Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN IDEOLOGI NEGARA

DISUSUN OLEH

DINDA LUFIPAH : 2017260008

NOVIANTI : 2017260005

MERLIN GRESTUTI : 2017260012

DOSEN PENGAMPU

Dr. M. ZAWAWI, M.pd

JURUSAN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI

PALEMBANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
anugerah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang
Pancasila Sebagai Ideologi Negara.

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami
sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan
baik dari segi teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik

serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh
kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan
kita bersama. Harapan ini dapat bermanfaat bagi kita sekalian

Palembang, 29 September 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..........1

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………....2

BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………..……….3

1.1 Latar Belakang……………………………..………………………..3

1.2 Rumusan Masalah………………………………..……………… ..4

1.3 Tujuan...........................................................................................5

BAB 2 PEMBAHASAN……………………………………………………………......6

2.1 Pancasila Sebagai Dasar dan Ideologi Negara............................6

2.2 Pancasila Sebagai Filsafat Negara...............................................7

2.3 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Negara.............................10

2.4 Pancasila Sebagai Pemersatu Bangsa……………......................11

BAB 3 PENUTUP……………………………………………… ….………………...13

3.1 Kesimpulan...................................................................................13

3.2 Saran............................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….…………………...14


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Sebelum tanggal 17 Agustus bangsa Indonesia belum merdeka. Bangsa Indonesia


dijajah oleh bangsa lain. Banyak bangsa-bangsa lain yang menjajah atau berkuasa
di Indonesia, misalnya bangsa Belanda, Portugis, Inggris, dan Jepang. Paling lama
menjajah adalah bangsa Belanda. Penjajahan Belanda berakhir pada tahun 1942,
tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala tentara
Jepang.

Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara
Jepang mulai kalah dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsa
Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang
memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh
Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944. Oleh karena terus menerus
terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan
yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu janji kemerdekaan tanpa syarat yang
dituangkan dalam Maklumat Gunseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah
Militer Jepang di Jawa dan Madura).

Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Keanggotaan badan ini
dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan sidang pertama pada tanggal
29 Mei 1945 - 1 Juni 1945. Pada sidang pertama itu, banyak anggota yang
berbicara, dua di antaranya adalah Muhammad Yamin dan Bung Karno, yang
masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia merdeka. Selesai
sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk
membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang
masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap
anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai
dengan tanggal 20 Juni 1945. Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini
pada tanggal itu juga melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon
Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam
Jakarta”. Dalam sidang BPUPKI kedua, tanggal 10-16 juli 1945, hasil yang dicapai
adalah merumuskan rancangan Hukum Dasar. Sejarah berjalan terus. Pada tanggal
9 Agustus dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pada tanggal
15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu, dan sejak saat itu
Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut dimanfaatkan dengan sebaik-
baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelah proklamasi
kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan acara utama (1) mengesahkan
rancangan Hukum Dasar dengan preambulnya (Pembukaannya) dan (2) memilih
Presiden dan Wakil Presiden.

Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang. Sebelum


mengesahkan Preambul, Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada
tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada
utusan dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya. Intinya, rakyat Indonesia
bagian Timur mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, di belakang kata
“ketuhanan” yang berbunyi “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya” dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih
baik memisahkan diri dari negara RI yang baru saja diproklamasikan. Usul ini oleh
Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para
anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid
Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Muh. Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh
Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena pendekatan yang terus-
menerus dan demi persatuan dan kesatuan, mengingat Indonesia baru saja
merdeka, akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan dicoretnya “dengan kewajiban
menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” di belakang kata Ketuhanan
dan diganti dengan “Yang Maha Esa”.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimanakah pancasila sebagai dasar dan ideologi negara?


2. Bagaimanakah pancasila sebagai filsafat negara?
3. Bagaimanakah pancasila sebaai pandangan hidup negara?
4. Bagaimanakah pancasila sebagai permersatu bangsa?

1.3 TUJUAN

Kelompok kami menyusun makalah ini bertujuan agar para pembaca bisa
mengetahui tentang Pancasila sebagai dasar negara dan pancasila sebagai ideologi
bangsa indonesia yang sesungguhnya, dan dengan adanya makalah ini juga di
harapkan dapat menjadi pengetahuan bagi kita semua.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN IDEOLOGI NEGARA

Pengertian pancasila sebagai dasar negara artinya pancasilla memiliki nilai-nilai


yang menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sehinnga merupakan jati diri
bangsa Indonesia, hal ini dimaksudkan bahwa pancasila merupakan gagasan, ide-
ide maupun keyakinan yang menyeluruh dan sistematis yang meliputi berbagai
bidang kehidupan. Ideoloi suatu negara menjadi dasar sisem kenegaraan untuk
seluruh rakyatnya dan juga bangsa tersebut.

Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi
suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai,
norma serta kaidah, baik moral maupun hukum negara, dan menguasai dasar baik
yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau dalam
kedudukannya sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengingat
secara hukum.

Nilai – nilai Pancasila sebagai dasar negara menjadikan setiap tingkah laku dan
pengambilan kepitusan para penyelenggara negara dan pelaksana pemerintah
harus selalu berpedoman pada Pancasila . Pancasila sebagai sumber nilai
menunjukan identitas bangsa Indonesia yang memiliki nilai- nilai kemanusian yang
luhur , hal ini menandakan bahwa dengan Pancasila bangsa Indonesia menolak
segala bentuk penjajahan , penindasan , dan kekerasan antara satu sama lain

2.2 PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT NEGARA

Dalam kehidupan bangsa Indonesia, Pancasila mempunyai fungsi salah satunya


sebagai filsafat bangsa. Filsafat sendiri merupakan usaha pemikiran sistematik, yaitu
pemikiran dasariah mengenai manusia dalam seluruh semesta realita. Pancasila
diajukan sebagai filsafat Negara, yaitu suatu pemikiran yang mendalam untuk
dipergunakan sebagai dasar negara. Sebagai filsafat negara, Pancasila berkenaan
dengan manusia sebab negara adalah lembaga manusia. Kelima sila itu berfokus
pada manusia.

Pancasila yang berisi lima dasar tidak hanya dipandang sebagai lima prinsip yang
berdiri sendiri, akan tetapi dari sila-sila tersebut secara bersama-sama merupakan
satu kesatuan yang bulat. Dimana kesatuan tersebut dapat diartikan sila yang satu
dijiwai sila yang lainnya. Dalam sila-sila pancasila juga termuat kata-kata dasar
Tuhan, manusia, satu, rakyat dan adil. Sehingga isi atau hakikat sila-sila itu
mencakup pengertian yang luas dan universal.
Didalam fisafat Pancasila ada beberapa sudut pandang yang mendasarinya,
diantaranya sebagai berikut.

 Ontologi

D. Runes mengungkapkan, ontologi merupakan teori tentang suatu keberadaan atau


eksistensi. Sedangkan menurut pemikiran Aristoteles mengenai filsafat terutama,
ontologi merupakan ilmu yang menyelidiki tentang sebuah hakikat sesuatu hal yang
memiliki arti yang sama dengam metafisika. Jadi dengan pemjelasan tersebut,
ontologi ialah suatu bidang filsafat yang mendalami sebuah makna tentag sebuah
keberadaan sesuatu hal (eksistensi). Bidang ontologi meliputi keberadaan manusia,
benda, dan alam semesta beserta segala isinya. (baca juga: Fungsi Mahkamah
Konstitusi dalam sistem pemerintahan di Indonesia)

Dalam aspek ontologi, “keberadaan” Pancasila merupakan sesuatu hal yang nyata
dan realistis. Sebab didalam Pancasila menjelaskan tentang keberadaan Tuhan
serta kehidupan masyarakat Indonesia yang majemuk adalah sesuatu yang nyata
(real). Seperti yang tertera pada sila pertama, “Ketuhanan yang Maha Esa”. Bahwa
Pancasila secara ontologi mengakui keberadaan Tuhan yang memiliki kuasa dan
sebagai pencipta alam semesta.

 Epistemologi

Epistemologi merupakan cabang ilmu filsafat yang mendalami tentang dasar-dasar,


asal muasal, ketentuan, susunan metode dan kesahihan sebuah ilmu pengetahuan.
Maka dari segi epistemologi Pancasila merupakan sebuah ilmu pengetahuan yang
dapat dibuktikan dan memiliki dasar-dasar yang memiliki kekuatan hukum.
Sebagaimana yang tercantum dalan UUD 1945. (baca juga: Fungsi pokok Pancasila
sebagai dasar negara dan ideologi negara)

 Aksiologi

Aksiologi merupakan ilmu filsafat yang mendalami tentang makna, sumber dan jenis
sebuah nilai serta tingkatan dan hakikat yang terkandung didalam sebuah nilai
tersebut. Dilihat dari segi aksiologi, Pancasila memiliki nilai-nilai yang mendasari
terciptanya sebuah hak dan kewajiban warga negara didalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang majemuk. Nilai-nilai tersebut
merupakan cerminan dari kehidupan bangsa yang memiliki semboyan Bhinneka
Tunggal Ika.

2.3 PANCASILLA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa yang berarti bahwa pancasila menjadi
petunjuk atau pedoman diberbagai kegiatan kehidupan untuk mengatur kehidupan
bernegara dan berbangsa Indonesia. Sebagai pandangan hidup pancasila juga
berfungsi sebagai pegangan hidup, norma, dan pedoman disemua aspek kehidupan
mulai dari masyarakan hingga berbangsa Indonesia sebagai mana UUD 1945 dan
Pancasila yang menjadi Dasar Negara Republik Indonesia. Dapat disimpulkan
bahwa semua perilaku dan sikap setiap individu harus dijiwai dengan nilai-nilai
pancasila.

Aktualisasi berasal dari kata actual, yang berarti betul betul ada, terjadi, atau
sesungguhnya. Aktualisasi pancasila adalah bagaimana nilai nilai pancasila benar-
benar dapat tercermin dalam sikap dan prilaku seluruh warga Negara, mulai dari
aparatur dan pimpinan nasional samapi kepada rakyat biasa. Aktualisasi pancasila
dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :

 Aktualisasi Pancasila Objektif

Pelaksanaan pancasila dalam bentuk realisasi dalam setiap aspek penyelenggaraan


Negara, baik di bidang legislative, eksekutif, yudikatif maupun semua bidang
kenegaraan lainnya.

 Aktualisasi Pancasila Subyektif

Pelasanaan dalam sikap pribadi perorangan, setiap warga Negara, setiap individu,
setiap penduduk, setiap penguasa dan setiap orang di Indonesia.

2.4 PANCASILA SEBAGAI PEMERSATU BANGSA

Pancasila sebagai pemersatu bangsa Indonesia bertujuan untuk mewujudkan


kesejahteraan dan keadilan, sekaligus sebagai jadi diri bangsa yang dapat
melahirkan bangsa yang besar. Untuk melihat kesetiaan masyarakat terhadap
pancasila ,harus dilihat pada orang yang melaksanakannya. Walaupun kata
“pancasila” tidak sering diucapkan dibandingkan dulu tapi yang paling penting
adalah pelaksanaan dari nilai-nilai ketuhanan, kebangsaan, demokrasi, dan
kesejahteraan rakyat.

Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa Sila ketiga Pancasila, yakni Sila Persatuan
Indonesia. Artinya, bahwa Pancasila sangat menekankan dan menjunjung tinggi
persatuan bangsa. Hal ini berarti, bahwa Pancasila juga menjadi alat
pemersatu bangsa. Disebutnya sila Persatuan Indonesia sekaligus juga
menunjukkan, bahwa banga Indonesia memiliki perbedaan perbedaan. Apakah
itu perbedaan bahasa (daerah), suku bangsa budaya, golongan kepentingan,
politik, bahkan juga agama.
BAB 3

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan uraian tersebut pancasila sebagai dasar negara mempunyai sifat


imperatif atau memaksa serta memiliki nilai – nilai luhur yang terkandung dalam
pancasila yang bersifat obyektif – subyektif. Bagi bangsa indonesia hakikat yang
sesungguhnya dari pancasila adalah sebagai pandangan hidup bangsa dan sebagai
dasar negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya kita pahami akan
hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, pancasila memiliki beberapa sebutan
yang berbeda.

B. SARAN

Semoga makalah yang kami susun bisa membantu kita lebih memahami tentang
pancasila sebagai ideologi negara yang lebih mendalam. Mohon permakluman dari
semuanya jika dalam makalah kami ini masih terdapat banyak kekeliruan baik
bahasa maupun pemahaman. Karena tiadalah sesuatu yang sempurna yang bisa
manusia ciptakan.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.spengetahuan.com/2015/02/pancasila-sebagai-dasar-negara-dan-
ideologi-negara.html

http://www.pengertianmenurutparaahli.com/pengertian-pancasila-sebagai-ideologi-
dan-dasar-negara/

http://8b-officialblog.blogspot.co.id/p/bab-2-konstitusi-yang-pernah-digunakan.html

https://fajarsundari146.wordpress.com/2012/01/12/pancasila-sebagai-filsafat-
bangsa-indonesia/

http://bayuahmadprakoso.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-pancasila-sebagai-
pandangan.html

http://komunitasgurupkn.blogspot.com/2017/01/pengertian-dan-makna-pancasila-
sebagai_7.html

https://nasional.sindonews.com/read/1243578/15/panglima-tni-tegaskan-pancasila-
sebagai-pemersatu-bangsa-1506542567

http://atrakpancasila.blogspot.co.id/2016/10/pancasila-sebagai-pemersatu-
bangsa.html

Anda mungkin juga menyukai