Anda di halaman 1dari 23

PENDEKATAN EFEKTIF SUPERVISI PEMBELAJARAN DALAM

MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU


DI LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM

Siti Aminah
Institut Agama Islam Negeri Jember
Pos-el: siti.aminahprayogo@yahoo.co.id

Abstrak:
Guru merupakan kunci penting keberhasilan memperbaiki mutu pendidikan
dan pembelajaran khususnya di lembaga pendidikan Islam. Suatu pengajaran
sangat tergantung pada kemampuan mengajar guru, maka kegiatan supervisi
menaruh perhatian utama pada peningkatan kemampuan profesional guru, yang
pada gilirannya akan meningkatkan mutu proses belajar mengajar dan akhirnya
kualitas supervisi akan direfleksikan pada peningkatan hasil belajar murid.
Supervisi di lembaga pendidikan Islam yang dilaksanakan oleh kepala sekolah
sebagai supervisor internal harus dilaksanakan secara rutin dan terjadwal agar
sedini mungkin tidak terjadi penyimpangan yang berkepanjangan dan agar
dilakukan perbaikan terus menerus. Terdapat tiga pendekatan supervisi
pembelajaran yaitu pendekatan direktif, kolaboratif dan non direktif. Sedangkan
karakteristik kinerja guru bermacam-macam yaitu guru profesional, konseptor
dan supersibuk serta guru lemah. Pendekatan efektif yang harus dilakukan oleh
supervisor dalam bertindak adalah harus menggunakan pendekatan yang sesuai
dengan situasi dan kondisi dan dengan cara yang sesuai berdasarkan
karakteristik kinerja yang dimiliki masing-masing guru demi mencapai tujuan
pendidikan yang direncanakan.
Abstract:
A teacher is a key of important success to repair the education quality and
specific learning especially in islamic education. An instruction very depends on
the teacher’s competency. So, supervision activities take a place greatly to
increase the capability of teacher professionalism that will increase the quality of
teaching learning process and finally the supervision quality will be reflected to
incease the result of students learning. The supervision in islamic educational
institution that will be done by a headmaster as the internal supervision must be
done routinezed and schedully in order to prevent deviations as early as possible
and to be done corrections continuely. There are three the educational supervisor
aproaches namely directive, collaborative, and nondirective approach. While the
characteristics of the teacher ethos are many kinds such as the professional
teachers, conceptors, busy teachers, and uncompetence teachers. The effective
approach that must be done by the supervisor in his action must use the
appropriate situation and condition approach by using appropriate ways based
on the characteristics of job ethos had by every teacher in order to achieve the
educational goal whi is planned it.
Kata Kunci:
Pendekatan, Supervisi Pembelajaran, Profesionalisme Guru, Lembaga
Pendidikan Islam

Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017


Pendekatan Efektif Supervisi Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru di Lembaga Pendidikan Islam

Pendahuluan global yang begitu cepat, sehingga


Sejalan dengan tantangan produk dari lembaga pendidikan Islam
kehidupan global, pendidikan tidak hanya melayani dunia modern,
merupakan sesuatu yang urgen karena tetapi mempunyai pasar baru atau
pendidikan merupakan salah satu mampu bersaing secara kompetitif dan
penentu mutu sumber daya manusia proaktif dalam dunia masyarakat modern
(SDM). Dewasa ini keunggulan bangsa dan global. Perubahan yang perlu
tidak lagi ditandai dengan melimpahnya dilakukan di lembaga pendidikan Islam,
kekayaan alam, tetapi pada keunggulan yaitu3: 1) membangun system pendidikan
sumber daya manusia (SDM). Artinya, Islam yang mampu mengembangkan
mutu sumber daya manusia (SDM) sumber daya manusia yang berkualitas
berkorelasi positif dengan mutu agar mampu mengantisipasi kemajuan
pendidikan yang eksis di tengah bangsa iptek untuk menghadapi tantangan dunia
tersebut1. global menuju masyarakat Indonesia
Oleh karena itu, perkembangan baru yang dilandasi dengan nilai-nilai
masyarakat yang maju menuntut mereka ilahiyah, kemanusiaan, dan masyarakat
untuk terus menyesuaikan dengan serta budaya. 2) Menata manajemen
dinamika tersebut. Kemampuan untuk pendidikan Islam dengan berorientasi
menyesuaikan diri dengan perubahan pada manajemen berbasis sekolah agar
yang sifatnya global menjadi sebuah mampu menyerap aspirasi masyarakat,
keniscayaan. Masyarakat yang mampu dapat mendayagunakan potensi
mengikuti perkembangan akan memberi masyarakat, dan daerah (otonomi daerah)
peluang lebih besar untuk bertahan, dalam rangka penyelenggaraan
begitu juga sebaliknya. Demikian pula pendidikan Islam yang berkualitas. 3)
dengan lembaga pendidikan Islam Meningkatkan demokratisasi
dengan segala problematikanya juga penyelenggaraan pendidikan Islam
tidak terlepas dari fenomena global ini2. secara berkelanjutan dalam upaya
Sedangkan tantangan yang dihadapi memenuhi kebutuhan masyarakat agar
lembaga pendidikan Islam sekarang dapat menggali serta mendayagunakan
adalah bagaimana upaya untuk potensi masyarakat.
membangun paradigma baru, visi, misi, Berkaitan dengan pentingnya
dan tujuan di lembaga pendidikan Islam, mengembangkan sumber daya manusia
yang didukung dengan system dengan menggunakan manajemen
kurikulum atau materi pendidikan, berbasis sekolah dalam rangka
manajemen dan organisasi, metode penyelenggaraan pendidikan Islam yang
pembelajaran untuk dapat berkualitas di lembaga pendidikan Islam,
mempersiapkan manusia yang guru selalu ditempatkan di titik sentral.
berkualitas, bermoral tinggi dalam Guru merupakan faktor yang dominan
menghadapi perubahan masyarakat dan salah satu masukan instrumental
yang penting dalam proses pembelajaran.
1
Abd.Wahab, & Umiarso, Kepemimpinan Pendidikan Kajian yang dilakukan oleh Depdiknas,
dan Kecerdasan Spiritual, (Arruz Media, Jogjakarta,
2011), hlm 138
Bappenas, dan Bank Dunia menemukan
2
Khoirul Anam, Peranan Pimpinan dalam bahwa guru merupakan kunci penting
Pengembangan Lembaga Pendidikan Islam, (Jurnal
Ta’allum, vol 2, No. 01. Juni 2014), Hlm 137 3
Ibid, hlm 150

Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017 |41


Siti Aminah

keberhasilan memperbaiki mutu terjadinya perbedaan pendapat tentang


pendidikan, baik adanya pembaharuan proporsi materi yang diberikan pada
kurikulum, pengembangan metode calon guru, 5) belum maksimal fungsi
mengajar, peningkatan pelayanan belajar, PGRI sebagai organisasi dalam
penyediaan buku teks, semuanya hanya menguatkan profesionalisme anggotanya.
akan berarti dan berhasil apabila Kelemahan-kelemahan tersebut masih
melibatkan guru.4 belum disadari oleh yang bersangkutan.
Dari sini dapat dipahami bahwa Oleh karena itu guru membutuhkan
profesionalisme merupakan sebuah bantuan dan pertolongan secara kontinue
tuntutan yang harus dipenuhi oleh guru dalam rangka pemecahan masalah
karena menjadi kunci keberhasilan dalam pembelajaran yang dihadapi dan
proses pembelajaran. Sedangkan bagaimana meningkatkan kompetensi
indikator dari guru professional dapat dan kinerjanya.
dilihat dari kualitas kinerja guru. Dimana Oleh karena itu kinerja guru sangat
kualitas kinerja guru sangat menentukan penting untuk diperhatikan dan
kualitas pembelajaran di kelas. dievaluasi. Dimana tanggung jawab dan
Dalam kegiatan pembelajaran, tidak tugas utama guru adalah6: 1) membuat,
semua guru memiliki kinerja ideal yang melaksanakan dan mengevaluasi
diharapkan. Dalam kenyataannya masih program pembelajaran, 2) melaksanakan
banyak guru-guru dengan kerja minimal analisis hasil belajar siswa, 3)
apalagi bagi guru-guru yang baru mulai melaksanakan perbaikan, remedial dan
melaksanakan tugas sebagai pendidik di pengayaan, dimana tidak semua guru
sekolah. Demikian pula dengan guru- melaksanakan tugas utama tersebut.
guru senior ada kecenderungan dalam Sebagai tenaga professional, pun juga
melaksanakan tugas terkesan monoton, sebagai pembaharu dan pengembang
membosankan dan kurang melakukan dalam pembangunan nasional, guru
kreativitas serta inovasi baru dalam mempunyai konsekuensi mendasar
pembelajaran sehingga banyak dalam pendidikan khususnya dan
ditemukan kegiatan pembelajaran program pembangunan nasional secara
dimana guru lebih aktif dibanding umum. Terkait dengan akuntabilitas
peserta didik. dalam sektor pendidikan, guru
Menurut Akadum5, ada 5 penyebab bertanggung jawab terhadap proses
rendahnya kinerja guru yaitu; 1) masih pendidikan yang terjadi pada peserta
banyaknya guru yang tidak menekuni didiknya7. Bahkan guru di lembaga
profesinya secara total, 2) rentan dan pendidikan Islam mempunyai peran
rendahnya kepatuhan guru terhadap yang sangat penting dalam membentuk
norma dan etika profesi keguruan, 3) watak dan karakter peserta didik, oleh
pengakuan terhadap ilmu pendidikan karena itu guru harus tampil sebagai
dan keguruan masih setengah hati dalam tenaga pendidik yang berkualitas dan
pengambilan kebijakan, 4) masih professional dalam bidangnya. Dan salah
satu kegiatan yang diselenggarakan
4
Tim Dosen Administrasi UPI, Manajemen dalam rangka membentuk guru
Pendidikan, (Alfabeta, Bandung, 2009), hlm. 311
5
Tutik Rachmawati dan Daryanto, Penilaian Kinerja 6
Guru dan Angka Kredit, (Gava Media, Yogyakarta, Ibid, hlm 25
7
2013), hlm. 25 Khoirul Anam, ......... hlm. 139

42 | Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017


Pendekatan Efektif Supervisi Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru di Lembaga Pendidikan Islam

profesional adalah adanya supervisi di pertanyaan-pertanyaan seperti: (1) apa


lembaga pendidikan Islam yang yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?,
dilakukan oleh kepala sekolah sebagai (2) apa yang sebenarnya dilakukan oleh
pimpinan lembaga. Supervisi pendidikan guru dan siswa di dalam kelas?, (3)
ini perlu dilakukan karena dengan aktivitas-aktivitas mana dari keseluruhan
adanya supervisi pendidikan, guru dapat aktivitas di dalam kelas itu yang berarti
terbimbing dengan baik sehingga bagi guru dan siswa?, (4) apa yang
terciptanya guru yang berkualitas dan dilakukan guru dalam pencapaian tujuan
bekerja baik8. pembelajaran ?, dan (5) apa kelebihan dan
Berkaitan dengan hal tersebut, kekurangan guru dan bagaimana cara
supervisi pembelajaran menjadi hal yang mengembangkannya?. Dengan demikian
penting untuk dilakukan oleh supervisor esensial supervisi pembelajaran itu sama
sebagai bentuk usaha untuk membantu sekali bukan menilai kinerja guru dalam
guru meningkatkan kemampuan dan mengelola pembelajaran, melainkan
kinerjanya sehingga lebih mampu membantu guru mengembangkan
mengatasi berbagai masalah kemampuan profesionalismenya dan
pembelajaran yang muncul serta tujuan akhir dari supervisi adalah
memperbaiki pembelajaran. memberikan pelayanan yang lebih baik
Menurut Purwanto9 “Supervisi kepada semua siswa sehingga suasana
pembelajaran ialah kegiatan-kegiatan belajar kondusif.
kepengawasan yang ditujukan untuk Namun, kenyataan yang terjadi di
memperbaiki kondisi-kondisi baik lapangan menunjukkan bahwa masih
personel maupun material yang banyak guru yang enggan untuk
memungkinkan terciptanya situasi disupervisi. Supervisi masih dianggap
belajar-mengajar yang lebih baik demi sebagai upaya mengungkap kelemahan
tercapainya tujuan pendidikan”. Jadi guru dalam menjalankan tugasnya.
Supervisi adalah segala usaha dari Supervisor dianggap sebagai korektor
petugas-petugas sekolah dalam bukan mitra dalam meningkatkan mutu
memimpin guru-guru dan petugas pembelajaran.
pendidikan lainnya untuk memperbaiki Kendati demikian, ada beberapa fakta
pembelajaran, mengembangkan di lapangan yang mengindikasikan akan
pertumbuhan guru-guru, menyelesaikan pentingnya pendekatan efektif dalam
serta merevisi tujuan pendidikan, bahan- pelaksanaan supervisi agar sesuai dengan
bahan pembelajaran, metode mengajar, tujuan pembelajaran yaitu di antaranya :
penilaian pembelajaran. 10

Dalam hal praktek pembelajaran, 1. Perbedaan tingkat perkembangan guru


supervisi pembelajaran adalah kegiatan yang berbeda-beda yang akan
melihat realita kondisi untuk menjawab berakibat fatal jika supervisor
bertindak tidak proporsional. Dimana
8
Dani Abdul Gani, Pengaruh Kompetensi Supervisi guru itu ada yang mampu tapi malas,
Akademik dan Motivasi Kerja Pengawas PAI terhadap
Kinerja Guru PAI SMA di Kabupaten Kuningan,
ada yang tidak mampu tapi mau, tapi
(Jurnal OASIS, Vol.8 No.01 tTahun 2015), Hlm 51 ada juga yang mampu dan mau dan
9
M.Ngalim Purwanto, , Administrasi dan Supervisi
Pendidikan, (PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2007), 10
Ibid , hlm 315
hlm 76

Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017 |43


Siti Aminah

bahkan ada yang tidak mampu juga mengajar dan akhirnya kualitas supervisi
tidak mau. akan direfleksikan pada peningkatan
2. Sistem kerja sentralisasi, kerja hasil belajar murid.
semangat jika ada supervisor, dan Istilah supervisi pendidikan sudah
merasa bebas jika pimpinan tidak cukup lama dikenal dalam dunia
ada. pendidikan di Indonesia. Pengertian
3. Masih adanya mental anak emas supervisi pendidikan pada umumnya
untuk guru yang dinilai baik. mengacu kepada usaha perbaikan
4. Persaingan mutu semakin terasa situasi belajar mengajar. Akan tetapi
berat, pembinaan pembelajaran harus nampaknya masih terdapat banyak
dilakukan terus menerus dan keragaman pendapat para ahli dalam
bersungguh-sungguh. menafsirkan istilah tersebut. Namun
Oleh karena itu, dalam rangka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada
peningkatan profesionalisme dan hakekatnya supervisi pendidikan dapat
kredibilitas guru, Supervisor di lembaga diartikan sebagai bimbingan profesional
pendidikan Islam dalam melaksanakan bagi guru-guru. Bimbingan profesional
tugasnya harus menggunakan yang dimaksudkan adalah segala usaha
pendekatan yang efektif berdasarkan yang memberikan kesempatan bagi
karakteristik kinerja yang dimiliki guru-guru untuk berkembang secara
masing-masing guru demi mencapai profesional, sehingga mereka lebih
tujuan pendidikan yang direncanakan. maju lagi dalam melaksanakan tugas
pokoknya, yaitu memperbaiki dan
Pengertian Supervisi Pembelajaran di meningkatkan proses belajar murid-
Lembaga Pendidikan Islam murid.11
Pembelajaran pada dasarnya Sedangkan Supervisi pembelajaran
merupakan suatu cara untuk dapat dimaknai sebagai bimbingan
merangsang, memelihara dan professional bagi guru-guru dalam
meningkatkan terciptanya proses berfikir bidang pembelajaran agar dapat
dari individu yang belajar. Di dalam kata melaksanakan tugas-tugasnya dengan
pembelajaran ditekankan pada kegiatan baik sebagai tenaga pendidik dan
belajar siswa, melalui usaha-usaha yang pengajar. Kegiatan pembelajaran disini
terencana dalam sumber-sumber belajar maksudnya adalah segala hal yang
agar terjadi proses belajar. Ciri utama dari berkaitan dengan berhasilnya proses
pembelajaran adalah adanya interaksi pembelajaran seperti kemampuan
antara peserta didik dengan lingkungan membuat silabus, RPP, evaluasi belajar,
belajarnya, baik itu guru, teman- pemilihan metode dan teknik mengajar
temannya, tutor, media pembelajaran dan dan mendidik, menentukan alat dan
sumber-sumber belajar yang lainnya. bahan belajar serta kemampuan
Oleh karena suatu pembelajaran menggunakan media dan teknologi
sangat tergantung pada kemampuan belajar.12
mengajar guru, maka kegiatan supervisi Lembaga pendidikan Islam adalah
menaruh perhatian utama pada suatu wadah organisasi ``formal yang
peningkatan kemampuan profesional
guru, yang pada gilirannya akan 11Tim Dosen Administrasi UPI, ..... hlm. 313
12 Dani Abdul Gani,.... hlm 56
meningkatkan mutu proses belajar

44 | Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017


Pendekatan Efektif Supervisi Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru di Lembaga Pendidikan Islam

berfungsi sebagai pengembangan Sedemikian besar keutamaan


kegiatan pendidikan Islam. Adapun supervisi pembelajaran sebagai upaya
ciri-ciri dari lembaga pendidikan Islam perbaikan kualitas individu maupun
adalah, ada pelakunya yaitu pendidik lembaga.
dan peserta didik, ada ciri fisiknya yaitu Supervisi pembelajaran di lembaga
bangunan gedung(sekolah/madrasah), pendidikan Islam bisa menjadi salah satu
ada ciri simboliknya yaitu tanda bukti bentuk aktualisasi dan internalisasi
berupa sertifikat/ijazah dan gelar bagi konsep min ad-dzulumat ila an-Nur.
subyek didik yang sudah lulus.13 Konsep min ad-Dzulumat ila an-Nur bukan
Supervisi pembelajaran di lembaga sekedar konsep yang hanya dipakai
pendidikan Islam adalah upaya seorang Dai atau ustadz dalam pengajian
mencetak guru profesional yang umum, tetapi konsep itu sangat berarti
seluruh waktunya dicurahkan menjadi dalam perspektif manajemen pendidikan
pendidik, dimana hal ini menjadi salah Islam. Konsep tersebut diartikan lebih
satu kebijaksanaan pendidikan Islam dalam menjadi proses transformasi yang
dalam membantu peserta didik dapat sangat ideal. Proses transformasi ini
berkembang secara optimal baik adalah mengubah tindakan negatif
jasmani, rohani, kecerdasan Intelektual menjadi positif, destruktif menjadi
(IQ), Kecerdasan Emosional (EQ), dan konstruktif. Lembaga pendidikan Islam
kecerdasan spiritual (SQ).14 harus didesain dan ditargetkan bahwa
Dengan demikian supervisi semua pihak harus mengalami
pembelajaran di lembaga pendidikan transformasi ke arah positif-konstruktif,
Islam adalah memberikan bimbingan kreatif-produktif dan dinamis -
profesional dalam rangka 16
produktif. Transformasi ideal ini dapat
mengantarkan individu baik guru dan terjadi karena dipengaruhi dan
murid dari kebodohan menuju cahaya dikondisikan oleh manajer sebagai
iman dan petunjuk. Supervisi supervisor yang dapat menumbuhkan
pembelajaran di lembaga pendidikan kesadaran masing-masing pihak.
Islam juga menjadi salah satu strategi Aktualisasi dari supervisi
dalam program reorientasi pendidikan pembelajaran di lembaga pendidikan
dalam pengembangan Sumber Daya Islam adalah transformasi ke arah positif
Manusia. Hal ini selaras dengan salah yang pertama dan utama harus
satu ungkapan dari Qatadah, difokuskan kepada peserta didik. Oleh
“ Satu Bab dari satu bidang ilmu yang karena itu, manajer sebagai supervisor
dipelihara oleh seseorang untuk harus menggerakkan semua kekuatan
memperbaiki diri sendiri dan generasi guru untuk mewujudkan transformasi
berikutnya lebih utama daripada ibadah pada siswa.
(sunnah) selama setahun”15 Dengan demikian, tujuan supervisi
pembelajaran di lembaga pendidikan
13Ibid,hlm. 2015
14
Islam adalah: 1) Membantu guru di
Asnawan, Manajemen Mutu Terpadu sebagai
upaya Pengembangan SDM, (STAIN Jember Press,
lembaga pendidikan Islam melihat
2013), hlm. 53 dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan
15 Nasihat Qatadah dalam Mahmud Di dalam

Ibnu Burdah, Pendidikan karakter Islami untuk Siswa 16Mujamil Qomar, Strategi Pendidikan Islam,
SMA/MA,(Erlangga, jakarta, 2013), hlm. 120 (Erlangga, Malang, 2013), Hlm 83

Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017 |45


Siti Aminah

Islam. 2) Membantu guru dalam diberikan rangsangan agar ia bisa


membimbing pengalaman belajar murid bereaksi lebih baik. Supervisor dapat
guna mencapai tujuan pendidikan Islam. menggunakan penguatan (reinforcement)
3) Membantu guru dalam menggunakan atau hukuman (punishment).
alat pelajaran modern, metode-metode Pada pendekatan direktif,
dan sumber-sumber pengalaman belajar. supervisor mengarahkan kegiatan untuk
4) Membantu guru dalam menilai perbaikan pengajaran, menetapkan
kemajuan murid-murid dan hasil perangkat standar untuk perbaikan,
pekerjaan guru itu sendiri. 5) Membantu penggunaan sarana pengajaran, dan
guru-guru baru di lembaga pendidikan berbagai dorongan yang diperlukan
Islam tersebut sehingga mereka merasa untuk meningkatkan pengajaran. Pada
gembira dengan tugas yang diperolehnya pendekatan ini tanggung jawab seakan-
dan tidak jenuh dalam menjalaninya. 6) akan seluruhnya berada pada supervisor,
Membantu guru-guru agar waktu dan sedangkan tanggung jawab guru sifatnya
tenaganya tercurahkan sepenuhnya rendah. Dengan demikian pendekatan ini
dalam pembinaan di lembaga pendidikan menganggap supervisor mengetahui
Islam. banyak hal.
Pendekatan direktif ini memiliki
Macam-macam Pendekatan Supervisi keunggulan yaitu solusi pemecahan
Pembelajaran masalah relative cepat diperoleh oleh
Pendekatan adalah cara mendekatkan guru. Namun demikian pendekatan
diri kepada objek atau langkah-langkah direktif juga memiliki kelemahan: 1) guru
menuju objek. Sedangkan pendekatan menjadi pasif; 2) kreativitas guru kurang
dalam supervisi pembelajaran di dapat berkembang; 3) inisiatif bimbingan
antaranya sebagai berikut: 17 lebih banyak dari supervisor; dan 4)
potensi guru kurang dapat tereksplorasi
Pendekatan Supervisi Pembelajaran secara optimal.
Direktif (Langsung) : Berdasarkan Teori Asumsi dasar dari pendekatan
Psikologi Behavioristik directif ini adalah proses belajar guru
Pendekatan supervisi pembelajaran bersifat individual. Oleh karena itu,
direktif adalah cara pendekatan terhadap proses sosialisasi harus dilakukan dengan
masalah yang bersifat langsung. membantu guru secara tatap muka dan
Supervisor memberikan arahan langsung, individual. Pendekatan ini
maka tentu saja pengaruh perilaku mengkombinasikan target yang
supervisor lebih dominan. Pendekatan terstruktur dengan pengembangan
direktif ini berdasarkan pada pribadi.
pemahaman terhadap psikologis Pendekatan supervisi direktif adalah
behavioristik. Prinsip behaviorisme ialah suatu proses tatap muka antara
bahwa segala perbuatan berasal dari supervisor dengan guru yang
refleks, yaitu respons terhadap membicarakan hal mengajar dan yang
rangsangan/ stimulus. Oleh karena guru ada hubungannya dengan itu.
memiliki kekurangan, maka perlu Pembicaraan itu bertujuan untuk
17
membantu. Pengembangan profesional
Sehertian, A. Piet.. Prinsip dan Teknik Supervisi
guru dan sekaligus untuk perbaikan
Pendidikan, (Usaha Nasional, Surabaya, 1987)
proses pengajaran itu sendiri.

46 | Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017


Pendekatan Efektif Supervisi Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru di Lembaga Pendidikan Islam

Pembicaraan ini biasanya dipusatkan mendengarkan permasalahan yang


kepada penampilan mengajar guru dihadapi guru-guru. Guru
berdasarkan hasil observasi. mengemukakan masalahnya. Supervisor
Sasaran Pendekatan supervisi mencoba mendengarkan, dan memahami
direktif adalah perbaikan pengajaran dan apa yang dialami.
bukan perbaikan kepribadian guru. Asumsi dari dari pendekatan non
Untuk ini supervisor diharapkan untuk direktif ini timbul dari keyakinan bahwa
mengajarkan berbagai keterampilan pada guru tidak dapat diperlakukan sebagai
guru terkait mengamati, menganalisis, alat semata- mata untuk meningkatkan
mengembangkan kruikulum dan kualitas belajar mengajar. Guru bukan
ketrampilan dalam mengajar. masukan mekanistik dalam proses
Pendekatan supervisi direktif ini pembinaan, dan tidak sama dengan
biasanya dioperasikan dalam sasaran – masukan sistem lain yang bersifat
sasaran yang lebih kecil, yaitu bagian kebendaan. Dalam proses pembinaan,
keterampilan mengajar yang bersifat guru mengalami perkembangan secara
spesifik, yang mempunyai arti sangat terus menerus, dan program supervisi
penting dalam proses mengajar. Analisis harus dirancang untuk mengikuti pola
konstruktif dilakukan untuk dapat secara perkembangan itu. Belajar harus
tepat memberi penguatan (reinforcement) dilakukan melalui pemahaman tentang
kepada pola tingkah laku yang berhasil, pengalaman nyata yang diambil secara
dan mengarahkan serta tidak mencela rill.
atau menghukum pola – pola tingkah
laku yang belum sukses. Pendekatan Supervisi Pembelajaran
Kolaboratif: berdasarkan Teori Psikologi
Pendekatan Supervisi Pembelajaran Kognitif
Non-Direktif (Tidak Langsung) : Pendekatan supervisi pembelajaran
Berdasarkan Teori Psikologi Humanistik kolaboratif adalah cara pendekatan yang
Yang dimaksud dengan pendekatan memadukan cara pendekatan direktif dan
supervisi non-direktif (tidak langsung) non-direktif menjadi suatu cara
adalah cara pendekatan terhadap pendekatan baru.
permasalahan yang sifatnya tidak Pada pendekatan ini, baik
langsung. Perilaku supervisor tidak supervisor maupun guru bersama-sama
secara langsung menunjukkan bersepakat untuk menetapkan struktur
permasalahan, tapi ia terlebih dulu proses dan kriteria dalam melaksanakan
mendengarkan secara aktif apa yang proses percakapan terhadap masalah
dikemukakan oleh guru. Ia memberi yang dihadapi guru. Pendekatan ini
kesempatan sebanyak mungkin kepada didasarkan pada psikologi kognitif.
guru untuk mengemukakan Psikologi kognitif beranggapan bahwa
permasalahan yang mereka alami. belajar adalah perpaduan antara kegiatan
Pendekatan non-direktif ini berdasarkan individu dengan lingkungan yang pada
pada pemahaman psikologis humanistik. gilirannya akan berpengaruh dalam
Psikologi humanistik sangat menghargai pembentukan aktivitas individu. Dengan
orang yang akan dibantu. Oleh karena demikian, pendekatan dalam supervisi
pribadi guru yang dibina begitu berhubungan pada dua arah; dari atas ke
dihormati, maka ia lebih banyak bawah dan dari bawah ke atas.

Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017 |47


Siti Aminah

kepadanya baik mental maupun fisik


Karakteristik Kinerja Guru dan Tingkat yang dikategorikan sebagai kemampuan
Perkembangan Individu Guru abstraksi. Guru yang memiliki
Kinerja Guru adalah hasil kerja yang kemampuan berpikir abstrak adalah
dapat dicapai oleh seorang guru di memiliki kemampuan kognitif berbasis
lembaga pendidikan sesuai dengan tugas pengalaman konkrit yang mampu
dan tanggung jawabnya dalam mencapai mengidentifikasi tindakan kekinian
tujuan pendidikan. Dengan kata lain, untuk membantu siswa belajar secara
hasil kerja yang dicapai dalam efektif dan mampu mengidentifikasi
melaksanakan tugas-tugas yang tindakan yang akan datang yang lebih
dibebankan kepadanya berdasarkan memberikan kesuksesan pelayanan bagi
kecakapan, pengalaman, dan siswa.19
kesungguhannya. Standar minimal hasil Sedangkan kemauan ini sukar
kerja guru dalam proses belajar mengajar diamati oleh supervisor dan hanya dapat
adalah sebagai berikut: 18 diidentifikasi dari gejala-gejala tingkah
1. Penyusunan program belajar yang laku yang nampak karena menyangkut
terdiri dari : a) analisis mata pelajaran, b) aspek psikis, yang berkaitan dengan
program semester dan tahunan, c) kehendak, percaya diri dan motivasi yang
rencana pembelajaran, d) Silabus, ada dalam diri individu masing-masing
2.Pelaksanaan Program pembelajaran guru yang setidaknya mengungkapkan
3.Pelaksanaan evaluasi pembelajaran bahwa guru itu memiliki tanggung jawab
4.pelaksanaan perbaikan dan pengayaan. yang dikonsepsikan sebagai komitmen.
Dengan demikian, kinerja dikatakan Komitmen guru merupakan banyaknya
baik dan memuaskan apabila tujuan yang waktu dan tenaga yang mampu
dicapai sesuai dengan standar yang telah dicurahkan guru pada siswa dan
ditetapkan dengan indikator kinerja mengembangkan profesinya. Komitmen
gurunya. Antara lain: a) kemampuan diistilahkan sebagai kepedulian, yang
membuat perencanaan dan persiapan dapat diklasifikasikan menjadi tiga
mengajar, b) penguasaan materi yang kategori, yaitu kepedulian terhadap diri
akan diajarkan kepada siswa, c) sendiri, kepedulian terhadap siswa dan
penguasaan metode dan strategi kepedulian terhadap profesionalisme.
mengajar, d) pemberian tugas-tugas Masing-masing dari individu
kepada siswa, dan e) kemampuan seorang guru tentunya memiliki
mengelola kelas. kemampuan dan kemauan yang sangat
Sedangkan mengenai tingkat berbeda-beda karena perbedaan latar
perkembangan guru di sini dibatasi belakang kehidupan, pendidikan, tugas,
sebagai kadar kemampuan dan kemauan fungsi dan tanggung jawab yang
seorang guru untuk melaksanakan tugas dimilikinya.
tertentu yang berbeda satu sama lain.
19
Kemampuan dapat diamati dari Indah Aminatuz Zuhriyah, Implementasi Pendekatan
Spervisi pembelajaran Direktif dalam meningkatkan
segenap perbuatan guru dalam
Profesionalisme Guru di MI/SD, ( Jurnal Madrasah,
kemampuan berpikirnya dan Vol.03. No.1 Juli-Desember 2010), Hlm 153
menyelesaikan tugas yang diamanatkan
18
Dani Abdul Gani, .....hlm. 58

48 | Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017


Pendekatan Efektif Supervisi Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru di Lembaga Pendidikan Islam

Macam-macam tingkat memiliki salah satu dari empat tingkat


perkembangan individu guru dan perkembangan individu guru tersebut,
posisinya adalah :20 namun supervisi dilakukan dalam upaya
a) Profesional: guru yang memiliki meminimalisir tingkatan tersebut agar
kemauan kerja yang sangat tinggi dan para guru berada pada posisi tingkat
mampu melaksanakannya. Ada pada tinggi yaitu menjadi guru professional.
posisi tinggi.
b) Konseptor: Guru yang memiliki Peran, Syarat dan Sikap Supervisor
kemampuan kerja yang bagus tapi dalam peningkatan Profesionalisme
tidak mau atau kurang merasa yakin Guru di Lembaga Pendidikan Islam
terhadap apa yang akan Supervisor adalah pelaksana
dikerjakannya. Ada pada posisi supervisi pendidikan yang terdiri dari
sedang ke tinggi. internal sekolah dan eksternal sekolah.
c) Supersibuk : Guru yang memiliki Supervisor internal adalah supervisi oleh
kemauan untuk bekerja tapi tidak kepala sekolah yang menjadi focus pada
memiliki kemampuan kerja yang tulisan ini, dan supervisi eksternal adalah
bagus. Ada pada posisi rendah ke supervisi oleh pengawas sekolah.
sedang. Berkaitan dengan peran supervisor,
d) Lemah : Guru tidak memiliki Glickman22 menyarankan bahwa strategi
kemampuan bekerja dan juga tidak supervisor yang baik dan paling sesuai
punya kemauan. Ada pada posisi adalah strategi yang mengatur bahwa
rendah. tidak setiap guru seharusnya menerima
perlakuan supervisi yang sama dalam
Beberapa penyebab guru-guru itu semua situasi. Artinya, setiap guru yang
beragam menurut Pidarta21 adalah karena akan disupervisi didekati dengan cara
pengalaman atau masa kerja mereka. tertentu, sesuai dengan kondisi mereka
Makin baru guru itu diangkat makin masing-masing. Perlakuan supervisi yang
sedikit pengalamannya sebagai guru bervariasi antar masing-masing guru ini
yang membuat kinerjanya masih rendah. diakibatkan oleh adanya perbedaan
Penyebab yang lain adalah kemampuan individual dalam perkembangannya.
guru itu sudah dibawa sejak lahir. Makin Berkaitan dengan penjelasan
rendah kemampuan umum seorang guru, tersebut, menurut Ngalim purwanto,23
makin rendah pula kinerjanya. bahwa kepala sekolah sebagai supervisor
Keragaman guru juga disebabkan oleh internal mempunyai dua fungsi
bakat, watak, dan kepribadiannya. kepengawasan sekaligus yaitu
Demikianlah guru itu tidak sama satu pengawasan melekat dan juga
sama lain, yang secara umum dikatakan pengawasan fungsional. Kepala sekolah
kinerja mereka berbeda-beda. harus menjalankan pengawasan melekat
Masing-masing guru di suatu karena ia adalah pimpinan unit atau
lembaga pendidikan Islam bisa jadi lembaga yang paling bawah di
lingkungan Kementrian Pendidikan
20 Burhanuddin, Analisis Adminsitrasi Manajemen
dan Kepemimpinan Pendidikan, (Bumi Aksara, 22 Glickman Carl D. Developmental Spervision:
jakarta, 1994), Hlm 132
21 Made Pidarta, Supervisi Pendidikan Kontekstual,
AlternativePractices for helping Teachers Improve
Instruction, (ASCD, Virginia), hlm. 180
(Rineka Cipta, Jakarta, 2009). Hlm 42 23 Ngalim Purwanto, ........ hlm. 89

Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017 |49


Siti Aminah

Nasional, dan ia juga harus sumber manusia yaitu narasumber


melaksanakan pengawasan fungsional mudah diperoleh guru-guru. Dengan
karena kepala sekolah adalah sebagai perkataan lain, hendaknya supervisor
pengawas yang membantu penilik dari dapat menyediakan kemudahan bagi
Kanwil khususnya di bidang pengajaran. guru dalam melaksanakan tugas
Pembinaan professional ini harus profesionalnya.
dilakukan oleh kepala sekolah karena d) Motivator. Supervisor hendaknya
satu alasan, yaitu memberdayakan membangkitkan dan memelihara
akuntabilitas professional guru yang kegairahan kerja guru untuk
pada gilirannya meningkatkan mutu mencapai prestasi kerja yang semakin
proses dan hasil pembelajaran. Untuk baik. Guru-guru didorong untuk
maksud tersebut, para supervisor mempraktekkan gagasan-gagasan
hendaknya melakukan peranan sebagai baru yang dianggap baik bagi
berikut; 24 penyempurnaan proses pembelajaran,
a) Peneliti. Seorang supervisor dituntut bekerjasama dengan guru (individu
untuk mengenal dan memahami atau kelompok) untuk mewujudkan
masalah-masalah pengajaran. Karena perubahan yang dikehendaki,
itu ia perlu mengidentifikasi masalah- emrangsang lahirnya ide baru, dan
masalah pengajaran dan mempelajari menyediakan rangsangan yang
factor-faktor atau sebab-sebab yang memungkinkan usaha-usaha
mempengaruhinya. pembaruan dapat dilaksanakan
b) Konsultan atau penasehat. Supervisor dengan sebaik-baiknya.
hendaknya dapat membantu guru e) Pelopor Pembaharuan. Para
untuk melakukan cara-cara yang lebih supervisor jangan merasa puas
baik dalam mengelola proses dengan cara-cara dan hasil yang
pembelajaran. Oleh sebab itu, para sudah dicapai. Supervisor harus
pengawas hendaknya selalu memiliki prakarsa untuk melakukan
mengikuti perkembangan masalah- perbaikan, agar guru melakukan hal
masalah dan gagasan-gagasan serupa. Supervisor tidak boleh
pendidikan dan pengajaran mutakhir. membiarkan guru mengalami
Ia dituntut untuk banyak membaca kejenuhan dalam pekerjaannya,
dan menghadiri pertemuan- karena mengajar adalah pekerjaan
pertemuan professional, sehingga ia dinamis. Guru-guru perlu dibantu
memiliki kesempatan untuk saling untuk menguasai kecakapan baru,
tukar informasi tentang masalah- untuk itu supervisor harus menyusun
masalah pendidikan dan pengajaran program latihan dan pengembangan
yang relevan, yaitu gagasan-gagasan dengan cara merencanakan
baru mengenai teori dan praktik dan pertemuan atau pelatihan sesuai
pengajaran. kebutuhan setempat.
c) Fasilitator. Seorang supervisor harus Peran dari supervisor perlu
mengusahakan agar sumber-sumber ditunjang dengan perilaku professional.
professional, baik materi seperti buku Perilaku profesional supervisor
dan alat-alat pelajaran maupun tergantung pada pemahamannya
mengenai tujuan pembinaan professional.
24 Indah Aminatuz Zuhriyah, ........hlm. 156 Jika dianalisis, tingkat kualitas perilaku

50 | Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017


Pendekatan Efektif Supervisi Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru di Lembaga Pendidikan Islam

pembinaan berwujud 1) memperhatikan, 3) Berpengetahuan (al-Ilmu). Seorang


2) mengerti atau memahami, 3) supervisor dalam melaksanakan
membantu dan membimbing, 4) tugasnya harus berpengetahuan
memupuk evaluasi diri bagi perbaikan tentang persoalam supervisi, perihal
dan pengembangan, 5) memupuk supervisi dan cara yang benar dalam
kepercayaan diri, dan 6) memupuk, melaksanakannya.
mendorong bagi pengembangan inisiatif, 4) Kemampuan (ability/al-qudratu).
kreativitas dan pertumbuhan diri secara Seorang supervisor harus sehat
professional. jasmani dan rohani yang membuat
Selain itu, diharapkan bagi ia mampu melakukan bimbingan
supervisor untuk memiliki perilaku professional kepada guru-guru yang
pembinaan professional pada tingkat membutuhkannya.
tertinggi dengan cirri-ciri sebagai berikut: 5) Kekuasaaan( authority/as-Sulthatu).
1) Baik hati, 2) murah hati, 3) Seorang supervisor tentu harus
mendengarkan perkataan guru yang memiliki kewenangan penuh secara
disupervisi, 4) menyemangati guru yang resmi dalam hal pelaksanaan
disupervisi, 5) mempercayai guru yang supervisi tersebut.
disupervisi, 6) menjaga kepercayaan diri, 6) Panutan(al-Qudwatu). Seorang
7) memberi kesempatan untuk supervisor yang melakukan
memahami, 8) membantu guru yang supervise itu harus mampu menjadi
disupervisi, 9) mendengar dan panutan yang baik bagi anggota
memperhatikan pendapat guru yang yang disupervisi.
disupervisi, 10) menyampaikan hasil 7) Memiliki integritas(al-amanah).
kerja guru yang disupervisi, 11) tidak Seorang manajer yang melakukan
mudah menyerah, 12) membuat guru supervisi itu harus amanah,
yang disupervisi merasa pintar, 13) menjalankan tugasnya dengan
menganggap mitra, 140 menyatakan sebenar-benarnya dan tidak boleh
kebenaran dan 15) memaafkan. khianat sekecil apapun.
Sedangkan syarat yang harus 8) Positivity(al-ijabiyatu). Seorang
dimiliki oleh manajer sebagai supervisor supervisor itu tidak hanya cukup
di lembaga pendidikan Islam adalah:25 mengetahui kesalahan-kesalahan,
1) Islam, seorang supervisor yang tetapi dia harus memberi
melakukan supervisi itu harus reward/hadiah bagi yang
seorang muslim. berprestasi dan memberikan
2) Berakal sehat, normal atau waras(ar- peringatan atau sanksi yang sepadan
Rusyd). Seorang supervisor yang bagi mereka yang menyimpang.
melakukan supervisi harus berakal 9) Netral. Seorang supervisor harus
sehat dan tidak terganggu memutuskan dan menetapkan sikap
pikirannya oleh sebuah penyakit dan segala sesuatunya secara netral,
yang mengganggu keputusannya. objektif dan tanpa ada keberpihakan
kepada salah satu pihak yang
25Tim Mahasiswa Doktoral Manajemen dikontrolnya.
Pendidikan Islam UIN Malang, Ilmu Manajemen, 10) Moderasi(ar-Rifqu). Seorang
(UIN Malang, 2014), hlm 500
supervisor yang melakukan
supervisor itu harus mampu

Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017 |51


Siti Aminah

menjadi sangat tegas tanpa menuju tujuan yang ingin dicapai.


kebengisan dan juga harus menjadi Oleh karena itu, para supervisor hen-
moderat tanpa kelemahan seakan daknya mempunyai disiplin kerja
dikuasai oleh pihak lain. yang baik sehingga orang lain mudah
11) Teliti( al-Itqanu). Seorang supervisor menirunya. Disiplin diri menjadi cara
yang melakukan supervisi harus untuk mengubah kelemahan menjadi
teliti dan tidak tergesa-gesa dalam kekuatan. Dengan disiplin, segala
mengambil keputusan. yang menjadi cita-cita pasti akan mu-
12) Jiwa/ruh. Seorang supervisor harus dah tercapai.
sepenuh jiwa dalam melakukan 2) Jujur dan terbuka. Kejujuran dan
supervisi sehingga orang-orang keterbukaan memang membutuhkan
yang disupervisi dengan mudah dan energi keberanian yang meski beresi-
senang melakukan perbaikan. ko tinggi jika dilakukan. Namun, keju-
Peran dan syarat yang harus juran dan keterbukaan adalah kunci
dimiliki oleh supervisor itu tidak akan keberkahan kehidupan.
dapat terlaksana dengan baik jika 3) Sikap terpercaya(credible). Terpercaya
supervisor belum memiliki dan adalah harga dari sebuah diri untuk
menampilkan professionalisme. dapat dinilai di ahdapan orang lain.
Profesionalisme merupakan Kredibel adalah hasil dari konsistensi
sebuah hasil dari proses panjang yang mengungkapkan kemampuan diri dan
dibangun melalui optimalisasi potensi optimalisasi potensi serta sikap yang
secara sadar, kontinyu, dan sungguh- selama ini ditampilkan oleh seseorang
sungguh. Profesionalisme berbentuk berkaitan dengan pelaksanaan tugas
potensi knowledge (Pengetahuan), skill yang diembankan dan diamanahkan
(keterampilan), dan attitude (sikap) yang kepada dirinya. Kredibilitas inilah
ditampilkan, yang merupakan gambaran yang pada akhirnya melahirkan sikap
dari dua potensi sebelumnya. Agar profesionalisme itu.
profesionalisme itu dapat hadir dalam 4) Penuh tanggung jawab. Tanggung
diri supervisor, maka beberapa sikap jawab adalah perbuatan yang dilaku-
yang harus dibangun dan dipupuk yang kan dalam kehidupan sehari-hari dan
dapat membangun kredibilitas diri antara merupakan kewajiban. Tanpa tang-
lain adalah;26 gung jawab, maka kehidupan akan
1) Disiplin diri. Disiplin diri merupakan kacau. Sikap tanggung jawab harus
siklus kebiasaan yang dilakukan seca- dilatih dalam setiap pribadi sehingga
ra berulang-ulang secara berkesinam- terbiasa untuk menunjukkan kinerja
bungan sehingga menjadi kebiasaan. terbaik sebagai bagian pemenuhan
Kedisiplinan akan terbangun dengan amanah yang telah diembankan atas
niat yang kuat, motivasi yang utuh dirinya.
serta kesadaran akan alasan untuk 5) Memiliki keterampilan manajerial.
mencapai tujuan kahir. Disiplin mam- Manajer sebagai supervisor yang baik
pu menjaga agar setiap tindakan yang tidaklah semata bisa mengerjakan se-
dilakukan tetap berada pada jalan suatu sendiri dan bahkan tampil seca-
ra gagah dengan kekuatannya sendiri.
Akh.Muwafik Saleh, Membangun Karakter dengan
26
Manajer sebagai superisor yang baik
Hati Nurani (Erlangga; Malang, 2012), hlm. 296 adalah dia yang mampu mengelola

52 | Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017


Pendekatan Efektif Supervisi Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru di Lembaga Pendidikan Islam

segala potensi yang ada untuk men- mengetahui penyakit hati serta cara
capai tujuan bersama yang telah dite- menghindarinya.
tapkan.
Sebelum memupuk profesionalisme Seorang supervisor di lembaga
dalam diri supervisor di lembaga pendidikan Islam harus mentransformasi
pendidikan Islam, terlebih dahulu diri mereka sendiri terlebih dahulu.
supervisor harus melakukan konsep Supervisor harus mengoreksi kelemahan
tazkiyatun nafs. Arti Tazkiyatun nafs dirinya sendiri (autokritik) dan bersedia
adalah pembersihan, pertumbuhan dan menerima masukan-masukan dari
perbaikan. Jadi tazkiyatun nafs adalah bawahannya baik dari tenaga pendidik
kebersihan dan perlakuan yang memiliki maupun dari tenaga kependidikan.
metode dan teknik-tekniknya, sifat dari Supervisor juga harus proaktif dan
segi syariat, dan hasil serta kesan terbuka meminta dengan tulus pada
terhadap tingkah laku dan usaha untuk bawahannya untuk memberi masukan-
mencari keridhaan Allah SWT. Dalam masukan yang membangun. Masukan-
hubungannya dengan makhluk dan masukan tersebut kemudian dijadikan
dalam usaha mengendalikan diri pertimbangan dan dasar pijakan untuk
mentaati perintah Allah SWT. melakukan trasnformasi pada diri mereka
Tazkiyatun nafs dibagi menjadi tiga kom- sendiri.
ponen yaitu:27 Seorang supervisor harus selalu
a) Tazkiyatun nafs (Penjernihan Ji- memantau apa yang dilakukan oleh
wa/hati), yaitu dengan membersih- guru-guru di lembaganya apakah dia
kan hari dari sifat-sifat buruk dan melakukan pekerjaan dengan baik atau
menghiasi hati dengan sifat-sifat baik. tidak, sesuai dengan jalan yang
b) Tazkiyath al-Aqli(Penjernihan akal), ditetapkan atau tidak. Kemampuan
yaitu dengan menjernihkan aqidah mengontrol dan mengevaluasi
dan pikiran, dan penjernihan cara- merupakan wujud dari tanggung jawab
cara pemikiran. Dalam cara ini super- sebagai supervisor. Untuk itu, supervisor
visor melatih diri untuk menkritik di- dalam memantau harus sering-sering
ri, mengadakan pembaruan, berpikir turba (turun ke bawah), melakukan
santifik dan berpikir secara kolektif. peninjauan langsung baik secara
c) Tazkiyah al-Jism (Penjernihan Badan), langsung dan formal maupun dalam
yaitu dengan menjaga kondisi tubuh keadaan tidak formal terhadap cara kerja
agar tumbuh sehat, dan dengan ber- bawahan untuk memastikan bahwa
hemat agar tenaga dan potensi tidak mereka telah bekerja dengan benar.
terbuang sia-sia.
d) Metode dari Tazkiyatun nafs adalah
Pelaksanaan Pendekatan Efektif
Supervisi Pembelajaran dalam
dengan Shalat, puasa, zakat, haji,
Meningkatkan Profesionalisme Guru di
membaca al-Qur’an, zikir, bertafakur
Lembaga Pendidikan Islam
pada makhluk Allah, mengingat
Kepala sekolah sebagai pemimpin
kematian, muraqabah/muhasabah,
di lembaga pendidikan Islam memiliki
jihad, khidmat dan mengetahui jalan
tugas supervisi untuk mengendalikan
masuknya syaitan ke dalam jiwa dan
segala kegiatan yang telah direncanakan
27
Asnawan, ..... hlm. 76 untuk mencapai tujuan pendidikan.

Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017 |53


Siti Aminah

Terkait pembelajaran, supervisi kepala Pendekatan


Tingkat Perilaku
sekolah berorientasi mengendalikan guru Supervisi
Perkembangan Supervisor28
yang menjadi bawahannya. Masing- yang efektif
masing guru memiliki kinerja dan Intruksi :
tingkat perkembangan profesional yang Directif tinggi
berbeda-beda dan hal itu yang membuat suportif rendah
Guru Lemah (Perilaku
kepala sekolah tidak sembarangan dalam Direktif
(Tidak mampu tugas tinggi
melaksanakan tugas supervisinya agar
dan tidak mau) dan
tujuannya dapat tercapai. hubungan
Oleh karena itu, dalam perilaku manusia
supervisor yang harus digunakan terkait rendah)
pelaksanaan pendekatan efektif supervisi Konsultatif:
pembelajaran adalah gaya kepemimpinan Directif tinggi
situasional. Dimana Gaya kepemimpinan dan suportif
situasional didasarkan pada anggapan tinggi
Guru Supersibuk (Perilaku
bahwa tidak ada gaya kepemimpinan Kolaboratif
(Tidak mampu tugas tinggi
yang terbaik, melainkan tergantung pada tetapi mau) dan
situasi yang menyertainya. Situasi itu hubungan
antara lain tingkat perkembangan manusia
individu masing-masing guru. Perilaku tinggi)
supervisor yang berbentuk perlakuan itu Partisipatif:
harus bervariasi kepada masing-masing directif rendah
guru diakibatkan oleh adanya perbedaan- Suportif tinggi
perbedaan individual dalam Guru Konseptor (Perilaku
Kolaboratif
(Mampu tetapi tugas rendah
perkembangannya.
tidak mau) dan
Tingkat perkembangan atau
hubungan
kematangan seseorang dapat dilihat dari manusia
dua dimensi. Dimensi pertama adalah tinggi)
kemampuan (keterampilan dan Delegatif:
pengetahuan) dan dimensi kedua adalah Directif rendah
kemauan (tanggung jawab dan suportif rendah
komitmen). Kombinasi kedua dimensi ini Profesional (Perilaku
melahirkan empat tipe perkembangan (Mampu dan Non directif tugas rendah
manusia dengan perilaku supervisor mau) dan perilaku
hubungan
yang bervariasi dan pendekatan supervisi
rendah)
yang efektif sebagaimana digambarkan
pada kuadran berikut

Perilaku dan pendekatan efektif Terkait perilaku dan pendekatan efektif


Supervisor menyesuaikan dengan yang digunakan dengan menyesuaikan
tingkat perkembangan Guru
28Mortimore, P.. School effectiveness and the
management of effective learning and teaching. School
Effectiveness and School Improvement; 4(4) 1993:290-
310.

54 | Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017


Pendekatan Efektif Supervisi Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru di Lembaga Pendidikan Islam

kinerja guru adalah dengan penjelasan Sebagaimana tabel di atas terlihat, bahwa
sebagai berikut : 29 pendekatan kolaboratif dengan perilaku
1) Pendekatan Direktif dengan perilaku konsultasi diterapkan bagi guru
Intruksi untuk Guru Lemah supersibuk.
Guru yang memiliki tingkat Jadi supervisor masih perlu
perkembangan yang lemah harus lebih memberikan direksi intensif pada guru
banyak diberikan pengarahan spesifik supersibuk, karena ia dipandang belum
mengenai apa, bagaimana dan kapan mampu; tetapi mengarah pada sportif
dilaksanakan. Setelah itu, dalam proses yang tinggi pula karena adanya kemauan
pelaksanakannya supervisor hendaknya yang tinggi dari guru tersebut.
lebih banyak memberikan pengawasan Digunakan perilaku konsultasi, sebab
langsung secara ketat agar dapat supervisor di sini masih banyak berperan
dihindari adanya penyimpangan dalam memberikan pengarahan-pengarahan
bertindak. Perilaku yang nampak dari spesifik. Sekalipun demikian, supervisor
supervisor adalah kadar direktif yang harus tetap membangun komunikasi dua
tinggi dan suportifnya rendah. Sesuai arah secara timbal balik agar motivasi
dengan tingkat perkembangan guru yang yang ada dapat bertahan dan
lemah ini maka pendekatan direktif berkembang secara wajar. Pada akhirnya,
dianggap lebih efektif dari pada yang sepadan dengan kemajuan yang dicapai,
lain. pengarahan tindakan direktif dapat
Pendekatan direktif seperti ini dikurangi dan berangsur-angsur diberi
dapat dilakukan dengan perilaku tanggung jawab tanpa control ketat.
supervisor seperti berikut ini : a) 3) Pendekatan Kolaboratif dengan
Menjelaskan, b) Menyajikan, perilaku Partisipasi untuk guru
c)Mengarahkan, d)Memberi contoh, Konseptor
e)Menerapkan tolok ukur, dan f) Guru yang mempunyai
Menguatkan. kemampuan yang tinggi tetapi tidak ada
Namun sebelum hal itu dilakukan, motivasi untuk berbuat sesuatu ini
ada beberapa langkah dalam pendekatan disebut guru konseptor. Kategori ini
direktif yaitu30: a) Identifikasi terlebih biasanya disebabkan oleh factor motivasi
dahulu data kondisi guru, b) diagnosis baik secara internal atau eksternal. Untuk
permasalahan inti yang dihadapi guru, c) menghadapi guru konseptor demikian,
pemberian terapi oleh supervisor berupa supervisor harus mengadakan
solusi pemecahan masalah. komunikasi dua arah, supervisor secara
2) Pendekatan Kolaboratif dengan aktif mendengar dan merespon segenap
perilaku Konsultasi untuk Guru kesukaran yang dihadap guru tersebut,
Supersibuk kemudian supervisor berusaha
Semakin tinggi tingkat mendorong guru tersebut menggunakan
perkembangan seseorang maka kemampuan yang dimilikinya secara
pendekatan dan perilaku pun harus optimal (suportif tinggi). Atas dasar tipe
bergeser pula ke arah yang lebih sesuai demikian, maka perilaku partisipasi
dengan tingkat perkembangan tersebut. dipandang paling efektif untuk
menggerakkan motivasi guru terebut.
29 Burhanuddin,, ....... hlm. 135-137 Disebut partisipasi karena antara
30 Indah Aminatuz Zuhriyah, ..... hlm. 155
supervisor dengan guru terdapat saling

Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017 |55


Siti Aminah

tukar ide dalam proses pengambilan manafsirkan informasi yang telah


keputusan. Supervisor disini berperan diperoleh untuk menetapkan sampai
secara aktif dalam mendengar dan dimana target yang telah ditetapkan
memberi dorongan. tercapai. Dalam hal ini perlu
Sedangkan teknik supervisi yang dilakukan penilaian diri sendiri oleh
menggunakan pendekatan kolaboratif guru dan kemudian dibandingkan
adalah sebagai berikut : dengan penilaian supervisor terhadap
a) Menetapkan kriteria unjuk kerja yang unjuk kerja guru.
dikendaki. Misalnya kompetensi g) Pembicaraan akhir. Pembicaraan ini
untuk mengajarkan sejarah dapat menyangkut diskusi secara intensif
diuraikan ke dalam kompetensi yang tentang pencapaian target, supervisor
lebih rinci seperti kompetensi dalam harus memusatkan perhatiannya
membuat persiapan mengajar dengan untuk membantu guru melihat secara
memakai lebih dari satu sumber positif hasil penilaian itu. Dalam
keterampilan mengelola kelas dimana pembicaraan akhir ini harus
digunakan metode diskusi atau dirumuskan tindak lanjut yang perlu
keterampilan evaluasi tentang reaksi dilakukan untuk meningkatkan unjuk
siswa dalam belajar sejarah dan kerja yang menjadi tanggung jawab
sebagainya. guru.
b) Pengetahuan ini dipakai untuk Instrumen supervisi yang
menentukan target supervisi yang digunakan dalam pendekatan ini adalah
akan datang. format – format yang berisi :
c) Menetapkan target unjuk kerja. Dari a) tujuan supervisi
komponen dan analisis kemampuan, b) target yang akan dicapai
supervisor dan guru menentukan c) tugas supervisor dan guru untuk
target yang akan dicapai. memperbaiki unjuk kerja guru
d) Menentukan aktifitas unjuk kerja. d) kriteria pencapaian target
Misalnya, apabila tujuan supervisi itu e) pengumpulan data monitoring
adalah untuk mengubah aspek f) evaluasi dan tindak lanjut .
prilaku guru, maka harus dinyatakan Sedangkan tahap analisis
secara jelas perubahan apa yang dilakukan secara bersama – sama
dikehendakinya dan kegiatan apa (kolaboratif) antara supervisor dan guru,
yang digunakan untuk mencapai sehingga dicapai kesepakatan tentang
perubahan itu. Dalam kegiatan ini, status kompetensi guru setelah
harus jelas jenis, jadwal, dan sumber pelaksanaan supervisi. Kesepakatan ini
yang perlu digunakan. dilakukan melalui pembicaraan akhir.
e) Memonitor kegiatan untuk Perilaku supervisor dalam
mengetahui unjuk kerja. Dalam pendekatan ini adalah sebagai berikut: a)
memonitoring ini supervisor Menyajikan, b) Menjelaskan, c)
mengumpulan dan mengelola data Mendengarkan, d) Memecahkan masalah,
menjadi informasi tentang seberapa e) Negosiasi.
jauh pencapaian target yang telah Pendekatan ini dilakukan dengan
disetujui. melalui tahap-tahap kegiatan pemberian
f) Melakukan penilaian terhadap hasil supervisi yaitu : a). Percakapan awal (pre-
monitoring. Menilai berarti conference), b). Observasi, c).

56 | Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017


Pendekatan Efektif Supervisi Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru di Lembaga Pendidikan Islam

Analisis/interpretasi, d). Percakapan digunakan oleh supervisor mengingat


akhir (pasconference), e). Analisis akhir, guru professional sudah mampu dalam
f). Diskusi arti psikis dan operasional. Pengarahan
Pendekatan ini mempunyai makna seorang supervisor memang perlu
bahwa guru harus mempunyai diberikan tapi hanya sekadarnya saja
kompetensi tertentu untuk melaksanakan sesuai kebutuhan yang nampak. Di
tugasnya. Pendekatan ini didasarkan atas samping itu, dalam memotivasi guru
asumsi bahwa tujuan supervisi adalah tersebut juga hanya perlu menumbuhkan
membentuk kompetensi minimal yang motivasi secara internal.
harus dikuasai guru. Guru tidak Perilaku supervisor dalam
memenuhi kompetensi itu dianggap tidak pendekatan non-direktif adalah sebagai
akan produktif. Tugas supervisor adalah berikut: a) Mendengarkan, b) Memberi
menciptakan lingkungan yang sangat penguatan, c) Menjelaskan, d)
terstruktur sehingga secara bertahap guru Menyajikan, dan e) Memecahkan
dapat menguasai kompetensi yang masalah.
dituntut dalam mengajar. Situasi yang Teknik pendekatan supervisi
terstruktur ini antara lain meliputi nondirektif yang digunakan oleh para
adanya: a) Definisi tentang tujuan supervisor tidak mempunyai format yang
kegiatan supervisi yang dilaksanakan standar, karena tergantung pada
untuk tiap kegiatan , b) Penilaian kebutuhan guru. Mungkin seorang
kemampuan guru dengan segala supervisor hanya melakukan observasi
pirantinya, c) Program supervisi yang tanpa melakukan analisis dan
dilakukan dengan segala rencana terinci interpretasi, atau mungkin supervisor
dengan pelaksanaannya, d) Monitoring hanya mendengar tanpa membuat
kemajuan guru dan penilaian untuk observasi atau mengatur penataan
mengetahui apakah program itu berhasil dengan atau tanpa memberi sumber dan
atau tidak. bahan belajar yang diminta guru. Jika
4) Pendekatan non direktif dengan tahapan supervisi dibagi menjadi tiga
perilaku Delegasi untuk guru bagian (pembicaraan awal), observasi,
professional analisis, dan interpretasi serta
Untuk menghadapi guru yang (pembicaraan akhir), maka supervisi
memiliki tingkat perkembangan yang dilakukan sebagai berikut :
tinggi maka perilaku supervisor yang a). Pembicaraan awal.
paling efektif adalah delegasi. Di sini Dalam pembicaraan awal,
supervisor tidak perlu banyak supervisor memancing apakah dalam
memberikan pengarahan dan support. mengajar guru menemui kesulitan.
Walaupun masalah selalu dapat Pembicaraan ini dilakukan secara
diidentifikasi, tanggung jawab untuk informal. Jika dalam pembicaraan ini
mengatasi dan menyelesaikan tugas- guru tidak minta dibantu, maka proses
tugas dapat diserahkan kepada guru supervisi akan berhenti. Ini disebut
professional tersebut tapi sebaiknya juga dengan titik lanjutan atau berhenti (go
diberikan kepercayaan untuk – or – no- point)
melaksanakan sendiri rencana, b). Observasi.
menetapkan prosedur dan teknis Jika guru perlu bantuan, supervisor
kegiatan. Langkah demikian perlu mengadakan observasi kelas. Dalam

Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017 |57


Siti Aminah

observasi kelas, supervisor masuk pelaksanaan supervisi dapat berjalan


kelas dan duduk di belakang tanpa lancar dan sesuai dengan harapan.
mengambil catatan. Ia mengamati Misalnya ada guru yang mampu dan
kegiatan kelas. mau dalam komputerisasi tapi dia tidak
c). Analisis dan interpretasi. mampu dalam hal pendidikan agama,
Sesudah melakukan observasi, sehingga ketika diminta mengelola
supervisor kembali ke kantor bidang keagamaan maka tidak akan
memikirkan kemungkinan kekeliruan tampak kemajuan dibanding dalam
guru dalam melaksanakan proses bidang komputerisasi. Untuk itu ia perlu
belajar mengajar. Jika menurut mendapatkan pengarahan yang banyak
supervisor, guru telah menemukan mengenai pendidikan agama tetapi
jawaban maka supervior tidak akan memberi sedikit pengarahan dalam hal
memberikan nasihat kalau tidak komputerisasi atau kalau perlu dia
diminta. Apabila diminta nasehat oleh didelegasikan untuk menangani masalah
guru, supervisor hanya melukiskan komputerisasi, dan contoh-contoh
keadaan kelas tanpa memberikan lainnya. Jadi harus sesuai dengan bidang
penilaian. Kemudian menanyakan kemampuannya, jika tidak sesuai maka
apakah yang dapat dilakukan oleh guru akan terjadi sesuatu yang tidak
tersebut untuk memperbaiki situasi itu. diharapkan, sebagaimana hadits Nabi:31
Kalau diminta sarannya supervisor ‫اذا وﺳﺪ اﻷﻣﺮ اﱄ ﻏﲑ اﻫﻠﻪ ﻓﺎﻧﺘﻈﺮ اﻟﺴﺎﻋﺔ‬
akan memberikan kesempatan kepada
Artinya : Ketika sesuatu diserahkan pada
guru untuk mencoba cara lain yang yang bukan ahlinya maka tunggullah
kiranya tepat dalam upaya mengawasi kerusakan yang akan terjadi.(HR.Bukhari
kesulitannya. dari Abu Hurairah)
d). Pembicaraan akhir. Perlu diketahui bahwa sekalipun
Jika perbaikan telah dilakukan, pada perilaku supervisor dengan gaya
periode ini guru dan supervisor situasional dianggap efektif dalam upaya
mengadakan pembicaraan akhir. Dalam meningkatkan profesionalisme guru yang
pembicaraan akhir ini, supervisor bermacam-macam tapi hal itu tidak
berusaha membicarakan apa yang terlepas dari kekurangan dan dampak
sudah dicapai guru, dan menjawab negative yang muncul hanya saja apakah
kalau ada pertanyaan dan menanyakan dampak itu beresiko kecil atau malah
kalau – kalau guru perlu bantuan lagi. memunculkan masalah baru. Oleh karena
e). Laporan. itu penting untuk menggunakan alat
Laporan disampaikan secara analisis SWOT dengan penjelasan berikut
deskriptif dengan interpretasi ini :
berdasarkan judgment supervisor. Analisis SWOT Pendekatan Efektif
Laporan ini ditulis untuk guru, kepala Supervisor terhadap tingkat
sekolah atau atas kepala sekolah perkembangan guru
(kakandep), untuk bahan perbaikan 1. Etos Kerja Guru: Guru Lemah
selanjutnya. Pendekatan Efektif: Direktif
Jadi berbagai perilaku dan
pendekatan yang digunakan oleh 31Al-Munawi, Faidlul Qadir, Cet 1 (Darul Fikri,
supervisor harus disesuaikan dengan Bairut, 1416H/1996M), hlm 563-564
tingkat perkembangan guru agar

58 | Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017


Pendekatan Efektif Supervisi Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru di Lembaga Pendidikan Islam

Kekuatan (S): Membantu guru supervisor internal bagi guru lemah.


bersangkutan lebih intensif sehingga Ancaman (T): Dalam proses supervisi
penyimpangan rawan terjadi dan tidak ada standar yang pasti sehingga
semakin cepat meningkat tidak tersistem dengan baik atau bahkan
kemampuannya dan motivasinya. dikhawatirkan motivasimenurun karena
Kelemahan (W): Waktu terlalu panjang lama tidak ada stimulus.
hanya untuk guru tersebut. Tantangan Penjabaran dari Analisis SWOT
(O): Supervisor harus memiliki pendekatan efektif Supervisor dalam
kemampuan dan waktu yang banyak meningkatkan profesi guru adalah
untuk guru tersebut. sebagai berikut:
Ancaman (T): Pembinaan guru yang lain 1. Kekuatan Vs Kelemahan
kurang optimal. Kekuatan berupa : Guru professional
2. Etos Kerja Guru: Guru Super Sibuk memiliki kebebasan melaksanakan
dan Guru Konseptor tugasnya
Pendekatan Efektif: Kolaboratif Kelemahan berupa : guru professional
Kekuatan (S): Jika kedua macam guru cenderung individualis. Jadi guru
seperti ini dibuat kerjasama team maka professional yang memiliki kebebasan
saling melengkapi dimana guru dalam tugasnya perlu melibatkan guru
supersibuk dapat tambahan keilmuan konseptor, guru supersibuk dan guru
dari guru konseptor dan guru konseptor lemah sesuai kemampuannya dan
dapat memberi sesuatu pada guru kemauannya agar permasalahan
supersibuk dan bertambah semangat pembelajaran menjadi berkurang dan
kinerjanya sehingga mutu pembelajaran mutu kian meningkat.
menjadi inovatif. Kelemahan (W): 2. Kekuatan Vs Ancaman
Supervisor mengalami kesulitan jika Kekuatan Berupa: Pendekatan direktif
tidak mampu membuat kedua tipe guru supervisor lebih intensif dan efektif
ini bekerjasama. untuk guru lemah sehingga
Tantangan (O): Supervisi lebih efektif penyimpangan sedini mungkin tidak
dan efisien dan mudah menemukan terjadi
problem solving. Ancaman (T): Waktu Ancaman berupa: pembinaan untuk
kerjasama team sulit ditentukan dan guru lain tidak optimal. Jadi supervisor
perbedaan karakter terkadang dapat perlu membuat identifikasi kadar tinggi
menumbuhakan konflik. rendahnya guru yang lemah, sehinngga
dapat ditentukan guru yang kadar
3. Etos Kerja Guru: Guru Profesional kelemahannya tinggi mendapat
Pendekatan Efektif: Non direktif pengawasan dan pembinaan lebih
Kekuatan (S): Guru professional banyak dari pada yang kadar
memiliki kebebasan dalam kelemahannya lebih rendah dan dibuat
mengembangkan potensi yang jadwal yang pasti dan penguatan sebagai
dimilikinya dengan motivasi yang tinggi motivasi.
sehingga tugasnya selesai maksimal. 3. Tantangan Vs Kelemahan
Kelemahan (W): Cenderung Tantangan berupa : Pendekatan
individualis. Tantangan (O): Sekolah kolaboratif terhadap guru konseptor dan
dapat mendelegasikan ke dalam berbagai guru supersibuk dapat mempermudah
kegiatan atau bahkan mampu menjadi proses supervisi sehingga efektif dan

Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017 |59


Siti Aminah

efisien serta mudah menemukan problem supervisor dengan maksimal dan


solving terarah.
Kelemahan : Supervisor Kesulitan jika 2. Kepala sekolah perlu meningkatkan
tidak dapat membuat kedua guru pengetahuannya terkait supervisi
tersebut bekerjasama. Jadi supervisor pengajaran
mengadakan sharing dengan guru 3. Kepala sekolah harus menerapkan
konseptor untuk dapat membantu dan mengembangkan pendekatan,
tugasnya dalam perbaikan pembelajaran jenis dan model serta teknik-teknik
dengan mau bekerjasama memberikan supervisi pembelajaran sesuai
konsepnya kepada guru yang tidak kebutuhan.
memiliki kemampuan. 4. Kepala sekolah perlu mengadakan
Supervisor juga mengajak guru evaluasi program supervisi agar ke
supersibuk untuk mau bekerjasama depannya menjadi lebih baik.
dengan guru konseptor agar dapat 5. Perlu disediakan sarana dan
masukan agar menjadi lebih baik. prasarana yang memadai dalam
Dengan cara seperti ini kemungkinan mempermudah kegiatan supervisi
supervise dapat berhasil efektif dan pembelajaran agar berjalan efektif dan
efisien. efisien.
4. Tantangan Vs Ancaman Jika kepala sekolah mampu
Tantangan berupa : Guru professional melaksanakan pendekatan seefektif
dapat didelegasikan menangani berbagai mungkin maka profesionalisme guru
kegiatan baik kegiatan internal ataupun lambat laun akan meningkat.
eksternal.
Ancaman berupa : Tidak adanya Penutup
standar yang jelas dalam supervise non Suatu pengajaran di lembaga
direktif sehingga dikhawatirkan pendidikan Islam sangat tergantung pada
motivasinya menurun. Jadi supervisor kemampuan mengajar guru, maka
perlu membuat jadwal untuk guru kegiatan supervisi menaruh perhatian
professional tersebut terkait kegiatan utama pada peningkatan kemampuan
internal dan eksternal. profesional guru,yang pada gilirannya
Oleh karena itu, dalam pelaksanaan akan meningkatkan mutu proses belajar
pendekatan efektif supervisi mengajar dan akhirnya kualitas supervisi
pembelajaran dalam meningkatkan akan direfleksikan pada peningkatan
profesionalisme guru di lembaga hasil belajar murid.
pendidikan ada hal yang perlu dilakukan Pengembangan profesional guru
yaitu: merupakan perpaduan antara factor
1. Kepala sekolah perlu membuat internal dan eksternal. Faktor internal
program supervisi pembelajaran pada adalah factor yang bersumber dari dalam
awal tahun dengan melibatkan guru itu sendiri. Sedangkan factor
seluruh guru yang ditunjuk menjadi eksternal adalah factor yang datang dari
supervisor agar mereka memahami luar guru. Oleh karena itu, guru
tujuan, jenis, pendekatan dan teknik mempunyai kebutuhan untuk berusaha
yang dilaksanakan sehingga dapat mengembangkan profesinya melalui
melaksanakan tugas yang diberikan supervisor yang bertugas

60 | Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017


Pendekatan Efektif Supervisi Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Profesionalisme Guru di Lembaga Pendidikan Islam

mengembangkan keprofesionalan guru berdasarkan firman Allah dalam QS. An-


melalui kegiatan mengaar. Nahl ayat 125:32
Tedapat tiga pendekatan supervisi ‫ادع اﱄ ﺳﺒﻴﻞ رﺑﻚ ﳊﻜﻤﺔ و اﳌﻮﻋﻈﺔ اﳊﺴﻨﺔ و ﺟﺎدﳍﻢ ﻟﱴ‬
pembelajaran yang dapat digunakan oleh
supervisor. Namun, tidak ada satu ‫ﻫﻲ اﺣﺴﻦ‬
satupun pendekatan dan perilaku Artinya : Serulah (manusia) kepada
supervisi yang bak dan cocok untuk jalan tuhanmu dengan hikmah dan
semua guru dan yang bisa diaplikasikan pengajaran yang baik, dan berdebatlah
dalam semua kegiatan pengembangan dengan mereka dengan cara yang baik.
perilaku guru. Untuk itu, diharapkan Jadi seorang supervisor di lembaga
dalam mengembangkan dan pendidikan Islam dalam bertindak harus
mengimplementasikan program supervisi menggunakan pendekatan yang sesuai
pembelajaran, supervisor di lembaga dengan situasi dan kondisi dan dengan
pendidikan Islam harus cara yang sesuai dan berperilaku
memperitmbangkan tingkat kemampuan, harmonis dan bersahabat . Namun,
kebutuhan, minat, dan kematangan supervisor juga harus melakukan
professional serta karakteristik personal transformasi mindset, sikap, perilaku,
guru. Adapun pendekatan efektif yang tindakan dan kebiasaan. Transformasi ini
dapat digunakan supervisor berdasarkan tentu akan berdampak strategis bagi
tingkat professional guru yang pribadi supervisor maupun lembaga
bermacam-macam, yaitu: pendidikan Islam yang dikelolanya.
a. Pendekatan Direktif untuk guru Adanya transformasi ke arah positif
lemah setidaknya akan dapat menghapus kesan
b. Pendekatan Kolaboratif untuk guru buruk dan opini miring di kalangan
konseptor dan supersibuk bawahan bahwa supervisor hanya bisa
c. Pendekatan Nondirektif untuk guru memberikan perintah, marah-marah,
professional. menvonis salah, dan lain sebagainya.
Adanya perilaku supervisor dalam Sedangkan bagi lembaga pendidikan
melayani guru yang memiliki perbedaan Islam, transformasi dapat mengubah
tingkat perkembangan individu maka kinerja lembaga sehingga terbentuk opini
perlu menggunakan gaya situasional agar yang baik di kalangan masyarakat.
supervisi berjalan efektif dan efisien. Pembentukan opini (image building) yang
Sebagamana kata bijak : baik pada gilirannya akan dapat menarik
perhatian dan simpati masyarakat. Wa
‫ﻟﻜﻞ ﻣﻘﺎم ﻣﻘﺎل و ﻟﻜﻞ ﻣﻘﺎل ﻣﻘﺎم‬
Allâh a’lam bi al-Shawâb.*
Artinya: Setiap tempat ada model
pembicaraannya dan setiap pembicaraan Daftar Pustaka
disesuaikan dengan tempatnya. Abdul Gani,Dani, Pengaruh Kompetensi
Dan untuk mewujudkan Supervisi Akademik dan Motivasi Kerja
pendekatan efektif yang manusiawi, Pengawas PAI terhadap Kinerja Guru
supervisor dapat menggunakan PAI SMA di Kabupaten Kuningan,
komunikasi interaktif, harmonis dan (Jurnal OASIS, Vol.8 No.01. 2015.
bersahabat dengan guru. Hal ini
32
Departemen Agama, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (
Syamil Cipta Media, Bandung, 2005), hlm 281

Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017 |61


Siti Aminah

Departemen Agama, Al-Qur’an Dan helping Teachers Improve Instruction,


Terjemahnya, Syamil Cipta Media, ASCD, Virginia.
Bandung. 2005 Mortimore, P. School effectiveness and the
Akh.Muwafik Saleh, Membangun Karakter management of effective learning and
dengan Hati Nurani, Erlangga, teaching. School Effectiveness and School
Malang. 2012 Improvement; 4(4). 1993.
Al-Munawi, 1416H/1996M , Faidlul Qadir, Rachmawati, Tutik dan Daryanto,
Cet 1, Darul Fikri, Bairut. Penilaian Kinerja Guru dan Angka
Aminatuz Zuhriyah, Indah, Implementasi Kredit, Gava Media, Yogyakarta. 2013.
Pendekatan Spervisi pembelajaran Sehertian, A. Piet, Prinsip dan Teknik
Direktif dalam meningkatkan Supervisi Pendidikan, Usaha Nasional,
Profesionalisme Guru di MI/SD, Jurnal Surabaya. 1987.
Madrasah, Vol.03. No.1 Juli- Tim Dosen Administrasi UPI, Manajemen
Desember. 2010. Pendidikan, Alfabeta, Bandung. 2009.
Anam, Khoirul, Peranan Pimpinan dalam Tim Mahasiswa Doktoral Manajemen
Pengembangan Lembaga Pendidikan Pendidikan Islam UIN Malang, 2014,
Islam, Jurnal Ta’allum, vol 2, No. 01. Ilmu Manajemen, UIN Malang.
Juni. 2014. Pidarta, Made, Supervisi Pendidikan
Asnawan, Manajemen Mutu Terpadu Kontekstual, Rineka Cipta, Jakarta.
sebagai upaya Pengembangan SDM, 2009.
STAIN Jember Press. 2013. Purwanto, M.Ngalim, Administrasi dan
Burdah, Ibnu, Pendidikan karakter Islami Supervisi Pendidikan, PT Remaja
untuk Siswa SMA/MA, Erlangga, Rosdakarya, Bandung. 2000.
Jakarta. 2013. Qomar,Mujamil, Strategi Pendidikan Islam,
Burhanuddin, Analisis Adminsitrasi Erlangga, Malang. 2013,
Manajemen dan Kepemimpinan Wahab, Abd., & Umiarso, Kepemimpinan
Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta. Pendidikan dan Kecerdasan Spiritual,
1994. Jogjakarta: Arruz Media. 2011.
Glickman Carl D. Developmental
Spervision: AlternativePractices for

62 | Tadris, Volume. 12, Nomor 1, Juni 2017

Anda mungkin juga menyukai