Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ANALISIS GIZI KESEHATAN MASYARAKAT PESISIR DAN


KEPULAUAN

“ GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)”

DISUSUN OLEH :
KHOFIFAH MAHARANI 18111101067
NADA DALILAH MINABARI 18111101154
FARA KOBANDAHA 18111101027

BIDANG MINAT. EPIDEMIOLOGI

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2020

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. Wb.


Alhamdulillah puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas
rahmat hidayah dan izinnya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)” dimana dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Tugas ini merupakan tugas dari mata kuliah “Analisis Gizi Kesehatan Masyarakat
Pesisir dan Kepulauan” penyusunan makalah ini kami mengalami kendala atau hambatan
namun semua dapat di atasi dengan baik karena bantuan dari semua pihak yang membantu
kami dalam penyusunan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu kami.
Kami yakin makalah yang kami susun ini, masih jauh dari kesempurnaan. Karena itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan makalah
kami.

Manado, Kamis 10 September 2020

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2


DAFTAR ISI ............................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................................................... 4
B. Rumusan masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan .................................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi dan Klasifikasi GAKY ………………………...................................... 6
B. Prevalensi GAKY................................................................................................. 9
C. Penilaian Status GAKY........................................................................................ 10
D. Etiologi GAKY…………………………………………………………………. 10
E. Dampak/Akibat GAKY…………………………………………………………. 12
F. Pencegahan dan Penanggulangan GAKY………………………………………. 13

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………. 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu


dari 4 masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Berdasarkan tafsiran WHO dan UNICEF,
sekitar 1 juta penduduk di negara yang berkembang beresiko mengalami kekurangan yodium.
Konsekuensi dari kekurangan yodium disebut Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
(GAKY), mencakup keterbelakangan mental yang permanen, gondok, kegagalan reproduksi,
meningkatnya kematian anak dan penurunan IQ poin lebih rendah dibandingkan yang cukup
yodium. Untuk mengatasinya, penanggulangan GAKY difokuskan pada peningkatan
konsumsi garam beryodium (DepKes, 2010).

Selain berupa pembesaran kelenjar gondok dan hipotiroidi, kekurangan yodium jika
terjadi pada wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat
bawaan. Jika terjadi pada bayi yang lahir akan mengakibatkan gangguan perkembangan
syaraf, mental dan fisik yang disebut kretin. Semua gangguan ini dapat berakibat pada
rendahnya prestasi belajar anak usia sekolah, rendahnya produktifitas kerja pada orang
dewasa serta timbulnya berbagai permasalahan sosial ekonomi masyarakat yang dapat
menghambat pembangunan.
Upaya pencegahan dan penanggulangan GAKY dilakukan dengan memberikan unsur
yodium. Dosis cukup memadai atau adekuat, diberikan secara terus menerus atau kontinyu
serta dapat mencapai semua segmen penduduk khususnya yang rawan (daerah endemis).
Pada kenyataannya, masih banyak ditemukan berbagai masalah dalam pelaksanaan program
garam beryodium ini, antara lain yaitu garam non yodium masih beredar di pasaran,
kesadaran masyarakat tentang manfaat garam beryodium masih belum baik, masih rendahnya
kualitas garam beryodium, kesadaran sebagian produsen garam masih belum baik,
pengawasan mutu belum dilaksanakan secara menyeluruh dan terus menerus serta belum
diberlakukan sanksi yang tegas (digilib.esaunggul.ac.id, 2017).

B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dan klasifikasi GAKY ?
2. Bagaimana prevalensi dari GAKY ?
3. Bagaimana penilaian status GAKY ?
4. Bagaimana etiologi dari GAKY ?
5. Apa dampak atau akibat dari GAKY ?

4
6. Bagaimana pencegahan dan penanggulangan dari GAKY ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa definisi dari GAKY.
2. Untuk mengetahui bagaimana prevalensi GAKY.
3. Untuk mengetahui bagaimana penilaian status GAKY.
4. Untuk mengetahui bagaimana etiologi GAKY.
5. Untuk mengetahui dampak atau akibat dari GAKY.
6. Untuk mengetahui bagaimana pencegahan dan penanggulangan GAKY.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi dan Klasifikasi

Definisi

Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) atau Iodine Deficiency Disorder (IDD)
merupakan segala gangguan yang timbul pada suatu populasi di mana semua gangguan
tersebut akan tercegah dengan asupan yodium yang cukup pada penduduknya. Defisiensi
yodium akan terjadi jika asupan yodium tidak adekuat sesuai dengan rekomendasi asupan
yodium harian.

Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala yang ditimbulkan
karena tubuh kekurangan yodium dalam jangka waktu yang lama. GAKY merupakan salah
satu masalah gizi utama di Indonesia yang mempunyai kaitan dengan gangguan
perkembangan mental dan kecerdasan, sehingga semakin besar angka prevalensi masalah
GAKY akan semakin menurunkan potensi sumber daya manusia.

Apabila di suatu daerah dijumpai penderita gondok lebih dari 10% maka daerah tersebut
dinyatakan daerah GAKY dan harus dilakukan tindakan penanggulangan GAKY.

Klasifikasi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

      Pemeriksaan Kelenjar Tiroid


Pemeriksaan palpasi merupakan parameter klinis yang dgunakan untuk mengetahui
pembesaran kelenjar tiroid. Palpasi adalah cara perabaan yang biasa digunakan untuk
menentukan pembesaran kelenjar gondok. Dengan cara palpasi ini dapat ditentukan berat
ringannya GAKY. Untuk mengetahui pembesaran gondok dapat digunakan klasifikasi PAHO
Scientific Group sebagai berikut:
Pemeriksaan Tingkat Pembesaran Kelenjar Tiroid (McLaren)
Tingkat Pembesaran Deskripsi
Kelenjar Tiroid
OA Belum ada pembesaran
OB Pembesaran dapat diraba, tetapi belum terlihat pada
posisi kepala tengadah
I Pembesaran terlihat pada posisi tengadah
II Pembesaran terlihat pada posisi kepala normal
III Pembesaran terlihat dari jauh

Klasifikasi yang digunakan oleh Departemen Kesehatan adalah sebagai berikut:


Tabel Klasifikasi Tingkat Pembesaran Kelenjar Tiroid

6
Tingkat Deskripsi
Pembesaran
kelenjar Tiroid
O Normal
IA Kelenjar gondok teraba, lebih besar dari ruas terakhir
ibu jari tengah penderita
IB Kelenjar gondok terlihat bila penderita tengadah
II Kelenjar gondok terlihat pada posisi kepala normal
III Kelenjar gondok cukup besar dapat dilihat pada jarak
100m

Adapun klasifikasi sederhana yang digunakan oleh WHO

Tabel
Klasifikasi Tingkat Pembesaran Kelenjar Tiroid (WHO)
Tingkat Deskripsi
Pembesaran
kelenjar Tiroid
O Tidak ada pembesaran
I Ada pembesaran tetapi tidak terlihat
II Ada pembesaran dan terlihat pada posisi normal

      Pemeriksaan kadar yodium dalam urine


Pemeriksaan kadar yodium dalam urine merupakan parameter biokimia untuk menentukan
tingkat konsumsi yodium. Cara ini lebih sensitif untuk mengetahui kekurangan yodium, yaitu
dengan pemeriksaan kandungan yodium dalam urine (air kencing). Pemerikasaan ekskresi
yodium dalam urine dinyatakan dalam mikrogram. Adapun klasifikasinya menurut WHO
(1994) sebagai berikut:
o    Derajat I: Endemia gondok dengan ekskresi yodium dalam urine rata-rata 50-99
mikrogram per liter kreatinin. Pada derajat ini hormon tiroid cukup untuk perkembangan
mental dan fisik normal
o    Derajat II: Endemia gondok dengan ekskresi yodium dalam urine rata-rata 20-49
mikrogram perliter kreatinin.
o    Derajat III: Endemia gondok dengan ekskresi yodium dibawah 20 mikrogram per liter
keatinin.
Tabel
Kriteria Nilai Median Yodium Urine dalam Menetapkan Tingkat Endemis dari Suatu
Populasi

7
Nilai Median Yodium Urine Tingkat Endemisitas
(µg/l)
<20,0 Berat
20,0-49 Sedang
50,0-99 Ringan
≥100,00 Normal

      Pemeriksaan Hormon Tiroid


Pemeriksaan hormon tiroid dalam darah antara lain hormon tiroksin (T4) triodotiroksin
(T3) dan thyroid stimulating hormone (TSH). Pada pemeriksaan ini menggambarkan, bila
status yodium rendah dalam darah maka konsentrasi TSH dalam darah meningkat.
Tabel
Kriteria Nilai TSH dalam Menetapkan Endemisitas
Kadar TSH Tingkat Endemisitas
mU/l Darah (%)
3,0-19,9 Ringan
20,0-39,9 Sedang
≥40,0 Berat

      Pemeriksaan Tiroglobulin


Setiap molekul tiroglobulin (TGB) mengandung asam amino tiroksin, tiroksin merupakan
substrat utama yang berkaitan dengan yodium untuk membentuk hormon tiroid. Pemeriksaan
serum tiroglobulin ini dapat menggambarkan masukan yodium dan lebih sensitif dari TSH,
dengan pemasukan yodium yang tidak cukup maka kadar median serum TGB dibawah 10
mg/ml.

8
Tabel
Indikator dan Kriteria untuk Menentukan Tingkat Endemisitas GAKY di Masyarakat
No Indikator Sasaran Tingkat Endemisitas
Ringan Sedang Berat
1 Tingkat AS 5,0-9,9% 20,0- >30%
pembesaran 29,9%
kelenjar gondok >0
2 Nilai median urine AS 50-99 20-49 <20
yodium (µg/l)
3 TSH > 5 mU/l Neonatus 3,0-19,9% 20,0- ≥40,0%
darah 39,9%
4 Median TGB A/D 10,0-19,9 20,0-39,9 >40,0%
(ng/m/serum)
Keterangan:
AS: Anak Sekolah
A/D: Anak/Dewasa

B. Prevalensi GAKY

Berdasarkan data WHO pada tahun 2003 menyatakan dari 192 negara sebanyak 36,5%
dari seluruh populasi di dunia mengalami kekurangan yodium. Dengan data tertinggi di
Eropa (59,9%), terendah di Amerika (10,1%) dan Asia Tenggara sebesar 30,3%. Pada tahun
2007, WHO memperkirakan hamper 2 miliar orang mengalami kekurangan yodium, dimana
sepertiganya adalah anak usia sekolah. Data penelitian tahun 2007, dari 193 negara sebanyak
31,5% dari populasi anak usia sekolah (6-12 tahun) di dunia mengalami kekurangan yodium.
Dengan data tertinggi di Eropa (52,4%) dan terendah di Amerika (10,6%). Sedangkan di Asia
Tenggara sebesar 30,3%.

Untuk data di Indonesia, berdasarkan hasil survey nasional pada tahun 2003, TGR pada
anak sekolah sekitar 11,1%. Survei nasional evaluasi GAKY ini menunjukkan bahwa 35,8%

9
kabupaten termasuk endemic ringan, 13,1% kabupaten endemic sedang, dan 8,2% kabupaten
endemic berat.

C. Penilaian Status GAKY


Nilai EYU dibagi menjadi 6 kategori yaitu IDD berat (<20 μg/L), IDD sedang ( 20-
49,9 μg/L), IDD ringan (50 – 99,9 μg/L), normal (100 –199,9), resiko IIH (200 – 299,9), dan
IHH (>300 μg/L). Hasil analisis EYU diketahui bahwa responden dengan IDD berat tidak ada
(0%), IDD sedang 6 orang (8,7%), IDD ringan 13 orang (18,8%) , normal 27 orang (39,1%),
resiko IIH 17 orang (24,6%), dan IIH 6 orang (8,7%). Pengukuran status GAKY untuk
populasi suatu kelompok biasanya digunakan EYU sebagai indikator. Menurut Aritonang
(2003) dan Djokomoeljanto (2002), bahwa kandungan yodium urine sama dengan level intake
yodium dan dapat digunakan untuk memperkirakan konsumsi yodium. Status EYU responden
secara umum dapat dikatakan normal karena rata-rata kadar EYU responden sebesar 138,51
μg/L . Hal itu di duga dari konsumsi bahan makanan sumber yodium baik dan konsumsi garam
beryodium baik, sehingga dapat memenuhi kecukupan yodium dalam tubuh. Sedangkan
konsumsi zat goitrogenik yang rendah dapat juga berpengaruh pada nilai EYU tinggi menjadi
normal, karena zat oitrogenik bersifat menghambat penyerapan yodium (Wilson dan Foster cit
Thaha,2000).
Hasil analisis menunjukkan status GAKY responden dengan menggunakan metode palpasi.
Untuk menentukan status GAKY dengan melihat pembesaran kelenjar gondoknya digunakan
metode palpasi ini dibagi menjadi 3 kategori yaitu grade 0 (tidak ada pembesaran, grade 1
(teraba tapi tak tampak pembesarannya), dan grade 2 (teraba dan tampak dalam keadaan
normal). Hasil analisis palpasi diperoleh bahwa sebanyak 48 orang (69,6%) masuk dalam
grade 0 (tidak ada pembesaran), dan 21 orang (30,4%) masuk dalam grade 1 (teraba tetapi tak
tampak adanya pembesaran), sedangkan tidak ada responden yang masuk grade 2.

D. Etiologi GAKY
Penyebab gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY)
1. Penyebab langsung

a. Akibat kekurangan zat yodium

Kekurangan yodium dapat menyebabkan penyakit gondok. Pada umumnya wanita dan anak
perempuan mempunyai kecenderungan lebih mudah kena penyakit gondok daripada laki-laki.
Masa paling peka terhadap kekurangan yodium pada waktu usia meningkat dewasa (puber).
Bila tubuh kekurangan yodium, kadar tiroksin dalam darah menjadi rendah. Kadar tiroksin

10
yang rendah akan merangsang kelenjar pituitary untuk memproduksi lebih banyak hormone
yang disebut TSH (tyroid stimulating hormone) .

b. Bahan goitrogenik

Adanya zat goitrogenik pada bahan makanan merupakan faktor lain yang ikut memengaruhi
terjadinya GAKY di suatu daerah. Beberapa jenis bahan makanan yang mempunyai sifat
goitrogenik adalah kubis (species brassica), kedelai mentah, dan singkong yang belum
dimasak. Cara kerja zat goitrogenik ini adalah secara kompetisi dengan menghambat
penangkapan yodium oleh sel kelenjar gondok dan mengganggu proses iodisasi pada
pembentukan hormone tiroksin.

c. Defisiensi protein

Sel tiroid adalah sel kelenjar yang mengekspresikan protein dalam bentuk glikoprotein besar
yang dinamakan tiroglobulin. Setiap molekul tiroglobulin mengandung 140 asam amino
tirosin, dan tirosin merupakan substrat penting yang berkaitan dengan yodium untuk
membentuk hormone tiroid.

d. Unsur sekelumit (trace element)

Seperti unsur selenium (Se) dalam tubuh yang menyebabkan tubuh lebih rentan terhadap
unsur-unsur Pb, Rb, Hg, dan Cu. Jika asupan ini berlebihan akan membentuk ikatan yang
kuat dengan yodium dalam tubuh, sehingga terbentuk senyawa kompleks yang sulit
dipecahkan yang berakibat yodium di dalam tubuh tidak dapat digunakan dan berdampak
pada kurangnya hormone tiroid yang akan terefleksi dengan meningkatnya produksi TSH

e. Ekses yodium

Asupan dalam sehari harus menjamin kadar Plasma Inorganik Iodine (PII) 0,10 g/dl jika
kadarnya dibawah 0.08 akan menimbulkan gondok sehingga asupan yodium minimal
70g/hari.

f. Genetik

Faktor genetic dalam hal ini merupakan variasi individual terhadap kejadian GAKY, dan
memang mempunyai kecenderungan untuk mengalami gangguan kelenjar tiroid, contohnya
ada kecenderungan bahwa penderita gondok lebih banyak wanita daripada pria. Faktor ini
banyak disebabkan karena keabnormalan fungsi faali daripada kelenjar tiroid

2. Penyebab tidak langsung

Banyak ditemukan di daerah yang tanahnya mengandung kadar yodium yang rendah
sehingga hasil produksi tanaman setempat juga berkadar yodium yang rendah pula.

a. Faktor geografis

Kemungkinan yang dapat menyebabkan rendahnya kandungan yodium dalam tanah


adalah: 1) adanya erosi yang menyebabkan yodium hilang ke laut 2) tanah sarang (tanah

11
lahar, kapur) yang tidak dapat menyimpan air sehingga air bersama yodium yang larut di
dalamnya akan meresap ke lapisan tanah yang lebih dalam 3) eksploitasi tanah yang
berlebihan dan pencemaran limbah tanah pertanian sehingga tanah menjadi terlalu asam/
basa.

b. Faktor non geografis

Berperan penting untuk daerah dengan suplai makanan utama, di mana daerah
tersebut suplai makanannya sangat tergantung dari daerah lain, di mana daerah tersebut
termasuk daerah gondok endemis yang air dan tanahnya mengandung yodium yang rendah.

E. Dampak/ Akibat GAKY

Dampak yang paling serius dari GAKY adalah gangguan pada perkembangan janin.
Penelitian di Eropa menyatakan bahwa yodium mengurangi ukuran tiroid pada ibu dan bayi
baru lahir, dan beberapa dapat menurunkan kadar TSH ibu. Asupan yodium juga berpengaruh
terhadap pertumbuhan anak. Menurut penelitian pada 5 negara di Asia menyatakan bahwa
konsumsi garam beryodium berhubungan dengan peningkatan berat badan per usia dan
lingkar lengan atas bayi.

UNICEF menggambarkan dampak GAKY dalam suatu piramida. Sebanyak 1-10%


sebagai puncak “gunung es” (yang kelihatan) adalah dampak fisik dalam bentuk kretin dan
pembesaran kelenjar gondok. Sedang di bawahnya (5-30%) sedikit tersembunyi tetapi apabila
diperhatikan dengan seksama mereka sudah menderita gondok tingkat sedang dan ringan dan
pengurangan tingkat kecerdasan. Dan bagian kaki dari piramida sebesar 30-70% adalah
dampak GAKY yang tersembunyi yaitu kerusakan sel-sel otak, hilangnya produktivitas kerja

12
dan gangguan metabolisme energi. (Sarlan, AG 2019, Gangguan Akiibat Kekurangan
Yodium (GAKY), ALPRIN, Semarang)

F. Pencegahan dan Penanggulangan GAKY

Pencegahan GAKY:

a. Secara relative, hanya makanan laut yang kaya akan yodium: sekitar 100g/ 100gr.
Pencegahan dilaksanakan melalui pemberian garam beryodium. Jika garam beryodium tidak
tersedia, maka diberikan kapsul minyak beryodium setiap 3,6, atau 12 bulan atau suntikkan
ke dalam otot setiap 2 tahun (arisman, 2004)

b. Mengurangi bahan makanan zat gitrogenik: masalah yang membuat GAKY sulit diatasi
karena garam yang beredar di masyarakat sebagian besar tidak mengandung yodium, tidak
memenuhi standard nasional Indonesia (SNI) atau standard industry Indonesia (SII).

Penanggulangan GAKY harus dimulai dari akar masalah yaitu kurangnya persediaan
dan peredaran garam konsumsi beryodium di pasar karena kurangnya produksi dan distribusi
oleh sentra garam rakyat, industry kecil menengah maupun industry besar. Sehingga perlu
adanya peningkatan kualitas dan kuantitas produksi garam rakyat secara nasional yang
merupakan produsen utama garam beryodium. Dikarenakan sebagian besar pegaraman
dikelola oleh masyarakat disekitar sentra garam dengan pengetahuan yang rendah dan teknik
pegaraman yang sederhana, sehingga produktivitas lahan, kualitas, dan kuantitas garam
produksi masih rendah serta belum memenuhi standard SNI dan masih memerlukan proses
pencucian lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas garam. (Sudarto, 2007, Penanggulangan
GAKY melalui peningkatan kualitas produksi dan distribusi garam beryodium, no.1 hh 31)

Penanggulangan GAKY terbagi atas dua yaitu jangka panjang dan jangka pendek, dengan
uraian sebagai berikut:

a. Jangka panjang
 Komunikasi infomasi dan edukasi (KIE) merupakan sebuah strategi pemberdayakan
masyarakat dan komponen terkait agar mempunyai visi dan misi yang sama untuk
menanggulangi GAKY melalui kegiatan permasyarakatan informasi, advokasi,

13
pendidikan/ penyuluhan tentang ancaman GAKY bagi kualitas sumber daya manusia
dan pentingnya mengkonsumsi garam beryodium, law enforcement, hak memperoleh
kapsul beryodium
 Melakukan kegiatan surveilans yang berguna untuk mengetahui luas dan beratnya
masalah pada situasi terakhir, mengetahui daerah yang harus mendapat prioritas,
memperkirakan kebutuhan sumber daya yang diperlukan untuk intervensi,
mengetahui sasaran yang paling tepat dan mengevaluasi keberhasilan program
 Iodisasi garam merupakan kegiatan fortifikasi garam Kalium Iodat (KOI3) yang
bertujuan agar semua garam yodium yang dikonsumsi masyarakat mengandung
yodium minimal 30 ppm
b. Jangka pendeK
Dengan melakukan kegiatan distribusi kapsul minyak beryodium untuk mempercepat
peerbaikan status yodium masyarakat bagi daerah endemic sedang dan berat pada
kelompook rawan. Kapsul minyak beryodium 200mg diberikan pada Wanita Usia Subur
(WUS) sebanyak 2 kapsul/ tahun, sedangkan untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak SD
kelas 1-6 sebanyak 1 kapsul/tahun (dinkes.pidiekab.go.id.2017)

BAB III

14
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY) atau Iodine Deficiency Disorder (IDD)
merupakan segala gangguan yang timbul pada suatu populasi di mana semua gangguan tersebut
akan tercegah dengan asupan yodium yang cukup pada penduduknya. Berdasarkan data WHO
pada tahun 2003 menyatakan dari 192 negara sebanyak 36,5% dari seluruh populasi di dunia
mengalami kekurangan yodium. Pengukuran status GAKY untuk populasi suatu kelompok
biasanya digunakan EYU sebagai indikator. Penyebab langsung GAKY yaitu akibat kekurangan
zat yodium, bahan goitrogenik, defisiensi protein, unsur sekelumit, ekses yodium, genetic dan
penyebab tidak langsung yaitu factor geografis, factor non geografis. Dampak yang paling serius
dari GAKY adalah gangguan pada perkembangan janin. Penanggulangan GAKY terbagi atas
dua yaitu jangka panjang (komunikasi infomasi dan edukasi (KIE) , melakukan kegiatan
surveilans, iodisasi garam merupakan kegiatan fortifikasi garam Kalium Iodat (KOI3) yang
bertujuan agar semua garam yodium yang dikonsumsi masyarakat mengandung yodium minimal
30 ppm dan jangka pendek (dengan melakukan kegiatan distribusi kapsul minyak beryodium).

DAFTAR PUSTAKA

15
Ananda, AA Afiv. 2015. GAKY. Diambil dari:
http://eprints.undip.ac.id/46194/3/Alfa_Ajinata_Affiv_Ananda_22010111120016_Lap.KTI_Bab
2.pdf diakses 10 September 2020

Adriani M, Wijatmadi B. 2012. Pengantar Gizi Masyarakat. Kencana:Jakarta

Dewi, Delima Citra. 2014. Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan kejadian Gangguan
Akibat Kurang Yodium (GAKY) Di Daerah Pegunungan Kapur Wonogiri Jawa Tengah : Jurnal
Medika Respati. 9(3) : 4-5

Dinkes.pidiekab.go.id. 2017. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium


(http://dinkes.pidiekab.go.id/gangguan-akibat-kekurangan-yodium-gaky.html ), diakses pada 10
Septemebr 2020

Digilib.esaunggul.ac.id. 2017. (http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-2479-


BABI.pdf ), diakses pada 10 September 2020

Indonesian-publichealth.com. 2017. Upaya Penanggulangan GAKY ( http://www.indonesian-


publichealth.com/upaya-penanggulangan-gaky/ ) diakses pada 10 September 2020

Sutrisno, MT. 2015. GAKY ( Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Diambil dari :
http://eprints.undip.ac.id/46247/3/Muhamad_Tri_Sutrisno_22010111120055_Lap.KTI_Bab2.pd
f diakses 10 September 2020

16

Anda mungkin juga menyukai