Untuk dapat mewujudkan fungsi Aparatur Sipil Negara (ASN) sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu bangsa, maka diperlukan ASN yang profesional, kompeten, dan berintegritas yang berkarakter ANEKA. Karakter ANEKA yaitu mempunyai nilai-nilai dasar Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Adapun inti penjelasan terkait nilai-nilai ANEKA adalah sebagai berikut: 1. Akuntabilitas Akuntabilitas merupakan kewajiban setiap individu, kelompok atau organisasi untuk memenuhi tanggung jawab. Aspek-aspek akuntabilitas mencakup beberapa hal antara lain akuntabilitas adalah sebuah hubungan, akuntabilitas berorientasi pada hasil, akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, akuntabilitas memerlukan konsekuensi, serta akuntabilitas memperbaiki kinerja. Nilai-nilai akuntabilitas antara lain: a. Kepemimpinan, artinya lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan penting dalam menciptakan lingkungannya. b. Transparansi, artinya mendorong komunikasi internal dan eksternal, memberikan perlindungan terhadap pengaruh yang tidak seharusnya dan korupsi dalam pengambilan keputusan, meningkatkan akuntabiltas dalam keputusan serta meningkatkan kepercayaan kepada pimpinan secara keseluruhan. c. Integritas, artinya dengan adanya integritas menjadikan suatu kewajiban untuk dijunjung dan mematuhi semua hukum dan aturan yang berlaku. Integritas akan membrikan kepercayaan dan keyakinan kepada publik dan stakeholders.
10 11
d. Tanggung jawab, artinya tanggung jawab akan memberikan kewajiban bagi
setiap individu dan lembaga bahwa ada konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan. e. Keadilan, artinya keadilan harus menjadi landasan utama akuntabilitas karena akan berdampak pada kepercayaan serta optimal atau tidaknya suatu kinerja f. Kepercayaan: rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan. Lingkungan akuntablitas tidak akan lahir dari hal-hal yang tidak dapat dipercaya g. Keseimbangan, artinya keseimbangan diperlukan antara kewenangan, harapan dan kapasitas. Setiap indibidu harus menggunakan wewewenang untuk peningkatan kinerja sesuai kapasitas sumber daya dan keahlian yang dimiliki. h. Kejelasan, artinya fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui wewenang, peran dan tanggung jawab, misi organisasi, kinerja yang diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu maupun organisasi. i. Konsistensi, artinya konsistensi menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur dan sumber daya kan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel.(5) 2. Nasionalisme Nasionalisme merupakan pandangan tentang rasa cinta yang wajar terhadap bangsa dan negara sekaligus menghormati bangsa lain, sedangkan chauvinisme merupakan nasionalisme dalam arti sempit yakni sikap meninggikan bangsanya sendiri sekaligus tidak menghargai bangsa lain sebagaimana mestinya. Secara politis nasionalisme berarti pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila yang meliputi: a. Ketuhanan Yang Maha Esa b. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab c. Persatuan Indonesia 12
d. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan e. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.(6) 3. Etika Publik Etika publik merupakan refleksi tentang standar yang menentukan baik atau buruk, benar atau salahnya suatu perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan publik. Nilai- nilai dasar etika publik yang tercantum dalam undang-undang ASN adalah: a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila. b. Setia dan mempertahankan UUD 1945. c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak. d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian. e. Menciptakan lingkungan kerja yang non-diskriminatif. f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur. g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik. h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah. i. Memberikan layanan publik secara jujur, tanggap, cepat tepat akurat, berdaya guna, dan santun. j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi. k. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama. l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai. m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan. n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karir.(7) 4. Komitmen Mutu Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja pegawai. Aspek utama yang menjadi target stakeholder adalah layanan yang komitmen pada mutu melaui penyelenggaraan tugas secara efektif, efisien, inovatif dan berorientasi mutu. 13
Nilai-nilai dasar orientasi mutu dalam memberikan layanan prima sekurang-
kurangnya akan mecakup hal berikut: a. Mengedepankan komitmen terhadap kepuasan costumer/klien. b. Memberikan layanan yang menyentuh hati, untuk menjaga dan memelihara agar customer/klien tetap setia. c. Menghasilkan pekerjaan yang bekualitas tinggi tanpa cacat, tanpa kesalahan dan tanpa pemborosan. d. Beradaptasi dengan perubahan yang terjadi, baik berkaitan dengan pergeseran tunttan kebutuhan customer/klien maupun perkembangan teknologi. e. Menggunakan pendekatan ilmiah dan inovatif dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. f. Melakukan upaya perbaikan secara berkelanjutan melalui berbagai cara, antara lain pendidikan, pelatihan, pengembangan ide kreatif, kolaborasi dan benchmark.(8) 5. Anti Korupsi Korupsi merupakan kegiatan yang merugikan keuangan negara demi menguntungkan diri sendiri maupun orang lain, korupsi digolongkan sebagai kejahatan luar biasa karena dampaknya besar. Nilai dasar anti korupsi antara lain: a. Kejujuran, artinya kelurusan hati, tidak berbohong dan tidak curang. b. Kepedulian, artinya memperhatikan, mengindahkan dan menghiraukan. c. Kemandirian, artinya melaksanakan kegiatan tanpa bergantung kepada pihak lain. d. Kedisiplinan, artinya mencapai suatu tujuan dengan waktu yang lebih efisien. e. Tanggung jawab, artinya perwujudan dari kewajiban mesnyelesaikan sesuatu hal yang dilakukan. f. Kerja keras, artinya kemauan untuk melaukan sesuatu dengen ketekunan dan ketahanan demi tercapainya suatu tujuan. g. Sederhana, artinya prinsip ini akan mengatasi adanya kesenjangan sosial serta sidat iri dengki. h. Adil, artinya tidak berat sebelah, tidak memihak. i. Berani, artinya tidak takut untuk melakukan sesuatu yang benar.(9) 14
B. Sikap dan Perilaku Disiplin Aparatur Sipil Negara (ASN)
Secara umum ASN harus dapat melaksanakan segala peraturan dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku khususnya yang berkenaan dengan kepegawaian seperti UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN) dan PP No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. UU tentang ASN pasal 3 menyatakan, setiap pegawai ASN dalam menjalankan profesinya harus berlandaskan pada prinsip-prinsip yang diantaranya adalah nilai dasar serta kode etik dan perilaku. Adapun kode etik dan perilaku ASN antara lain: 1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi. 2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin. 3. Melayani dengan sikap hormat, santun, dan tanpa tekanan. 4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. 5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau jabatan yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang- undangan dan etika pemerintah. 6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara. 7. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif dan efisien. 8. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya. 9. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan. 10. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain. 11. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN. 12. Melaksanakan ketentuan perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.(2) 15
C. Peran dan Kedudukan ASN
1. Whole of Goverment Whole of Goverment (WOG) merupakan sebuah pendekatan penyelenggaraan pemeritahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. WOG juga dikenal sebagai pendekatan integracy yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan- urusan yang relevan. WOG menjelaskan bagaimana instansi pelayanan publik bekerja lintas sektor atau lintas batas guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu tertentu.(10) 2. Pelayanan Publik Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang diselenggarakan oleh instansi pemerintahan di pusat dan di daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pelayanan publik adalah suatu proses bantuan kepada orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukaan kepekaan dan hubungan interpersonal tercipta kepuasan dan keberhasilan. Setiap pelayanan menghasilkan produk baik berupa barang dan jasa. Menurut UU Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, dijelaskan bahwa pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Dengan demikian diperlukan 3 unsur penting dalam pelayanan publik yaitu unsur pertama organisasi penyelenggara pelayanan publik, unsur kedua penerima layanan (pelanggan) yaitu orang, masyarakat atau organisasi yang berkepentingan, dan unsur ketiga kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan (pelanggan).(11) 16
3. Manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN)
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi, maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas. Berdasarkan jenisnya, ASN terdiri atas pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. PNS merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rberangka melaksanakan tugas pemerintahan . Kedudukan ASN berada di pusat, daerah, dan luar negeri. Namun pegawai ASN merupakan satu kesatuan. Dalam menjalankan kedudukannya tersebut ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik dan perekat dan pemersatu bangsa.(12)