Anda di halaman 1dari 18

ESSAY ARGUMENTATIF

“EFEKTIFITAS PENGGUNAAN HERBAL DALAM MENGURANGI


NYERI MENSTRUASI”

Disusun untuk memenuhi tugas modul Keperawatan Komplementer

Dosen Pengampu : Ns. Mardiyanti, M.Kep.,MDS

Disusun Oleh :

Anisa Pertiwi 11171040000001


Arika Sabila fitri 11171040000004
Henny Herlina 11171040000006
Indah Maulidia 11171040000010
Maulina Fitriyani 11171040000012
Feby Yola Elena 11171040000014
Novita Aulia 11171040000015
Anisa Dwiningrum 11171040000016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menstruasi adalah siklus alami yang terjadi pada tubuh wanita. Siklus ini
umumnya akan muncul tiap sekitar 4 minggu, dimulai sejak hari pertama menstruasi
mulai hingga hari pertama menstruasi berikutnya tiba. Haid biasanya berlangsung
selama lima sampai tujuh hari setelah generasi korpus luteum, bersamaan dengan
bagian awal fase folikular ovurium. Ratarata adalah yang keluar saat mestruasi adalah
35- 50 ml tanpa bekuan darah (Andriani & Hartinah, 2018). Kunci siklus haid
(menstruasi) tergantung dari perubahan-perubahan estrogen maka segala keadaan
yang menghambat kadar estrogen dengan sendirinya akan mempengaruhi siklus
reproduksi yang normal (Wiknjasastro, 2009 dalam Emilda, 2019).

Dismenorea merupakan nyeri yang dirasakan ketika haid (Proverawati, 2009


dalam Emilda, 2019). Rasa nyeri yang dirasakan pada saat haid merupakan keluhan
ginekologi yang paling umum dan banyak dialami oleh wanita. Dalam hal ini
diperlukan cara untuk mengatasi nyeri saat haid. Nyeri yang berlebihan pada perut
bagian bawah sering terjadi selama menstruasi yang disebut dimenorea. Disminorea
adalah nyeri yang disebabkan jumlah prostaglandin yang berlebihan pada darah saat
mmenstruasi, yang merangsang hiperaktivitas uterus dan terjadinya kejang otot uterus
(Wilson & Price, 2006 dalam Madiyah, et, al, 2016).

Permasalah dismenore akibat PMS cenderung kurang mendapatkan perhatian


yang serius di kalangan remaja. Hal ini disebabkan karena persepsi yang
mengganggap bahwa masalah reproduksi tabu untuk didiskusikan dan harus
diselesaikan secara individu. Apabila masalah ini dibiarkan, maka dalam jangka
panjang akan berakibat pada masalah gangguan kesehatan reproduksi yang lebih
serius seperti, kista ovari, penurunan kesuburan, dan keganasan (Mauflih, 2018).

Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar, rata-rata lebih 50%
perempuan disetiap Negara mengalami nyeri menstruasi (Anurogo,2008 dalam
Emilda, 2019). Menurut French (2005 dikutip dari Wedoanika, 2010) sebuah studi
epidemiologi pada populasi remaja (berusia 12- 17 tahun) di Amerika Serikat,
melaporkan prevalensi nyeri menstruasi 59,7%, dari mereka yang mengeluh nyeri,
12% berat, 37% sedang, dan 49% ringan. Kejadian ini menyebabkan 14% remaja
sering tidak masuk sekolah. Penelitian di Swedia, 80% remaja usia 19-21 tahun
mengalami dismenorea, 15% membatasi aktifitas harian mereka ketika haid dan
membutuhkan obat-obatan untuk mengurangi dismenorea, 8-10% tidak mengikuti
atau masuk sekolah (Desfietni, 2012). Di Indonesia diperkirakan 55% perempuan usia
produktif tersiksa oleh nyeri haid. Sedangkan angka kejadian nyeri haid berkisar 45-
95% dikalangan wanita usia produktif (Properawati, 2009 dalam Emilda, 2019).

Segolongan perempuan yang mengalami nyeri haid untuk mengatasi dan


menyembuhkan nyeri yang dirasakannya yaitu dengan mengkonsumsi obat-obatan
secara rutin. Namun sifat obat-obatan tersebut hanya menghilangkan rasa nyeri yang
sifatnya sementara, maka penderita akan mengalami ketergantungan obat dalam
waktu jangka panjang. Apabila dikonsumsi terus menerus akan menimbulkan dampak
negatif bagi kesehatan. Penggunaan obat farmakologis menimbulkan efek samping
seperti gangguan pada lambung, anemia, dan yang lebih parah adalah dampak mental
psikologis yang membuat penderitanya tersugesti dan tidak bisa melepaskan diri dari
obat-obatan. Mereka merasa bahwa untuk tidak mengalami nyeri haid maka harus
minum obat (Anurogo & Wulandari, 2011). Oleh Karena itu Kelompok kami sangat
tertarik untuk mengkaji lebih dalam manfaat tanaman herbal untuk mengasatasi
permasalahan yang dialami wanita saat haid.

B. PICO

Example 1 Example 2 Example Example 4 Example Example


3 5 6
P Mahasiswi Siswi Survei Siswi Mahasis Siswi
semester II remaja yang remaja wi Kelas XI
Populat
STIKes dengan dilakuka yang jurusan SMKN 3
ion and
Yatsi dismenore n yaitu sudah kebidana Banjarma
Their
Tangerang a / nyeri pada mengalam n yang sin 30
Proble
sebanyak haid populasi i mengala orang
m
30 remaja menstruasi mi remaja
responden putri dengan dismenor putri yang
dengan berusia dismenore e mengalam
nyeri 12-18 a / nyeri berjumla i nyeri
menstruasi tahun haid, h 177 haid
(dismenor yang dengan orang, 57 ringan
ea) yang yang pengambil orang dan
dibagi belum an sampel kelompo sedang
dalam 2 menikah mengguna k ramuan dengan
kelompok yang kan jahe dan memberik
yaitu 15 sudah purposive 60 orang an sari
kunyit mengala sampling kelompo minuman
asam dan mi dengan k teh kunyit
15 jahe menstrua jumlah 30 rosella
si responden. dan 60
sebanyak orang
35 kelompo
responde k
n. kontrol.
dengan
teknik
sampel
penelitia
n
menggun
akan
Purposiv
e
Samplin
g, jumlah
sampel
32
responde
n
I Pemberian Pemberian Cara Kelompok Pemberia Pemberia
minuman jamu yang subjek n ramuan n jamu
Interve
kunyit temulawak dilakuka diobservas jahe dan sari
ntion or
asam dan n untuk i skor nilai teh kunyit
Issue
jahe menurun dismenore rosella putih
kan dengan
intenitas Numeric
nyeri Rating
haid Scale
yaitu sebelum
kelompo dilakukan
k subjek intervensi,
diobserv kemudian
asi nyeri diberikan
haid intervensi
sebelum pemberian
dilakuka serbuk
n instan
intervens kunyit
i, asam
kemudia (curcuma
n longa) dan
diberikan jahe.
intervens Observasi
i dan
pemberia intervensi
n jamu pemberian
kunyit serbuk
asam 1 instan
kali kunyit
sehari asam
selama 4 (curcuma
hari longa) dan
sebanyak jahe
150 ml. dilakukan
Observas selama 2
i bulan
setelahny dengan
a diobservas
dilakuka i per-
n setiap 3
pengukur harinya.
an nyeri Setelah itu
haid 1 dibanding
jam kan dan
setelah dilihat
diberikan perbedaan
intervens skor nilai
i. penurunan
dismenore
pada
pemberian
serbuk
instan
kunyit
asam
(curcuma
longa) dan
jahe.
C Membandi Dalam Dalam Tidak Tidak ada
ngkan jurnal ini jurnal ini ada pembandi
Compar Tidak ada
kadar tidak ada terdapat pemband ng
ative pembandi
keefektiva pemband perbandin ingan intervensi
Interve ngan atau
n antara ing gan antara atau lainnya.
ntion pemberian intervensi antara jurnal satu intervens Dalam
minuman lainnya jurnal dengan i lainnya jurnal ini
kunyit satu jurnal lain hanya
asam dengan atau memband
dengan jurnal intervensi ingkan
jahe yang lainnya. sebelum
lainnya Yang dan
atau dimana sesudah
intervens sejalan diberikan
i lainnya dengan jamu
peneliti kunyit
bahwa putih
Pemberian
serbuk
instan
kunyit
asam lebih
tinggi skor
nilai yang
dihasilkan
dalam
penurunan
dismenore
dibanding
kan
dengan
jahe.
O Minuman Penurunan Dari Penurunan Penuruna setelah 20
jahe dismenore hasil dismenore n menit
Outcom
memiliki a / nyeri penelitia a / nyeri dismenor pemberia
es for
nilai hasil haid n haid ea / nyeri n
Thems
sebesar didapatk haid minuman
17,33 dan an data sari
kunyit yaitu kunyit
asam sebagian putih
13,67 responde kategori
dengan P- n nyeri haid
value = sebelum terbanyak
0,043 ≤ dilakuka adalah
0,05. n terapi nyeri
Sehingga jamu ringan
hal kunyit sebanyak
tersebut asam 18
dapat dalam responden
disimpulk kategori (60%),
an bahwa nyeri tidak ada
minuman ringan. nyeri
jahe lebih Sedangk sebanyak
efektif an 9
dibanding setalah responden
kan dilakuka (30%) dan
dengan n terapi nyeri
minuman kunyit sedang
kunyit asam sebanyak
asam. sebagian 3
besar responden
responde (10%).
n dalam Hasil Uji
kategori Wilcoxon
tidak Signed
nyeri. Ranks
Sehingga yaitu P
hasil value =
akhir 0,000 (P <
menunju 0.05)
kkan ada sehingga
potensi ada
jamu pengaruh
kunyit setelah 20
asam menit
terhadap pemberia
intensitas n
nyeri minuman
haid sari
pada kunyit
remaja putih
putri. terhadap
penuruna
n nyeri
haid
(disimono
re) primer
pada siswi
kelas XI
SMKN 3
Banjarma
sin.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kelebihan dari ramuan herbal tradisional
2. Tujuan khusus
Untuk membuktikan bahwa ramuan herbal efektif untuk meredakan nyeri
dismenorae
BAB II
TEORI
A. Pengertian Dismenorae

B. Patofisiologi Dismenorae

C. Penatalaksanaan Dismenorae

D. Temulawak
1. Definisi

Tanaman temulawak (Curcuma xanthorhiza) adalah tanaman yang


banyak sekali ditemukan dan dibutuhkan di Indonesia. Temulawak banyak
dimanfaatkan sebagai bahan baku obat tradisional, obat fitofarmaka, jamu,
kecantikan dan bahkan banyak juga digunakan untuk upaya pemeliharaan
kesehatan.

Tumbuhan temulawak ini memiliki mengandung xantorrizol,


kurkumin, pati, abu, serat, dan minyak atsiri. Tumbuhan ini bersemak juga
berumur tahunan, batangnya terdiri dari susunan daun yang menyatu, dan
mempunyai umbi batang. Tinggi tumbuhan ini sekitar 50-200 cm, memiliki
bunya yang berwarna keungu-unguan atau kuning, mempunyai tangkai 1,5-3
cm menyusun kelompok-kelompok 3 sampai 4 buah. Temulawak tumbuh
subur pada tanah gembur, panennya dapat dilakukan pada umur 7-12 bulan
setelah terlihatnya daun yang menguning dan gugur, hal ini juga dikaitkan
dengan sintesis kurkumin yang mulai ada saat umur 120 hari serta menjadi
optimal ketika umur sekitar 180-190 hari (Nihayati, 2016).

Tumbuhan temulawak biasanya tumbuh dibawah pohon bambu, pohon


jati, atau dengan tumbuhan lainnya, namun hal ini tidak menutup
kemungkinan bahwa temulawak dapat tumbuh secara terbuka dan langsung
terkena sinar matahari. Adaptasi tumbuhan ini baik pada iklim tropis di suhu
19-30oC (Nihayati, 2016).
2. Klasifikasi Ramuan

Dalam jurnal (Abdul Haj, 2019) Kedudukan temulawak dalam


sistematika tumbuhan termasuk dalam klasifikasi sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberceae

Genus : Curcuma

Species : Curcuma xanthorizha

3. Manfaat Temulawak
Dalam buku (Ahmad Said, 2010) ada banyak manfaat dan khasiat dalam
kandungan temulawak diantaranya adalah
a. Pati

Pati merupakan kandungan yang paling banyak dalam temulawak


yang dimana didalam pati ini mengandung zat gizi lain yaitu karbohidrat,
protein, lemak, kalium, natrium, magnesium, zat besa, kadmium dan mangan.
Pati ini digunakan sebagai sumber bahan makanan ataupun campuran
makanan yang kaya akan gizinya.

b. Kurkumin

Kurkumin memiliki khasiat menetralkan racun, mengurangi nyeri,


sekresi empedu, menurunkan kolestrol dalam tubuh, menurunkan trigliserida
darah, mengandung antibakteri, antioksidan, mengurangi terjadinya
perlemakan sel hati dan juga dapat menjadi penangkal zat berbahaya yaitu
radikal bebas.

c. Minyak Atsiri

Dalam kombinasi dari kurkumin dan minyak atsiri dan xantorrizol


dapat berkhasiat untuk pencegahan penyakit dan pengobatan, yaitu: untuk
mencegah penyakit hati, dapat menurunkan kadar kolestrol, antiradang,
pencahar atau laksatif, diuretik, dan penghilang nyeri sendi. Selain itu juga
membuat nafsu makan naik, melancarkan produksi ASI, serta membersihkan
darah.

Dalam penelitian (Mira Dewi, dkk 2012) menjelaskan mengenai


pengetahuan manfaat temulawak yang dirangkum sebagai berikut:
a. Temulawak dapat meningkatkan nafsu makan
b. Temulawak menciptakan ketahanan tubuh
c. Temulawak dapat mempercepat proses sembuhnya luka
d. Temulawak dapat menenangkan otot uterus setelah bersalin/melahirkan
e. Temulawak dapat mengobati sakit maag
f. Temulawak dapat mengobati penyakit ginjal
g. Temulawak dapat mengobati sakit kencing
h. Temulawak dapat mengobati eksim dan tubuh yang gatal
i. Temulawak dapat mengobati peradangan dalam perut maupun kulit
j. Temulawak dapat mengobati sakit perut
k. Temulawak dapat mengobati penyakit hati atau penyakit kuning

4. Hubungan Temulawak dengan Dismenorae


Menurut Nasution (2018) dalam penelitiannya menunjukan adanya
pengaruh pemberian jamu temulawak terhadap penurunan nyeri menstruasi.
Jamu temulawak adalah alternatif intervensi dalam menurunkan tingkat nyeri
menstrusi. Temulawak mengandung senyawa kimia yang mempunyai
keaktifan fisiologi, yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri serta memiliki
kandungan fitokimia yaitu alkaloid. Morfin sebagai senyawa alkaloid yang
berfungsi sebagai analgesik sehingga nyeri yang dirasakan pada saat
menstruasi dapat berkurang dengan mengkonsumsi jamu temulawak.
Curcuma Zanthorrhiza juga dimanfaatkan sebagai bahan pewarna alami pada
makanan dan bahan pembuatan jamu tradisional. Menurut Hembing (2014)
Kandungan kurkumin pada temulawak juga dikenal sebagai anti-tumor,
antioksidan dan pereda nyeri.

Kandungan kurkuminnya bekerja mengurangi aliran masuk ion kalsium


pada sel epitel rahim dan mengurangi produksi prostaglandin yang
merupakan hormon menciptakan rasa sakit. Manfaat ini diperkuat dengan
adanya reaksi alkaloid yang mampu memengaruhi sistem saraf otonom dan
otak. Selanjutnya, otak akan mengirimkan perintah ke tubuh untuk
meredakan kontraksi yang terjadi pada rahim (Naldi, 2018).

Menurut Andayani Boang Manalu (2020) Jamu temulawak dapat


menurunkan tingkat nyeri menstruasi karena temulawak mengandung
kurkuminoid terdiri dari kurkumin dan desmetoksikurkumin yang mampu
menghilangkan nyeri sehingga dapat mengurangi nyeri menstruasi. Jamu
temulawak sebagai alternatif pengobatan yang lebih aman

5. Pengolahan Ramuan Temulawak


Berdasarkan analisa dari sumber yang dikutip dari Manalu, dkk
(2020) dalam pengolahan ramuan temulawak, bahan yang diperlukan
temulawak 25 gram, air 2 gelas (400 ml), dan 2 sendok teh gula/madu.
Pembuatan ramuan temulawak dilakukan dengan menghaluskan temulawak
menggunakan blender, kemudian dilarutkan dalam 2 gelas air (400 ml).
Temulawak kemudian dimasak hingga air menyusut menjadi 1 gelas (200
ml), kemudian ramuan temulawak dapat diberikan kepada remaja puti yang
sedang mengalami dismenorea.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
HASIL
DAFTAR PUSTAKA

Ramadhan, J.A. 2013. Aneka Manfaat Ampuh Rimpang Jahe untuk Pengobatan.
Surabaya: Diandra Primamitha

Ekawati. 2017. Perbedaan Efektivitas Minuman Jahe dan Kunyit Asam Terhadap
Penurunaan Dismenorha Pada Mahasiswi Semester VII Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Lamongan. Vol. 09, No. 01, April 2017

Aprianto, Abdul Haj. 2019. Pengaruh Perbedaan Tekanan Terhadap Kinerja Plate and
Frame Filter Press pada Filtrasi Temulawak. Semarang: Universitas Diponegoro

Ahmad Said. 2010. Khasiat dan Manfaat Temulawak. Jakarta: Sinar Wadja Lestari

Nihayati, Ellis. 2016. Peningkatan Produksi dan Kadar Kurkumin Temulawak. Malang:
UB Press

Mira Dewi, dkk. 2012. Pengetahuan Tentang Manfaat Kesehatan Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza.) Jakarta: JIPI (Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia)

Naldi, Tri. 2018. Efektivitas Pemberian Minuman Rebusan Kunyit Asam Untuk
Mengurangi Nyeri Haid Pada Remaja Putri Di Pondok Pesantren Bustanul
Muttaqin Suban, Lampung Selatan Tahun 2017. Fakultas Pertanian Universitas
Lampung Bandar Lampung 2018.

Nasution, Siti Saedah. 2018. Efektivitas Pemberian Temulawak Terhadap Dismenore


Pada Remaja Di Smp Negeri 4 Tanjung Pura. Volume 1 Issue 1–2018 Talenta
Conference Series: Tropical Medicine (TM)

Andayani Boang Manalu, dkk. 2020. Pengaruh Pemberian Jamu Temulawak (Curcuma
Zanthorrhiza) Terhadap Penurunan Nyeri Menstruasi (Dismenorea) Pada Remaja
Putri. Sumatera Utara. Jurnal Kebidanan Kestra (JKK). Vol. 2 No.2.

Hembing. 2014. Manfaat Dan Penggunaan Tumbuhan Berkhasiat Obat Indonesia


Rempah, Remping Dan Umbi. Milena Populer, Jakarta. Jurnal Biotropika. Vol. 2
No. 4/ 2014.

Anda mungkin juga menyukai