Anda di halaman 1dari 8

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

TN.M DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS (PPOK)

DI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT

RS PKU MUHAMMADIYAH DELANGGU

Kasus : Tn.M 55 th pasien datang di igd pada senin 27 juli 2020 pukul 09.30 wib dengan
keluhan sesak nafas, batuk sudah sering kambuh, dahak, TD 170/100mmhg, Nadi 110x/mnt,
RR 30x/mnt, suhu 36,8c

PENGKAJI : DESI RATNADILAH


NIM : P1905007
PEMBIMBING : SUTRISNO, S.Kep.,Ns

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Umur : 55 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnosa Medis : PPOK
Alamat : Delanggu
Tanggal masuk : 27 Juli 2020

B. RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan utama
Pasien mengeluh sesak nafas, batuk sudah sering kambuh dan berdahak
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah Delanggu pukul 09.30 pada tanggal
27 juli 2020 wib dengan keluhan sesak nafas, batuk sudah sering dan berdahak pasien
mengatakan sebelumnya memiliki kebiasan merokok
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan tidak meiliki penyakit lain sebelumnya
C. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Tidak terdapat sumbatan jalan nafas, terpasang NRM 10 lpm,tidak terdapat suara
nafas tambahan
2. Breathing
Frekuensi nafas 30x/mnt, bunyi nafas rochi basah, terdapat retraksi dinding dada
3. Circulation
Kesadaran umum : lemah, Akral dingin, TD 170/100mmhg, CRT<3 dtk, Spo2 90%,
Tidak terdapat sianosis
4. Disability
Tingkat kesadaran composmentis, GCS 15 E4V5M6
5. Exposure
Tidak terdapat cedera leher atau tulang belakang

D. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Tingkat kesadaran : Composmentis
2. GCS : E4V5M6
Tanda-tanda vital : TD 170/100 mmhg, Nadi 110x/mnt, RR 30x/mnt,
Suhu 36, 8c
3. Pemeriksaan Fisik :
a. Kepala : rambut hitam, kepala bersih, tidak ada hematoma
b. Mata : ukuran pupil kanan/kiri (3mm/3mm), rangsangan cahaya pupil
kanan/kiri (+/+).
c. Mulut : pucat, mukosa bibir kering
d. Hidung : tidak ada polip, bersih,terdapat pernafasan cuping hidung, terpasang
alat bantu pernafasan O2 NRM 10 lpm
e. Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen
f. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada peningkatan JVP
g. Dada : paru-paru
I :pengembangan dada simetris, menggunakan alat bantu pernafasan NRM 10
lpm
Pal : vocal fremitus kanan-kiri
Per : sonor
A : rochi basah
h. Ekstremitas : akral dingin, turgor kulit kering
Ekstremitas atas : CRT < 3 detik, tidak ada edema, terpasang infus RL 16 tpm
ditangan kiri
Ekstrmitas bawah: tidak ada edema
4. Terapi yang di Berikan
a. O2
b. Infus RL 16 tpm
c. Nebulizer ventolin
d. Dexamentason 1amp
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Rontgen Thorak: Brincitis dg episematous long cor normal

E. PENGKAJIAN SAMPLE
a. Sign and Symptom : Pasien mngeluh sesak nafas, batuk sudah sering kambuh dan
berdahak
b. Alergi : Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki alergi
c. Medikasi : Pasien mengatakan pasien tidak dalam pengobatan apapun
d. Postilness : Pasien sebelumnya tidak memiliki riwayat penyakit apapun, setelah
sakit pasien terdiagnosa penyakit paru obstruksi kronik (PPOK)
e. Lastmeal : Keluarga pasien mengatakan sebelum sakit makan pasien biasa 3 kali
sehari dengan nasi, lauk,pauk dan sayur. Setelah sakit pasien makan hanya sedikit
saja ½ porsi karena merasa sesak dan batuk berdahak
f. Environment : Pasien tinggal bersama anak-anaknya, pasien tinggal di desa dan
lingkungan pasien cukup padat penduduk.
DATA DASAR HIPOTESIS MASALAH TEORI YANG PERLU DIPELAJARI DATA TAMBAHAN DIAGNOSA
YANG DIPERLUKAN KEPERAWATAN
SUBJEKTIF: 1. Penyakit paru obstruksi Gejala utama penderita PPOK adalah Airway : S : Pasien mengeluh sesak
Pasien mengeluh sesak kronis (PPOK) timbulnya dyspnea tanpa disertai batuk dan 1. Tidak terdapat nafas, batuk sudah sering
nafas, batuk sudah sering ↓ produksi sputum yang berarti. Biasanya sumbatan jalan nafas kambuh dan berdahak.
kambuh dan berdahak. Inflamasi dyspnea timbul antara usia 30 sampai 40 2. Terpasang NRM 10
O:
↓ tahun dan semakin lama semakin berat. lpm
OBJEKTIF: 1. TD 170/100
Hiperskresi mukus Keadaan PPOK yang ekstrem akan 3. Tidak terdapat suara
1. TD 170/100 mmhg mmhg
↓ mengalami gejala batuk-batuk dengan nafas tambahan
2. Nadi 110x/mnt 2. Nadi 110/mnt
bronkitis sputum yang produktif dan sering Breathing :
3. RR 30x/mnt 3. RR 30x/mnt
↓ mengalami infeksi saluran pernapasan yang 1. Frekuensi nafas
4. Terlihat sesak 4. Suhu 36,8 c
Penumpukan lender dan sekresi dapat berlangsung bertahun-tahun yang 30x/mnt
5. GCS 15
berlebih akhirnya akan timbul gejala dyspnea pada 2. Bunyi nafas rochi
6. Menggunakan
↓ waktu pasien melakukan aktivitas fisik. basah
alat bantu
Merangsang reflek batuk Pasien-pasien ini akan memperlihatkan 3. Terdapat retraksi
pernafasan NRM
↓ gejala berkurangnya dorongan untuk dinding dada
10 lpm
Ketidakegektifan Bersihan bernafas, mengalami hipoventilasi dan Circulation :
Jalan Nafas 7. Bunyi nafas rochi
terjadi hipoksia serta hiperkapnia. 1. Akral dingin
basah
2. Penyakit paru obstruksi Terapi inhalasi pada pasien PPOK salah 2. TD 170/100mmhg
8. Spo2 90%
kronis (PPOK) satunya dengan nebulizer, Nebulizer sudah 3. CRT<3 dtk
9. Terdapat retraksi
↓ mulai dikenal oleh masyarakat umum 4. Spo2 90%
dinding dada
Produksi secret berlebih sebagai media alat pengobatan penyakit 5. Tidak terdapat sianosis
10. CRT <3dtk
↓ PPOK saat keadaan sesak kambuh, terutama Disability:
11. Akral dingin
Batuk tidak efektif pasien yang diantar oleh keluarganya ke unit 1. Tingkat kesadaran
A:
↓ IGD. composmentis
1. Ketidakefektifan
Terjadi akumulasi secret Penggunaan nebulizer ini dapat 2. GCS 15
bersihan jalan
berlebih digunakan dengan menggunakan masker, Exposure: nafas
↓ pada Standar Operasional Prosedur 1. Tidak terdapat cedera 2. Ketidakefektifan
Obstruksi jalan nafas penggunaan nebulizer di IGD Badan Rumah leher atau tulang pola nafas
↓ Sakit Umum Tabanan penggunaan masker belakang
Batuk, sesak nafas sungkup dalam daftar alat masih sebatas
↓ “bila perlu” yang berarti penggunaan masker
sungkup bisa digunakan atau tidak saat
Ketidakefektifan Pola Nafas
pemberian terapi menggunakan alat
nebulizer, dan sejauh pantauan peneliti
pasien yang tidak menggunakan masker
sungkup saat terapi nebulizer cenderung
diberikan nebulizer hingga dua kali, bahkan
sampai diopname karena gejala dyspnea
tidak berkurang.

Teori ini saya ambil dari jurnal yang


berjudul “Hubungan penggunaan masker
sungkup selama nebulizer terhadap saturasi
perifer oksigen pada pasien ppok” JRKN
Vol.01/No. 01/April-September/2017 oleh
Sastro Putre Gustiawan, et al

DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL (N0C) RENCANA INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN ( NIC)
Ketidalefektifan Setelah dilakukan tindakan NOC Airway Management Airway Management
bersihan jalan nafas selama 1x30 menit masalah Respiratory status: 1. Posisikan pasien untuk 1. Untuk mengefektifan aliran
ketidakefektifan bersihan Airway patency memaksimalkan oksigen ke dalam tubuh
jalan nafas klien dapat Respiratory status: ventilasi (semifowler) 2. Untuk menentukan
teratasi Ventilation 2. Auskultasi suara nafas, tindakan selanjutnya
Kriteris Hasil: catat adanya suara 3. Agar secret keluar lebih
1. Mampu mengeluarkan secret tambahan dengan lebih cepat
2. Kedalaman inspirasi dalam 3. Menganjurkan klien 4. Agat tidak timbul resiko
batas normal untuk batuk efektif yang lebih tinggi
3. Irama pernafasan dalam 4. Monitor respirasi dan 5. Untuk mempercepat proses
batas normal status O2 penyembuhan
4. Tidak ada dispneu ketika 5. Kolaborasi pemberian 6. Agar pasien lebih tenang
istirahat terapi nebulizer dan respirasi normal
5. Tidak ada dispneu ketika 6. Kolaborasi pemberian Oxygen Therapy
selesai beraktivitas terapi oksigen 1. Agar O2 dapat masuk
6. Tidak memakai alat bantu Oxygen Therapy secara efektif
pernafasan 1. Pertahankan jalan 2. Untuk memperlancar
7. Klien tidak batuk/ klien nafas yang paten kinerja alat
dapat batuk efektif 2. Atur peralatan oksigen 3. Agar aliran O2 tetap masuk
8. Saturasi oksigen dalam batas 3. Monitor keefektifan ke tubuh pasien
normal (95-100%) aliran oksigen 4. Agar masuknya o2 lebih
4. Pertahankan posisi efektif
pasien 5. Untuk memberikan terapi
5. Kolaborasi dengan yang tepat bagi pasien
dokter untuk
pemberian terapi dan
pemeriksaan lebih
lanjut

DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL (N0C) RENCANA INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN ( NIC)
Ketidakefektifan Pola Setelah dilakukan tindakan NOC: Airway Management Airway Management
Nafas
keperawatan selama 1x30 menit 1. Respiratory status : 1. Posisikan pasien untuk 1. Agar masuknya O2
pasien menunjukkan keefektifan Ventilation memaksimalkan lebih efektif
pola nafas 2. Respiratory status : Airway ventilasi 2. Mencegah timbulnya
patency 2. Identifikasi pasien resiko yang lebih
3. Vital sign Status perlunya pemasangan tinggi
Kriteria Hasil: alat jalan nafas buatan 3. Memperlancar
1. Menunjukan jalan nafas 3. Keluarkan secret pernafasan
yang paten (pasien merasa dengan batuk atau 4. Mempermudah untuk
tidak tercekik, irama nafas, suction melihat adanya
frekuensi nafas dalam 4. Auskultasi suara nafas, komplikasi
rentang normal). catat adanya suara 5. Mengefektifkan pola
2. Tidak ada suara nafas tambahan nafas
abnormal 5. Berikan bronkodilator 6. Agar tetap lembab
3. Tanda Tanda vital dalam bila perlu 7. Agar tidak timbil
rentang normal ((TD 120/80 6. Berikan pelembab resiko yang lebih
mmHg, suhu 36,5-37,5C, udara kassa basah Oxygen Therapy
RR 16-24x/mnt, nadi 60- NaCL lembab 1. Agar o2 dapat masuk
100x/mnt) 7. Monitor respirasi dan secara efektif
status O2 2. Agar mudah jika ingin
Oxygen Therapy dipergunakan
1. Pertahankan jalan 3. Memastikan oksigen
nafas yang paten dapat berfungsi
2. Atur peralatan oksigen dengan baik
3. Monitor keefektifan 4. Agar masuknya O2
aliran oksigen lebih efektif
4. Pertahankan posisi 5. Agat tidak timbul
pasien resiko yang lebih
5. Observasi adanya tinggi
tanda-tanda
hipoventilasi Vital Sign Monitoring
Vital Sign Monitoring 1. Untuk mengetahui
1. Monitor TD, nadi,suhu keadaan tanda – tanda
dan respirasi vital pasien
2. Monitor sianosis 2. Untuk mengetahui
perifer keadaan oksigen
dalam perifer

Anda mungkin juga menyukai