Kasus Hasan
Kasus Hasan
DISUSUN OLEH :
YUSI NURSIAM
BP. 1921312003
PENDAHULUAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan
suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi
waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan
lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik,
mentaldan perkembangan emosinya. Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan
otot-ototnya, kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan
dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya
sehingga anak yang mendapat kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan
kesempatan yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa
yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain.
KEUNTUNGAN BERMAIN
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain, antara lain:
a Membuang ekstra energi.
b Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan Organ-organ
c Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
d Anak belajar mengontrol diri.
e Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang hidupnya.
f Meningkatnya daya kreativitas.
g Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar anak.
h Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan kedukaan.
i Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
j Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
k Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
MACAM BERMAIN
1 Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
b Bermain konstruksi (Construction Play)
c Bermain drama (Dramatic Play)
d Bermain fisik
2 Bermain pasif
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu
apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
b Tidak ada variasi dari alat permainan.
c Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d Tidak mempunyai teman bermain.
ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE)
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat mengoptimalkan
perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan tingkat perkembangannya, serta
berguna untuk (Uman, Chambers, Mcgrath, & Kisely, 2008):
Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat menunjang atau
merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari motorik kasar dan halus. Contoh alat
bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang ditarik dan didorong, tali, dll.
Motorik halus : gunting, pensil, bola, balok, lilin, dll.
Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan kalimat yang
benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, majalah, radio, tape, TV,
dll.
Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara, ukuran, bentuk.
Warna, dll. Contoh alat permainan : buku bergambar, buku cerita, puzzle, boneka,
pensil warna, radio, dll.
Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya dengan interaksi ibu dan
anak, keluarga dan masyarakat Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat
dipakai bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.
2. Usia 13 – 24 bulan
Tujuannya adalah :
Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.
Memperkenalkan sumber suara.
Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.
Melatih imajinasinya (Staud, Robinson, Goldman, & Price, 2011).
Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk kegiatan yang
menarik.
Alat permainan yang dianjurkan :
Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.
Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.
Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang tidak
mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar,
kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil
bewarna.
3. Usia 25 – 36 bulan
Tujuannya adalah :
Menyalurkan emosi atau perasaan anak.
Mengembangkan keterampilan berbahasa.
Melatih motorik halus dan kasar.
Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan mebedakan
warna.
Melatih kerjasama mata dan tangan.
Melatih daya imajinansi.
Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.
DAFTAR PUSTAKA
Sahiner, N. C., & Bal, M. D. (2015). The effects of three different distraction methods on pain
and anxiety in children. https://doi.org/10.1177/1367493515587062
Staud, R., Robinson, M. E., Goldman, C. T., & Price, D. D. (2011). Attenuation of
experimental pain by vibro-tactile stimulation in patients with chronic local or
widespread musculoskeletal pain. 15, 836–842.
https://doi.org/10.1016/j.ejpain.2011.01.011
Uman, L. S., Chambers, C. T., Mcgrath, P. J., & Kisely, S. (2008). A Systematic Review of
Randomized Controlled Trials Examining Psychological Interventions for Needle-
related Procedural Pain and Distress in Children and Adolescents : An Abbreviated
Cochrane Review *. 33(8), 842–854.