Anda di halaman 1dari 9

Nama : Daffa Luthfi Pujiantoro

Kelas : Karakterisasi Kimia Material 02


NPM : 1906306325
Nomor Absen :

Tugas Review Karakterisasi Kimia Material


Karakterisasi Kimia Material merupakan subjek yang membahas mengenai struktur dari
suatu zat untuk mengidentifikasi zat tersebut dari segi karakteristik, baik fisik seperti warna,
aroma, dan wujud zat hingga sifat kimia seperti korosi dan kemudahan untuk terbakar. Terdapat
dua cara umum untuk mengidentifikasi zat-zat tersebut, yakni dengan cara kualitatif dan
kuantitatif. Dengan cara kualitatif, identifikasi yang dilakukan memiliki sasaran untuk
mengetahui zat yang ada di dalam senyawa sedangkan dengan cara kuantitatif identifikasi yang
dilakukan memiliki sasaran untuk mengetahui susunan dan kadar zat yang ada dalam senyawa.
A. Karakterisasi Kimia Material Kualitatif
Dalam karakterisasi jenis kualitatif, terdapat dua jenis reaksi yang digunakan untuk
mengidentifikasi zat-zat sebagai berikut

1. Reaksi Selektif
Reaksi selektif adalah reaksi dengan pereaksi khas yang akan beraksi dengan
beberapa zat yang ada dalam suatu sampel. Sebagai contoh, dalam suatu sampel
mengandung kation Hg2+, Ba2+, Hg+, Pb2+, Ag+, dan Zn2+. Jika diberikan larutan
NaCl maka beberapa zat akan membentuk endapan putih (Hg2Cl2, PbCl2, dan
AgCl2) dan sisanya tidak akan membentuk endapan putih.

2. Reaksi Spesifik
Reaksi spesifik adalah reaksi antara zat tertentu dengan pereaksi zat tersebut,
sehingga identifikasi hanya fokus terhadap satu zat saja.

B. Karakterisasi Kimia Material Kuantitatif


Dalam karakterisasi jenis kuantitatif identifikasi bertujuan untuk menentukan jumlah
dari suatu zat dalam sampel, dengan zat yang ditetapkan disebut sebagai analit.
Dalam suatu zat, misalkan CaCO3, dalam analisis kuantitatif kadar (persentase) dari
kation (Ca2+) dan anion (CO32-) akan dicari.

Terdapat tiga tahapan analisa dalam karakterisasi kimia material yakni uji pendahuluan,
uji kation, dan uji anion.
A. Uji Pendahuluan
1. Organoleptik
Uji organoleptik merupakan salah satu bagian dari uji pendahuluan yang
bertujuan untuk mengetahui sifat fisik dari suatu zat, sifat fisik ini dapat berupa
warna dan bau. Uji organoleptik dilakukan dengan indera-indera manusia,
langkah untuk melakukan uji organoleptik adalah sebagai berikut
 Identifikasi zat kimia berdasarkan
a. Wujud
b. Warna
c. Kelarutan dalam air (jika padatan)
d. Bau (jangan dihirup langsung. Arahkan tangan agar aroma zat ke
hidung)
e. Bandingkan dengan literatur

Sebagai contoh, beberapa zat memiliki sifat fisik sebagai berikut


 Warna
a. Cu2+: Biru muda
b. Ni2+: Hijau
c. Fe3+: Kuning
d. K2Cr2O7: Jingga
 Bau
a. 2,3-dimethyl benzofuran: Mirip tembakau
b. Isobutyl benzoate: Manis, mirip buah
c. 1-(2-methyl allyl oxy) octane: Berbau metalik

2. Pemanasan Kering
Uji pemanasan kering merupakan pengujian yang dilakukan dalam tabung reaksi
untuk merubah wujud zat yang ada dalam tabung tersebut. Hal ini dilakukan agar
terdapat perubahan wujud agar terlihat karakteristik spesifik dari zat tersebut.
Pemanasan dilakukan dengan api Bunsen dengan perlahan kemudian diperkuat.
Sebagai contoh terdapat beberapa karakteristik khusus dari zat jika diberikan
pemanasan kering

Observasi Hasil
Berwarna kuning ketika panas, SnO2 atau Bi2O3
dan putih ketika dingin
Berwarna kuning ketika panas PbO
dan dingin
Keluar uap oksigen NO3, ClO, ClO4, BrO3, dan IO3
Keluar bau belerang Sulfit, sulfat, dan tiosulfat

Tabel Pemanasan Kering


3. Reaksi Nyala Api
Reaksi nyala api merupakan pengujian untuk mengidentifikasi karakteristik zat
ketika berada pada temperatur yang sangat tinggi, sehingga akan memicu reaksi
nyala dari zat-zat yang diuji. Pengujian ini dilakukan dengan kawat Pt atau Ni-Cr
yang kemudian dibakar diatas api Bunsen. Ketika melakukan reaksi nyala api,
kawat harus dibersihkan dengan HCl dan dipanaskan pada api Bunsen untuk
menghilangkan residu dari zat sebelumnya, pembersihan dilakukan tiga kali agar
bersih sehingga pada pengujian zat lain tidak akan ada hasil yang berbeda dengan
literasi. Berikut adalah daftar warna zat ketika diuji nyala api

Zat Warna
Tembaga (Cu) Hijau muda
Natrium (Na) Kuning muda
Lithium (Li) Violet
Kalium (K) Ungu muda
Antimoni (Sb) Putih
Stronsium (Sr) Jingga
Tabel Reaksi Nyala Api

4. Uji H2SO4 Encer


Pada uji H2SO4, zat akan diberikan X jumlah tetes H2SO4 untuk mereaksikan zat-
zat tersebut agar menghasilkan gas yang kemudian dapat digunakan untuk
menyimpulkan jenis zat yang diuji. Hal ini dilakukan dengan menempatkan 5-10
mg zat yang akan diuji ke dalam tabung reaksi dan menambahkan tetes demi tetes
H2SO4 1 M hingga terjadi reaksi. Berikut adalah daftar gas dan hasil dari uji ini

Kondisi Gas Reaksi Gas Hasil


Tidak bau dan Air kapur keruh CO2 CO3
tidak berwarna
Tidak Kertas K2Cr2O7 SO2 SO3
berwarna, tapi menjadi hijau
bau
menyesakkan
Bau Kertas K2Cr2O7 SO2 S2O3
menyesakkan menjadi hijau
Bau telur busuk Kertas Pb-asetat H2S Sulfur
menjadi hitam
Berwarna Kertas KI-kanji NO2 NO3
coklat, bau menjadi biru
menyesakkan
Tidak berwarna CH3COOH CH3COO-
namun bau cuka
Tabel Uji H2SO4 Encer

5. Uji Ammonia
Langkah uji ammonia mirip dengan Uji H2SO4, yakni dengan menempatkan 4-5
mg zat + H2O + NaOH pada satu tabuing reaksi. Kemudian tabung reaksi tersebut
dipanaskan, dengan lakmus merah kita dapat menguji keberadaan dari NH3 pada
campuran tersebut.

 Kertas lakmus merah -> biru : Terdapat ion basa


 Kertas lakmus biru -> merah : Terdapat ion asam

6. Uji NaOH
Pada Uji NaOH, zat yang ditempatkan pada satu tabung reaksi akan diteteskan
larutan NaOH berlebih, kemudian melalui cara ini endapan yang terbentuk (jika
ada) dapat diamati. Uji NaOH dilakukan untuk menentukan sifat amfoter dari
suatu zat, yang merupakan kondisi dimana suatu zat dapat berupa asam atau basa
pada kondisi tertentu. Jika pada pengujian NaOH sampel awal memiliki endapan
namun ketika diteteskan NaOH berlebih dan larut, maka zat tersebut memiliki
sifat amfoter. Hal ini juga dapat diperksia dengan kertas lakmus, sesuai dengan
kaidah perubahan warna kertas lakmus

 Kertas lakmus merah -> biru : Terdapat ion basa


 Kertas lakmus biru -> merah : Terdapat ion asam

7. Uji NH4OH
Pada uji NH4OH, zat yang ditempatkan pada satu tabung reaksi akan diteteskan
larutan NH4OH berlebih, kemudian melalui cara ini dapat diamati jika terdapat
endapan atau tidak. Jika zat yang diuji larut kembali maka terdapat reaksi diantara
zat tersebut dengan NH4OH, beberapa zat tidak akan bereaksi dan tidak akan larut
dengan NH4OH maka melalui cara ini dapat diidentifikasi zat-zat melalui
eliminasi tersebut.

B. Uji Kation
C. Uji Anion
Pada uji anion, prinsip yang digunakan adalah berdasarkan kelarutan garam perak,
garam kalsium, garam barium, dan garam seng. Selain itu, identifikasi anion dibagi
lagi menjadi dua yakni Class A (membentuk gas ketika ditambah HCL atau H 2SO4
encer) dan Class B (identifikasi dengan reaksi pengendapan dan redoks).

Untuk melaksanakan pengujian anion, dibutuhkan larutan yang mengandung semua


atau sebagian dari anion tersebut. Larutan ini harus bebas dari logam berat, oleh
karena itu pembuatannya dilakukan dengan mendidihkan zat tersebut dengan larutan
natrikum karbonat pekat. Melalui cara ini, maka akan diperoleh karbonat yang tidak
larut dan garam natrium yang larut dari anion-nya. Larutan ini kemudian dikenal
sebagai ekstrak soda, yakni sebuah campuran larutan anion yang ditambahkan
dengan larutan natrium karbonat. Pendidihan dilakukan selama 10 menit dan disaring.

1. Ekstrak Soda
Dalam pembuatannya, akan terjadi reaksi sebagai berikut

Na2 CO 3 +2 LA → L2 (CO¿¿ 3)+2 NaA ¿

-L= Metal
-A= Anion

Hasil reaksi yang diperoleh, yakni L2(CO3) dan 2NaA akan digunakan untuk
pengujian lainnya. L2(CO3) akan melalui penyaringan dan digunakan untuk uji
kation, sedangkan 2NaA (ekstrak soda) akan dilarutkan untuk pengujian anion.

2. Pengujian anion untuk ion CO32- atau HCO3-

Pengujian untuk anion ini dilakukan dengan metode-metode berikut


No. Metode Observasi Reaksi Kimia
1. Tambahkan larutan Terdapat desisan dan REAKSI CO3
asam kuat encer muncul gelembung CO32- (S) + 2H+(aq) => H2O(l)
(jenis bebas) – jika udara, muncul + CO2(g)
terdapat gas tidak endapan putih REAKSI HCO3
berwarna, HCO3-(s) + H+(aq) => H2O(l) +
tambahkan CO2(g)
limewater (larutan
Ca(OH)2)
2. Dipanaskan Dapat muncul MCO3(s) => MO(s) + CO2(g)
perubahan warna, gas
yang muncul diambil
sebagai sampel agar
diujikan dengan
limewater

3. Pengujian anion untuk ion SO42-

Pengujian untuk anion ini dilakukan dengan metode-metode berikut


No Metode Observasi Reaksi Kimia
.
1. Tambahkan Terdapat endapan putih Ba2+(aq) + SO42-(aq) =>
larutan BaCl2 dari BaCl2 BaSO4(s)
kepada zat
2. Tambahkan Terdapat endapan putih Pb2+(aq) + SO42-(aq) =>
Pb(NO3)2 Pb(NO3)2 PbSO4(s)
kepada zat

4. Pengujian anion untuk ion SO32-

Pengujian untuk anion ini dilakukan dengan metode-metode berikut


No Metode Observasi Reaksi Kimia
.
1. Tambahkan Terdapat gas SO2 yang Garam sulfit + HCl =>
HCl encer menyesakkan Garam klorida + SO2
kepada zat
2. Uji gas (jika Kertas dikromat berubah SO2 mereduksi dikromat
ada) dengan dari jingga menjadi hijau (VI) menjadi chromium
kertas K2Cr2O7 (III)
3. Tambahkan Endapan putih dari BaSO3 Ba2+(aq) + SO32-(aq) =>
BaCl2 atau BaSO3(s)
Ba(NO3)2 BaSO3(s) + 2HCl(aq) =>
BaCl2(aq) + H2O(l) + SO2(aq)

5. Pengujian anion untuk ion S2-

Pengujian untuk anion ini dilakukan dengan metode-metode berikut


No Metode Observasi Reaksi Kimia
.
1. Tambahkan Terdapat endapan hitam Pb2+(aq) + S2-(aq) => PbS(s)
Pb(CH3COO)2
2. Jika padatan, Terdapat bau telur busuk MS(s) + 2H+(aq) => M2+ +
tambahkan dan gas H2S H2S(g)
HCl encer Keterangan: M= Pb, Fe,
Cu, Ni, dll.

6. Pengujian anion untuk ion Cl-


Pengujian untuk anion ini dilakukan dengan metode-metode berikut
No Metode Observasi Reaksi Kimia
.
1. Tambahkan Terdapat endapan putih Ag+(aq) + Cl–(aq) => AgCl(s)
AgNO3 jika
klorida dapat
larut
2. Tambahkan Terdapat gas HCl yang Cl–(s) + H2SO4(l) => HSO4–(s)
H2SO4 jika akan merubah kertas + HCl(g)
tidak dapat lakmus merah -> biru,
larut. terdapat endapan putih Ag+(aq) + Cl–(aq) => AgCl(s)
3. Tambahkan Terdapat endapan putih Pb2+(aq) + 2Cl–(aq) => PbCl2(s)
Pb(NO3)2

7. Pengujian anion untuk ion Br-


Pengujian untuk anion ini dilakukan dengan metode-metode berikut
No Metode Observasi Reaksi Kimia
.
1. Jika bromide Terdapat endapan putih Ag+(aq) + Br–(aq) => AgBr(s)
dapat larut, krim
tambahkan
HNO3 dan
AgNO3
2. Tambahkan Terdapat gas berwarna Ion bromide teroksidasi
H2SO4 jingga yang mengandung menjadi bromine, H2SO4
bromine dan SO2 tereduksi menjadi SO2
3. Tambahkan Terdapat endapan putih Pb2+(aq) + 2Br–(aq) =>
Pb(NO3)2 PbBr2(s)

8. Pengujian anion untuk ion F-

Pengujian untuk anion ini dilakukan dengan metode-metode berikut


No Metode Observasi Reaksi Kimia
.
1. Jika F- dapat Tidak terdapat endapan Reaksi yang terjadi hanya
larut, membuktikan bahwa zat
tambahkan yang diuji bukan ion Cl-,
HNO3 dan Br-, atau I-
AgNO3
2. Tambahkan Terdapat efek goresan F– + H2SO4 => HSO4– +
H2SO4 dan pada tongkat kaca HF
panaskan

9. Pengujian anion untuk ion I-

Pengujian untuk anion ini dilakukan dengan metode-metode berikut


No Metode Observasi Reaksi Kimia
.
1. Jika iodide Terdapat endapan kuning Ag+(aq) + I–(aq) => AgI(s)
dapat larut,
tambahkan
HNO3 dan
AgNO3
2. Jika iodide Terdapat gas berwarna Ion I- teroksidasi menjadi
tidak dapat ungu dan bau telor busuk iodine dan H2SO4 tereduksi
larut menjadi H2S
tambahkan
H2SO4 dan
panaskan
3. Tambahkan Terdapat endapan kuning Pb2+(aq) + 2I–(aq) => PbI2(s)
Pb(NO3)2 jika
iodide dapat
larut

10. Pengujian anion untuk ion NO3-

Pengujian untuk anion ini dilakukan dengan metode-metode berikut


No Metode Observasi Reaksi Kimia
.
1. Tambahkan zat Terdapat gas dengan NO3- berubah menjadi NH3
dengan NaOH kandungan ammonia. dikarenakan adanya agen
dan bubuk pereduksi yakni bubuk
aluminium, Lakmus biru -> merah aluminium
kemudian
didihkan
campuran
2. Tambahkan Terdapat cincin coklat -
FeSO4 dan
H2SO4
3. Memanaskan Terdapat gas berwarna 2M(NO3)2(s) ==> 2MO(s) +
nitrat dari coklat 4NO2(g) + O2(g)
garam logam
berat M= Pb, Zn, Mg, Cu, dan
lain-lain

11. Pengujian anion untuk ion CrO42-

Pengujian untuk anion ini dilakukan dengan metode-metode berikut


No Metode Observasi Reaksi Kimia
.
1. Tambahkan Perubahan warna dari 2CrO42–(aq)  +  2H+(aq) =>
H2SO4 encer kuning (ion awal) menjadi Cr2O72–(aq)  +  H2O(l)
jingga
2. Tambahkan Terdapat endapan kuning Ba2+(aq) + CrO42–(aq) =>
BaCl2/larutan BaCrO4(s)
nitrat
3. Tambahkan Terdapat endapan kuning (iii) Pb2+(aq) + CrO42–(aq) =>
Pb(NO3)2 PbCrO4(s)

12. Pengujian anion untuk ion OH-

Pengujian untuk anion ini dilakukan dengan metode-metode berikut


No Metode Observasi Reaksi Kimia
.
1. Kertas litmus, Litmus berubah menjadi pH > 7, makin besar pH
indicator biru maka makin kuat basanya
universal, atau
pH meter
2. Tambahkan Terdapat gas berwana F– + H2SO4 => HSO4– +
sedikit garam putih dengan kandungan HF
ammonium HCl

Anda mungkin juga menyukai