DISUSUN OLEH :
KHOFIFAH MAHARANI 18111101067
NADA DALILAH MINABARI 18111101154
FARA KOBANDAHA 18111101027
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi dan Klasifikasi GAKY ………………………...................................... 6
B. Prevalensi GAKY................................................................................................. 9
C. Penilaian Status GAKY........................................................................................ 10
D. Etiologi GAKY…………………………………………………………………. 10
E. Dampak/Akibat GAKY…………………………………………………………. 12
F. Pencegahan dan Penanggulangan GAKY………………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain berupa pembesaran kelenjar gondok dan hipotiroidi, kekurangan yodium jika
terjadi pada wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat
bawaan. Jika terjadi pada bayi yang lahir akan mengakibatkan gangguan perkembangan
syaraf, mental dan fisik yang disebut kretin. Semua gangguan ini dapat berakibat pada
rendahnya prestasi belajar anak usia sekolah, rendahnya produktifitas kerja pada orang
dewasa serta timbulnya berbagai permasalahan sosial ekonomi masyarakat yang dapat
menghambat pembangunan.
Upaya pencegahan dan penanggulangan GAKY dilakukan dengan memberikan unsur
yodium. Dosis cukup memadai atau adekuat, diberikan secara terus menerus atau kontinyu
serta dapat mencapai semua segmen penduduk khususnya yang rawan (daerah endemis).
Pada kenyataannya, masih banyak ditemukan berbagai masalah dalam pelaksanaan program
garam beryodium ini, antara lain yaitu garam non yodium masih beredar di pasaran,
kesadaran masyarakat tentang manfaat garam beryodium masih belum baik, masih rendahnya
kualitas garam beryodium, kesadaran sebagian produsen garam masih belum baik,
pengawasan mutu belum dilaksanakan secara menyeluruh dan terus menerus serta belum
diberlakukan sanksi yang tegas (digilib.esaunggul.ac.id, 2017).
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan klasifikasi GAKY ?
2. Bagaimana prevalensi dari GAKY ?
3. Bagaimana penilaian status GAKY ?
4. Bagaimana etiologi dari GAKY ?
5. Apa dampak atau akibat dari GAKY ?
4
6. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan dari GAKY ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari GAKY.
2. Untuk mengetahui bagaimana prevalensi GAKY.
3. Untuk mengetahui bagaimana penilaian status GAKY.
4. Untuk mengetahui bagaimana etiologi GAKY.
5. Untuk mengetahui dampak atau akibat dari GAKY.
6. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan dan penanggulangan GAKY.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) atau Iodine Deficiency Disorder (IDD)
merupakan segala gangguan yang timbul pada suatu populasi di mana semua gangguan
tersebut akan tercegah dengan asupan yodium yang cukup pada penduduknya. Defisiensi
yodium akan terjadi jika asupan yodium tidak adekuat sesuai dengan rekomendasi asupan
yodium harian.
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan
karena tubuh kekurangan yodium dalam jangka waktu yang lama. GAKY merupakan salah
satu masalah gizi utama di Indonesia yang mempunyai kaitan dengan gangguan
perkembangan mental dan kecerdasan, sehingga semakin besar angka prevalensi masalah
GAKY akan semakin menurunkan potensi sumber daya manusia.
Apabila di suatu daerah dijumpai penderita gondok lebih dari 10% maka daerah tersebut
dinyatakan daerah GAKY dan harus dilakukan tindakan penanggulangan GAKY.
6
Tingkat Deskripsi
Pembesaran
kelenjar Tiroid
O Normal
IA Kelenjar gondok teraba, lebih besar dari ruas terakhir
ibu jari tengah penderita
IB Kelenjar gondok terlihat bila penderita tengadah
II Kelenjar gondok terlihat pada posisi kepala normal
III Kelenjar gondok cukup besar dapat dilihat pada jarak
100m
Tabel
Klasifikasi Tingkat Pembesaran Kelenjar Tiroid (WHO)
Tingkat Deskripsi
Pembesaran
kelenjar Tiroid
O Tidak ada pembesaran
I Ada pembesaran tetapi tidak terlihat
II Ada pembesaran dan terlihat pada posisi normal
7
Nilai Median Yodium Urine Tingkat Endemisitas
(µg/l)
<20,0 Berat
20,0-49 Sedang
50,0-99 Ringan
≥100,00 Normal
8
Tabel
Indikator dan Kriteria untuk Menentukan Tingkat Endemisitas GAKY di Masyarakat
No Indikator Sasaran Tingkat Endemisitas
Ringan Sedang Berat
1 Tingkat AS 5,0-9,9% 20,0- >30%
pembesaran 29,9%
kelenjar gondok >0
2 Nilai median urine AS 50-99 20-49 <20
yodium (µg/l)
3 TSH > 5 mU/l Neonatus 3,0-19,9% 20,0- ≥40,0%
darah 39,9%
4 Median TGB A/D 10,0-19,9 20,0-39,9 >40,0%
(ng/m/serum)
Keterangan:
AS: Anak Sekolah
A/D: Anak/Dewasa
B. Prevalensi GAKY
Berdasarkan data WHO pada tahun 2003 menyatakan dari 192 negara sebanyak 36,5%
dari seluruh populasi di dunia mengalami kekurangan yodium. Dengan data tertinggi di
Eropa (59,9%), terendah di Amerika (10,1%) dan Asia Tenggara sebesar 30,3%. Pada tahun
2007, WHO memperkirakan hamper 2 miliar orang mengalami kekurangan yodium, dimana
sepertiganya adalah anak usia sekolah. Data penelitian tahun 2007, dari 193 negara sebanyak
31,5% dari populasi anak usia sekolah (6-12 tahun) di dunia mengalami kekurangan yodium.
Dengan data tertinggi di Eropa (52,4%) dan terendah di Amerika (10,6%). Sedangkan di Asia
Tenggara sebesar 30,3%.
Untuk data di Indonesia, berdasarkan hasil survey nasional pada tahun 2003, TGR pada
anak sekolah sekitar 11,1%. Survei nasional evaluasi GAKY ini menunjukkan bahwa 35,8%
9
kabupaten termasuk endemic ringan, 13,1% kabupaten endemic sedang, dan 8,2% kabupaten
endemic berat.
D. Etiologi GAKY
Penyebab gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)
1. Penyebab langsung
Kekurangan yodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Pada umumnya wanita dan anak
perempuan mempunyai kecenderungan lebih mudah kena penyakit gondok daripada laki-laki.
Masa paling peka terhadap kekurangan yodium pada waktu usia meningkat dewasa (puber).
Bila tubuh kekurangan yodium, kadar tiroksin dalam darah menjadi rendah. Kadar tiroksin
10
yang rendah akan merangsang kelenjar pituitary untuk memproduksi lebih banyak hormone
yang disebut TSH (tyroid stimulating hormone) .
b. Bahan goitrogenik
Adanya zat goitrogenik pada bahan makanan merupakan faktor lain yang ikut memengaruhi
terjadinya GAKY di suatu daerah. Beberapa jenis bahan makanan yang mempunyai sifat
goitrogenik adalah kubis (species brassica), kedelai mentah, dan singkong yang belum
dimasak. Cara kerja zat goitrogenik ini adalah secara kompetisi dengan menghambat
penangkapan yodium oleh sel kelenjar gondok dan mengganggu proses iodisasi pada
pembentukan hormone tiroksin.
c. Defisiensi protein
Sel tiroid adalah sel kelenjar yang mengekspresikan protein dalam bentuk glikoprotein besar
yang dinamakan tiroglobulin. Setiap molekul tiroglobulin mengandung 140 asam amino
tirosin, dan tirosin merupakan substrat penting yang berkaitan dengan yodium untuk
membentuk hormone tiroid.
Seperti unsur selenium (Se) dalam tubuh yang menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap
unsur-unsur Pb, Rb, Hg, dan Cu. Jika asupan ini berlebihan akan membentuk ikatan yang
kuat dengan yodium dalam tubuh, sehingga terbentuk senyawa kompleks yang sulit
dipecahkan yang berakibat yodium di dalam tubuh tidak dapat digunakan dan berdampak
pada kurangnya hormone tiroid yang akan terefleksi dengan meningkatnya produksi TSH
e. Ekses yodium
Asupan dalam sehari harus menjamin kadar Plasma Inorganik Iodine (PII) 0,10 g/dl jika
kadarnya dibawah 0.08 akan menimbulkan gondok sehingga asupan yodium minimal
70g/hari.
f. Genetik
Faktor genetic dalam hal ini merupakan variasi individual terhadap kejadian GAKY, dan
memang mempunyai kecenderungan untuk mengalami gangguan kelenjar tiroid, contohnya
ada kecenderungan bahwa penderita gondok lebih banyak wanita daripada pria. Faktor ini
banyak disebabkan karena keabnormalan fungsi faali daripada kelenjar tiroid
Banyak ditemukan di daerah yang tanahnya mengandung kadar yodium yang rendah
sehingga hasil produksi tanaman setempat juga berkadar yodium yang rendah pula.
a. Faktor geografis
11
lahar, kapur) yang tidak dapat menyimpan air sehingga air bersama yodium yang larut di
dalamnya akan meresap ke lapisan tanah yang lebih dalam 3) eksploitasi tanah yang
berlebihan dan pencemaran limbah tanah pertanian sehingga tanah menjadi terlalu asam/
basa.
Berperan penting untuk daerah dengan suplai makanan utama, di mana daerah
tersebut suplai makanannya sangat tergantung dari daerah lain, di mana daerah tersebut
termasuk daerah gondok endemis yang air dan tanahnya mengandung yodium yang rendah.
Dampak yang paling serius dari GAKY adalah gangguan pada perkembangan janin.
Penelitian di Eropa menyatakan bahwa yodium mengurangi ukuran tiroid pada ibu dan bayi
baru lahir, dan beberapa dapat menurunkan kadar TSH ibu. Asupan yodium juga berpengaruh
terhadap pertumbuhan anak. Menurut penelitian pada 5 negara di Asia menyatakan bahwa
konsumsi garam beryodium berhubungan dengan peningkatan berat badan per usia dan
lingkar lengan atas bayi.
12
dan gangguan metabolisme energi. (Sarlan, AG 2019, Gangguan Akiibat Kekurangan
Yodium (GAKY), ALPRIN, Semarang)
Pencegahan GAKY:
a. Secara relative, hanya makanan laut yang kaya akan yodium: sekitar 100g/ 100gr.
Pencegahan dilaksanakan melalui pemberian garam beryodium. Jika garam beryodium tidak
tersedia, maka diberikan kapsul minyak beryodium setiap 3,6, atau 12 bulan atau suntikkan
ke dalam otot setiap 2 tahun (arisman, 2004)
b. Mengurangi bahan makanan zat gitrogenik: masalah yang membuat GAKY sulit diatasi
karena garam yang beredar di masyarakat sebagian besar tidak mengandung yodium, tidak
memenuhi standard nasional Indonesia (SNI) atau standard industry Indonesia (SII).
Penanggulangan GAKY harus dimulai dari akar masalah yaitu kurangnya persediaan
dan peredaran garam konsumsi beryodium di pasar karena kurangnya produksi dan distribusi
oleh sentra garam rakyat, industry kecil menengah maupun industry besar. Sehingga perlu
adanya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi garam rakyat secara nasional yang
merupakan produsen utama garam beryodium. Dikarenakan sebagian besar pegaraman
dikelola oleh masyarakat disekitar sentra garam dengan pengetahuan yang rendah dan teknik
pegaraman yang sederhana, sehingga produktivitas lahan, kualitas, dan kuantitas garam
produksi masih rendah serta belum memenuhi standard SNI dan masih memerlukan proses
pencucian lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas garam. (Sudarto, 2007, Penanggulangan
GAKY melalui peningkatan kualitas produksi dan distribusi garam beryodium, no.1 hh 31)
Penanggulangan GAKY terbagi atas dua yaitu jangka panjang dan jangka pendek, dengan
uraian sebagai berikut:
a. Jangka panjang
Komunikasi infomasi dan edukasi (KIE) merupakan sebuah strategi pemberdayakan
masyarakat dan komponen terkait agar mempunyai visi dan misi yang sama untuk
menanggulangi GAKY melalui kegiatan permasyarakatan informasi, advokasi,
13
pendidikan/ penyuluhan tentang ancaman GAKY bagi kualitas sumber daya manusia
dan pentingnya mengkonsumsi garam beryodium, law enforcement, hak memperoleh
kapsul beryodium
Melakukan kegiatan surveilans yang berguna untuk mengetahui luas dan beratnya
masalah pada situasi terakhir, mengetahui daerah yang harus mendapat prioritas,
memperkirakan kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk intervensi,
mengetahui sasaran yang paling tepat dan mengevaluasi keberhasilan program
Iodisasi garam merupakan kegiatan fortifikasi garam Kalium Iodat (KOI3) yang
bertujuan agar semua garam yodium yang dikonsumsi masyarakat mengandung
yodium minimal 30 ppm
b. Jangka pendeK
Dengan melakukan kegiatan distribusi kapsul minyak beryodium untuk mempercepat
peerbaikan status yodium masyarakat bagi daerah endemic sedang dan berat pada
kelompook rawan. Kapsul minyak beryodium 200mg diberikan pada Wanita Usia Subur
(WUS) sebanyak 2 kapsul/ tahun, sedangkan untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak SD
kelas 1-6 sebanyak 1 kapsul/tahun (dinkes.pidiekab.go.id.2017)
BAB III
14
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) atau Iodine Deficiency Disorder (IDD)
merupakan segala gangguan yang timbul pada suatu populasi di mana semua gangguan tersebut
akan tercegah dengan asupan yodium yang cukup pada penduduknya. Berdasarkan data WHO
pada tahun 2003 menyatakan dari 192 negara sebanyak 36,5% dari seluruh populasi di dunia
mengalami kekurangan yodium. Pengukuran status GAKY untuk populasi suatu kelompok
biasanya digunakan EYU sebagai indikator. Penyebab langsung GAKY yaitu akibat kekurangan
zat yodium, bahan goitrogenik, defisiensi protein, unsur sekelumit, ekses yodium, genetic dan
penyebab tidak langsung yaitu factor geografis, factor non geografis. Dampak yang paling serius
dari GAKY adalah gangguan pada perkembangan janin. Penanggulangan GAKY terbagi atas
dua yaitu jangka panjang (komunikasi infomasi dan edukasi (KIE) , melakukan kegiatan
surveilans, iodisasi garam merupakan kegiatan fortifikasi garam Kalium Iodat (KOI3) yang
bertujuan agar semua garam yodium yang dikonsumsi masyarakat mengandung yodium minimal
30 ppm dan jangka pendek (dengan melakukan kegiatan distribusi kapsul minyak beryodium).
DAFTAR PUSTAKA
15
Ananda, AA Afiv. 2015. GAKY. Diambil dari:
http://eprints.undip.ac.id/46194/3/Alfa_Ajinata_Affiv_Ananda_22010111120016_Lap.KTI_Bab
2.pdf diakses 10 September 2020
Dewi, Delima Citra. 2014. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan kejadian Gangguan
Akibat Kurang Yodium (GAKY) Di Daerah Pegunungan Kapur Wonogiri Jawa Tengah : Jurnal
Medika Respati. 9(3) : 4-5
Sutrisno, MT. 2015. GAKY ( Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Diambil dari :
http://eprints.undip.ac.id/46247/3/Muhamad_Tri_Sutrisno_22010111120055_Lap.KTI_Bab2.pd
f diakses 10 September 2020
16