihatan. Palpasi : Tidak
ada nyeri tekan
Telinga : Perkusi :
simetris, bersih, pekak pada
tidak ada nyeri interkosta 3-5
tekan, fungsi
pendengaran
telinga baik,
serumen tidak
ada.

Hidung : bersih,
tidak ada
pernafasan cuping
hidung, tidak ada
polip, fungsi
penciuman baik.
Mulut : bersih,
mukosa bibir
lembab, bau nafas
bau khas.

Leher :
Tidak ada benjolan
di leher dan tidak
ada pembesaran
kelenjar tyroid
JVP tidak ada
peningkatan, tidak
ada nyeri telan.

An.N 15 th TD : Kepala : Paru Inspeksi : Atas :


100/80 Mesochapea, bersih Inspeksi : tidak Tidak ada jejas, Anggota gerak
mmHg tidak ada luka, ada jejas, tidak tidak ada massa lengkap. Tidak
N: 80 x/ rambut sebagian ada retraksi Auskultasi : ada edema di
Menit ada yang putih, dinding dada, Bising usus ekstermitas
R : 18x/ rambut lurus bentuk simetris 12x/menit kanan dan kiri
Menit Mata : simetris Palpasi : tidak Perkusi : Bawah :
S: 36,5 kanan dan kiri , teraba massa, Tidak terdapat Anggota gerak
°C konjungtiva tidak tidak ada nyeri penumpukan lengkap. Tidak
tekan cairan di abdomen ada oedema di
anemis, sklera
Perkusi : Sonor Palpasi : kaki kanan dan
tidak ikterik, Auskultasi : Tidak ada nyeri kiri
pupil isokor, Vesikuler tekan Kekuatan otot :
fungsi Jantung 5 5
penglihatan Inspeksi : 5 5
normal, tidak tidak Nampak
menggunakan alat jejas
bantu penglihatan. Palpasi : Tidak
ada nyeri tekan
Telinga : Perkusi :
simetris, bersih, pekak pada
tidak ada nyeri interkosta 3-5
tekan, fungsi
pendengaran
telinga baik,
serumen tidak
ada.

Hidung : bersih,
tidak ada
pernafasan cuping
hidung, tidak ada
polip, fungsi
penciuman baik.
Mulut : bersih,
mukosa bibir
lembab, bau nafas
bau khas.

Leher :
Tidak ada benjolan
di leher dan tidak
ada pembesaran
kelenjar tyroid
JVP tidak ada
peningkatan, tidak
ada nyeri telan.

An. H 13 Th TD : Kepala : Paru Inspeksi : Atas :


90/80 Mesochapea, bersih Inspeksi : tidak Tidak ada jejas, Anggota gerak
mmHg tidak ada luka, ada jejas, tidak tidak ada massa lengkap. Tidak
N: 80 x/ rambut sebagian ada retraksi Auskultasi : ada edema di
Menit ada yang putih, dinding dada, Bising usus ekstermitas
R : 18x/ rambut lurus bentuk simetris 12x/menit kanan dan kiri
Menit Mata : simetris Palpasi : tidak Perkusi : Bawah :
S: 36,7 kanan dan kiri , teraba massa, Tidak terdapat Anggota gerak
°C konjungtiva tidak tidak ada nyeri penumpukan lengkap. Tidak
tekan cairan di abdomen ada oedema di
anemis, sklera
Perkusi : Sonor Palpasi : kaki kanan dan
tidak ikterik, Auskultasi : Tidak ada nyeri kiri
pupil isokor, Vesikuler tekan Kekuatan otot :
fungsi Jantung 5 5
penglihatan Inspeksi : 5 5
normal, tidak tidak Nampak
menggunakan alat jejas
bantu penglihatan. Palpasi : Tidak
ada nyeri tekan
Telinga : Perkusi :
simetris, bersih, pekak pada
tidak ada nyeri interkosta 3-5
tekan, fungsi
pendengaran
telinga baik,
serumen tidak
ada.

Hidung : bersih,
tidak ada
pernafasan cuping
hidung, tidak ada
polip, fungsi
penciuman baik.
Mulut : bersih,
mukosa bibir
lembab, bau nafas
bau khas.

Leher :
Tidak ada benjolan
di leher dan tidak
ada pembesaran
kelenjar tyroid
JVP tidak ada
peningkatan, tidak
ada nyeri telan.

VIII. ANALISA DATA

No Symptom Problem
1. DS :
1. Ny. H mengatakan menderita hipertensi sejak 1 tahun Ketidakefektifan
yang lalu. manajemen kesehatan
2. Ny. H mengatakan ibunya juga menderita hipertensi
3. Ny. H mengatakan jika tidak merasa pusing tidak
meminum obat tensi secara rutin

Data Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga :


1. Keluarga Ny.H belum memaksimalkan pelayanan kesehatan
dan jarang melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.
2. Keluarga sedikit mengetahui tentang gejala penyakit hipertensi
dan menghindari pantangan makanan yang tidak diperbolehkan
untuk Ny.H namun belum terlalu paham tentang akibat
hipertensi yang tidak terkontrol.
3. Bila hipertensi kabuh muncul Ny.H digunakan untuk istirahat
dan meminum obat tensi amlodipin.
4. Ny.H mengatakan tidak mengkonsumsi obat tensi secara rutin
jika tidak merasakan gejala yang berat
5. Keluarga mengatakan jarang mengikuti promosi kesehatan
karena di sibukan dengan aktivitasnya di luar mapun di rumah,
bagi keluarga yang terpenting menjaga kesehatan anggota
keluarga.
DO :
1. Tekanan darah 140/80 mmHg
N: 86 x/ Menit
RR : 20x/ Menit
S: 36,7 °C
2. DS :
- Ny. H mengatakan merasa sakit kepala jika penyakitnya kambuh Nyeri Akut
saat tensinya tinggi
- P : Nyeri di rasakan saat tensinya tinggi
- Q : cekut- ceut
- R : di kepala
- S : skala 3
- T : hilang timbul
- Saat merasakan nyeri biasanya Ny. H hanya di gunakan untuk
beristirahat di kamar dan tidak melakukan aktivitas yang berat

Data Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga :


1. Ny. H hanya menganggap sakitnya itu hanya karena tensinya
tinggi, jadi membiarkannya saja tanpa ada pengobatan secara
berkala
2. Jikalau rasa sakitnya bisa menganggu aktivitasnya Ny. H baru
akan memeriksakan kesehatannya di dokter keluara
3. Keluarga Ny. H jika anggota ada yang sakit biasanya di bantu
untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter keluarga dan
menyuruh untuk di gunakan istirahat saja
4. Keluarga ny. H mengatakan jika ada anggota keluarga yang
sakit biasanya akan membuat suasana yangmenyenangkan agar
mempercepa penyembuhan dengan dukungan dari pihak
keluarga
5. Keluarga Ny. H memiliki kartu BPJS untuk berobat
DO :
- TD : 140/80 mmHg
N: 86 x/ Menit
RR : 20x/ Menit
S: 36,7 °C
NY. H nampak lemas jika saat tensinya tinggi
Keluarga nampak memperhatikan anggota keluarga yang sakit

3. DS : Kesiapan meningkatkan
1. Ny. H mengatakan belum mengetahui bagaimana alur manajemen kesehatan
untuk memeriksakan kesehatan bila ada keluarga yang
mempunyai gejala covid 19
2. Ny. H mengatakan bila merasa demam di berikan
paracetamol
3. Ny. H mengatakan jika belum terlalu parah sakitnya maka
belum berobat ke RS

Data Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga :


1. Keluarga mengatakan untuk mencegah penularan virus
korona dengan mencuci tangan, menjaga kesehatan dan
tidak keluar rumah
2. Keluarga mengatakan selama pandemi virus korona tetap
berada di rumah dan menaati anjuran pemerintah
3. Keluarga mengatakan selalu menjaga kesehatan diri dan
keluarga agar tetap sehat dan bersih
4. Keluarga mengatakan selalu membersihkan rumah setiap
pagi dan sore agar rumah tetap bersih dan rapi
5. Jika ada tanda dan gejala virus korona maka akan segera
berobat ke pelayanan kesehatan

DO :
1. Keluarga Ny. H tampak melakukan aktifitas di dalam
rumah saja dan keluar rumah jika membeli sayuran untuk
makan sehari-hari
2. Di depan rumah belum ada tempat cuci tangan hanya kran
biasa belum ada sabun dan tata cara mencuci tangan
dengan benar

IX. DIAGNOSA
1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada Ny.H
2. Nyeri akut pada Ny. H
3. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada keluarga Ny. H

X. SCORING

1. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada Ny.H

NO KRITERIA BOBOT SCORE PEMBENARAN


1. Sifat masalah : 1 3/3x1 Ny. H mengatakan menderita
aktual (3) =1 hipertensi sejak 1 tahun yang lalu.

resiko (2) Ny. H mengatakan jika tidak merasa


pusing tidak meminum obat tensi
krisis (1)
secara rutin
TD : 140/80 mmHg
N : 86 x/ Menit
RR : 20x/ Menit
S : 36,7 °C

2. Kemungkinan 2 1/2x2 Keluarga sedikit mengetahui tentang


masalah untuk =1 gejala penyakit hipertensi dan

diubah : menghindari pantangan makanan


yang tidak diperbolehkan untuk
mudah (2)
Ny.H namun belum terlalu paham
sebagian (1)
tentang akibat hipertensi yang tidak
tidak dapat (0)
terkontrol.
Bila hipertensi kabuh muncul Ny.H
digunakan untuk istirahat dan
meminum obat tensi amlodipin.

3. Potensial untuk 1 2/3x1


Ny.H mengatakan belum
dicegah : = 2/3
tinggi (3)
mengkonsumsi obat secara rutin
cukup (2)
dan hanya mengkonsumsi jika
rendah (1)
merasa tidak enak sekali baru
minum obat tensi

4. Menonjolnya 1 1/2x1
Bila tanda-tanda gejala hipertensi
masalah segera = 1/2
muncul Ny.H biasanya di
(2)
gunakan untuk beristirahat dan
tidak perlu (1)
jika tidak mendingan , baru
tidak dirasakan
dibawa ke dokter keluarga
(0)

TOTAL SCORE 3 1/6

2. Nyeri akut pada Ny. H

NO KRITERIA BOBOT SCORE PEMBENARAN


1. Sifat masalah : 1 3/3x1 - Ny. H mengatakan merasa sakit kepala
aktual (3) =1 jika penyakitnya kambuh saat tensinya
resiko (2) tinggi
krisis (1) - P : Nyeri di rasakan saat tensinya tinggi
- Q : cekut- ceut
- R : di kepala
- S : skala 3
- T : hilang timbul
- Saat merasakan nyeri biasanya Ny. H
hanya di gunakan untuk beristirahat di
kamar dan tidak melakukan aktivitas
yang berat
2. Kemungkinan 2 2/2x2 Ny. H mengatakan jika rasa sakit di
masalah untuk =2 kepalanya di sebabkan karena tensinya
diubah : yang naik dan saat kecapekan melakukan
mudah (2) kegiatan di rumah atau bersih- bersih
sebagian (1)
tidak dapat (0)
3. Potensial untuk 1 2/3x1 Ny. H tidak memeriksakan sakitnya
dicegah : = 2/3 karena tidak terlalu menganggu jika tidak
tinggi (3) berat.
cukup (2)
rendah (1)

4. Menonjolnya 1 1/2x1 Ny. H mengatakan masalah sakitnya tidak


masalah segera (2) = 1/2 teralu menganggu hanya terkadang
tidak perlu (1) menghambatnya untuk melakukan
tidak dirasakan (0) aktifitas .

TOTAL SCORE 4 1/6

3. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada keluarga Ny. H

NO KRITERIA BOBOT SCORE PEMBENARAN


1. Sifat masalah : 1 3/3x1 Keluarga Ny.H mengatakan
aktual (3) =1 mencemaska wabah virus korona
resiko (2) yang sedang terjadi dan semakin
krisis (1) hari semakin meningkat kasus
yang terkena.
2. Kemungkinan 2 1/2x2 Keluarga Ny. H mengatakan untuk
masalah untuk =1 mencegah penularan virus korona
diubah : dengan mencuci tangan, menjaga
mudah (2)
kesehatan dan tidak keluar rumah
sebagian (1)
tidak dapat (0) Keluarga Ny. H mengatakan selama
pandemi virus korona tetap berada di
rumah dan menaati anjuran
pemerintah
Keluarga Ny. H mengatakan selalu
menjaga kesehatan diri dan keluarga
agar tetap sehat dan bersih
Keluarga mengatakan selalu
membersihkan rumah setiap pagi dan
sore agar rumah tetap bersih dan rapi
3. Potensial 1 3/3x1 Selama terdapat virus corona ini
untuk dicegah : =1 keluarga Ny. H lebih sering
tinggi (3) beraktivitas di rumah jika keluar
cukup (2) rumah hanya saat berberlanja
rendah (1) kebutuhan makan sehari- hari,
aktivitas sekolah juga
dilaksanakan di rumah via daring
4. Menonjolnya 1 1/2x1 Keluarga Ny. H tetap menjaga
masalah segera = 1/2 kondisi agar tetap tenang dan
(2) menjaga kesehatan tubuh dan
tidak perlu (1) kebersihan di lingkungan rumah
tidak dirasakan
(0)

TOTAL SCORE 3 1/2

XI. PRIORITAS MASALAH


1. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan pada keluarga Ny. H (skore 3
1/6)
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan pada Ny.H ( skore 3 1/6)
3. Nyeri akut pada Ny. H ( skore 4 1/6)
XII. PERECANAAN

No. NANDA Tujuan Nursing Outcomes Classification Nursing Interventions Classification


(NOC) (NIC)
1. Domain 1. Promosi Setelah dilakukan Tugas 1 Keluarga Mampu Mengenal Tugas 1 Keluarga Mampu Mengenal
Kesehatan asuhan keperawatan Masalah Masalah
Kelas 2. Manajemen selama 2 minggu Level 1 Domain IV : Pengetahuan Level 1 Domain 3 : Perilaku
Kesehatan masalah kesiapan tentang kesehatan dan perilaku Level 2 Kelas S : Pendidikas Kesehatan
 00162 Kesiapan meningkatkan Level 2 Kelas S : Pengetahuan tentang Level 3 Intervensi :
Meningkatkan manajemen kesehatan kesehatan 5510 Pendidikan Kesehatan Mengenai
Manajemen dapat diatasi. Level 3 Hasil : wabah yang sedang terjadi
Kesehatan 1803 Pengetahuan : Proses Penyakit 5602 Pengajaran : Proses Penyakit
1855 Pengetahuan : Gaya Hidup Sehat 5618 Pengajaran : Prosedur/Perawatan
1814 Pengetahuan : Prosedur Penanganan
Tugas 2 Keluarga Mampu Memutuskan Tugas 2 Keluarga Mampu Memutuskan
Masalah Masalah
Level 1 Domain IV : Pengetahuan Level 1 Domain 3 : Perilaku
tentang Kesehatan dan Perilaku Level 2 Kelas R : Bantuan Koping
Level 2 Kelas Q : Perilaku Sehat Level 3 Intervensi :
Level 3 Hasil : 5250 Dukungan Pengambilan Keputusan
1606 Partisipasi dalam Keputusan
Perawatan Kesehatan

Tugas 3 Keluarga Mampu Merawat Tugas 3 Keluarga Mampu Merawat


Anggota Keluarga Anggota Keluarga
Level 1 Domain III : Kesehatan Level 1 Domain 3 : Perilaku
Psikososial Level 2 Kelas T : Peningkatan
Level 2 Kelas O : Kontrol Diri Kenyamanan Psikologis
Level 3 Hasil : Level 3 Intervensi :
1402 Kontrol Kecemasan 5820 Pengurangan Kecemasan
5880 Menggunakan Teknik
Menenangkan

Tugas 4 Keluarga Mampu Memodifikasi Tugas 4 Keluarga Mampu Memodifikasi


Level 1 Domain IV : Pengetahuan Level 1 Domain 1 Fisiologis : Dasar
tentang Kesehatan dan Perilaku Level 2 Kelas E : Peningkatan
Level 2 Kelas T : Kontrol Risiko dan Kenyamanan Fisik
Keamanan Level 3 Intervensi :
Level 3 Hasil : 6482 Manajemen Lingkungan :
1910 Keamanan Lingkungan Rumah Kenyamanan

Level 1 Domain V : Kondisi kesehatan Level 1 Domain 3 : Perilaku


yang dirasakan Level 2 Kelas O : Terapi Perilaku
Level 2 Kelas U : Kesehatan dan kualitas Level 3 Intervensi :
hidup 4470 Bantuan Modifikasi Diri
Level 3 Hasil :
2009 Status Kenyamanan : Lingkungan
2006 Status Kesehatan Pribadi
Tugas 5 Keluarga Mampu Tugas 5 Keluarga Mampu
Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Level 1 Domain IV : Pengetahuan Level 1 Domain 6 : Sistem Kesehatan
tentang Kesehatan dan Perilku Level 2 Kelas Y : Mediasi Sistem
Level 2 Kelas Q : Perilaku Sehat Kesehatan
Level 3 Hasil : Level 3 Intervensi :
1603 Perilaku Pencarian Kesehatan 7560 Mengunjungi Fasilitas Kesehatan

2 Domain 1. Promosi Setelah dilakukan Tugas 1 Keluarga Mampu Mengenal Tugas 1 Keluarga Mampu Mengenal
Kesehatan asuhan keperawatan Masalah Masalah
Kelas 2. Manajemen selama 2 minggu, Level 1 Domain IV : Pengetahuan Level 1 Domain 3 : Perilaku Memberikan
kesehatan masalah tentang kesehatan dan perilaku Dukungan Fungsi Psikososial dan
00080 ketidakefektifan Level 2 Kelas S : Pengetahuan tentang Memfasilitasi Perubahan Gaya Hidup
Ketidakefektifan manajemen keluarga kesehatan Level 2 Kelas S : Pendidikan kesehatan
Manajemen dapat diatasi Level 3 Level 3 Intervensi :
Kesehatan 1805 Pengetahuan: Perilaku Kesehatan 5510 Pendidikan Kesehatan Mengenai
Penyakit yang Dialami

Tugas 2 Keluarga Mampu Memutuskan Tugas 2 Keluarga Mampu Memutuskan


Masalah Masalah
Level 1 Domain IV : Pengetahuan Level 1 Domain 3 : Perilaku
tentang kesehatan dan perilaku Level 2 Kelas R : Bantuan Koping
Level 2 Kelas Q : Perilaku sehat Level 3 Intervensi :
Level 3 hasil : 5250 Dukungan Pengambilan Keputusan
1606 Partisipasi dalam memutuskan
perawatan kesehatan

Tugas 3 Keluarga Mampu Merawat Tugas 3 Keluarga Mampu Merawat


Anggota Keluarga Anggota Keluarga
Level 1 Domain IV : Pengetahuan Level 1 Domain 1 : Fisiologis
tentang kesehatan dan perilaku Level 2 Kelas D : Dukungan Nutrisi
Level 2 Kelas Q : Perilaku Sehat Level 3 Intervensi :
Level 3 Hasil : 1100 Manajemen Nutrisi yang Tepat
1632 Perilaku Patuh : Melakukan untuk pasien
Aktivitas dengan Tepat
1630 Perilaku Konsumsi Obat yang Tepat
Level 1 Domain 3 : Perilaku
Level 2 Kelas O : Terapi Perilaku
Level 3 Intervensi :
4510 Perawatan Menggunakan Obat
Tugas 4 Keluarga Mampu Memodifikasi Tugas 4 Keluarga Mampu Memodifikasi
Lingkungan Lingkungan
Level 1 Domain IV : Pengetahuan Level 1 Domain 4 : Keamanan
tentang Kesehatan dan Perilaku Level 2 Kelas V : Manajemen Resiko
Level 2 Kelas T : Kontrol Resiko dan Level 3 Hasil :
Keamanan 6480 Manajemen Lingkungan
Level 3 Hasil :
1910 Menyiapkan Lingkungan Rumah
yang Aman
Tugas 5 Keluarga Mampu Tugas 5 Keluarga Mampu
Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Level 1 Domain 4 : Pengetahuan tentang Level 1 Domain 6 : Sistem Kesehatan
Kesehatan dan Perilaku Level 2 Kelas Y : Mediasi Sistem
Level 2 Kelas Q : Kesehatan
Level 3 Hasil : Level 3 Intervensi :
1603 Perilaku Mencari Pelayanan 7560 Mengunjungi Fasilitas Kesehatan
Kesehatan Level 2 Kelas Y : Mediasi Sistem
Kesehatan
Level 3 Intervensi :
Kelas B Manajemen Informasi
8086 Pengobatan Non Farmakologi
3. Domain 12. Setelah dilakukan Tugas 1 Keluarga Mampu Mengenal Tugas 1 Keluarga Mampu Mengenal
Kenyamanan asuhan keperawatan Masalah Masalah
Kelas 1. Kenyamanan selama 2 minggu Level 1 Domain IV : Pengetahuan Level 1 Domain 3 : Perilaku
Fisik masalah Nyeri dapat tentang kesehatan dan perilaku Level 2 Kelas S : Pendidikan kesehatan
 00214 Gangguan teratasi Level 2 Kelas S : Pengetahuan tentang Level 3 Intervensi :
Rasa Nyaman kesehatan 5602 Pengajaran : Proses Penyakit
Level 3 Hasil : 5618 Pengajaran : Prosedur/Pengobatan
1843 Pengetahuan : Manajemen nyeri
1814 Pengetahuan : Prosedur penanganan

Tugas 2 Keluarga Mampu Memutuskan Tugas 2 Keluarga Mampu Memutuskan


Masalah Masalah
Level 1 Domain IV : Pengetahuan Level 1 Domain 3 : Perilaku
kesehatan dan perilaku Level 2 Kelas R : Bantuan Koping
Level 2 Kelas Q : Perilaku sehat Level 3 Intervensi
Level 3 Hasil : 5250 Dukungan Membuat Keputusan
1606 Berpartisipasi dalam memutuskan
perawatan kesehatan

Level 2 Kelas R : Kepercayaan tentang


Kesehatan
Level 3 Hasil :
1700 Kepercayaan mengenai kesehatan

Tugas 3 Keluarga Mampu Merawat Tugas 3 Keluarga Mampu Merawat


Level 1 Domain IV : Pengetahuan Level 1 Domain 1 Fisiologis : Dasar :
Kesehatan dan Perilaku Perawatan yang mendukung fungsi fisik
Level 2 Kelas Q : Perilaku kesehatan Level 2 Kelas E : Peningkatan
Level 3 Hasil : Kenyamanan Fisik
1605 Kontrol nyeri Level 3 Intervensi
6482 Manajemen Lingkungan :
Level 1 Domain V : Kondisi Kesehatan Kenyamanan
yang Dirasakan 1380 Heat Application
Level 2 Kelas V : Status Gejala 1480 Pemijatan
Level 3 Hasil : 1400 Manajemen Nyeri
2003 Keparahan penderitaan
2103 Keparahan gejala Level 1 Domain 2 Fisiologis: Kompleks :
Perawatan yang mendukung regulasi
Level 2 Kelas U : Kesehatan dan kualitas homeostasis
hidup Level 2 Kelas H : Manajemen Obat
Level 3 Hasil : Level 3 Intervensi :
2010 Status Kenyamanan : Fisik 2210 Pemberian Analgesik

Level 1 Domain 3 : Perilaku


Level 2 Kelas T : Peningkatan
Kenyamanan Psikologis
Level 3 Intervensi
5900 Pengalihan
6040 Terapi Relaksasi
Tugas 4 Keluarga Mampu Memodifikasi Tugas 4 Keluarga Mampu Memodifikasi
Lingkungan Lingkungan
Level 1 Domain V : Kondisi Kesehatan Level 1 Domain 4 : Keamanan
yang Dirasakan Level 2 Kelas V : Manajemen Risiko
Level 2 Kelas U : Kesehatan dan Kualitas Level 3 Intervensi :
Hidup 6486 Manajemen Lingkungan :
Level 3 Hasil : Kenyamanan
2009 Status Kenyamanan : Lingkungan
Tugas 5 Keluarga Mampu Tugas 5 Keluarga Mampu
Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan
Level 1 Domain IV : Pengetahuan Level 1 Domain 6 : Sistem Kesehatan
Kesehatan dan Perilku Level 2 Kelas B : Manajemen Informasi
Level 2 Kelas Q : Perilaku Sehat Level 3 Intervensi
Level 3 hasil : 7910 Konsultasi
1603 Perilaku Mencari Pelayanan 8100 Rujukan
Kesehatan
XIII. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Hari/Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf

10 Juli 2020 1. Kesiapan 1. Memperkenalkan diri pada S :


keluarga - Keluarga mengatakan senang dan
meningkatkan
2. Menjelaskan tujuan mau menerima mahasiswa
manajemen kesehatan 3. Membina hubungan saling - Keluarga mengatakan sudah
percaya tinggal di Dukuh semenjak SITA
pada keluarga Ny. H
4. Melakukan pengkajian menikah dengan Tn. T
2. Ketidakefektifan keluarga dan melihat keadaan O :
rumah - Klien kooperatif
manajemen kesehatan
5. Melakukan pemeriksaan fisik - Klien bersedia untuk dilakukan
pada Ny.H pada Ny. H, Sdr.S, An. H, An. pengkajian awal dan pemeriksaan
N. An. H fisik, hasil terlampir di tabel
3. Nyeri akut pada Ny. H
6. Membuat kontrak waktu pemeriksaan fisik.
untuk rencana pertemuan A :
selanjutnya Masalah Kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan pada keluarga
Ny. H, Ketidakefektifan manajemen
kesehatan pada Ny.H, Nyeri akut
pada Ny. H belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi :
- Buat kontrak waktu untuk
rencana pertemuan selanjutnya
pada keluarga
- Melakukan pengkajian hipertensi
13 Juli 2020 Kesiapan meningkatkan Keluarga mampu mengenal S :
masalah - Keluarga mengatakan sedikit tau
manajemen kesehatan
1. Memberikan pendidikan
mengenai penjelasan masalah
pada keluarga Ny. H kesehatan mengenai wabah
yang sedang terjadi saat ini covid-19 SITA
2. Menjelaskan pengertian,
- Keluarga mengatakan akan sellu
penyebab, gejala, cara
penularan dan cara menerapkan sering cuci tangan
pencegahan
dengan sabun, memakai masker
a. Covid-19 adalah penyakit
baru yang dapat dan menjaga jarak dengan orang
menyebabkan terjadinya
lain maupun menghindari
gangguan pada
pernapasan dan radang kerumunan
pada paru-paru
- Keluarga mengatakan akan tetap
b. Gejala yang muncul antara
lain seperti gejala flu berada di rumah dan hanyak
biasa (demam, batuk,
keluar untukkeperluan yang
pilek, nyeri tenggorokan,
nyeri otot, nyeri kepala) penting aja.
sampai yang komplikasi
berat (pneumonia atau
O:
sepsis).
- Keluarga tampak mmeperhatikan
c. Cara penularan covid-19 :
penjelasan
percikan saat batuk, bersin
- Kelurga kooperatif
atau berbicara dengan
- Keluarga menanyakan jika ada sesuatu
orang lain, kontak fisik
yang kurang jelas
dengan orang terinfeksi
covid-19 (menyentuh
atau jabat tangan),
menyentuh mulut, hidumg
dan mata dengan tangan
yang terpapar virus. A:
d. Pencegahan : cuci tangan Masalah Kesiapan meningkatkan
dengan sabun dan air
manajemen kesehatan pada keluarga
mengalir, terapkan etika
batuk yang benar ketika Ny. H masih ada
batuk, menjaga jarak antar
manusia dan menghindari
P:
titik keramaian, selalu
Lanjutkan intervensi
menggunakan masker saat
- membuat kontrak untuk
pergi keluar rumah dan
pertemuan selanjutnya
menjaga jarak dengan
- menyepakati hari dan jam untuk
orang lain serta
membahas topik selanjutnya
menghindari kerumunan

14 Juli 2020 Ketidakefektifan Keluarga mampu mengenal S :


manajemen kesehatan masalah : 1. Keluarga mengatakan Ny. H
pada Ny.H 1. Melakukan pengkajian menderita hipertensi sejak 1 tahun
mengenai hipertensi untuk
mengetahui lama menderita, yang lalu. SITA
keparahan gejala yang 2. Ny. H mengatakan ibunya juga
dirasakan dan faktor pencetus. menderita hipertensi
2. Mengkaji pengetahuan dan
keyakinan klien tentang 3. Ny. H mengatakan jika tidak
penyakit hipertensi merasa pusing tidak meminum obat
3. Membantu klien agar keluarga
tensi secara rutin
memberikan dukungan.

O:
TD : 140/80 mmHg
N : 86 x/ Menit
RR : 20x/ Menit
S : 36,7 °C
- Pasien nampak kooperatif

A : Masalah Ketidakefektifan
manajemen kesehatan pada Ny.H
masih ada

P:
Lanjutkan intervensi
- membuat kontrak untuk
pertemuan selanjutnya
- menyepakati hari dan jam untuk
membahas topik selanjutnya

15 Juli 2020 Ketidakefektifan Keluarga mampu memutuskan S:


manajemen kesehatan masalah - Keluarga Ny. H mengatakan mengerti
pada Ny.H Dukungan membuat keputusan : penjelasan dan akan menerapkan apa
1. Membantu klien menjelaskan yang di minta
keputusan yang diperlukan - Keluarga Ny. H mengatakan akan SITA
2. Membantu klien mengkonsumsi obatpenuun tekanan
mengidentifikasi kelebihan darah sesuai yang di njurkan oleh
dan kekuragan dari alternatif dokter keluaga dan akan di minu
yang ada setiap hari
3. Menghormati hak klien untuk
menerima atau tidak O:
menerima informasi - Ny. H nampak sedang mengkonsumsi
obat dan akan meminumnya setiap
hari di pagi hari
TD : 150/100 mmHg
N : 88 x/ Menit
RR : 20x/ Menit
S : 36,5 °C
-
A:
- Masalah Ketidakefektifan manajemen
kesehatan pada Ny.H teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- membuat kontrak untuk
pertemuan selanjutnya
- menyepakati hari dan jam untuk
membahas topik selanjutnya

16 Juli 2020 Kesiapan meningkatkan 1. Menganjurkan untuk S:


selalu berjemur setiap pagi - Keluarga mengataka akan berjemur di
manajemen kesehatan
2. Menganjurkan untuk pagi hari
pada keluarga Ny. H mengkonsumsi suplemen - Keluarga mengatakan kan
tamabahan untuk menjaga mengkonsumsi suplemen untuk SITA
kondisi kesehatan tubuh menjaga daya tahan ubuh anggota
3. Menganjurkan untuk keluarga
membersihkan rumah dan - Keluarga mengatakan akan selalu
menganti sprei seminggu menjaga kebersihan rumah
sekali
O:
- Keluarga nampak kooperatif
- Keluarga tampak memperhatikan saat di
berikan penjelasan
- Keluarga nampak berjemur di pagi hari
dan membersihkan rumah setiap pagi
dan sore hari

A:
Masalah Kesiapan meningkatkan
manajemen kesehatan pada keluarga
Ny. H teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
- membuat kontrak untuk
pertemuan selanjutnya
- menyepakati hari dan jam untuk
membahas topik selanjutnya

17 Juli 2020 Ketidakefektifan - Mengajarkan bagaimana cara S :


manajemen kesehatan mengontrol stres dengan Ny. H mengatakan mengerti bagaimana
pada Ny.H metode Deep Breathing cara melakukan nafas secara
perlahan untuk mengurangi stres
Ny. H mengatakan akan melakukannya SITA
jika sedang mengalami stres atau
ada masalah yang menyebabkan
banyak pikiran yang memicu
tensinya naik
O:
- Ny. H nampak memprktekkan
bagaimana cara melakukan Deep
Breathing
- Ny. H nampak memperhatikan
penjelasan dan kooperatif

A:
Masalah Ketidakefektifan manajemen
kesehatan pada Ny.H teratasi
P:
Hentikan inervensi
Daftar Pustaka

Adib, M. (2015). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke.
Edisi I. Yogyakarta: CV. Dianloka.
Muttaqin, A. (2014). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

Ruhyanudin, F. (2015). Asuhan keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem


Kardiovaskuler. Jakarta: UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang.
Sudoyo, A. W; Bambang, S & Idrus, A, et al. (2016). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Edisi
Keempat Jilid 3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai