A. Pelaksanaan Tes
Administrasi tes adalah urutan penyelenggaraan atau pelaksanaan tes dari awal sampai akhir
dengan laporan tertulis secara lengkap.
Dalam laporan termasuk interpretasi dan kesimpulan hasil pengetesan, bahkan disertai
rekomendasi.
Tidak ada format laporan tunggal yang disepakati namun setiap laporan harus mengintegrasikan
informasi lama dan perspektif baru dan unik ttg klien. Isi dari laporan psikologis, sbb:
• Informasi lama mengenai informasi pengidentifikasi (nama, tanggal lahir, dll), pertanyaan
rujukan, riwayat yang relevan.
• Informasi baru mengenai hasil-hasil asesmen, kesan-kesan, rangkuman/kesimpulan, dan
rekomendasi
Dibagian atas laporan, harus menyebutkan ttg kerahasiaan dg menuliskan “Evaluasi Psikologis
Rahasia”.
I. Pertanyaan Rujukan
Memberikan deskripsi singkat tentang klien dan sebuah pernyataan tentang alasan umum untuk
melaksanakan evaluasi psikologis.
Secara khusus, bagian ini memasukkan sebuah deskripsi singkat tentang masalahnya.
• Berisi aspek-aspek riwayat yang relevan dengan masalah yang dihadapinya dan interpretasi hasil-
hasil tes.
• Informasi latar belakang dibuat seringkas mungkin.
• Riwayat pribadi klien bisa termasuk informasi dari masa bayi, masa kanak-kanak, remaja, dan
dewasa
V. Hasil-hasil Tes
Skor tes tidak perlu diperinci, kecuali laporan psikologis diberikan untuk kalangan yang memang
paham akan skor-skor dalam hasil tes.
VI. Kesan-kesan dan Interpretasi
• Bagian rangkuman adalah untuk menyatakan kembali secara ringkas temuan-temuan dan
kesimpulan-kesimpulan pokok laporan.
• Dipilih bahasan yang paling penting.
• Disarankan berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan rujukan dengan memberikan
jawaban-jawaban singkat bernomor sesuai dengan pertanyaan rujukan (jika bernomor).
• Bagian rekomendasi merupakan tujuan praktis pokok laporan karena menyebutkan langkah-
langkah apa yang dapat diambil untuk menyelesaikan masalahnya.
• Harus memahami jelas masalahnya, alternatif-alternatif terbaik untuk menyelesaikan
masalah, dan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
Test-retest Reliability
• Mengulang tes yang sama, pada orang yang sama, di kesempatan yang berbeda
• Kesalahan/eror bisa terjadi dari kondisi tes yang tidak terkontrol, mis: cuaca, kebisingan,
kecemasan
• Menunjukkan sejauhmana skor tes dapat digeneralisasikan untuk berbagai kesempatan yang
berbeda
3. jenis-jenis Norma
• Norma adalah penyebaran skor-skor dari suatu kelompok yang digunakan sebagai patokan
untuk memberi makna pada skor-skor individu.
• Skor yang diperoleh itu memberikan suatu dasar untuk melakukan interpretasi skor individu
yang satu dengan yang lain.
Jenis Norma
• Norma perkembangan
• Nilai rata-rata yang diperoleh kelompok umur tertentu
• Norma kelompok
• Skor subjek dibandingkan dengan skor kelompok.
• Cth: tes IST (raw score ditransformasikan ke dalam scale score)
• Skala ordinal
• Norma yang digunakan untuk mengidentifikasi tahap yang dicapai dalam perkembangan
fungsi-fungsi perilaku tertentu
• Norma persentil
• Norma yang menggambarkan posisi relatif seseorang dalam sampel standarisasi
• Standard score (Z-score)
• Skor yang mengungkapkan jarak individu dari nilai rata-rata (mean) dalam suatu
simpang baku/standar deviasi (SD)
4. Standarisasi
• Test yang baik haruslah yang sudah distandartkan (dibakukan)
• Tujuan: agar setiap testee mendapat perlakuan yang benar-benar sama
• Hal-hal yang perlu distandarisasi yaitu:
• Materi tes
• Penyelenggaraan tes
• Skoring tes
• Interpretasi hasil tes
• Diperlukan keseragaman yang meliputi jumlah materi yang digunakan, batas waktu,
instruksi-instruksi lisan.
• Instruksi lisan seperti:
• Isi instruksi (cara penyampaian)
• Perubahan suara
• Jeda waktu
• Ekspresi wajah
• Cara menjawab soal test
D. Metode Kualitatif & Kuantitatif
• Dalam psikodiagnostik, metode kualitatif dan kuantitatif dapat digunakan bersama, saling
melengkapi.
• Data kuantitatif berupa angka.
• Skor IQ, skor tes prestasi dsb
• Data kualitatif berupa informasi-informasi kategorisasi, dalam pernyataan-pernyataan
semantik (kalimat-kalimat).
• Nilai tesnya sangat tinggi, baik, atau kurang.
• Aspek-aspek lain yang memengaruhi data kuantitatif
Kuantitatif
• Dalam metode kuantitatif, misalnya tes kecerdasan, subjek tidak diikutsertakan, hanya hasil
skor yang dilihat.
• Metode kuantitatif, hanya memperhatikan benar atau salah, cukup atau tidak prestasi
seseorang.
• Kuantitatif hanya mengenal satu kemungkinan, disebut sifat monovalensi.
Kualitatif
• Metode kualitatif, subjek diikutsertakan, misalnya tes WAIS, subjek mendapatkan nilai
rendah pada subtes aritmatika, maka dalam pemeriksaan kualitatif, muncul pertanyaan,
“mengapa ia mendapat skor rendah dalam aritmatik?”
• Metode kualitatif mempunyai sifat probing, yaitu selalu dipertanyakan mengapa dan
bagaimana.
• Kualitatif memberi banyak kemungkinan, disebut sifat polivalensi.
• Kedua metode tersebut merupakan satu kesatuan, karena dalam psikodiagnostik pada
hakikatnya menuju diagnostik kepribadian, karena manusia merupakan suatu kesatuan.
• Mengukur kecerdasan tidak hanya sekedar angka saja.