Anda di halaman 1dari 6

Ringkasan Materi Kuliah

Fisiologi Tumbuhan
“Sifat – sifat air dan larutan dan hubungan air dengan tumbuhan”

DISUSUN OLEH :
Rilwan Efendi
1910421015
Kelas A

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2020
Sifat-sifat Air dan Pentingnya Air Bagi Tumbuhan
1) Air Sebagai Pelarut
Air mampu melarutkan banyak bahan daripada zat cair lainnya. Hal itu karena air
memiliki sifat tetapan dielektrik yang paling tinggi, yaitu suatu ukuran kemampuan untuk
menetralkan tarik menarik antar muatan listrik. (Salisbury dan Ross 1995).
2) Gaya Adesi dan Kohesi Air
Tarik menarik antar molekul tak sejenis disebut adesi. Sedangkan tarik menarik antara
molekul sejenis dinamakan kohesi. Kohesi memberikan sifat pada air suatu kekuatan
regang yang besar yakni kemampuan menahan regangan tanpa putus. Didalam kolom air
yang kecil seperti dalam elemen xilem batang kekeuatan regang sangat tinggi sehingga
memungkinkan air tertarik ke puncak pohon yang tinggi tanpa terputus.
Kohesi antar molekul air menimbulkan tegangan permukaan. Tegangan permukaaan
berperan dalam fisiologi tumbuhan misalnya, pada tekanan normal lalu lalangnya
gelembung udara melalui pori dan ceruk di dinding sel dihambat oleh tegangan
permukaan (Salisbury dan Ross 1995).
3) Kalor (panas) Laten Vaporisasi dan Fusi yang Tinggi
Kalor laten vaporisasi molekul air merupakan energi yang dibutuhkan untuk
menguapkan 1g air pada suhu 20oCdan besar kalor laten vaporasi air adalah 586 Cal,
sedangkan kalor laten fusi merupakan energi yang dibutuhkan untuk mencairkan 1g es
pada suhu 0oC dan besarnya kalor laten fusi adalah 80 Cal. Bagi tumbuhan tingginya
kalor laten vaporisasi ini penting untuk menjaga stabilitas suhu daun melalui proses
transpirasi (Lakitan, 1993).
4) Viskositas Rendah (kekentalan)
Air dalam keadaan cair memiliki ikatan hidrogen bersama-sama oleh dua molekul air
lainnya, sehingga ikatan hidrogen menjadi lemah dan mudah putus. Air dapat mengalir
dengan mudah dalam jaringan tumbuhan. Pada kondisi padat, setiap atom O memiliki
lebih sedikit ikatan hidrogen, sehingga masing-masing ikatan akan lebih kuat. Viskositas
air akan menurun jika suhunya meningkat (Lakitan, 1993).
5) Ionisasi Air dan Skala pH
Beberapa molekul air di pecah menjadi ion hidrogen (H+) dan ion hidroksil (OH-).
Secara alamiah, air sangat jarang mengandung (H+) dan (OH-) dalam konsentrasi yang
sama. Berdasarkan konsentrasi (H+) dalam larutan, dikembangkan sekala pH yang
mencerminkan tingkat keasaman larutan dan bermanfaat dalam studi fisiologi tumbuhan
maupun bidang ilmu lainnya (Lakitan, 1993).
Sifat – Sifat Larutan
Larutan adalah suatu campuran yang bersifat homogen yang terdiri dari 2 zat atau lebih.
Berikut adalah sifat-sifat larutan :
 Terdiri atas  zat pelarut dan zat terlarut
 tidak ada bidang batas antar komponen penyusunnya
 antara partikel zat pelarut dan zat terlarut tidak bisa dibedakan
 komponen yang paling banyak dianggap sebagai pelarut. Jika larutan berbentuk cair,
maka air yang dianggap sebagai pelarut
 komposisi di seluruh bagian adalah sama.

Hubungan Air dengan Tumbuhan


Banyak aktivitas tumbuhan ditentukan oleh sifat air dan bahan yang larut dalam air. Jadi,
telaah singkat mengenai sifat air merupakan cara yang baik untuk memulai kajian tentang
fisiologi tumbuhan.
- Potensial air, Potensial Osmotik, dan Potensial Tekanan Pada Tumbuhan
1) Potensial Air.
Potensial air adalah potensial kimia air dalam suatu sistem atau bagian sistem,
dinyatakan dalam satuan tekanan, dan dibandingkan dengan potensial kimia air murni
(juga dalam satuan tekanan), pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian yang
sama; dan potensial kimia air murni ditentukan sama dengan nol.
Proses difusi zat terlarut terjadi akibat adanya selisih potensial kimia zat terlarut
maka air berdifusi akibat adanya selisih potensial air. Jika potensial air lebih tinggi
disuatu bagian dari sistem daripada bagian lain, dan tidak ada penghalang difusi air maka
air bergerak dari daerah berpotensial tinggi kedaerah berpotensial rendah. Proses tersebut
spontan, energi bebas dilepaskan kesekitar dan energi bebas tersebut menurun. Energi
yang dilepaskan ini mempunyai potensial untuk melakukan kerja misalnya mengalir air
secara osmotik kebagian atas batang yang sering disebut sebagai tekanan akar. Potensial
air bukan saja menjadi penentu akhir dari proses pergerakan air secara difusi tapi juga
menjadi penentu tak langsung perpindahan massa air yang terjadi karena adanya gradien
tekanan, sedangkan gradien tekanan timbul karena adanya tekanan difusi.
2) Potensial Tekanan
Potensial tekanan merupakan tekanan yang diberikan pada air atau larutan untuk
meningkatkan kemampuan osmosis pada tumbuhan potensial tekanan dapat tumbuh
dalam bentuk tekanan turgor. Nilai potensial tekanan dapat positif nol maupun negatif.
Potensial tekanan juga merupakan tekanan fisik pada suatu larutan yang bersifat relatif
terhadap tekanan atmosfer. Contohnya air didalam sel sel xilem yang tak hidup (trakeid
fan unsur unsur pembuluh) suatu tumbuhan sering kali berada dibawah potensial tekanan
negatif (tegangan yg kurang dari M-2 MPa). Sebaliknya seperti udara didalam balon sel
sel hidup biasanya berada dibawah tekanan positif secara spesifik isi sel akan meekan
membran plasma ke didinding sel, dan kemudian dinding sel akan menekan protoplas
yang menghasilkan sesuatu tekanan turgor (Campbell, 2008).
3) Potesial Osmotik
Potensial osmotik adalah potensial kimia zat terlarut dalam suatu sistem atau bagian
sistem dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air
murni (juga dalam satuan tekanan), pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta ketinggian
yang sama. Jadi secara ringkas potensial osmotik adalah kemampuan larutan untuk
berosmosis dan besar potensial osmotik dipengaruhi oleh konsentrasi larutan yaitu
hipertonis, isotonis, atau hipotonis.

- Proses Turgid dan Plasmolisis Pada Tumbuhan


1) Turgid
Ketika suatu sel tumbuhan berada pada larutan yang hipotonis, maka air atau pelarut
dari larutan tersebut akan berosmosis menuju ke dalam sel tumbuhan, sehingga cairan
intra selular mengalami kenaikan tekanan osmotik dan sel tersebut menjadi tegang dan
mengembang. Hal tersebut menjadikan sel tumbuhan mengalami tekanan turgor. Keadaan
saat tekanan osmotik mendorong keluar sel dan tekanan turgor yang mendorong kedalam
sel disebut turgid.
2) Plasmolisis
Potensial air memengaruhi absorpsi dan kehilangan air oleh sel tumbuhan hidup.
sebuah sel yang flasid (flaccid) atau lemas karena kehilangan air kemudian, sel flasid ini
direndam didalam larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih tinggi (potensial zat
terlarut lebih negatif) daripada sel itu sendiri. Karena larutan eksternal memilikki
potensial air yang lebih rendah (lebih negatif), maka air berdifusi keluar sel. Protoplas
mengalami pengerutan dan lepas dari dinding sel yang disebut dengan plasmolisis
(Campbell, 2008).
Plasmolisis merupakaan keadaan dimana sel mengalami kehilangan air karena karena
konsentrasi larutan yang tinggi diluar sel, sehingga air berosmosis keluar se. Proses ini
menyebabkan sel mengerut dan mati. Plasmolisis umum terjadi pada sel tanaman yang
sering kehilangan sejumlah besar air karena kondisi kering atau panas (Kristy, 2015).

- Transpirasi, gutasi dan Evaporasi Pada Tumbuhan


1) Transpirasi
Penguapan air pada makhluk hidup khususnya tumbuhan menurut banyak pustaka
disebut transpirasi. Pada tumbuhan, peristiwa itu biasanya berhubungan dengan
kehilangan air memalalui stomata, kutikula, lentisel. Transpirasi dilakukan untuk
menunjang pertumbuhan tanaman karena rangka molekul semua bahan organik pada
tumbuhan terdiri dari atom karbon yang harus diperoleh dari atmosfer. Karbon masuk
kedalam tumbuhan sebagai CO2 melalui pori stomata, yang paling banyak terdapat
dipermukaan daun, dan air keluar secara difusi melalui pori yang sama saat stomata
terbuka (Salisbury dan Ross, 1992).
Memahami berbagai faktor lingkungan dan cara faktor tersebut memepengaruhi
transpirasi melalui daun serta penyerapan CO2 ke dalam daun saat yang berlainan. Faktor
lingkungan bukan hanya mempengaruhi proses pengupan air dan difusi. Faktor
lingkungan juga mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata pada permukaan
daun yang dilalui lebih dari 90% air yang ditrasnpirasikan dan CO 2. Faktor yang
mempengaruhi transpirasi sebagai berikut:
i. Kenaikan suhu daun: Sangat banyak menaikkan penguapan dan sedikit difusi, namun
mungkin menyebabkan stomata menutup dan membuka lebih lebar.
ii. Intensitas cahaya: Menaikkan suhu daun sehingga air menguap lebih cepat.
iii. Angin: Membawa lebih banyak CO2 dan mengusir uap air. Hal ini menyebabkan
penguapan dan peyerapan CO2 meningkat
2) Gutasi
Pada malam hari tidak terjadi transpirasi, sel-sel akar terus memompa ion-ion mineral
ke dalam xilem stele. Endodermis membantu mencegah ion tersebut bocor keluar.
Akumulasi mineral yang terjadi akan menurunkan potensial air di dalam stele. Air
mengalir masuk dari korteks akar, menghasilkan tekanan akar, dorongan getah xilem.
Tekanan akar terkadang menyebabkan lebih banyak air yang memasuki daun daripada
yang di transpirasikan, sehingga terjadi gutasi, yaitu pengeluaran titik-titik air yang dapat
dilihat pada pagi hari di ujung atau di tepi daun.
3) Evaporasi
Dalam transfer air jarak jauh dari akar ke daun melalui aliran masal, pergerakan
cairan disebabkan oleh potensial air dari kedua ujung jaringan xilem. Perbedaan potensial
air terjadi di ujung xilem pada daun akibat evaporasi air dari sel-sel daun. Evaporasi
menurunkan potensial air pada udara-air sehingga membangkitkan tekanan negatif atau
tegangan yang menarik air melalui xilem.
Tekanan biasanya bernilai positif pada mahkluk hidup, tapi sering negatif pada unsur
mati xilem atau pada tanah (tapi positif dibawah permukaan air tanah). Potensial air dapat
bernilai negatif , nol , atau positif , sebab tekanan dapat bernilai positif dan sangat tinggi,
dan potensial osmotik dapat bernilai nol atau negatif.telah ditetapkan bahwa potensial air
air murni pada tekanan atmosfer sama dengan nol dan potensial air suatu larutan pada
tekanan atmosfer bernilai negatif.

Anda mungkin juga menyukai