Perubahan zaman, dan persaingan bebas atau globalisasi merupakan sebuah hal yang mau
tidak mau, suka tidak suka pasti akan dirasakan oleh sebuah Negara, baik Negara maju ataupun
Negara dengan taraf berkembang seperti Indonesia . Globalisasi yang dimanfaatkan dengan baik
akan menimbulkan dampak positif bagi individu maupun kelompok,seperti peningkatkan
kegiatan ekspor-impor, peningkatkan devisa Negara, meningkatnya transfer of technology,
berkembangnya hubungan kerjasama Internasional antar suatu Negara, meningkatnya taraf
pendidikan dengan adanya pertukaran pelajar, serta peningkatan pesat pada sector STEM (Sains,
Technology, Engineering dan Mathematics). Namun, tatkala suatu
individuataukelompoktidakmenyiapkandirisebaik-baiknya, makayang terjadiadalahsebaliknya.
Sumber:https://cnbcindonesia
Pengangguran adalah salah satu problematika besar yang perlu dicermati dengan baik
oleh tiap Negara, baik Negara maju maupun Negara dalam taraf berkembang. Indonesia masih
memiliki poin yang cukup tinggi dalam hal pengangguran, yakni 5.34. Poin ini merupakan poin
tertinggi di ASEAN dan diikuti dengan Filipina 5.20, Malaysia 3.20, Singapura 2.20.
Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka
(TPT) menurut pendidikan yang ditamatkan pada Februari 2017-Februari 2018, pengagguran
terbuka dengan prosentase terkecil adalah lulusan sekolah menengah dasar, yakni pada februari
2017 sebesar 3.57 % dan Februari 2018 sebesar 2.67%. Sedangkan prosentase terbesar diraih
oleh lulusan SMK dengan 9.27% dan 8.92%.
Tingginya prosentase pengangguran yang memprihatinkan di Indonesia tidak lain
dipengaruhi oleh kualifikasi dan kompetensi yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia.
Sumber : Human Development Index 2018
Menurut Global Competitiveness Index tahun 2018, Indonesia menempati posisi ke-45
secara keseluruhan, namun untuk kemampuan yang dimiliki (skill) menempati posisike 62
dengan poin 64 (lihat pilar 6). Hal ini meliputi kualitas pelatihan vokasi, kualitas lulusan
perguruan tinggi maupun sekolah,
Prosentase pengangguran yang tinggi akan menimbulkan sebuah masalah sosial yang
besar, yakni kemiskinan. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya ketersediaan lahan pekerjaan bagi
para pencari kerja. Seperti adanya ketimpangan yang signifikan dalam penyediaan industry
dengan lulusan siswa SMK di Indonesia. Kondisi pengangguran ini akan semakin memburuk
dengan adanya persaingan bebas, yang mana akan menghadapkan lulusan Indonesia dengan
lulusan asing, adanya kompetisi akan kompetensi yang dimiliki oleh Indonesia dengan
kompetensi asing.
Salah satu cara untuk mengatasi problematika sosial besar ini adalah dengan adanya
kegiatan pengembangan kewirausahaan, yakni dapat dikenal dengan social entrepreneurship.