Anda di halaman 1dari 10

2.

1 Ranah kognitif

Ranah kognitif ini adalah yang pertama kali dikembangkan oleh Bloom. Ranah ini meliputi
beberapa aspek, yaitu:

a. Pengetahuan (C1)

Berisi tentang kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-
fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsipdasar, dsbPada pelajaran matematika,
pengetahuan terdiri dari 3 macam, yaitu:

1. Pengetahuan tentang fakta yang spesifik, yaitu pengetahuan yang dituntut


mengingat kembali materi yang mirip atau sama dengan materi yang dipelajarinya
dalam proses belajar mengajar. Contohnya, diberikan beberapa bilangan cacah dan
bukan bilangan cacah, peserta ddik dapat memilih bilangan yang bukan anggota
bilangan cacah, diberikan anggota bilangan real, peserta didik dapat menentukan
invers dari bilangan tersebut.
2. Pengetahuan tentang terminologi. Contohnya, peserta didik dapat mengingat
kembali definisi himpunan kosong, peserta didik dapat mengingat kembali definisi
garis berat.
3. Kemampuan mengerjakan algoritma. Contohnya, peserta didik dapat mengerjakan
operasi hitung bilangan bulat, peserta didik dapat mengerjakan operasi pembagian
pada pecahan bilangan desimal.
b. Pemahaman (C2)

Dikenali dari kemampuan untuk membaca dan memahami gambaran, laporan, tabel,
diagram, arahan, peraturan, dsb.16 Pada pelajaran matematika pemahaman terdiri dari 4
macam, yaitu:

1. Pemahaman konsep, yaitu pemahaman yang mampu membedakan antara


pengetahuan mengenai konsep dengan pengetahuan mengenai fakta spesifik yang
tidak terdefinisi dengan jelas. Contohnya, peserta didik dapat menentukan letak
bilangan pada garis bilangan.
2. Pemahaman prinsip, aturan dan generalisasi, yaitu pemahaman yang berkaitan
dengan aspek hubungan antara konsep dengan elemennya. Contohnya, peserta
didik dapat menentukan sifat yang berlaku pada suatu pecahan, peserta didik dapat
menentukan jumlah sudut dalam segitiga berkaitan dengan sudut luarnya.
3. Pemahaman terhadap struktur matematika, yaitu pemahaman yang menuntut untuk
untuk memahami sifat-sifat dasar dalam struktur matematika. Contohnya, dengan
menggunakan sifat distributuf, peserta didik dapat mencari nilai dari variable
dalam suatu persamaan, dengan menggunakan sifat dari kuadrat suku dua, peserta
didik dapat menentukan nilai dari dua buah binom.
4. Pemahaman membuat transformasi, yaitu pemahaman yang dapat mengubah
bentuk matematika tertentu menjadi bentuk lainnya. Contohnya, peserta didik
dapat mengubah bentuk pecahan biasa menjadi bentuk pecahan desimal, peserta
didik dapat mengubah barisan bilangan ke notasi sigma.
c. Penerapan (C3)

Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur,


metode, rumus, dan teori dalam menyelesaikan suatu masalah baik yang rutin maupun yang
tidak rutin.17 Kemampuan tidak rutin adalah kemampuan untuk membandingkan,
kemampuan mengenal pola, isomorfisma dan simetri. Contohnya, dibagikan beberapa
kelompok data, peserta didik dapat menentukan data terbesar dari rata-ratanya, peserta didik
dapat menentukan bayangan suatu kurva apabila ditransformasi dengan matrik tertentu.
Sedangkan yang dimaksud kemampuan menyelesaikan masalah rutin adalah kemampuan
menyelesaikan masalah yang materi dan cara penyelesaiannya sejenis dengan materi
pelajaran yang sudah dipelajari. Contohnya, peserta didik dapat menerapkan operasi pecahan
dalam pembagian waris.

d. Analisis (C4)

Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisa informasi yang masuk dan
membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk
mengenali pola atau hubungannya, dan mampu mengenali serta membedakan faktor
penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. Arti dari kata analisis adalah
kemampuan menguraikan ataumerinci suatu masalah menjadi bagian-bagian lebih kecil serta
memahami hubungan antara bagian-bagian tersebut. Berikut adalah tahapan-tahapan analisis,
yaitu:

1. Analisis terhadap elemen, yaitu analisis untuk mengidentifikasi unsurunsur dalam


suatu hubungan. Contohnya, dengan menggunakan konsep pemfaktoran, peserta
didik dapat menentukan himpunan penyelesaian suatu persamaan eksponen,
diberikan beberapa persamaan kurva dan dua buah koordinat titik, peserta didik
dapat menentukan kurva yang melalui titik tersebut.
2. Analisis hubungan, yaitu analisis untuk mengecek ketepatan hubungan dan
interaksi antara unsure-unsur dan membuat keputusan penyelesaiannya.
Contohnya, diberikan dua persamaan yang memuat tiga variabel, peserta didik
dapat menentukan persamaan lain yang memuat ketiga variabel tersebut, diberikan
4 persamaan dengan 4 variabel, peserta didik dapat menentukan nilai dari salah
satu variabelnya.
3. Analisis terhadap aturan, yaitu analisis terhadap pengorganisasian, sistematika, dan
struktur yang ada hubungannya satu sama lain baik secara eksplisit maupun
implicit. Contohnya, diberikan suatu formula untuk suatu bilangan prima, peserta
didik dapat menentukan unsur dari formula tersebut.
e. Sintesis (C5)

Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesis akan mampu menjelaskan
struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak terlihat, dan mampu
mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk menghasilkan solusi yang
dibutuhkan. Artinya, sintesis merupakan kebalikan dari analisis, kemampuan menyatukan
bagian-bagian lebih kecil sehingga menjadi bentuk baru.

Ada dua tahap dalam sintesis, yaitu:

1. Kemampuan menemukan hubungan, yaitu kemampuan untuk menyusun kembali


elemen-elemen masalah dan merumuskan suatu hubungan dalam penyelesaiannya.
Contohnya, peserta didik dapat menentukan letak suatu tempat pada tempat tertentu
dengan menggunakan perbandingan, peserta didik dapat menentukan banyak garis
hubungan yang dapat ditarik dari titik berlainan pada suatu bidang.
2. Kemampuan untuk menyusun pembuktian, yaitu kemampuan menyusun secara
logis dan sistematis berdasar konsep, dan definisi yang sudah dipahami. Artinya
untuk membuktikan harus didasarkan pada konsep dan definisi bukan hanya
dengan memberikan contoh dan berapa pun banyaknya contoh bukan merupakan
sebuah pembuktian. Contoh, peserta didik dapat membuktikan dobel invers pada
matrik merupakan matrik itu sendiri.
f. Evaluasi (C6)

Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, dengan


menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas
atau manfaatnya.20 Evaluasi merupakan level tertinggi dalam ranah kognitif, karena meliputi
tingkat pengetahuan sampai tingkat sintesis serta mampu memberikan pertimbangan terhadap
situasi tertentu.

Evaluasi terdiri dari dua macam, yaitu:

1. Kemampuan untuk mengkritik pengetahuan, yaitu kemampuan untuk memberi


komentar, mengupas, menambah, mengurangi, atau menyusun kembali suatu
pembuktian. Contoh, peserta didik dapat menemukan langkah pembuktian yang
salah dan memperbaikinya.
2. Kemampuan untuk merumuskan dan memvalidasi generalisasi, yaitu kemampuan
yang sejalan dengan analisis namun peserta didik dituntut untuk merumuskan dan
memvalidasi suatu hubungan. Contohnya, peserta didik dapat menentukan langkah-
langkah dalam menentukan bilangan prima.
2.2 Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. Beberapa pakar
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah
memiliki kekuasaan kognitif tingkat tinggi.

Affective Domain (Ranah Afektif) meliputi :

1.      Penerimaan (receiving/attending) – A1
Penerimaan adalah kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam
pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan
mengarahkannya. Domain Afektif; tingkat pembelajaran dan kata kerja tindakan yang sesuai,
yaitu memilih, mempertanyakan, mengikuti, memberi, menganut, mematuhi.
2.        Penanggapan (responding) – A2
Penanggapan adalah memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi
persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan. Afektif; tingkat
pembelajaran dan kata kerja tindakan yang sesuai, yaitu menjawab, membantu, mengajukan,
mengompromikan, menyenangi, menyambut, mendukung, menyetujui, menampilkan,
melaporkan, memilih, mengatakan, memilah, menolak, menceritakan, menulis, menghafal,
membedakan.

3.      Penilaian (valuing) – A3
Penilaian adalah memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau
obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan,dirasakan akan membawa kerugiaan atau
penyesalan. Afektif; tingkat pembelajaran dan kata kerja tindakan yang sesuai, yaitu melengkapi,
menggambarkan, membedakan, menerangkan, mengikuti, membentuk, mengundang,
menggabung, mengusulkan, membaca, melaporkan, memilih, bekerja, mengambil bagian,
mempelajari.

4.      Pengorganisasian (organization) –A4
Pengorganisasian adalah mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang
lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum. Afektif; tingkat pembelajaran dan kata
kerja tindakan yang sesuai, yaitu mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan,
melengkapi, mempertahankan, menerangkan, menggeneralisasikan, mengidentifikasikan,
mengintegrasikan, memodifikasikan, mengorganisir, menyiapkan, menghubungkan,
mensitesiskan.

5.      Karakterisasi (characterization) – A5
Karakterisasi adalah keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Nilai itu telah tertanam secara konsisten
pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan tingkatan efektif
tertinggi, karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana. Afektif; tingkat
pembelajaran dan kata kerja tindakan yang sesuai, yaitu menerapkan, mengusulkan,
memperagakan, mempengaruhi, mendengarkan, memodifikasikan, mempertunjukkan,
menanyakan, merevisi, melayani, memecahkan, menggunakan.

2.3 Ranah Psikomotor


 Ranah psikomotor merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) tau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Ranah
psikomotor adalah ranah yang berhubungan dengan aktivitas fisik, misalnya lari, melompat,
melukis, menari, memukul, dan sebagainya. Hasil belajar ranah psikomotor dikemukakan oleh
Simpson (1956) yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. 
 Ranah psikomotor berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui
keterampilan manipulasi yang melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah
ranah yang berhubungan aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain
sebagainya.
Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) meliputi :
1.      Menirukan (muscular or motor skills) – P1
Menirukan merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan contoh yang 
diamatinya walaupun belum mengerti makna atau hakikat dari keterampilan itu. Ranah
psikomotorik, menunjukkan aktualisasi kata-kata yang dapat diamati antara lain:
Mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menggerakkan, menampilkan.
2.      Memanipulasi (manipulations) –P2
Memanipulasi merupakan kemampuan dalam melakukan suatu tindakan seperti yang diajarkan,
dalam arti mampu memilih yang diperlukan. Ranah psikomotorik, menunjukkan aktualisasi kata-
kata yang dapat diamati antara lain: mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser,
memindahkan, membentuk.

3.      Ketelitian (Precision) –P3


Melakukan tugas atau kegiatan dengan keahlian dan berkualitas tinggi tanpa bantuan atau instruksi,
dapat menunjukkan aktivitas untuk pelajar lain. Ranah psikomotorik, menunjukkan aktualisasi
kata-kata yang dapat diamati antara lain: mendemonstrasikan,  menunjukkan,  melengkapkan, 
menyempurnakan,  mengkalibrasi, mengkontrol,

4.      Artikulasi (Articulation) –P4


Artikulasi (Articulation) merupakan suatu tahap dimana seseorang dapat melakukan suatu
keterampilan yang lebih komplek terutama yang berhubungan dengan gerakan interpretatif.
Ranah psikomotorik, menunjukkan aktualisasi kata-kata yang dapat diamati antara lain:
mempertajam, membentuk, memadankan, menggunakan, memulai, menjeniskan, menempel,
menseketsa, melonggarkan, menimbang

5.      Pengalamiahan (Naturalisation) –P5


Merupakan suatu penampilan tindakan dimana hal-hal yang diajarkan (sebagai contoh) telah
menjadi suatu kebiasaan dan gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih meyakinkan. Contoh kata
kerja operasional yang biasa digunakan untuk mengukur aspek ini diantaranya adalah memutar,
memindahkan, menarik, mendorong, dan sebagainya.
IMPLEMENTASI TAKSONOMI BLOOM DALAM PEMBELAJARAN
MATEMATIKA.

1. Implementasi pembelajaran melalui aspek kognitif

pada tingkat pengetahuan, siswa menjawab pertanyaan berdasarkan hafalan saja. Pada
tingkat pemahaman siswa dituntut untuk menyatakan masalah dengankata-katanya sendiri,
memberi contoh suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, siswa dituntut untuk
menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada tingkat analisis, siswa diminta
untuk menguraikan informasi ke dalam bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan
pendapat serta menemukan hubungan sebabakibat. Pada tingkat sintesis, siswa dituntut untuk
menghasilkan suatu cerita, komposisi, hipotesis atau teorinya sendiri dan mengsintesiskan
pengetahuannya. Pada tingkat evaluasi, siswa mengevaluasi informasi seperti bukti, sejarah,
editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya judgement terhadap hasil analisis untuk
membuat kebijakan. Seorang guru dituntut mendesain program/rencana pembelajaran termasuk
di dalamnya (rencana penilaian 8 tes) diantaranya membuat soal-soal berdasarkan kisikisi soal
dan komposisi yang telah ditetapkan.

Bentuk tes kognitif diantaranya:

1. Tes atau pertanyaan lisan di kelas 5. Jawaban atau isian singkat

2. Pilihan ganda 6. Menjodohkan

3. Uraian objektif 7. Portofolio

4. Uraian non objektif atau uraian bebas 8. Performans

2. Implementasi pembelajaran melalui aspek afektif


penilaian pada aspek afektif dapat dilakukan dengan menggunakan angket/kuesioner,
inventori dan pengamatan (observasi). Prosedurnya dimulai dengan penentuan definisi
konseptual kemudian dijabarkan menjadi sejumlah indikator. Indikator ini menjadi isi pedoman
kuesioner, inventori dan pengamatan.

Kompetensi siswa dalam aspek afektif yang perlu dinilai utamanya menyangkut sikap dan
minat siswa dalam belajar. Secara tektis penilaian ranah afektif dilakukan melalui dua hal yaitu
laporan diri oleh siswa yang biasanya dilakukan dengan pengisian angket anonim, pengamatan
sistematis oleh guru terhadap afektif siswa dan lembar pengamatan.

Aspek afektif tidak dapat diukur seperti halnya aspek konitif, karena dalam aspek afektif
kemampuan yang diukur adalah:

a) menerima (memperhatikan) meliputi kepekaan terhadap kondisi, gejala, kesadaran, kerelaan,


mengarahkan perhatian,

(b) merespon meliputi merespon secara diam-diam, bersedia merespon, merasa puas dalam
merespon, mematuhi peraturan,

(c) menghargai meliputi menerima suatu nilai, mengutamakan suatu nilai, komitmen terhadap
nilai,

(d) mengorganisasi meliputi mengkonseptualisasikan nilai, memahami abstrak, mengorganisasi


sistem suatu nilai.

3. Implementasi pembelajaran melalui aspek psikomotor

Berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang
melibatkan otot dan kekuatan fisik. Hasil belajar keterampilan dapatdiukur melalui pengamatan
langsung dan penilian tingkah laku siswa selama proses pembelajaran praktik berlangsung,
sesudah mengikuti pembelajaran yaitu dengan jalan memberikan tes kepada siswa untuk
mengukur pengetahuan, keterampilan dan sikap, beberapa waktu sesudah pembelajran selesai
dan kelak dalam lingkungan kerjanya. Selain itu, penilian hasil belajar psikomotor mencakup:
kemampuan menggunakan alat dan sikap kerja, kemampuan menganalisis suatu pekerjaan dan
menyusun urut-urutan pengerjaan, kecepatan mengerjakan tugas, kemampuan membaca gambar
dan simbol, keserasian bentuk dengan yang diharapkan atau ukuran yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

M. Khojin. 2013. Taksonomi. ( diakses pada 30 september 2020, pukul 21.09 WIB
http://digilib.uinsby.ac.id/10947/5/bab%202.pdf )

Aini Wahyuningsi.2017. Implementasi taksonomi bloom dalam pembelajaran matematika di MI


Asyafi’yyah desa jatirejo, suruh Kab. Semarang. skripsi .Tidak Diterbitkan. fakultas tarabiyyah
dan ilmu keguruan. Institut agama islam negeri Salatiga : Salatiga

https://ainunnajib1994.blogspot.com/2016/02/arti-dan-letak-taksonomi-dalam-arti.html (diakses
pada 30 September 2020; 12.30).

https://meldasyahputri.blogspot.com/2015/11/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan.html (diakses
pada 30 September 2002; 22.14)

Anda mungkin juga menyukai