Anda di halaman 1dari 17

Konstruksi Alat Ukur

Psikologis
06
Modul ke:

Menulis draft alat ukur berdaarkan analisis item


Merangkum hasil expert judgment

Fakultas
PSIKOLOGI

Program Studi
PSIKOLOGI
Dina Syakina, M.Si
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
RECALL: TAHAPAN PENYUSUNAN DRAFT ALAT
UKUR

• PENETAPAN TUJUAN ALAT UKUR:


• Tahapan ini harus diperhatikan pada saat pertama
kali memulai identifikasi alat ukur, seperti memilih
DEFINISI OPERASIONAL, mengenali TEORI dan
mengacu kepada penetapan domain alat ukur,
misalnya konstruk yang dipilih. Konstruk akan
diturunkan menjadi variabel. Cek kembali apakah
sudah sesuai atau dapat terjelaskan dari konstruk
psikologis yang akan diturunkan menjadi variable
psikologis
RECALL: TAHAPAN PENYUSUNAN DRAFT ALAT
UKUR

• MENETAPKAN DOMAIN ALAT UKUR


• DOMAIN= KAWASAN atau yang dikenal sebagai
batasan yang akan diukur dalam alat ukur yang
akan dibangun, dengan cara berpatokan
kepada teoritis
• MENYUSUN ATRIBUT DAN INDIKATOR
PERILAKU
• Muhid, Suhadiyanto dan Nurhidayat (2021)
menjelaskan bahwa Dimensi atribut psikologis
adalah uraian komponen‐ komponen atau
faktor‐faktor yang ada dalam konsep teoritik
mengenai atribut yang hendak diukur adalah
satu cara yang dapat memudahkan identifikasi
tujuan dan kawasan ukur
• Menyusun blue print (draft alat ukur)
•  
• Blue‐print juga digunakan untuk mendukung
validitas isi skala yang dikembangkan dan juga
sebagai perbandingan proporsional bobot
komponen didasarkan pada analisis faktor,
profesional judgement/common sense (bila
tidak ada alasan, bisa dibuat sama bobotnya).
Contoh blue print alat ukr bisa dilihat pada
modul 5
• Menuliskan item
• Format Item  Pernyataan dengan pilihan
disajikan dalam kalimat deklaratif tentang
variabel yang diukur/tentang situasi yang
mengandung indikasi perilaku tertentu yang
diukur/tentang permasalahan/keadaan yang
dihadapi subyek/responden. Contoh: “Jantung
saya berdetak keras saat saya mulai berbicara”
• Format respon Variasi bentuk memilih
jawaban yang memperlihatkan tingkat
kesetujuan antara lain: sangat setuju hingga
sangat tidak setuju (5 skala respon) atau hanya
pilihan ya dan tidak (2 skala respon); frekuensi
kejadian ( tidak pernah hingga sangat sering).
• Seleksi item
• Seleksi item pertama kali dilakukan oleh
penulis dimana penulis menulis item sendiri
dengan memeriksa apakah item tersebut telah
sesuai dengan indicator perilaku yang ingin
diukur
• Analisis item
• Dikenal dengan proses pengujian parameter
item untuk mengetahui apakaih item yang
dipilih telah sesuai dengan persyaratan
psikometris alat ukur. Dengan mengukur daya
beda item yang diartikasn sebagai uji
kemampuan item utuk membedakan individu
dalam pengujian alat ukur dalam tingkatan
kualitatif yang telah dilakukan sebelumnya (EJ)
dan dilakukan uji kuantitati
• Kualitatif, yaitu menyangkut keterwakilan
tingkah laku domain menjadi item dalam alat
tes (konten dan form) a content validity
(menyangkut expert judgement);
• Kuantitatif; dibagi menjadi item difficulty &
item discriminant: Item difficulty merupakan
presentase (proporsi) orang yang menjawab
item dengan benar (P); sedangkan 2) Item
discriminant adalah perbandingan antara
proporsi orang yang menjawab benar dalam
kelompok upper dengan proporsi orang yang
menjawab benar dalam kelompok lower.
• Menulis draft alat ukur berdasarkan analisis item,
Beberapa yang perlu diperhatikan dalam mengkompilasi
item‐item yang sudah memenuhi persyaratan
• Menulis format akhir alat ukur Azwar (2005), ada
beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu : a. Perlu
dilengkapi dengan pengerjaan dan lebar jawab yang
terpisah. b. Ukuran kertas juga disesuaikan dengan
panjangnya skala, agar berkas skala tidak nampak terlalu
tebal yang menyebabkan responden kehilangan
motivasi. c. Ukuran huruf juga perlu
mempertimbangkan usia responden
UJI KETERBACAAN DAN UJI
VALIDASI ISI ALAT UKUR
• Azwar (2014) menyatakan bahwa setlah item
keseluuhan selesa ditulis dan ditelaah oleh
penulis maka harus di cek tentang uji
keterbacaannya. Uji keterbacaan dimaksudkan
untuk meyakinkan bahwa kalimat yang
digunakan dalam alat ukur mampu dipahami
dan dimengeti oleh responden (subjek).
Langkah ini krusial dan penting, hal tersebut
karena item yang ambigu atau tidk jelas akan
menyebabkan respon yang diharapkan muncul
dari respoden akan salah atau berubah.
• Bagaimana tatacara dilakuannya uji
keterbacaan?
• Responden diminta membaca setiap aitem
dalam skala aat ukur
• Minta mereka untuk meniai apakah ada
kalimat atau kata yang mereka tidak pahami
dalam alat ukur
• Sebaiknya uji keterbacaan juga mengikuti
instruksi pengerjaan alat ukur.
• Validasi dari expert judgment
• Prosedur validasi expert judgment bisa
dinilai dari proses menghitung koefisien
validasi aiken –V. hal yang harus diingat adalah,
dalam proses penilaian rating lebih
mnegkhususkan pada kesesuaian dan
kelayakan item (bukan kesesuaian indicator
dengan aspek perilaku yang diukur).
• Oleh karena itu diperlukan format yang sedikit
berbeda dalam peniaian expert judgement
karena hasil akhir dari review external ini tidak
hanya berupa rekomendasi untuk perbaikan
item tetapi juga saran perbaikan kalimat
Terima Kasih
Dina Syakina, M.Si

Anda mungkin juga menyukai