Anda di halaman 1dari 48

Analisa data post operasi tanggal 07 Desember 2017 (15.

00 Wita)

No Data - data Etiologi Symptom

1. Data Subyektif : Agen cidera fisik Nyeri akut


- Pasien mengeluh sangat (post op laparotomy)
nyeri pada luka bekas
operasi.

- Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika
bergerak atau diam
Q = nyeri seperti ditusuk-
tusuk
R = luka opeasi (abdomen
bagian bawah)
S = skala nyeri 5 (0- 10)
T = terus-menurus

Data Obyektif :
- Ekspresi wajah pasien
meringis sambil memegang
abdomen bagian bawah
- Pasien post op laparatomy
hari ke-1
- Tanda-tanda vital :
P = 80 x/menit
R = 19 x/menit
BP = 110/70 mmHg

2. Data Subjektif : Program pembatasan gerak Hambatan


Pasien mengatakan badan lemas mobilitas
dan masih tidak boleh bergerak fisik
(beadrest)
Data Objektif :
- Pasien tampak lemah
- Pasien tampak berbaring di atas
tempat tidur
- Masih dalam efek samping
anastesi
- Skala aktivitas II (dibantu
sebagian)
- Skala kekuatan otot
5 5
4 4
- Anastesi spinal
3. Data Subjektif : Kelemahan fisik Defisit
Pasien mengatakan hanya diseka perawatan
karena tidak bisa kekamar mandi diri

Data Objektif :
- Pasien tampak tidak mampu
kekamar mandi untuk
membersihkan tubuh
- ADL dibantu sebagian

4. Faktor resiko : Risiko infeksi


- Luka post operasi hari ke 1
- Luka tampak terbalut kassa
- Hb: 15.8 g/dl
- Terpasang vena cateter hari ke
4 (uk. 20)
- Terpasang cateter uriene hari
ke 2

Diagnosa Keperawatan Prioritas :


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post op laparatomy) ditandai
dengan pasien mengeluh sangat nyeri pada luka bekas operasi, pengkajian nyeri
: P = nyeri muncul ketika bergerak atau diam, Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk,
R = abdomen bagian bawah (luka operasi), S = skala nyeri 5 (0- 10), T = terus-
menurus, pasien tampak sakit sedang, ekspresi wajah pasien meringis sambil
memegang abdomen bagian bawah, pasien post op kistektomi, tanda-tanda vital
: T = 36,80C, P = 80 x/menit, R = 19 x/menit, BP = 11/70 mmHg.
2. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan gerak
ditandai dengan pasien mengatakan badan lemas dan masih tidak boleh
bergerak (beadrest), klien tampak lemah, klien tampak berbaring di atas tempat
tidur, masih dalam efek samping anastesi, skala aktivitas II (dibantu sebagian).
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan
pasien mengatakan hanya diseka karena tidak bisa kekamar mandi, pasien
tampak tidak mampu kekamar mandi untuk membersihkan tubuh, tampak
rambut kusam, ADL dibantu sebagian.
4. Risiko infeksi dengan factor risiko luka post operasi hari ke 1, luka tampak
terbalut kassa, Hb: 11.9 g/dl, terpasang vena cateter hari ke 4, terpasang cateter
urine hari ke 2.
Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan Agen cidera fisik (post op laparatomy) ditandai dengan Pasien mengeluh sangat
nyeri luka bekas operasi, pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak atau diam, Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk, R
= abdomen bagian bawah (luka operasi), S = skala nyeri 5 (0- 10), T = terus-menurus, pasien tampak sakit sedang, ekspresi
wajah pasien meringis sambil memegang abdomen bagian bawah, pasien post op kistektomi, tanda-tanda vital : P = 80
x/menit, R = 19 x/menit, BP = 11/70 mmHg.

Patient Out Come Intervention Rationale Implementation Evaluation


Setelah dilakukan 1. Kaji tanda-tanda 1. Nyeri hebat yang 1. Mengkaji tanda- Pukul 20.30 Wita
asuhan keperawatan vital dirasakan pasien tanda vital dengan
selama 1 x 30 menit akibat post cara mengukur suhu, S :
diharapkan nyeri yang operasi dapat nadi, respirasi dan Pasien mengeluh
dialami pasien dapat menyebabkan tekanan darah. masih mengalami
berkurang, dengan peningkatan hasil TTV : T = 36,20 nyeri pada perut
kriteria hasil : tanda-tanda vital. C/axila, P = 85 bagian bawah
Pasien x/menit, R = 23 sampai pinggang.
mengungkapkan x/menit dan BP =
secara verbal rasa 120/80 mmHg. Pengkajian nyeri:
nyeri berkurang (17.00 Wita) P = nyeri post
Skala nyeri 2 (0-10) operasi
Pasien dapat rileks 2. Kaji karakteristik 2. Membantu dalam 2. Mengkaji Q = nyeri seperti
Pasien mampu nyeri yang evaluasi karakteristik nyeri ditusuk-tusuk
mendemosntrasikan dirasakan pasien kebutuhan dan yang dirasakan R = abdomen bagian
keterampilan keefektifan pasien dengan cara bawah (luka operasi)
relaksasi intervensi. menanyakan S = skala nyeri 4 (0-
TTV dalam batas keluhan pasien dan 10) sedang
normal : menggunakan T = terus-menurus
T = 36,5-37,50 C PQRST.
P = 60-100 x/menit Pengkajian nyeri O :
R = 16-24 x/menit : - Pasien tampak
BP = 120/80 mmHg P = post operasi sakit sedang
- Ekspresi wajah
pasien meringis
Q = nyeri seperti sambil
ditusuk- memegang
tusuk abdomen bagian
R = abdomen bawah
bagian - Pasien mampu
3. Berikan posisi 3. Posisi yang bawah melakukan
yang yang nyaman dapat hingga teknik relaksasi
nyaman bagi mengurangi rasa pinggang dan distraksi
pasien nyeri yang S = skala nyeri 2 untuk
dirasakan pasien. (0- 10) manajemen nyeri
sedang - Tanda-tanda vital
T = terus- :
4. Ajarkan teknik 4. Mengurangi menurus. T = 36,20 C/axila
relaksasi dan nyeri secara (17.15 Wita) P = 85 x/menit
distraksi mandiri R = 23 x/menit
3. Memberikan posisi BP = 120/80
yang nyaman bagi mmHg
pasien.
Memberikan A :
posisi miring Masalah belum
kanan-kiri. teratasi
(17.30 Wita)
5. Anjurkan pasien P :
untuk 5. Istirahat mampu 4. Mengajarkan teknik Lanjutkan intervensi
meningkatkan mengurangi nyeri relaksasi (nafas 1) Kaji TTV
istirahat yang dirasakan dalam) dan distraksi 2) Kaji
pasien. (mendengarkan lagu karakteristik
yang disukai). nyeri
Pasien mampu 3) Atur posisi
melakukan nafas nyaman
dalam. 4) Anjurkan
(17.35Wita) Tehnik distraksi
dan relaksasi
5. Menganjurkan 5) Anjurkan agar
pasien untuk banyak istirahat
meningkatkan 6) Kolaborasi obat
6. Kolaborasi dalam istirahat dengan cara analgetik
pemberian obat 6. Analgetik dapat menjelaskan pada
analgetik menghambat pasien bahwa
stimulus nyeri istirahat dapat
pada pusat mengurangi nyeri
reseptor nyeri yang dirasakan.
sehingga Pasien dapat tidur
mengurangi rasa siang 1 jam sekitar
nyeri. pukul 17.00-18.00
Wita dan tidur
malam 7 jam dari
sekitar pukul 22.00-
05.00 Wita. (17.40
Wita).

6. Memberikan obat
ketorolac 30 mg /
IV (pukul 18.00)
Diagnosa 2 : Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan program pembatasan gerak ditandai dengan pasien mengatakan
badan lemas dan masih tidak boleh bergerak (beadrest), klien tampak lemah, klien tampak berbaring di atas tempat tidur,
masih dalam efek samping anastesi, skala aktivitas II (dibantu sebagian), anastesi spinal.

TUJUAN INTERVENSI RASIONAL IMPLEMENTASI EVALUASI


Setelah dilakukan 1. Kaji kemampuan 1. Mengetahui sejauh 1. Mengkaji kemampuan Pukul 20.30 Wita
tindakan keperawatan klien dalam mana klien dapat klien dalam mobilisasi
selama 1 x 24 jam mobilisasi melakukan (pukul 18.05 Wita) S:
diharapkan hambatan mobilisasi Klien mengatakan badan
mobilitas fisik dapat masih terasa lemas dan
teratasi 2. Anjurkan klien 2. Menghindari 2. Menganjurkan klien masih sudah
Dengan kriteria hasil: untuk banyak terjadinya kelelahan untuk banyak diperbolehkan bergerak
1. Klien dapat ikut serta beristirahat pada klien beristirahat (pukul perlahan
dalam progam latihan 18.15 Wita)
2. Klien menunjukan 3. Beri dorongan pada 3. Menumbuhkan rasa 3. Menberi dorongan pada O:
peningkatan mobilitas pasien dalam percaya diri pasien pasien dalam - Klien tampak lemah
secara mandiri melakukan aktivitas dalam melakukan melakukan aktivitas - Klien tampak
3. Mempertahankan secara mandiri dan aktivitas mandiri secara mandiri dan berbaring di atas
mobilitas dan mampu perlahan perlahan seperti mika tempat tidur
meemenuhi ADL miki setelah 6 jam - Skala aktivitas III
secara bertahap setelah operasi (Pukul (dibantu orang lain)
4. Tidak terjadi 18.30 Wita) - masih dala efek
kelelahan setelah anastesi
melakukan aktivitas 4. Beri bantuan sesuai 4. Memberikan 4. Memberi bantuan
kebutuhan klien bantuan hanya sesuai kebutuhan klien A:
sebatas (pukul 18.45 Wita) Hambatan mobilitas fisik
kemebutuhan akan belum teratasi
mendorong
kemandirian klien P:
dalam melakukan lanjutkan intervensi
ADL 1. Kaji kemampuan
klien dalam
mobilisasi
2. Anjurkan klien untuk
banyak beristirahat
3. Beri dorongan pada
pasien dalam
melakukan aktivitas
secara mandiri dan
perlahan
4. Beri bantuan sesuai
kebutuhan klien
Diagnosa 3 : Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik ditandai dengan pasien mengatakan hanya diseka
karena tidak bisa kekamar mandi, pasien tampak tidak mampu kekamar mandi untuk membersihkan tubuh, tampak rambut
kusam, ADL dibantu sebagian.

Patient Out Come Intervention Rationale Implementation Evaluation


Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Mengidentifikasi 1. Mengkaji Pukul 20.30 Wita
asuhan keperawatan kemampuan kemampuan kemampuan ADL
selama 1 x 24 jam ADL pasien dalam seperti mandi, S :
masalah keperawatan melakukan makan,berpakaian. Pasien mengeluh
defisit perawatan diri 2. Pantau aktivitas Kategori masih kesulitan
dapat teratasi dengan kebersihan aktivitas 2 mandi sendiri hanya
kriteria hasil : kuku sesuai (dibantu di seka saja dan
Mampu kemampuan sebagian) (pukul mampu
melakukan ADL perawatan 19.00 Wita) mengeringkan badan
secara mandiri pasien menggunakan
Mampu untuk 2. Memantau handuk
merawat gigi dan 3. Libatkan 2. Mengurangi kebersihan kuku
mulut keluarga dalam perpindahan sesuai kemampuan O :
Mengungkapkan membantu mikroorganisme perawatan pasien Pasien tampak sakit
secara verbal aktivitas (pukul 19.15 Wita) sedang dan
kepuasan tentang berbaring ditempat
kebersihan tubuh 4. Anjurkan 3. Melibatkan keluarga tidur.
Pasien mampu pasien untuk 3. Membantu dalam membantu
membersihkan melakukan keluarga pasien aktivitas Tanda-tanda vital :
dan aktivitas agar lebih tenang T = 36,20 C/axila
mengeringkan mandiri secara Keluarga P = 85 x/menit
tubuh bertahap membantu klien R = 23 x/menit
saat membolak BP = 120/80 mmHg
balik posisi
(pukul 19.30 A :
Wita) Masalah belum
4. Pasien dapat teratasi
mandiri dalam 4. Menganjurkan pasien
perawatan diri untuk melakukan
aktivitas mandiri
secara bertahap P :
(pukul 19.45 Wita) Lanjutkan Intervensi
1) Kaji kemampuan
ADL
2) Pantau
kebersihan kuku
sesuai
kemampuan
perawatan pasien
3) Libatkan
keluarga dalam
membantu
aktivitas
4) Anjurkan
pasien untuk
melakukan
aktivitas mandiri
secara bertahap.
Diagnosa 4 : Risiko infeksi dengan factor risiko luka post operasi hari ke 1, luka tampak terbalut kassa, Hb: 15.8 g/dl,
terpasang vena cateter hari ke 4, terpasang cateter urine hari ke 2.

Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional Implementasi Evaluasi


Selama dilakukan 1. Tinjau ulang 1. Luka bekas opeasi 1. Meninjau ulang 20.30 Wita
tindakan kondisi factor yang dibalut tanda kondisi factor resiko
keperawatan 3x24 resiko yang ada dibuka dan yang ada S:
jam diharapkan sebelumnya. dibersihkan dapat sebelumnya. Klien mengatakan
resiko infeksi tidak menyebabkan (pukul 19.00) perut masih nyeri
terjadi dengan terjadinya infeksi.. sampai ke pinggang
kriteria hasil : 2. Mengetahui tanda
- Tidak ada tanda- 2. Kaji terhadap infeksi dan 2. Mengkaji terhadap O:
tanda infeksi tanda dan gejala mempermudah tanda dan gejala - Luka masih
- Hb dalam batas infeksi (misalnya tindakan. infeksi (misalnya terbalut kassa
normal 12-16 peningkatan peningkatan suhu, - TTV :
g/dl suhu, nadi, nadi, jumlah sel T = 36,20 C/axila
- Tanda-tanda jumlah sel darah darah putih atau bau P = 85 x/menit
vital dalam batas putih atau bau / / warna luka operasi R = 23 x/menit
normal (pukul 19.15) BP = 120/80
warna luka 3. Resiko infeksi
operasi pasca operasi serta 3. Mencatat Hb dan A:
penyembuhan perkiraan Resiko infeksi
3. Catat Hb dan lebih lama bila kehilangan darah
perkiraan kadar Hb rendah selama operasiP:
kehilangan darah dan kehilangan (pukul 19.30) Intervensi dihentikan
selama operasi darah berlebihan. 1. Tinjau ulang
kondisi 11actor
4. Antibiotik resiko yang ada
profilaktik dapat sebelumnya.
dipesankan untuk 4. Memberikan obat 2. Kaji terhadap
mencegah ceftriaxone 1 gr / tanda dan gejala
4. Kolaborasi dalam terjadinya proses IV (pukul 18.00) infeksi (misalnya
pemberian infeksi sebagai peningkatan suhu,
antibiotic pasca pengobatan pada nadi, jumlah sel
operasi infeksi sebagai darah putih atau
pengobatan pada bau / warna luka
infeksi yang operasi
teridentifikasi. 3. Catat Hb dan
perkiraan
kehilangan darah
selama operasi
4. Kolaborasi dalam
pemberian
antibiotic pasca
operasi
Analisa data pre operasi tanggal 05 Desember 2017 ( 21.00 Wita)

No Data data Etiologi Symptom

1. Data Subyektif : Agen cidera Nyeri akut


- Pasien mengeluh sangat nyeri biologis
pada perut bagian bawah (kista ovarium)
hingga pinggang.

- Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika
bergerak
Q = nyeri seperti di tekan
R = abdomen bagian bawah
hingga pinggang
S = skala nyeri 3 (0- 10)
T = terus-menurus

Data Obyektif :
- Pasien tampak sakit sedang
- Ekspresi wajah pasien
meringis sambil memegang
abdomen bagian bawah dan
pinggang
- Tanda-tanda vital :
P = 80 x/menit
R = 19 x/menit
BP = 110/80 mmHg

2. Data Subjektif Tidakan invasif Ansietas


Pasien mengatakan cemas dani
merasa sering ingin kencing dan
merasa ingin BAB.

Data Objektif
- Pasien tampak gelisah
- Pasien tampak berkeringat
dingin
- Pasien tampak melakukan nafas
dalam
- Pasien bertanya-tanya tentang
tidakan pembedahan
Diagnosa keperawatan :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (kista ovarium) ditandai
dengan pasien mengeluh sangat nyeri pada perut bagian bawah hingga pinggang,
pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak, Q = nyeri seperti di tekan, R
= abdomen bagian bawah hingga pinggang, S = skala nyeri 3 (0- 10), T = terus-
menurus, pasien tampak sakit sedang, ekspresi wajah pasien meringis sambil
memegang abdomen bagian bawah dan pinggang, tanda-tanda vital : T = 36,50C, P
= 80 x/menit, R = 19 x/menit, BP = 110/80 mmHg
2. Ansietas berhubungan dengan tidakan invasif ditandai dengan pasien mengatakan
cemas dan merasa sering ingin kencing dan merasa ingin BAB, pasien tampak
gelisah, tampak berkeringat dingin, tampak melakukan nafas dalam, bertanya-
tanya tentang tindakan pembedahan
Diagnosa 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (kista ovarium) ditandai dengan pasien mengeluh sangat
nyeri pada perut bagian bawah hingga pinggang, pengkajian nyeri : P = nyeri muncul ketika bergerak, Q = nyeri seperti di
tekan, R = abdomen bagian bawah hingga pinggang, S = skala nyeri 3 (0- 10), T = terus-menurus, pasien tampak sakit sedang,
ekspresi wajah pasien meringis sambil memegang abdomen bagian bawah dan pinggang, tanda-tanda vital : T = 36,50C, P
= 80 x/menit, R = 19 x/menit, BP = 110/80 mmHg

Patient Out Come Intervention Rationale Implementation Evaluation


Setelah dilakukan asuhan 1. Kaji tanda-tanda 1. Nyeri hebat yang 1. Mengkaji tanda- Rabu, 08 Desember
keperawatan selama 12 vital dirasakan pasien tanda vital dengan 2017 Pukul
jam diharapkan nyeri akibat post cara mengukur suhu, 07.30 Wita
yang dialami pasien dapat operasi dapat nadi, respirasi dan
berkurang, dengan menyebabkan tekanan darah. S :
kriteria hasil : peningkatan TTV : T = 36,20 Pasien mengeluh
Pasien hasil tanda-tanda C/axila, P = 85 masih mengalami
mengungkapkan vital. x/menit, R = 23 nyeri pada perut
secara verbal rasa x/menit dan BP = bagian bawah
nyeri berkurang 120/80 mmHg. sampai pinggang.
Skala nyeri 2 (0-10) (21.30 Wita)
Pasien dapat rileks Pengkajian nyeri:
Pasien mampu 2. Kaji 2. Membantu 2. Mengkaji P = nyeri muncul
mendemosntrasikan karakteristik dalam evaluasi karakteristik nyeri ketika bergerak
keterampilan nyeri yang kebutuhan dan yang dirasakan Q = nyeri seperti di
relaksasi dirasakan keefektifan pasien dengan cara tekan
TTV dalam batas pasien intervensi. menanyakan R = abdomen
normal : keluhan pasien dan bagian bawah
T = 36,5-37,50 C menggunakan hingga pinggang
P = 60-100 x/menit PQRST. S = skala nyeri 2
R = 16-24 x/menit Pengkajian nyeri (0- 10)
BP = 120/80 mmHg : T = terus-menurus
P = nyeri O :
muncul - Pasien tampak
ketika sakit sedang
bergerak - Ekspresi wajah
Q = nyeri sepertipasien meringis
di tekan sambil
R = abdomen memegang
bagian abdomen bagian
bawah bawah
3. Berikan posisi 3. Posisi yang hingga - Pasien mampu
yang yang nyaman dapat pinggang melakukan
nyaman bagi mengurangi rasa S = skala nyeri 2teknik relaksasi
pasien nyeri yang (0- 10) dan distraksi
dirasakan pasien. T = terus- untuk
menurus. (21.15 manajemen
Wita) nyeri
4. Ajarkan teknik 4. Mengurangi - Tanda-tanda
relaksasi dan nyeri secara 3. Memberikan posisi vital :
distraksi mandiri yang nyaman bagi T = 36,20
pasien. C/axila
Memberikan P = 85 x/menit
posisi R = 23 x/menit
semifowler. BP = 120/80
(21.15 Wita) mmHg

4. Mengajarkan teknik A :
5. Anjurkan pasien relaksasi (nafas Masalah belum
untuk 5. Istirahat mampu dalam) dan distraksi teratasi
meningkatkan mengurangi nyeri (mendengarkan lagu
istirahat yang dirasakan yang disukai). P :
pasien. Lanjutkan intervensi
Pasien mampu 1. Kaji TTV
melakukan nafas 2. Kaji
dalam. karakteristik
(21.30 Wita) nyeri
3. Atur posisi
5. Menganjurkan nyaman
pasien untuk 4. Anjurkan
meningkatkan Tehnik distraksi
istirahat dengan cara dan relaksasi
menjelaskan pada 5. Anjurkan agar
pasien bahwa banyak istirahat
istirahat dapat
mengurangi nyeri
yang dirasakan.
Pasien dapat tidur
siang 1 jam sekitar
pukul 17.00-18.00
Wita dan tidur
malam 7 jam dari
sekitar pukul 22.00-
05.00 Wita. (22.00
Wita).
Diagnosa 2 : Ansietas berhubungan dengan tidakan inpasif ditandai dengan Pasien mengatakan cemas dan merasa sering
ingin kencing dan merasa ingin BAB, pasien tampak gelisah, tampak berkeringat dingin, tampak melakukan nafas dalam,
bertanya-tanya tentang tidakan pembedahan

Patient Out Come Intervention Rationale Implementation Evaluation


Setelah dilakukan 1. Kaji tingkat dan 1. Mengetahui 1. Mengkaji tingkat Rabu, 08 Desember
asuhan keperawatan penyebab penyebab ansietas. dan penyebab 2017 Pukul
selama 1x30 menit ansietas. ansietas 07.30 Wita
diharapkan ansietas - Tidakan
pasien berkurang operasi
dengan kriteria hasil: 2. Anjurkan klien 2. Pasien akan merasa (pukul 21.00) S:
- Pasien tampak mengungkapkan tenang setelah pasien mengatakan
tenang perasaannya. mengungkapkannya 2. Menganjurkan cemas berkurang dan
- Pasien dapat pasien merasa sedikit lebih
mengungkapkan mengungkapkan tenang
perasaan perasaannya
cemasnya - Merasa takut O :
- Lingkungan dengan tidakan Pasien tampak tenang
sekitar pasien operasi dan mampu
tenang dan 3. Berikan (pukul 21.15) mengungkapkan
kondusif lingkungan yang perasaannya
tenang dan 3. Mengurangi
nyaman untuk Ansietas pada 3. Memberikan A:
pasien. pasien lingkungan yang ansietas teratasi
tenang dan nyaman sebagian
untuk pasien.
- Merapikan P:
4. Berikan tempat tidur Lanjutkan intervensi
informasi pasien 1. Kaji tingkat dan
tentang 4. Pasien memahami (pukul 21.30) penyebab
perubahan dan mengerti ansietas.
psikologis dan perubahan 4. Memberikan 2. Anjurkan klien
fisiologis pada psikologis dan informasi tentang mengungkapkan
pasca operasi fisiologis pada pasca perubahan perasaannya.
operasi psikologis dan 3. Berikan
fisiologis pada lingkungan yang
pasca operasi tenang dan
- Setelah operasi nyaman untuk
tidak boleh pasien.
bergerak dan 4. Berikan informasi
harus bedrest tentang perubahan
- Setelah operasi psikologis dan
tidak boleh fisiologis pada
makan dan pasca operasi
minum apabila
belum kentut
(pukul 21.45)
Catatan perkembangan
1. Diagnosa 1 :

Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf


Jumat, 09.40 Wita S : Pasien menggatakan masih sangat
08/12/2017 nyeri pada luka bekas operasi

Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika bergerak
atau diam
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = luka operasi (abdomen bagian
bawah)
S = skala nyeri 5 (0- 10)
T = terus-menurus

O : - Pasien tampak masih sakit sedang


- Ekspresi wajah pasien meringis
sambil memegang abdomen
bagian bawah
- Pasien post op laparotomy hari ke
2
- Tanda-tanda vital :
T = 36,50C
P = 83 x/menit
R = 21 x/menit
BP = 110/80 mmHg

A : Nyeri akut berhubungan dengan


Agen cidera fisik (post op
laparatomi) belum teratasi

P : 1. Kaji tanda-tanda vital pasien.


2. Kaji karakteristik nyeri yang
dirasakan pasien
3. Berikan posisi yang yang
nyaman bagi pasien
4. Anjurkan teknik relaksasi dan
distraksi
5. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan istirahat
6. Kolaborasi dalam pemberian
obat analgetik
12.05 Wita I : 1. Mengkaji tanda-tanda vital pasien.
12.10 Wita 2. Mengkaji karakteristik nyeri
yang dirasakan pasien
12.12 Wita 3. Memberikan posisi yang yang
nyaman bagi pasien
12.25 Wita 4. Menganjurkan teknik relaksasi
dan distraksi
12.40 Wita 5. Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan istirahat
13.00 Wita 6. Memberikan obat ketorolac
10mg / IV

14.00 Wita E:
S : Pasien mengatakan nyeri
berkurang pada luka bekas
operasi

Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika
bergerak atau diam
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = luka operasi (abdomen
bagian bawah)
S = skala nyeri 2 (0- 10)
T = terus-menurus

O:
- Pasien tampak sakit sedang
- Pasien mampu melakukan
teknik relaksasi dan distraksi
- TTV :
T = 36,60 C/axila
P = 83 x/menit
R = 20 x/menit
BP = 120/70 mmHg.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi.
1. Mengkaji TTV
2. Mengkaji karakteristik nyeri
3. Menganjurkan tehnik relaksasi
4. Memberikan posisi yang
nyaman
5. Menganjurkan agar pasien
menungkatkan istirahat
6. Mengkolaborasi pemberian
obat analgetik
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Jumat, 09.40 Wita S : Pasien menggatakan nyeri pada
10/02/2017 luka bekas operasi masih

Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika bergerak
atau diam
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = luka operasi (abdomen bagian
bawah)
S = skala nyeri 4 (0- 10)
T = terus-menurus

O : - Pasien tampak masih sakit sedang


- Ekspresi wajah pasien meringis
sambil memegang abdomen
bagian bawah
- Pasien post op kistektomi hari
pertama
- Tanda-tanda vital :
T = 36,40C
P = 82 x/menit
R = 20 x/menit
BP = 120/80 mmHg

A : Nyeri akut berhubungan dengan


Agen cidera fisik (post op
kistektomi sinistra) belum teratasi

P : 1. Kaji tanda-tanda vital pasien.


2. Kaji karakteristik nyeri yang
dirasakan pasien
3. Berikan posisi yang yang
nyaman bagi pasien
4. Anjurkan teknik relaksasi dan
distraksi
5. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan istirahat
6. Kolaborasi dalam pemberian
obat analgetik

12.05 Wita I :
12.10 Wita 1. Mengkaji tanda-tanda vital pasien.
2. Mengkaji karakteristik nyeri yang
12.12 Wita dirasakan pasien
3. Memberikan posisi yang yang
12.25 Wita nyaman bagi pasien
4. Menganjurkan teknik relaksasi dan
12.40 Wita distraksi
5. Menganjurkan pasien untuk
13.00 Wita meningkatkan istirahat
6. Memberikan obat ketorolax 30mg /
IV
14.00 Wita
E:
S : Pasien mengatakan nyeri pada
luka bekas operasi berkurang

Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika
bergerak atau diam
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = luka operasi (abdomen
bagian bawah)
S = skala nyeri 3 (0- 10)
T = terus-menurus

O:
- Pasien tampak sakit sedang
- Pasien mampu melakukan
teknik relaksasi dan distraksi
- TTV :
T = 36,40 C/axila
P = 80 x/menit
R = 28 x/menit
BP = 110/80 mmHg.

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi.
1. Mengkaji TTV
2. Mengkaji karakteristik nyeri
3. Menganjurkan tehnik relaksasi
4. Memberikan posisi yang
nyaman
5. Menganjurkan agar pasien
menungkatkan istirahat
6. Mengkolaborasi pemberian
obat analgetik
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Sabtu, 09.00 Wita S : Pasien menggatakan nyeri pada
09/12/2017 luka bekas operasi sudah
berkurang

Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika bergerak
atau diam
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = luka operasi (abdomen bagian
bawah)
S = skala nyeri 2 (0- 10)
T = terus-menurus

O : - Pasien tampak masih sakit sedang


- Ekspresi wajah pasien meringis
sambil memegang abdomen
bagian bawah
- Pasien post op laparotomy hari ke
tiga
- Tanda-tanda vital :
T = 36,50C
P = 83 x/menit
R = 21 x/menit
BP = 110/80 mmHg

A : Nyeri akut berhubungan dengan


Agen cidera fisik (post op
laparotomy) belum teratasi

P :
1. Kaji tanda-tanda vital pasien.
2. Kaji karakteristik nyeri yang
dirasakan pasien
3. Berikan posisi yang yang nyaman
bagi pasien
4. Anjurkan teknik relaksasi dan
distraksi
5. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan istirahat
6. Kolaborasi dalam pemberian obat
analgetik
12.05 Wita
12.10 Wita I :
1. Mengkaji tanda-tanda vital pasien.
12.12 Wita 2. Mengkaji karakteristik nyeri yang
dirasakan pasien
12.25 Wita 3. Memberikan posisi yang yang
nyaman bagi pasien
12.40 Wita 4. Menganjurkan teknik relaksasi dan
distraksi
13.00 Wita 5. Menganjurkan pasien untuk
meningkatkan istirahat
6. Memberikan obat ketorolax 10mg /
14.00 Wita IV

E:
S : Pasien mengatakan nyeri
berkurang pada luka bekas
operasi

Pengkajian nyeri :
P = nyeri muncul ketika
bergerak atau diam
Q = nyeri seperti ditusuk-tusuk
R = luka operasi (abdomen
bagian bawah)
S = skala nyeri 1 (0- 10)
T = terus-menurus

O:
- Pasien tampak sakit sedang
- Pasien mampu melakukan
teknik relaksasi dan distraksi
- Pasien tampak rileks
- TTV :
T = 36,60 C/axila
P = 83 x/menit
R = 20 x/menit
BP = 120/70 mmHg.

A : Masalah teratasi

P : hentikan intervensi
Diagnosa 2 :

Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf


Jumat, 09.00 Wita S : Pasien mengatakan badan sudah
08/12/2017 merasa lebih rileks dan sudah
belajar duduk

O :
- Pasien masih tampak lemah
- Pasien tampak berbaring di atas
tempat tidur
- Skala aktivitas II (dibantu sebagian)

A : Hambatan mobilitas fisik


berhubungan dengan program
pembatasan gerak

P :
1. Kaji kemampuan klien dalam
mobilisasi
2. Anjurkan klien untuk banyak
beristirahat
3. Beri dorongan pada pasien dalam
melakukan aktivitas secara
mandiri dan perlahan
4. Beri bantuan sesuai kebutuhan
klien

I :
12.05 Wita 1. Mengkaji kemampuan klien
dalam mobilisasi
12.10 Wita 2. Menganjurkan klien untuk banyak
beristirahat
12.12 Wita 3. Memberi dorongan pada pasien
dalam melakukan aktivitas secara
mandiri dan perlahan
12.25 Wita 4. Memberi bantuan sesuai
kebutuhan klien
12.40 Wita
14.00 Wita E:
S : Pasien mengatakan badan
sudah rileks dan dapat duduk
sendiri pelan-pelan

O :
- Klien tampak duduk di atas
tempat tidur
- Skala aktivitas II (dibantu
sebagian)

A : Masalah teratasi

P : Lanjutkan intervensi.
1. Kaji kemampuan klien dalam
mobilisasi
2. Anjurkan klien untuk banyak
beristirahat
3. Beri dorongan pada pasien
dalam melakukan aktivitas
secara mandiri dan perlahan
4. Beri bantuan sesuai kebutuhan
klien
5. Berikan Suplemen vitamin
sesuai indikasi
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Jumat, 09.00 Wita S : Pasien mengatakan badan lemas
10/02/2017 berkurang dan sudah belajar duduk

O :
- Pasien masih tampak lemah
- Pasien tampak duduk di tempat
tidur
- Skala aktivitas II (dibantu sebagian)

A : Hambatan mobilitas fisik


berhubungan dengan program
pembatasan gerak

P :
1. Kaji kemampuan klien dalam
mobilisasi
2. Anjurkan klien untuk banyak
beristirahat
3. Beri dorongan pada pasien dalam
melakukan aktivitas secara
mandiri dan perlahan
4. Beri bantuan sesuai kebutuhan
klien
5. Berikan Suplemen vitamin sesuai
indikasi

12.05 Wita I :
1. Mengkaji kemampuan klien
12.10 Wita dalam mobilisasi
2. Menganjurkan klien untuk banyak
12.12 Wita beristirahat
3. Memberi dorongan pada pasien
dalam melakukan aktivitas secara
12.25 Wita mandiri dan perlahan
4. Memberi bantuan sesuai
12.40 Wita kebutuhan klien
5. Memberikan obat prenemia

14.00 Wita E:
S : Pasien mengatakan badan
lemas berkurang dan sudah
perlahan duduk sendiri
O :
- Klien masih tampak lemah
- Klien tampak duduk di atas
tempat tidur
- Skala aktivitas II (dibantu
sebagian)

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi.
1. Kaji kemampuan klien dalam
mobilisasi
2. Anjurkan klien untuk banyak
beristirahat
3. Beri dorongan pada pasien
dalam melakukan aktivitas
secara mandiri dan perlahan
4. Beri bantuan sesuai kebutuhan
klien
5. Berikan Suplemen vitamin
sesuai indikasi
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Sabtu, 09.00 Wita S : Pasien mengatakan badan tidak
09/02/2017 lemas lagi dan sudah belajar
berjalan

O :
- Pasien tampak rileks
- Pasien tampak berbaring di atas
tempat berjalan secara perlahan
- Skala aktivitas II (dibantu sebagian)

A : Hambatan mobilitas fisik


berhubungan dengan program
pembatasan gerak

P :
1. Kaji kemampuan klien dalam
mobilisasi
2. Anjurkan klien untuk banyak
beristirahat
3. Beri dorongan pada pasien dalam
melakukan aktivitas secara
mandiri dan perlahan
4. Beri bantuan sesuai kebutuhan
klien

12.05 Wita I :
1. Mengkaji kemampuan klien
12.10 Wita dalam mobilisasi
2. Menganjurkan klien untuk banyak
12.12 Wita beristirahat
3. Memberi dorongan pada pasien
dalam melakukan aktivitas secara
12.25 Wita mandiri dan perlahan
4. Memberi bantuan sesuai
12.40 Wita kebutuhan klien
5. Memberikan obat prenemia

14.00 Wita
E:
S : Pasien mengatakan badan tidak
lemas dan sudah berjalan

O :
- Pasien tampak rileks
- Pasien tampak berjalan perlahan
- Skala aktivitas 0 (mandiri)

A : Masalah teratasi

P : hentikan intervensi
Diagnosa 3 :

Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf


Jumat, 09.00 Wita S : Pasien mengatakan masih diseka
08/12/2017 karena tidak bisa kekamar mandi

O :
- Pasien tampak tidak mampu
kekamar mandi untuk
membersihkan tubuh
- ADL dibantu sebagian

A : Defisit perawatan diri berhubungan


dengan kelemahan fisik

P :
1. Kaji kemampuan ADL
2. Libatkan keluarga dalam
membantu aktivitas
3. Anjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandiri
secara bertahap
12.05 Wita
12.10 Wita I :
1. Mengkaji kemampuan ADL
12.12 Wita 2. Memantau kebersihan kuku
sesuai kemampuan perawatan
pasien
12.25 Wita 3. Melibatkan keluarga dalam
membantu aktivitas (menyeka
pasien)
14.00 Wita 4. Menganjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandiri
secara bertahap

E:
S : Pasien mengatakan masih
diseka karena tidak mampu
kekamar mandi
O :
- Pasien tampak tidak mampu
kekamar mandi untuk
membersihkan tubuh
- ADL dibantu sebagian

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi.
1. Kaji kemampuan ADL
2. Pantau kebersihan kuku
sesuai kemampuan perawatan
pasien
3. Libatkan keluarga dalam
membantu aktivitas
4. Anjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandiri
secara bertahap
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Jumat, 09.00 Wita S : Pasien mengatakan masih diseka
10/02/2017 karena tidak bisa kekamar mandi

O :
- Pasien tampak tidak mampu
kekamar mandi untuk
membersihkan tubuh
- Tampak rambut kusam
- ADL dibantu sebagian

A : Defisit perawatan diri berhubungan


dengan kelemahan fisik

P :
1. Kaji kemampuan ADL
2. Pantau kebersihan kuku sesuai
kemampuan perawatan pasien
3. Libatkan keluarga dalam
membantu aktivitas
4. Anjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandiri
secara bertahap
12.05 Wita
12.10 Wita I :
1. Mengkaji kemampuan ADL
12.12 Wita 2. Memantau kebersihan kuku
sesuai kemampuan perawatan
pasien
12.25 Wita 3. Melibatkan keluarga dalam
membantu aktivitas (menyeka
pasien)
14.00 Wita 4. Menganjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandiri
secara bertahap
E:
S : Pasien mengatakan masih
diseka karena tidak mampu
kekamar mandi
O :
- Pasien tampak tidak mampu
kekamar mandi untuk
membersihkan tubuh
- Tampak rambut kusam
- ADL dibantu sebagian

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi.
1. Kaji kemampuan ADL
2. Pantau kebersihan kuku
sesuai kemampuan perawatan
pasien
3. Libatkan keluarga dalam
membantu aktivitas
4. Anjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandiri
secara bertahap
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Sabtu, 09.00 Wita S : Pasien mengatakan bisa kekamar
09/12/2017 mandi sendiri untuk mandi dan
lainnya

O :
- Pasien tampak mampu kekamar
mandi untuk membersihkan tubuh
secara perlahan
- ADL mandiri

A : Defisit perawatan diri berhubungan


dengan kelemahan fisik

P :
1. Kaji kemampuan ADL
2. Pantau kebersihan kuku sesuai
kemampuan perawatan pasien
3. Libatkan keluarga dalam
membantu aktivitas
4. Anjurkan pasien untuk
melakukan aktivitas mandiri
12.05 Wita secara bertahap
12.10 Wita I :
1. Mengkaji kemampuan ADL
12.12 Wita 2. Memantau kebersihan kuku
sesuai kemampuan perawatan
pasien
3. Menganjurkan pasien untuk
14.00 Wita melakukan aktivitas mandiri
secara bertahap
E:
S : Pasien mengatakan mampu ke
kamar mandi sendiri untuk mandi
dan lainnya

O :
- Pasien tampak mampu
kekamar mandi untuk
membersihkan tubuh
- Tampak rambut bersih
- ADL mandiri

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dihentikan.
Diagnosa 4 :

Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf


Jumat, 09.00 Wita S :
08/12/2017
O :

Faktor resiko :
1. Luka post operasi hari ke 2
2. Luka tampak terbalut kassa
3. Hb: 13.8 g/dl
4. Leukosit 9,5 10^3/uL

A : Risiko infeksi

P :
1. Tinjau ulang kondisi factor resiko
yang ada sebelumnya.
2. Kaji terhadap tanda dan gejala
infeksi (misalnya peningkatan
suhu, nadi, jumlah sel darah putih
atau bau / warna luka operasi
3. Catat Hb dan perkiraan
kehilangan darah selama operasi
4. Kolaborasi dalam pemberian
antibiotic pasca operasi

12.05 Wita I :
1. Meninjau ulang kondisi factor
12.10 Wita resiko yang ada sebelumnya.
2. Mengkaji terhadap tanda dan
gejala infeksi (misalnya
peningkatan suhu, nadi, jumlah
sel darah putih atau bau / warna
12.12 Wita luka operasi
3. Mencatat Hb dan perkiraan
13.00 Wita kehilangan darah selama operasi
4. Memberikan obat Ceftriaxone 1gr
14.00 Wita
E:
S:

O:

Faktor Risiko
1. Luka post operasi
2. Luka tampak terbalut kassa
3. Hb: 13.8 g/dl
4. Leukosit 9,5 10^3/uL

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi.
1. Tinjau ulang kondisi factor
resiko yang ada sebelumnya.
2. Kaji terhadap tanda dan gejala
infeksi (misalnya peningkatan
suhu, nadi, jumlah sel darah
putih atau bau / warna luka
operasi
3. Catat Hb dan perkiraan
kehilangan darah selama
operasi
4. Kolaborasi dalam pemberian
antibiotic pasca operasi
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Jumat, 09.00 Wita S :
10/02/2017
O :

Faktor resiko :
1. Luka post operasi
2. Luka tampak terbalut kassa
3. Hb: 11.9 g/dl

A : Risiko infeksi

P :
1. Tinjau ulang kondisi factor resiko
yang ada sebelumnya.
2. Kaji terhadap tanda dan gejala
infeksi (misalnya peningkatan
suhu, nadi, jumlah sel darah putih
atau bau / warna luka operasi
3. Catat Hb dan perkiraan
kehilangan darah selama operasi
4. Kolaborasi dalam pemberian
antibiotic pasca operasi

I :
12.05 Wita 1. Meninjau ulang kondisi factor
resiko yang ada sebelumnya.
12.10 Wita 2. Mengkaji terhadap tanda dan
gejala infeksi (misalnya
peningkatan suhu, nadi, jumlah
sel darah putih atau bau / warna
12.12 Wita luka operasi
3. Mencatat Hb dan perkiraan
13.00 Wita kehilangan darah selama operasi
4. Memberikan obat Ceftriaxone 1gr

14.00 Wita E:
S:

O:

Faktor Risiko :
1. Luka post operasi
2. Luka tampak terbalut kassa
3. Hb: 11.9 g/dl

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi.
1. Tinjau ulang kondisi factor
resiko yang ada sebelumnya.
2. Kaji terhadap tanda dan gejala
infeksi (misalnya peningkatan
suhu, nadi, jumlah sel darah
putih atau bau / warna luka
operasi
3. Catat Hb dan perkiraan
kehilangan darah selama
operasi
4. Kolaborasi dalam pemberian
antibiotic pasca operasi
Hari/Tanggal Jam Catatan Perkembangan (SOAPIE) Paraf
Sabtu, 09.00 Wita S :
09/12/2017
O :

Faktor resiko :
1. Luka post operasi hari ke 3
2. Luka tampak terbalut kassa
3. Hb: 13.8 g/dl
4. Leukosit 9,5 10^3/uL

A : Risiko infeksi

P :
1. Tinjau ulang kondisi factor resiko
yang ada sebelumnya.
2. Kaji terhadap tanda dan gejala
infeksi (misalnya peningkatan
suhu, nadi, jumlah sel darah putih
atau bau / warna luka operasi
3. Catat Hb dan perkiraan
kehilangan darah selama operasi
4. Kolaborasi dalam pemberian
antibiotic pasca operasi
5. Kolaborasi tindakan dressing luka
post op

I :
12.05 Wita 1. Meninjau ulang kondisi factor
resiko yang ada sebelumnya.
12.10 Wita 2. Mengkaji terhadap tanda dan
gejala infeksi (misalnya
peningkatan suhu, nadi,
jumlah sel darah putih atau
bau / warna luka operasi
12.12 Wita 3. Mencatat Hb dan perkiraan
kehilangan darah selama
operasi
12.25 Wita 4. Melakukan perawatan luka
operasi
13.00 Wita 5. Memberikan obat Ceftriaxone
1gr
14.00 Wita E:
S:

O:

Faktor Risiko
1. Luka tampak bersih
2. Tidak ada darah atau nanah
3. Dibalut kassa kembali

A : Masalah teratasi

P : hentikan intervensi
1. Pasien diijinkan pulang oleh
dokter
2. Anjurkan pasien untuk kontrol
kembali sesuai petunjuk
dokter
Drugs Study

Tanggal Jenis Terapi Rute Dosis Indikasi Terapi Kontraindikasi Efek Samping
Terapi

07-12-2017 Ceftriaxone Injeksi 2 x 1 gr Mengobati dan Hipersensitif atau Tempat bekas


mencegah infeksi alergi terhadap suntikan
yang disebabkan Ceftriaxone membengkak.
oleh bakteri Mual, muntah,
dan sakit perut.
Pusing dan sakit
kepala. Lidah
bengkak.
Berkeringat.
Vagina terasa
gatal atau
mengeluarkan
cairan

Ketorolac Injeksi 2 x 10 Meredakan Hipersensitif Ulkus, perdarahan


mg pembengkakan dan terhadap ketorolac saluran cerna dan
nyeri pasca operasi tromethamine dan perforasi,
pernah hemoragis pasca
menunjukkan bedah, gagal
reaksi alergi ginjal akut, reaksi
terhadap aspirin anafilaktoid, dan
atau obat AINS gagal hati.
lainnya.
Pasien dengan
atau yang
mempunyai
riwayat ulkus
peptikum akut,
perdarahan
saluran cerna atau
perforasi.
Penderita
gangguan ginjal
berat atau berisiko
menderita gagal
ginjal.
Pasien yang
diduga menderita
perdarahan
serebrovaskular,
diatesis
hemoragik

Asam Injeksi 3 x 250 Meredakan Memiliki Mual dan


Traneksamat mg perdarahan pasca hipersensitif atau muntah-muntah.
operasi alergi Diare. Anoreksia.
terhadap asam Eksantema. Sakit
traneksamat. kepala
Penderita
perdarahan
subaraknoid
(pendarahan di
otak). Penderita
pendarahan
dengan riwayat
tromboembolik
(penyumbatan
pembuluh darah).
Penderita dengan
kelainan pada
penglihatan
warna.
Mengalami cedera
kepala. Memiliki
masalah
pembuluh darah.
Penderita
Hematuria (darah
dalam urin).
Darah
menggumpal di
dalam mata.
Mengalami
Kejang. Masalah
pada saluran
kencing. Memiliki
masalah
penggumpalan
darah. Penderita
penyakit ginjal.
Pemeriksaan penunjang (Laboratorium)
5-12-201

Hasil pemeriksaan dan Interpretasi


Jenis pemeriksaan
Nilai Normal

9,5 X 10^3 uL
WBC Normal
(4.8-10.8)
4,97 X 10^6 uL
RBC Normal
(4.2-5.4)
13,8 g/dl
HGB Normal
(12-16)
41.0%
HCT Normal
(37-47)
82.7 fL
MCV Normal
(79-99)
27.8 pg
MCH Normal
(27-31)
33.7 g/dl
MCHC Normal
(33-37)
280 X 10^3 uL
PLT Normal
(150-450)
12.1 %
RDW Normal
(11.5-14.5)
10.5 Fl
PDW Normal
(9-17)
9.1 fL
MPV Normal
(9-13)
34 U/L SGOT SGPT tinggi cukup menjadi alasan
GOT (8-31) untuk melihat adanya gangguan pada fungsi
hati. Pada gangguan fungsi hati, kenaikan
SGOT SGPT bisa mencapai puluhan bahkan
41 U/L ribuan kali lipat dari nilai normal. Hal ini
GPT
(10-32) menunjukkan kerusakan sel-sel hati yang
masif (nekrosis luas).
Pemeriksaan penunjang (Laboratorium)
7-12-201

Hasil pemeriksaan dan Interpretasi


Jenis pemeriksaan
Nilai Normal

Hemoglobin tinggi berarti tingginya kadar


protein pembawa oksigen di dalam darah.
15.8 g/dl Hal ini bisa terjadi karena banyaknya jumlah
Hb
(12.3-15.3) sel-sel darah merah atau karena tingginya
konsentrasi Hemoglobin (Hb) di dalam sel
darah merah.
5.0 X 10^6 uL
RBC Normal
(4.0-5.0)
46.0%
HCT Normal
(35-47)
84.3 fL
MCV Normal
(80-96)
28.2 pg
MCH Normal
(28-33)
33.2 g/dl
MCHC Normal
(33-36)
203 X 10^3 uL
PLT Normal
(150-400)
36.8 fL
RDW-SD Normal
(35-56)
11.8 %
RDW-CV Normal
(11-16)
15,9 fL
PDW Normal
(15.0-17.0)
9.3 fL
MPV Normal
(7.0-11.0)

Anda mungkin juga menyukai