00 Wita)
- Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika
bergerak atau diam
Q = nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R = luka opeasi (abdomen
bagian bawah)
S = skala nyeri 5 (0- 10)
T = terus-menurus
Data Obyektif :
- Ekspresi wajah pasien
meringis sambil memegang
abdomen bagian bawah
- Pasien post op laparatomy
hari ke-1
- Tanda-tanda vital :
P = 80 x/menit
R = 19 x/menit
BP = 110/70 mmHg
Data Objektif :
- Pasien tampak tidak mampu
kekamar mandi untuk
membersihkan tubuh
- ADL dibantu sebagian
6. Memberikan obat
ketorolac 30 mg /
IV (pukul 18.00)
Diagnosa 2 : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan gerak ditandai dengan pasien mengatakan
badan lemas dan masih tidak boleh bergerak (beadrest), klien tampak lemah, klien tampak berbaring di atas tempat tidur,
masih dalam efek samping anastesi, skala aktivitas II (dibantu sebagian), anastesi spinal.
- Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika
bergerak
Q = nyeri seperti di tekan
R = abdomen bagian bawah
hingga pinggang
S = skala nyeri 3 (0- 10)
T = terus-menurus
Data Obyektif :
- Pasien tampak sakit sedang
- Ekspresi wajah pasien
meringis sambil memegang
abdomen bagian bawah dan
pinggang
- Tanda-tanda vital :
P = 80 x/menit
R = 19 x/menit
BP = 110/80 mmHg
Data Objektif
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak berkeringat
dingin
- Pasien tampak melakukan nafas
dalam
- Pasien bertanya-tanya tentang
tidakan pembedahan
Diagnosa keperawatan :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (kista ovarium) ditandai
dengan pasien mengeluh sangat nyeri pada perut bagian bawah hingga pinggang,
pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak, Q = nyeri seperti di tekan, R
= abdomen bagian bawah hingga pinggang, S = skala nyeri 3 (0- 10), T = terus-
menurus, pasien tampak sakit sedang, ekspresi wajah pasien meringis sambil
memegang abdomen bagian bawah dan pinggang, tanda-tanda vital : T = 36,50C, P
= 80 x/menit, R = 19 x/menit, BP = 110/80 mmHg
2. Ansietas berhubungan dengan tidakan invasif ditandai dengan pasien mengatakan
cemas dan merasa sering ingin kencing dan merasa ingin BAB, pasien tampak
gelisah, tampak berkeringat dingin, tampak melakukan nafas dalam, bertanya-
tanya tentang tindakan pembedahan
Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (kista ovarium) ditandai dengan pasien mengeluh sangat
nyeri pada perut bagian bawah hingga pinggang, pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak, Q = nyeri seperti di
tekan, R = abdomen bagian bawah hingga pinggang, S = skala nyeri 3 (0- 10), T = terus-menurus, pasien tampak sakit sedang,
ekspresi wajah pasien meringis sambil memegang abdomen bagian bawah dan pinggang, tanda-tanda vital : T = 36,50C, P
= 80 x/menit, R = 19 x/menit, BP = 110/80 mmHg
4. Mengajarkan teknik A :
5. Anjurkan pasien relaksasi (nafas Masalah belum
untuk 5. Istirahat mampu dalam) dan distraksi teratasi
meningkatkan mengurangi nyeri (mendengarkan lagu
istirahat yang dirasakan yang disukai). P :
pasien. Lanjutkan intervensi
Pasien mampu 1. Kaji TTV
melakukan nafas 2. Kaji
dalam. karakteristik
(21.30 Wita) nyeri
3. Atur posisi
5. Menganjurkan nyaman
pasien untuk 4. Anjurkan
meningkatkan Tehnik distraksi
istirahat dengan cara dan relaksasi
menjelaskan pada 5. Anjurkan agar
pasien bahwa banyak istirahat
istirahat dapat
mengurangi nyeri
yang dirasakan.
Pasien dapat tidur
siang 1 jam sekitar
pukul 17.00-18.00
Wita dan tidur
malam 7 jam dari
sekitar pukul 22.00-
05.00 Wita. (22.00
Wita).
Diagnosa 2 : Ansietas berhubungan dengan tidakan inpasif ditandai dengan Pasien mengatakan cemas dan merasa sering
ingin kencing dan merasa ingin BAB, pasien tampak gelisah, tampak berkeringat dingin, tampak melakukan nafas dalam,
bertanya-tanya tentang tidakan pembedahan
Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika bergerak
atau diam
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = luka operasi (abdomen bagian
bawah)
S = skala nyeri 5 (0- 10)
T = terus-menurus
14.00 Wita E:
S : Pasien mengatakan nyeri
berkurang pada luka bekas
operasi
Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika
bergerak atau diam
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = luka operasi (abdomen
bagian bawah)
S = skala nyeri 2 (0- 10)
T = terus-menurus
O:
- Pasien tampak sakit sedang
- Pasien mampu melakukan
teknik relaksasi dan distraksi
- TTV :
T = 36,60 C/axila
P = 83 x/menit
R = 20 x/menit
BP = 120/70 mmHg.
P : Lanjutkan intervensi.
1. Mengkaji TTV
2. Mengkaji karakteristik nyeri
3. Menganjurkan tehnik relaksasi
4. Memberikan posisi yang
nyaman
5. Menganjurkan agar pasien
menungkatkan istirahat
6. Mengkolaborasi pemberian
obat analgetik
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Jumat, 09.40 Wita S : Pasien menggatakan nyeri pada
10/02/2017 luka bekas operasi masih
Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika bergerak
atau diam
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = luka operasi (abdomen bagian
bawah)
S = skala nyeri 4 (0- 10)
T = terus-menurus
12.05 Wita I :
12.10 Wita 1. Mengkaji tanda-tanda vital pasien.
2. Mengkaji karakteristik nyeri yang
12.12 Wita dirasakan pasien
3. Memberikan posisi yang yang
12.25 Wita nyaman bagi pasien
4. Menganjurkan teknik relaksasi dan
12.40 Wita distraksi
5. Menganjurkan pasien untuk
13.00 Wita meningkatkan istirahat
6. Memberikan obat ketorolax 30mg /
IV
14.00 Wita
E:
S : Pasien mengatakan nyeri pada
luka bekas operasi berkurang
Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika
bergerak atau diam
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = luka operasi (abdomen
bagian bawah)
S = skala nyeri 3 (0- 10)
T = terus-menurus
O:
- Pasien tampak sakit sedang
- Pasien mampu melakukan
teknik relaksasi dan distraksi
- TTV :
T = 36,40 C/axila
P = 80 x/menit
R = 28 x/menit
BP = 110/80 mmHg.
P : Lanjutkan intervensi.
1. Mengkaji TTV
2. Mengkaji karakteristik nyeri
3. Menganjurkan tehnik relaksasi
4. Memberikan posisi yang
nyaman
5. Menganjurkan agar pasien
menungkatkan istirahat
6. Mengkolaborasi pemberian
obat analgetik
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Sabtu, 09.00 Wita S : Pasien menggatakan nyeri pada
09/12/2017 luka bekas operasi sudah
berkurang
Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika bergerak
atau diam
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = luka operasi (abdomen bagian
bawah)
S = skala nyeri 2 (0- 10)
T = terus-menurus
P :
1. Kaji tanda-tanda vital pasien.
2. Kaji karakteristik nyeri yang
dirasakan pasien
3. Berikan posisi yang yang nyaman
bagi pasien
4. Anjurkan teknik relaksasi dan
distraksi
5. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan istirahat
6. Kolaborasi dalam pemberian obat
analgetik
12.05 Wita
12.10 Wita I :
1. Mengkaji tanda-tanda vital pasien.
12.12 Wita 2. Mengkaji karakteristik nyeri yang
dirasakan pasien
12.25 Wita 3. Memberikan posisi yang yang
nyaman bagi pasien
12.40 Wita 4. Menganjurkan teknik relaksasi dan
distraksi
13.00 Wita 5. Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan istirahat
6. Memberikan obat ketorolax 10mg /
14.00 Wita IV
E:
S : Pasien mengatakan nyeri
berkurang pada luka bekas
operasi
Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika
bergerak atau diam
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = luka operasi (abdomen
bagian bawah)
S = skala nyeri 1 (0- 10)
T = terus-menurus
O:
- Pasien tampak sakit sedang
- Pasien mampu melakukan
teknik relaksasi dan distraksi
- Pasien tampak rileks
- TTV :
T = 36,60 C/axila
P = 83 x/menit
R = 20 x/menit
BP = 120/70 mmHg.
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
Diagnosa 2 :
O :
- Pasien masih tampak lemah
- Pasien tampak berbaring di atas
tempat tidur
- Skala aktivitas II (dibantu sebagian)
P :
1. Kaji kemampuan klien dalam
mobilisasi
2. Anjurkan klien untuk banyak
beristirahat
3. Beri dorongan pada pasien dalam
melakukan aktivitas secara
mandiri dan perlahan
4. Beri bantuan sesuai kebutuhan
klien
I :
12.05 Wita 1. Mengkaji kemampuan klien
dalam mobilisasi
12.10 Wita 2. Menganjurkan klien untuk banyak
beristirahat
12.12 Wita 3. Memberi dorongan pada pasien
dalam melakukan aktivitas secara
mandiri dan perlahan
12.25 Wita 4. Memberi bantuan sesuai
kebutuhan klien
12.40 Wita
14.00 Wita E:
S : Pasien mengatakan badan
sudah rileks dan dapat duduk
sendiri pelan-pelan
O :
- Klien tampak duduk di atas
tempat tidur
- Skala aktivitas II (dibantu
sebagian)
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi.
1. Kaji kemampuan klien dalam
mobilisasi
2. Anjurkan klien untuk banyak
beristirahat
3. Beri dorongan pada pasien
dalam melakukan aktivitas
secara mandiri dan perlahan
4. Beri bantuan sesuai kebutuhan
klien
5. Berikan Suplemen vitamin
sesuai indikasi
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Jumat, 09.00 Wita S : Pasien mengatakan badan lemas
10/02/2017 berkurang dan sudah belajar duduk
O :
- Pasien masih tampak lemah
- Pasien tampak duduk di tempat
tidur
- Skala aktivitas II (dibantu sebagian)
P :
1. Kaji kemampuan klien dalam
mobilisasi
2. Anjurkan klien untuk banyak
beristirahat
3. Beri dorongan pada pasien dalam
melakukan aktivitas secara
mandiri dan perlahan
4. Beri bantuan sesuai kebutuhan
klien
5. Berikan Suplemen vitamin sesuai
indikasi
12.05 Wita I :
1. Mengkaji kemampuan klien
12.10 Wita dalam mobilisasi
2. Menganjurkan klien untuk banyak
12.12 Wita beristirahat
3. Memberi dorongan pada pasien
dalam melakukan aktivitas secara
12.25 Wita mandiri dan perlahan
4. Memberi bantuan sesuai
12.40 Wita kebutuhan klien
5. Memberikan obat prenemia
14.00 Wita E:
S : Pasien mengatakan badan
lemas berkurang dan sudah
perlahan duduk sendiri
O :
- Klien masih tampak lemah
- Klien tampak duduk di atas
tempat tidur
- Skala aktivitas II (dibantu
sebagian)
P : Lanjutkan intervensi.
1. Kaji kemampuan klien dalam
mobilisasi
2. Anjurkan klien untuk banyak
beristirahat
3. Beri dorongan pada pasien
dalam melakukan aktivitas
secara mandiri dan perlahan
4. Beri bantuan sesuai kebutuhan
klien
5. Berikan Suplemen vitamin
sesuai indikasi
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Sabtu, 09.00 Wita S : Pasien mengatakan badan tidak
09/02/2017 lemas lagi dan sudah belajar
berjalan
O :
- Pasien tampak rileks
- Pasien tampak berbaring di atas
tempat berjalan secara perlahan
- Skala aktivitas II (dibantu sebagian)
P :
1. Kaji kemampuan klien dalam
mobilisasi
2. Anjurkan klien untuk banyak
beristirahat
3. Beri dorongan pada pasien dalam
melakukan aktivitas secara
mandiri dan perlahan
4. Beri bantuan sesuai kebutuhan
klien
12.05 Wita I :
1. Mengkaji kemampuan klien
12.10 Wita dalam mobilisasi
2. Menganjurkan klien untuk banyak
12.12 Wita beristirahat
3. Memberi dorongan pada pasien
dalam melakukan aktivitas secara
12.25 Wita mandiri dan perlahan
4. Memberi bantuan sesuai
12.40 Wita kebutuhan klien
5. Memberikan obat prenemia
14.00 Wita
E:
S : Pasien mengatakan badan tidak
lemas dan sudah berjalan
O :
- Pasien tampak rileks
- Pasien tampak berjalan perlahan
- Skala aktivitas 0 (mandiri)
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
Diagnosa 3 :
O :
- Pasien tampak tidak mampu
kekamar mandi untuk
membersihkan tubuh
- ADL dibantu sebagian
P :
1. Kaji kemampuan ADL
2. Libatkan keluarga dalam
membantu aktivitas
3. Anjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandiri
secara bertahap
12.05 Wita
12.10 Wita I :
1. Mengkaji kemampuan ADL
12.12 Wita 2. Memantau kebersihan kuku
sesuai kemampuan perawatan
pasien
12.25 Wita 3. Melibatkan keluarga dalam
membantu aktivitas (menyeka
pasien)
14.00 Wita 4. Menganjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandiri
secara bertahap
E:
S : Pasien mengatakan masih
diseka karena tidak mampu
kekamar mandi
O :
- Pasien tampak tidak mampu
kekamar mandi untuk
membersihkan tubuh
- ADL dibantu sebagian
P : Lanjutkan intervensi.
1. Kaji kemampuan ADL
2. Pantau kebersihan kuku
sesuai kemampuan perawatan
pasien
3. Libatkan keluarga dalam
membantu aktivitas
4. Anjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandiri
secara bertahap
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Jumat, 09.00 Wita S : Pasien mengatakan masih diseka
10/02/2017 karena tidak bisa kekamar mandi
O :
- Pasien tampak tidak mampu
kekamar mandi untuk
membersihkan tubuh
- Tampak rambut kusam
- ADL dibantu sebagian
P :
1. Kaji kemampuan ADL
2. Pantau kebersihan kuku sesuai
kemampuan perawatan pasien
3. Libatkan keluarga dalam
membantu aktivitas
4. Anjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandiri
secara bertahap
12.05 Wita
12.10 Wita I :
1. Mengkaji kemampuan ADL
12.12 Wita 2. Memantau kebersihan kuku
sesuai kemampuan perawatan
pasien
12.25 Wita 3. Melibatkan keluarga dalam
membantu aktivitas (menyeka
pasien)
14.00 Wita 4. Menganjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandiri
secara bertahap
E:
S : Pasien mengatakan masih
diseka karena tidak mampu
kekamar mandi
O :
- Pasien tampak tidak mampu
kekamar mandi untuk
membersihkan tubuh
- Tampak rambut kusam
- ADL dibantu sebagian
P : Lanjutkan intervensi.
1. Kaji kemampuan ADL
2. Pantau kebersihan kuku
sesuai kemampuan perawatan
pasien
3. Libatkan keluarga dalam
membantu aktivitas
4. Anjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandiri
secara bertahap
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Sabtu, 09.00 Wita S : Pasien mengatakan bisa kekamar
09/12/2017 mandi sendiri untuk mandi dan
lainnya
O :
- Pasien tampak mampu kekamar
mandi untuk membersihkan tubuh
secara perlahan
- ADL mandiri
P :
1. Kaji kemampuan ADL
2. Pantau kebersihan kuku sesuai
kemampuan perawatan pasien
3. Libatkan keluarga dalam
membantu aktivitas
4. Anjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandiri
12.05 Wita secara bertahap
12.10 Wita I :
1. Mengkaji kemampuan ADL
12.12 Wita 2. Memantau kebersihan kuku
sesuai kemampuan perawatan
pasien
3. Menganjurkan pasien untuk
14.00 Wita melakukan aktivitas mandiri
secara bertahap
E:
S : Pasien mengatakan mampu ke
kamar mandi sendiri untuk mandi
dan lainnya
O :
- Pasien tampak mampu
kekamar mandi untuk
membersihkan tubuh
- Tampak rambut bersih
- ADL mandiri
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan.
Diagnosa 4 :
Faktor resiko :
1. Luka post operasi hari ke 2
2. Luka tampak terbalut kassa
3. Hb: 13.8 g/dl
4. Leukosit 9,5 10^3/uL
A : Risiko infeksi
P :
1. Tinjau ulang kondisi factor resiko
yang ada sebelumnya.
2. Kaji terhadap tanda dan gejala
infeksi (misalnya peningkatan
suhu, nadi, jumlah sel darah putih
atau bau / warna luka operasi
3. Catat Hb dan perkiraan
kehilangan darah selama operasi
4. Kolaborasi dalam pemberian
antibiotic pasca operasi
12.05 Wita I :
1. Meninjau ulang kondisi factor
12.10 Wita resiko yang ada sebelumnya.
2. Mengkaji terhadap tanda dan
gejala infeksi (misalnya
peningkatan suhu, nadi, jumlah
sel darah putih atau bau / warna
12.12 Wita luka operasi
3. Mencatat Hb dan perkiraan
13.00 Wita kehilangan darah selama operasi
4. Memberikan obat Ceftriaxone 1gr
14.00 Wita
E:
S:
O:
Faktor Risiko
1. Luka post operasi
2. Luka tampak terbalut kassa
3. Hb: 13.8 g/dl
4. Leukosit 9,5 10^3/uL
P : Lanjutkan intervensi.
1. Tinjau ulang kondisi factor
resiko yang ada sebelumnya.
2. Kaji terhadap tanda dan gejala
infeksi (misalnya peningkatan
suhu, nadi, jumlah sel darah
putih atau bau / warna luka
operasi
3. Catat Hb dan perkiraan
kehilangan darah selama
operasi
4. Kolaborasi dalam pemberian
antibiotic pasca operasi
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Jumat, 09.00 Wita S :
10/02/2017
O :
Faktor resiko :
1. Luka post operasi
2. Luka tampak terbalut kassa
3. Hb: 11.9 g/dl
A : Risiko infeksi
P :
1. Tinjau ulang kondisi factor resiko
yang ada sebelumnya.
2. Kaji terhadap tanda dan gejala
infeksi (misalnya peningkatan
suhu, nadi, jumlah sel darah putih
atau bau / warna luka operasi
3. Catat Hb dan perkiraan
kehilangan darah selama operasi
4. Kolaborasi dalam pemberian
antibiotic pasca operasi
I :
12.05 Wita 1. Meninjau ulang kondisi factor
resiko yang ada sebelumnya.
12.10 Wita 2. Mengkaji terhadap tanda dan
gejala infeksi (misalnya
peningkatan suhu, nadi, jumlah
sel darah putih atau bau / warna
12.12 Wita luka operasi
3. Mencatat Hb dan perkiraan
13.00 Wita kehilangan darah selama operasi
4. Memberikan obat Ceftriaxone 1gr
14.00 Wita E:
S:
O:
Faktor Risiko :
1. Luka post operasi
2. Luka tampak terbalut kassa
3. Hb: 11.9 g/dl
P : Lanjutkan intervensi.
1. Tinjau ulang kondisi factor
resiko yang ada sebelumnya.
2. Kaji terhadap tanda dan gejala
infeksi (misalnya peningkatan
suhu, nadi, jumlah sel darah
putih atau bau / warna luka
operasi
3. Catat Hb dan perkiraan
kehilangan darah selama
operasi
4. Kolaborasi dalam pemberian
antibiotic pasca operasi
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Sabtu, 09.00 Wita S :
09/12/2017
O :
Faktor resiko :
1. Luka post operasi hari ke 3
2. Luka tampak terbalut kassa
3. Hb: 13.8 g/dl
4. Leukosit 9,5 10^3/uL
A : Risiko infeksi
P :
1. Tinjau ulang kondisi factor resiko
yang ada sebelumnya.
2. Kaji terhadap tanda dan gejala
infeksi (misalnya peningkatan
suhu, nadi, jumlah sel darah putih
atau bau / warna luka operasi
3. Catat Hb dan perkiraan
kehilangan darah selama operasi
4. Kolaborasi dalam pemberian
antibiotic pasca operasi
5. Kolaborasi tindakan dressing luka
post op
I :
12.05 Wita 1. Meninjau ulang kondisi factor
resiko yang ada sebelumnya.
12.10 Wita 2. Mengkaji terhadap tanda dan
gejala infeksi (misalnya
peningkatan suhu, nadi,
jumlah sel darah putih atau
bau / warna luka operasi
12.12 Wita 3. Mencatat Hb dan perkiraan
kehilangan darah selama
operasi
12.25 Wita 4. Melakukan perawatan luka
operasi
13.00 Wita 5. Memberikan obat Ceftriaxone
1gr
14.00 Wita E:
S:
O:
Faktor Risiko
1. Luka tampak bersih
2. Tidak ada darah atau nanah
3. Dibalut kassa kembali
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
1. Pasien diijinkan pulang oleh
dokter
2. Anjurkan pasien untuk kontrol
kembali sesuai petunjuk
dokter
Drugs Study
Tanggal Jenis Terapi Rute Dosis Indikasi Terapi Kontraindikasi Efek Samping
Terapi
9,5 X 10^3 uL
WBC Normal
(4.8-10.8)
4,97 X 10^6 uL
RBC Normal
(4.2-5.4)
13,8 g/dl
HGB Normal
(12-16)
41.0%
HCT Normal
(37-47)
82.7 fL
MCV Normal
(79-99)
27.8 pg
MCH Normal
(27-31)
33.7 g/dl
MCHC Normal
(33-37)
280 X 10^3 uL
PLT Normal
(150-450)
12.1 %
RDW Normal
(11.5-14.5)
10.5 Fl
PDW Normal
(9-17)
9.1 fL
MPV Normal
(9-13)
34 U/L SGOT SGPT tinggi cukup menjadi alasan
GOT (8-31) untuk melihat adanya gangguan pada fungsi
hati. Pada gangguan fungsi hati, kenaikan
SGOT SGPT bisa mencapai puluhan bahkan
41 U/L ribuan kali lipat dari nilai normal. Hal ini
GPT
(10-32) menunjukkan kerusakan sel-sel hati yang
masif (nekrosis luas).
Pemeriksaan penunjang (Laboratorium)
7-12-201