Anda di halaman 1dari 7

10

BAB II
NILAI-NILAI MATA PELATIHAN

A. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)


Untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa,
maka diperlukan ASN yang profesional, kompeten, dan berintegritas yang
berkarakter ANEKA. Karakter ANEKA yaitu mempunyai nilai-nilai dasar
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
Adapun inti penjelasan terkait nilai-nilai ANEKA adalah sebagai berikut:
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau
organisasi untuk memenuhi tanggung jawab. Aspek-aspek akuntabilitas
mencakup beberapa hal antara lain akuntabilitas adalah sebuah hubungan,
akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan,
akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja.
Nilai-nilai akuntabilitas antara lain:
a. Kepemimpinan, artinya lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke
bawah dimana pimpinan memainkan peranan penting dalam menciptakan
lingkungannya.
b. Transparansi, artinya mendorong komunikasi internal dan eksternal,
memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan
korupsi dalam pengambilan keputusan, meningkatkan akuntabiltas dalam
keputusan serta meningkatkan kepercayaan kepada pimpinan secara
keseluruhan.
c. Integritas, artinya dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban
untuk dijunjung dan mematuhi semua hukum dan aturan yang berlaku.
Integritas akan membrikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan
stakeholders.

10
11

d. Tanggung jawab, artinya tanggung jawab akan memberikan kewajiban bagi


setiap individu dan lembaga bahwa ada konsekuensi dari setiap tindakan yang
dilakukan.
e. Keadilan, artinya keadilan harus menjadi landasan utama akuntabilitas karena
akan berdampak pada kepercayaan serta optimal atau tidaknya suatu kinerja
f. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Lingkungan akuntablitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat
dipercaya
g. Keseimbangan, artinya keseimbangan diperlukan antara kewenangan,
harapan dan kapasitas. Setiap indibidu harus menggunakan wewewenang
untuk peningkatan kinerja sesuai kapasitas sumber daya dan keahlian yang
dimiliki.
h. Kejelasan, artinya fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui
wewenang, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang
diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun
organisasi.
i. Konsistensi, artinya konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak
konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur dan sumber daya kan memiliki
konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel.(5)
2. Nasionalisme
Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap
bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain, sedangkan chauvinisme
merupakan nasionalisme dalam arti sempit yakni sikap meninggikan bangsanya
sendiri sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Secara
politis nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang
meliputi:
a. Ketuhanan Yang Maha Esa
b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
c. Persatuan Indonesia
12

d. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam


Permusyawaratan/ Perwakilan
e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.(6)
3. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar yang menentukan baik atau
buruk, benar atau salahnya suatu perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai-
nilai dasar etika publik yang tercantum dalam undang-undang ASN adalah:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b. Setia dan mempertahankan UUD 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non-diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan publik secara jujur, tanggap, cepat tepat akurat, berdaya
guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.(7)
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang
tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Aspek utama
yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu melaui
penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan berorientasi mutu.
13

Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima sekurang-


kurangnya akan mecakup hal berikut:
a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan costumer/klien.
b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara
agar customer/klien tetap setia.
c. Menghasilkan pekerjaan yang bekualitas tinggi tanpa cacat, tanpa kesalahan
dan tanpa pemborosan.
d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran
tunttan kebutuhan customer/klien maupun perkembangan teknologi.
e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan.
f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara,
antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan
benchmark.(8)
5. Anti Korupsi
Korupsi merupakan kegiatan yang merugikan keuangan negara demi
menguntungkan diri sendiri maupun orang lain, korupsi digolongkan sebagai
kejahatan luar biasa karena dampaknya besar. Nilai dasar anti korupsi antara lain:
a. Kejujuran, artinya kelurusan hati, tidak berbohong dan tidak curang.
b. Kepedulian, artinya memperhatikan, mengindahkan dan menghiraukan.
c. Kemandirian, artinya melaksanakan kegiatan tanpa bergantung kepada pihak
lain.
d. Kedisiplinan, artinya mencapai suatu tujuan dengan waktu yang lebih efisien.
e. Tanggung jawab, artinya perwujudan dari kewajiban mesnyelesaikan sesuatu
hal yang dilakukan.
f. Kerja keras, artinya kemauan untuk melaukan sesuatu dengen ketekunan dan
ketahanan demi tercapainya suatu tujuan.
g. Sederhana, artinya prinsip ini akan mengatasi adanya kesenjangan sosial serta
sidat iri dengki.
h. Adil, artinya tidak berat sebelah, tidak memihak.
i. Berani, artinya tidak takut untuk melakukan sesuatu yang benar.(9)
14

B. Sikap dan Perilaku Disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN)


Secara umum ASN harus dapat melaksanakan segala peraturan dan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku khususnya yang berkenaan dengan
kepegawaian seperti UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN)
dan PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. UU tentang
ASN pasal 3 menyatakan, setiap pegawai ASN dalam menjalankan profesinya
harus berlandaskan pada prinsip-prinsip yang diantaranya adalah nilai dasar serta
kode etik dan perilaku. Adapun kode etik dan perilaku ASN antara lain:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas
tinggi.
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
3. Melayani dengan sikap hormat, santun, dan tanpa tekanan.
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau jabatan yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintah.
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif dan efisien.
8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain
yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan
jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri
sendiri atau untuk orang lain.
11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas
ASN.
12. Melaksanakan ketentuan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai
ASN.(2)
15

C. Peran dan Kedudukan ASN


1. Whole of Goverment
Whole of Goverment (WOG) merupakan sebuah pendekatan
penyelenggaraan pemeritahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif
pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih
luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program
dan pelayanan publik. WOG juga dikenal sebagai pendekatan integracy yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-
urusan yang relevan. WOG menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik
bekerja lintas sektor atau lintas batas guna mencapai tujuan bersama dan sebagai
respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.(10)
2. Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
diselenggarakan oleh instansi pemerintahan di pusat dan di daerah, dan di
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat. Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada
orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukaan kepekaan dan hubungan
interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan
produk baik berupa barang dan jasa. Menurut UU Nomor 25 tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas
barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik. Dengan demikian diperlukan 3 unsur penting
dalam pelayanan publik yaitu unsur pertama organisasi penyelenggara pelayanan
publik, unsur kedua penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau
organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga kepuasan yang diberikan atau
diterima oleh penerima layanan (pelanggan).(11)
16

3. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu
tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan
perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi
selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
profesional.
Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang
dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berdasarkan jenisnya, ASN terdiri
atas pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. PNS
merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat
sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja
sesuai kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam
rberangka melaksanakan tugas pemerintahan . Kedudukan ASN berada di pusat,
daerah, dan luar negeri. Namun pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Dalam
menjalankan kedudukannya tersebut ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa.(12)

Anda mungkin juga menyukai