HASMIATI
3 12 08
DIII KEBIDANAN
A. Latar Belakang
Data WHO menyebutkan, jumlah masyarakat yang memanfaatkan pelayanan
kesehatan di India pada tahun 2008 adalah 60,4 juta orang. Di Cina pada tahun 2008
sebanyak 98,5 juta orang yang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Sedangkan di bagian
lain ASIA tercatat pada tahun 2008 sebesar 38,4 juta orang yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan masih sangat kurang (Lazuardi, 2009)
Pengertian ”terpadu” dan ”integrasi” menurut WHO bila dilihat dari aspek fungsional,
integrasi adalah suatu upaya untuk menyatukan berbagai fungsi dan struktur administratif yang
berdiri sendiri sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan (WHO, 2009).
Pelayanan kesehatan yang memadai merupakan tumpuan masyarakat. Pelayanan
kesehatan adalah salah satu kebutuhan mendasar selain pangan dan juga pendidikan.
Pelayanan kesehatan bukan salah monopoli rumah sakit saja. Penduduk Indonesia yang
jumlahnya melebihi 200 juta jiwa tidak mungkin harus bergantung dari rumah sakit yang
jumlahnya sedikit dan tidak merata penyebarannya.Pelayanan kesehatan yang bermutu
masih jauh dari harapan masyarakat, serta berkembangnya kesadaran akan pentingnya
mutu, maka UU Kesehatan Nomor 23 tahun 1992 menekankan pentingnya upaya
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, khususnya ditingkat Puskesmas.
Menurut Departemen Kesehatan RI tahun 2009, pelayanan kesehatan melalui
puskesmas diperlukan karena Demi pemerataan pelayanan kesehatan, agar dapat
menjangkau seluruh penduduk, maka pelayanan kesehatan diberikan tidak hanya melalui
rumah sakit yang membutuhkan sumber daya yang tinggi, tapi dapat diberikan melalui
fasilitas yang lebih sederhana, lebih murah tapi lebih tersebar luas seperti puskesmas,
puskesmas pembantu, bidan di desa, dan didukung dengan sistem rujukan sehingga dapat
menjangkau penduduk lebih banyak. Sebelum ada puskesmas, pelayanan kesehatan di tingkat
kecamatan hanya ada pelayanan pengobatan jalan, BKIA, vaksinasi cacar dan petugas
kesehatan lingkungan, yang pada umumnya tidak berhubungan dan tidak peduli keadaan
yang satu dengan yang lainnya. Di samping itu pelayanan kesehatan belum ditujukan
kepada masyarakat secara keseluruhan. Keadaan demikian dirasakan tidak efisien dan
belum dapat mencapai sasaran yang sebenarnya. (Depkes RI, 2009).
Pembangunan kesehatan merupakan bagian terpadu dari pembangunan sumber
daya manusia dalam mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir dan
batin. Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempunyai derajat
kesehatan yang tinggi. Pembangunan kesehatan ditujukan untuk mewujudkan manusia
yang sehat, cerdas, dan produktif. (Adisasmito,2010)
Pembangunan Kesehatan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum sebagai yang
dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan Kesehatan
tersebut diselenggarakan dengan berdasarkan kepada Sistem Kesehatan Nasional ( SKN )
yaitu suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara terpadu
dan saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Sebagai pelaku dari pada penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah masyarakat,
pemerintah (pusat, provinsi, kabupaten/kota), badan legislatif serta badan yudikatif.
Dengan demikian dalam lingkungan pemerintah baik Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah harus saling bahu membahu secara sinergis melaksanakan pembangunan
kesehatan yang terencana, terpadu dan berkesinambungan dalam upaya bersama-sama
mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.(Lestari, 2010).
Berbagai perubahan dan tantangan strategis yang mendasar seperti globalisasi,
demokratisasi, desentralisasi, krisis multidimensi serta pemahaman kesehatan sebagai
hak asasi dan investasi mendorong terjadinya revisi terhadap system kesehatan di
Indonesia. Pembangunan kesehatan Indonesia meskipun secara status mengalami
peningkatan, namun secara system hal itu belum menunjukkan adanya daya relationship
yang menjamin system kesehatan yang ini yang dikalangan masyarakat tidak mampu.
(Adisasmito, 2010).
Salah satu bentuk upaya penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan melalui
pelayanan kesehatan Puskesmas, karena Puskesmas merupakan pusat pembangunan
masyarakat serta menyelenggarakan pelayanan masyarakat yang bermutu, merata,
terjangkau dengan peran masyarakat secara aktif Tuntutan masyarakat terhadap
pemanfaatan Puskesmas semakin kompleks sebagai dampak positif kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dari hasil pembangunan nasional bangsa Indonesia.
Masyarakat semakin peka terhadap pemanfaatan Puskesmas yang bermutu sehingga tahu
haknya tentang pemanfaatan Puskesmas yang seharusnya mereka terima. (Syafrudin,
2010)
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat banyak hal yang perlu
diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup
penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Sesuai dengan peraturan Undang-
Undang No. 23 Tahun 1999 tentang Pelayanan Kesehatan. Agar penyelenggaraan
pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus
memenuhi berbagai syarat diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima
dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu (Pujianto, 2011).
Kebutuhan pasien dapat di bagi menjadi kebutuhan di bidang pelayanan kesehatan
secara langsung dan pelayanan penunjang lainnya. Dalam hal pelayanan kesehatan,
umumnya diinginkan pelayanan yang cepat, akurat, bermutu tinggi sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan kedokteran, ramah dan dengan biaya yang wajar. Selain itu, seringkali
disebutkan perlunya penjelasan menyeluruh tentang keadaan penyakit kepada pasien dan
keluarganya agar mereka memahami keadaan kesehatannya serta upaya pengobatan apa
yang akan mereka jalani. pasien juga diberi kesempatan sesuai Undang-Undang No.23
tentang kesehatan untuk menanyakan pendapat dokter tentang penyakit dan rencana
pengobatan dirinya. Di masa datang dan bahkan juga kini, pelayanan kesehatan yang
berorientasi pada konsumen merupakan suatu keharusan .Tentunya mutu pelayanan
kesehatan harus senantiasa jadi acuan utama kinerja suatu Puskesmas. (Aditama, 2011)
Berdasarkan uraian di atas, maka pentingnya meneliti faktor yang berhubungan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di PuskesmasBenteng Kabupaten Kepulauan
Selayar Provinsi Sulawesi Selatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dikemukakan sebagai berikut :
1. Apakah pendidikan berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan ?
2. Apakah dukungan keluarga berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan
di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan ?
3. Apakah pelayanan dokter berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan
di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan ?
4. Apakah ketersediaan fasilitas berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi
Selatan ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2012
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apakah ada hubungan pendidikan dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar
Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
b. Untuk mengetahui apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
c. Untuk mengetahui apakah ada hubungan pelayanan dokter dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
d. Untuk mengetahui apakah ada hubungan ketersediaan fasilitas dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2012
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Institusi
Diharapkan menjadi bahan pertimbangan untuk mencapai pelayanan
kesehatan yang prima.
2. Manfaat Ilmiah
Terhadap ilmu pengetahuan dapat memberikan Informasi bagi peneliti di
bidang kesehatan.
3. Manfaat Praktis
Bagi peneliti merupakan bagian dari pengalaman berharga yang dapat
menambah pengetahuan dan wawasan peneliti.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6. Kedudukan Puskesmas
Dalam Sistem Kesehatan Nasional (2004),dijelaskan kedudukan Puskesmas
adalah sebagai berikut (Purwanto,2007 :
a. Puskesmas sebagai aspek ,dalam hal ini Puskesmas dibedakan menjadi tiga
bidang yaitu bidang pelayanan kesehatan masyarakat artinya Puskesmas
merupakan pelaksana pelayanan kesehatan masyarakat tingkat pertama yang
dibina oleh pihak Dinas Kesehatan kabupaten atau kota, yang kedua di bidang
pelayanan medik artinya Puskesmas merupakan unit pelayanan medik dasar
tingkat pertama yang secara teknis dapat berkoordinasi dan bekerjasama dengan
RSUD kabupaten atau kota, yang ketiga adalah Puskesmas berkedudukan
sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama yang merupakan ujung tombak
system pelayanan kesehatan di Indonesia.
b. Puskesmas sebagai aspek organisasi struktural dan berkedudukan sebagai
pelaksana teknis dinas dipimpin oleh seorang kepala, yang berada dibawah dan
bertanggung jawab kepada kepala kabupaten / kota dan secara operasional
dikoordinasikan oleh camat.
7. Asas Pengelolaan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama di Indonesia ,pengelolaan
program kerja Puskesmas berpedoman pada empat asas pokok, yakni
(Purwanto,2007) :
a. Asas Pertanggung Jawaban Wilayah
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus
melaksanakan asas pertanggung jawaban wilayah. Artinya, Puskesmas harus
bertanggung jawab atas semua masalah kesehatan yang terjadi di wilayah
kerjanya.
b. Asas Peran serta Masyarakat
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus
melaksanakan asas peran serta masyarakat. Artinya, berupaya melibatkan
masyarakat dalam menyelenggarakan program kerja tersebut.
c. Asas Keterpaduan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus
melaksanakan asas keterpaduan. Artinya, berupaya memadukan kegiatan
tersebut bukan saja dengan program kesehatan lain (Lintas Program),tetapi juga
dengan program dari sektor lain (Lintas Sektoral).
d. Asas Rujukan
Dalam menyelenggarakan program kerjanya, Puskesmas harus
melaksanakan asas rujukan. Artinya, jika tidak mampu menangani suatu
masalah kesehatan harus merujuknya ke sarana kesehatan yang lebih mampu.
Untuk pelayanan kedokteran jalur rujukannya adalah Rumah Sakit. Sedangkan
untuk pelayanan kesehatan masyarakat jalur rujukannya adalah berbagai kantor.
C. Tinjauan Tentang Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan
Menurut Green (1980) Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah digunakannya
fasilitas kesehatan yang ada di Puskesmas oleh masyarakat. (Syafriadi,2008)
Menurut Supriyanto (1998) bahwa pemanfaatan pelayanan Puskesmas adalah
penggunaan pelayanan yang telah diterima pada tempat atau pemberi pelayanan
kesehatan. Sedangkan pelayanan kesehatan sendiri adalah setiap upaya yang
diselenggarakan secara bersama sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan, mencegah dan mengobati penyakit serta memulihkan
kesehatan perorangan, kelompok, keluarga, dan ataupun masyarakat. (Azwar,2010)
Menurut Andersen faktor-faktor yang menentukan pemanfaatan pelayanan
kesehatan meliputi : (Lestari,2008)
1. Karakteristik pemungkin (Predisposing Characteristics), yang menggambarkan
fakta bahwa setiap individu mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan
kesehatan yang berbeda-beda
2. Karakteristik pendukung (Enabling characteristics), yang menjelaskan bahwa
meskipun individu mempunyai predisposisi untuk menggunakan pelayanan
kesehatan, tidak akan bertindak menggunakannya kecuali mampu memperolehnya.
Penggunaan pelayanan kesehatan yang ada tergantung pada kemampuan konsumen
untuk membayar. Yang termasuk karakteristik ini adalah :
a. sumber keluarga (family resources), yang meliputi pendapatan keluarga,
cakupan asuransi kesehatan dan pihak-pihak yang membiayai individu serta
adanya dukungan keluarga
b. sumber daya masyarakat (community resources), yang meliputi tersedianya
pelayanan kesehatan, ketercapaian pelayanan dan sumber-sumber yang ada
didalam masyarakat
3. Karakteristik kebutuhan (need). Faktor predisposisi dan faktor pendukung dapat
terwujud menjadi tindakan pencarian pengobatan, apabila tindakan itu dirasakan
sebagai kebutuhan. Kebutuhan merupakan dasar dan stimulus langsung untuk
menggunakan pelayanan kesehatan. Kebutuhan pelayanan kesehatan dapat
dikategorikan menjadi :
a. Kebutuhan yang dirasakan (perceived need), yaitu keadaan kesehatan yang
dirasakan
b. Evaluate / clinical diagnosis yang merupakan penilaian keadaan sakit
didasarkan oleh penilaian petugas.
WHO mengemukakan beberapa faktor perilaku yang mempengaruhi masyarakat
dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan, yakni: (Syafruddin,2010)
1. Pemikiran dan perasaan (Throughts and Feeling), dalam bentuk pengetahuan,
persepsi, sikap, kepercayaan kepercayaan dan perilaku seseorang terhadap pelayanan
kesehatan
2. Orang penting sebagai referensi (Personal Reference), perilaku seseorang itu
lebih banyak dipengaruhi oleh seseorang yang dianggap penting/ berpengaruh besar
terhadap dorongan penggunaan pelayanan kesehatan
3. Sumber sumber daya (Resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga,
semua itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang baik positif maupun negatif.
4. Kebudayaan (Culture), norma norma yang ada di masyarakat dalam kaitannya
dengan konsep sehat sakit.
Upaya pencarian pelayanan kesehatan bagi masyarakat merupakan gambaran
perilaku pola pemanfaatan pelayanan kesehatan secara keseluruhan yang dapat
menggambarkan tingkat pengetahuan dan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan.Pemanfaatan fasilitas kesehatan di puskesmas dapat dilihat dengan
menggunakan beberapa indikator, antara lain beberapa kunjungan perhari buka
puskesmas dan frekuensi kunjungan puskesmas. (Syafruddin, 2010)
Banyak faktor yang berperan dalam hal penggunaan Puskesmas. Faktor tersebut
dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu yang berasal dari Puskesmas itu sendiri dan
faktor yang berasal dari masyarakat. (Syafruddin, 2010)
Hal ini berarti dengan meningkatnya kunjungan Puskesmas disebabkan adanya
kesadaran individu dan masyarakat itu sendiri untuk mencapai serta mendapatkan
pelayanan kesehatan dari fasilitas kesehatan yang pemerintah siapkan. Pemanfaatan
fasilitas kesehatan dapat dipengaruhi oleh faktor dukungan keluarga,pelayanan dokter,
fasilitas dan kualitas pelayanan.
D. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan, Dukungan Keluarga, Pelayanan Dokter,
Ketersediaan Fasilitas
1. Pendidikan
Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha manusia
untuk membina kepribadiannya sesuai nilai-nilai dan kebudayaan dalam masyarakat,
di dalamnya terjadi atau berlangsung proses pendidikan.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
nasional. Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan darinya,
masyarakat, bangsa, dan negara. Jenis – jenis pendidikan antara lain :
a) Pendidikan formal yaitu pendidikan yang diperoleh dibangku sekolah sampai
pada perguruan tinggi (SD, SMP, SMU, S1, S2, S3)
b) Pendidikan non formal yaitu pendidikan yang diperoleh di luar sekolah
(kursus-kursus, pelatihan, dan sebagainya)
Pendidikan informal yaitu pendidikan yang diperoleh dari lingkungan
keluarga. Tingkat pendidikan formal dapat mempengaruhi pola piker seseorang,
semakin tinggi pendidikan masyarakat maka diharapkan lebih mudah mengerti dan
mengetahui manfaat puskesmas
2. Dukungan Keluarga
Menurut Departemen Kesehatan RI 1998, Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul
dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Farhan, 2011).
Pada dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut
(Farhan, 2011) :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
Dukungan keluarga di definisi dari dukungan sosial. Definisi dukungan sosial
sampai saat ini masih diperdebatkan bahkan menimbulkan kontradiksi. Dukungan
sosial sering dikenal dengan istilah lain yaitu dukungan emosi yang berupa simpati,
yang merupakan bukti kasih sayang, perhatian, dan keinginan untuk mendengarkan
keluh kesah orang lain. Sejumlah orang lain yang potensial memberikan dukungan
tersebut disebut sebagai significant other, misalnya sebagai seorang istri significant
other nya adalah suami, anak, orang tua, mertua, dan saudara-saudara. (Lestari,
2008).
Sarafino (1990) mengatakan bahwa kebutuhan, kemampuan, dan sumber
dukungan mengalami perubahan sepanjang kehidupan seseorang. Keluarga
merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh individu dalam proses
sosialisasinya. Dukungan keluarga merupakan bantuan yang dapat diberikan kepada
keluarga lain berupa barang, jasa, informasi dan nasihat, yang mana membuat
penerima dukungan akan merasa disayang, dihargai, dan tenteram. (Lestari, 2008).
Keluarga berperan penting dalam memberikan dukungan terhadap keluarganya
utamanya dalam berobat. Selain itu pasien yang mendapatkan pelayanan yang baik
sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan utamanya dimasa yang akan
datang. (Lestari, 2008)
Keluarga terdiri dari anggota yang saling ketergantungan satu sama lainnya
(Interdependent) dan berpengaruh dengan yang lainnya. Jika salah satu sakit maka
anggota keluarga lain juga merupakan bagian yang sakit. Dengan adanya hubungan
yang kuat antara keluarga dengan status kesehatan anggotanya, maka anggota
keluarga sangat penting peranannya dalam setiap pelayanan kesehatan.
(Lestari,2008)
3. Pelayanan Dokter
Secara umum yang dimaksud dengan pelayanan kedokteran (medical services)
adalah bagian dari pelayanan kesehatan (health services) yang tujuan utamanya
adalah untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasaran
utamanya adalah perseorangan dan ataupun keluarga tersebut adalah sebagai satu
kesatuan. Dalam arti ,sekalipun yang dihadapi adalah orang perorangan dalam satu
keluarga, perhatian tidak boleh dilepaskan dari kehidupan keluarga secara
keseluruhan. (Azwar, 2010).
Sesuai dengan ketentuan sebagaimana yang tercantum dalam UU kesehatan
No. 23 Tahun 1992 serta yang tercantum dalam sistem Kesehatan Nasional terutama
dalam uraian tentang bentuk-bentuk pokok SKN Bab IV, maka pelayanan
kedokteran di Indonesia dapat dibedakan atas dua macam. Pertama, yang
diselenggarakan oleh Pemerintah. Kedua, yang diselenggarakan oleh swasta.
(Azwar, 2010)
Sarana pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh pemerintah di
Indonesia adalah PUSKESMAS, sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat
pertama serta Rumah sakit dengan berbagai jenjangnya, sebagai sarana pelayanan
kesehatan tingkat kedua dan ketiga. Sedangkan pelayanan kedokteran yang
diselenggarakan oleh swasta di Indonesia banyak macamnya. Antara lain praktek
bidan, praktek dokter gigi dan praktek dokter umum (perseorangan atau
berkelompok), poliklinik, Balai pengobatan pertama. Serta praktek dokter spesialis
dan dengan berbagai jenjangnya sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat kedua
dan ketiga. (Soekidjo, 2010)
Pelayanan kesehatan yang termasuk dalam kelompok pelayanan kedokteran
(medical services) ditandai dengan cara pengorganisasian yang dapat bersifat sendiri
(solo practice) atau secara bersama-sama dalam satu organisasi (institution),tujuan
utamanya untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan, serta
sasarannya terutama untuk perseorangan dan keluarga. (Soekidjo, 2010)
Ditinjau dari cara pelayanan yang diselenggarakan. Untuk itu pelayanan
kedokteran dibedakan atas dua macam yakni (Soekidjo, 2010) :
a. Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan (ambulatory) adalah pelayanan kedokteran yang
diselenggarakan oleh poliklinik, balai pengobatan, PUSKESMAS dan ataupun
praktek dokter perseorangan.
b. Pelayanan Rawat Jalan dan Rawat Inap
Pelayanan rawat jalan dan rawat inap (hospitalization) adalah pelayanan
kedokteran yang diselenggarakan oleh Puskesmas, rumah sakit bersalin dan
ataupun rumah bersalin.
Pelayanan dokter sangat berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan
bagi pasien sebab apabila pasien diberikan pelayanan secara baik sesuai apa
yang diharapkan maka pasien merasa puas. Dan tidak hanya itu Kepuasan
pasien akan mutu pelayanan kesehatan sangatlah penting terhadap keloyalitasan
pasien dalam memanfaatkan kembali layanan tersebut di masa yang akan
datang.
4. Ketersediaan Fasilitas
Fasilitas adalah suatu program lengkap yang direncanakan untuk menjamin
lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien, staf dan pengunjung. (Mukti, 2001).
Fasilitas adalah segala hal yang memudahkan perkara atau kelancaran
tugas.Fasilitas sangat diperlukan dalam melaksanakan suatu kegiatan, kelengkapan
fasilitas sangat mempengaruhi beban kerja seseorang dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.(Syafruddin,2010)
Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang
paling banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satu sarana pelayanan kesehatan
yang mempunyai peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat adalah Puskesmas atau rumah sakit . Penyediaan fasilitas
kesehatan merupakan salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu
kesehatan masyarakat, dan menjadi kewajiban pemerintah untuk menyediakan
fasilitas layanan kesehatan dan fasilitas layanan umum yang layak bagi setiap warga
negara . Salah satu tanggung jawab seluruh jajaran kesehatan adalah menjamin
tersediannya pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata, dan terjangkau oleh
setiap individu, keluarga dan masyarakat luas. Namun pada kenyataannya tetap saja
banyak masyarakat yang tidak terjangkau oleh pelayanan kesehatan.
Ketidakterjangkauan umumnya terjadi karena jauhnya jarak tempuh dan terlampau
besarnya jumlah masyarakat yang menjadi tanggung jawab sebuah Puskesmas.
(Enggar, 2006).
Setiap kota atau desa selalu berupaya melakukan peningkatan pelayanan
kesehatan bagi masyarakatnya, dengan tujuan untuk memberi pelayanan secara lebih
merata dan berkualitas kepada seluruh lapisan masyarakat. Untuk mencapai tujuan
tersebut telah dilakukan peningkatan, pemerataan, dan perluasan jangkauan
pelayanan kesehatan melalui Puskesmas. Namun demikian, upaya tersebut belum
sepenuhnya dapat memberikan pelayanan kesehatan yang prima. Bahkan pelayanan
fasilitas kesehatan yang diberikan tidak dapat dirasakan oleh beberapa golongan
masyarakat. Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisan
masyarakat, tentunya Puskesmas harus memiliki mutu pelayanan yang baik. Selain
itu sering pula dijumpai Puskesmas yang seharusnya mampu memberikan pelayanan
optimal bagi masyarakat justru tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik
dikarenakan wilayah pelayanannya yang terlalu luas. (Syafruddin, 2010).
Salah satu upaya yang banyak dilakukan oleh pihak Puskesmas dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan kepada masyarakat adalah dengan pendekatan sistem
yaitu dengan memanfaatkan semua sumber daya yang ada meliputi pengoptimalan
input, penerapan proses yang tepat dan baik, output yang berkualitas dan
bermanfaat. Dalam hal ini, input terdiri dari SDM, dana, metode dan logistik.
Logistik merupakan bagian yang penting dalam menunjang kegiatan pelayanan
kesehatan. Karena penyelenggaraan logistik memberikan kegunaan waktu dan
tempat. sarana dan prasarana pada dasarnya memiliki fungsi utama sebagai
berikut (Syafruddin,2010) :
a. Mempercepat proses pelaksanaan pekerjaan sehingga dapat menghemat waktu.
b. Meningkatkan produktivitas, baik barang dan jasa.
c. Hasil kerja lebih berkualitas dan terjamin.
d. Lebih memudahkan/sederhana dalam gerak para pengguna / pelaku.
e. Ketepatan susunan stabilitas pekerja lebih terjamin.
f. Menimbulkan rasa kenyamanan bagi orang-orang yang berkepentingan.
g. Menimbulkan rasa puas pada orang-orang yang berkepentingan yang
mempergunakannya.
Fasilitas Puskesmas yang harus ada adalah meliputi stetoscope, tensimeter,
termometer dan alat penunjang yang lain seperti, alat pemeriksaan laboratorium, alat
pemeriksaan dahak dan lain-lain. Peralatan yang tersedia atau diperkirakan akan
tersedia dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas pokok akan
mempengaruhi kualitas pelayanan petugas. Makin tinggi mutu peralatan yang
digunakan dan tersedia dalam jumlah yang memadai dapat mengakibatkan
peningkatan kinerja petugas. (Syafrudin, 2010)
Untuk lebih jelasnya mengenai sarana dan prasarana yang dimaksud di atas
berikut ini akan diuraikan istilah sarana kerja/fasilitas kerja yang ditinjau dari segi
kegunaan menurut Moenir (2000 : 120) membagi sarana dan prasarana sebagai
berikut :
a. Peralatan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi langsung sebagai alat
produksi untuk menghasilkan barang atau berfungsi memproses suatu barang
yang berlainan fungsi dan gunanya.
b. Perlengkapan kerja, yaitu semua jenis benda yang berfungsi sebagai alat
pembantu tidak langsung dalam produksi, mempercepat proses, membangkit
dan menambah kenyamanan dalam pekerjaan.
c. Perlengkapan bantu atau fasilitas, yaitu semua jenis benda yang berfungsi
membantu kelancaran gerak dalam pekerjaan, misalnya mesin ketik, mesin
pendingin ruangan, mesin absensi, dan mesin pembangkit tenaga.
Adanya perubahan sosial budaya masyarakat dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
dan perkembangan informasi yang demikian cepat, serta diikuti oleh tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang lebih baik, mengharuskan sarana
pelayanan kesehatan untuk mengembangkan diri secara terus-menerus seiring
dengan perkembangan yang ada pada masyarakat tersebut. (Satrianegara, 2009)
Perkembangan menunjukkan bahwa masyarakat pengguna pelayanan
kesehatan pemerintah dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tak
dapat dipungkiri bahwa kini pasien semakin kritis terhadap pelayanan kesehatan dan
menuntut keamanannya. Apabila Puskesmas tidak mempersiapkan diri secara lebih
baik dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, maka sarana tersebut akan dijauhi
masyarakat dan masyarakat akan mencari sarana alternatif .Oleh sebab itu setiap
Puskesmas seharusnya meningkatkan penampilan masing-masing secara terencana
sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat agar dapat terus berkembang.
(Satrianegara, 2009).
Fasilitas, kelengkapan fasilitas Puskesmas turut menentukan penilaian
kepuasan pasien, misalnya fasilitas kesehatan baik sarana dan prasarana, tempat
parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap. Walaupun hal ini
tidak vital menentukan penilaian kepuasan pasien, namun Puskesmas perlu
memberikan perhatian pada fasilitas Puskesmas dalam penyusunan strategi untuk
menarik konsumen. (Purwanto, 2007)
Kepercayaan masyarakat terhadap sarana pelayanan kesehatan seperti
Puskesmas erat hubungannya dengan perilaku dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan. Sebab prasarana merupakan alat penunjang keberhasilan suatu proses
upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak
tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang
diharapkan sesuai dengan rencana.
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Dasar Pemikiran Variabel yang Diteliti
Pelayanan kesehatan suatu kumpulan dari berbagai jenis layanan kesehatan, mulai
dari promosi kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, rehabilitasi
kesehatan, hingga transplantasi organ.
Pemanfaatan terhadap pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor
diantaranya factor dukungan keluarga, pelayanan dokter, pelayanan administrasi dan
kelengkapan sarana. Faktor-faktor tersebut diperkirakan juga mempunyai pengaruh
terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Benteng Kabupaten Kepulauan
Selayar. Faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Pendidikan
Tingkat pendidikan mempengaruhi masyarakat dalam pemanfaatan pelayanan
kesehatan. Semakin tinggi pendidikan masyarakat semakin berusaha mendapatkan
pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Masyarakat dengan pendidikan formal yang cukup tinggi akan lebih mudah
dan lebih cepat menerima halyang baru dibandingkan dengan masyarakat yang
berpendidikan rendah. Pendidikan yang cukup tinggi mempengaruhi daya nalar
sehingga kemungkinan mempunyai pengetahuan dan kesadaran akan pemeliharaan
kesehatan.
2. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah sejumlah orang yang berperan penting memberikan
dukungan kepada keluarganya utamanya dalam berobat.
3. Pelayanan Dokter
Pelayanan kedokteran (medical services) adalah bagian dari pelayanan
kesehatan (health services) yang tujuan utamanya adalah untuk menyembuhkan
penyakit dan memulihkan kesehatan, serta sasaran utamanya adalah perseorangan
dan ataupun keluarga tersebut adalah sebagai satu kesatuan.
Pelayanan dokter disebut baik jika mampu memuaskan pihak yang dilayani,
dalam hal ini sesuai dengan harapan pelanggan,utamanya memberikan pertolongan
secara cepat saat pasien membutuhkan tanpa memandang status sosial.
4. Ketersediaan Fasilitas
Fasilitas adalah suatu program lengkap yang direncanakan untuk menjamin
lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien, staf dan pengunjung.
5. Pemanfaatan Pelayanan
Pemanfaatan pelayanan kesehatan Puskesmas adalah pemanfaatan masyarakat
akan jasa pelayanan kesehatan Puskesmas. Dapat diketahui dengan menyatakan
kemana responden berobat jika responden atau anggota keluarganya sakit atau
membutuhkan pelayanan.
6. Jarak
Tempat beradanya puskesmas akan mempengaruhi dalam dimanfaatkan atau
tidaknya suatu pelayana kesehatan puskesmas. Puskesmas yang letaknya lebih dekat
dengan masyarakat akan cenderung untuk lebih dimanfaatkan oleh masyarakat
dibandingkan dengan puskesmas yang letaknya jauh dari tempat tinggal masyarkat.
Dengan demikian jarak fisik merupakan salah satu factor yang mempengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan puskesmas oleh masyarakat.
AS Dukungan Keluarga
Pelayanan dokter
Pendidikan
Pemanfaatan
Ketersediaan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
puskesmas
Waktu
Jarak
1. Pendidikan
Pendidikan adalah pendidikan formal terakhir yang telah dilalui responden,
mengacu kepada wajib belajar 9 tahun (UU No.32/1992)
Kriteria Obyektif :
Cukup : Bila tingkat pendidikanresponden minimal telah lulus sekolah
lanjutan tingkat pertama (SLTP)
Kurang : Bila tidak sesuai kriteria di atas
2. Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga adalah Dukungan sejumlah orang yang berperan penting
memberikan dukungan kepada keluarganya utamanya dalam berobat.
Kriteria Obyektif :
Ada : Bila total jawaban responden menjawab ya ≥ 50% dari seluruh
pertanyaan.
Tidak Ada : Bila total jawaban responden menjawab tidak < 50% dari
seluruh pertanyaan.
3. Pelayanan Dokter
Pelayanan dokter adalah pelayanan kedokteran (medical services)adalah
bagian dari pelayanan kesehatan (health services) yang tujuan utamanya adalah
untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan pasien, serta sasaran
utamanya adalah perseorangan dan ataupun keluarga tersebut adalah sebagai satu
kesatuan.
Pelayanan dokter disebut baik jika mampu memuaskan pihak yang dilayani,
dalam hal ini sesuai dengan harapan pelanggan,utamanya memberikan pertolongan
secara cepat saat pasien membutuhkan tanpa memandang status sosial.
Kriteria Obyektif :
Ada : Bila total jawaban responden menjawab ya ≥ 50% dari seluruh
pertanyaan.
Tidak Ada : Bila total jawaban responden menjawab tidak < 50% dari
seluruh pertanyaan.
4. Ketersediaan Fasilitas
Fasilitas adalah suatu program lengkap yang direncanakan untuk menjamin
lingkungan yang aman dan nyaman bagi pasien, staf dan pengunjung.
Kriteria Obyektif :
Tersedia : Bila total jawaban responden menjawab ya ≥ 50% dari seluruh
pertanyaan.
Tidak tersedia : Bila total jawaban responden menjawab tidak < 50% dari
seluruh pertanyaan
5. Pemanfaatan Pelayanan
Pemanfaatan pelayanan kesehatan Puskesmas adalah pemanfaatan masyarakat
akan jasa pelayanan kesehatan Puskesmas. Dapat diketahui dengan menyatakan
kemana responden berobat jika responden atau anggota keluarganya sakit atau
membutuhkan pelayanan.
Kriteria Obyektif :
Memanfaatkan : Bila responden memilih untuk mendapatkan pengobatan
pada Puskesmas Benteng dalam 6 bulan terakhir
Tidak Memanfaatkan : Bila responden memilih untuk mendapatkan pengobatan
selain dari Puskesmas Benteng dalam 6 bulan terakhir
D. Hipotesis Penelitian
1. Ada hubungan antara pendidikan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
2. Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan.
3. Ada hubungan antara pelayanan dokter dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan.
4. Ada hubungan antara ketersediaan fasilitas dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan.
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Cross Secsional Study Yaitu variabel
dependen dan independen diamati pada periode yang sama.
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Benteng Kabupaten
Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2012
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah semua pasien yang berkunjung di wilayah kerja Puskesmas
Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2012
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian pasien yang berkunjung ke
Benteng Kabupaten Kepulauan Selayar Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2012
D. Pengumpulan Data
1. Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk
mengukur variabel-variabel dalam penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data kunjungan pasien yang dikumpulkan dari instansi yang ada hubungannya
dengan penelitian ini.
E. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer program SPSS.
Analisa data hasil penelitian dilakukan dengan analisis berupa deskripsi variabel
penelitian.
Hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 1. Tabel Kontigensi 2x2
Kategori I a b a+b
Kategori II c d c+d
Keterangan :
X2 = chi square
O = Nilai observasi
E = Nilai harapan (expected)
Dengan interpretasi sebagai berikut :
1. Hipotesis alternatif diterima jika p < 0.05
2. Hipotesis alternatif ditolak jika p > 0.05.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara
Dukungan keluarga
Pelayanan dokter
Pendidikan
Ketersediaan fasilitas
Waktu
Jarak
B. SARAN
Dengan adanya hasil penelitian ini penilis berharap dapat membantu pembaca dalam
kesehatan di puskesmas.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/20345297/PROPOSAL_PENELITIAN_FKM_AKK