Anda di halaman 1dari 7

Nama: BASTEN GUNAWAN

NIM : 201560277

Pengantar Manajemen

1. Inilah Penjelasan Konsep Triple Bottom Line (3P) Pada CSR:


CSR dan gerakan lingkungan adalah dua isu utama yang perlu diperhatikan oleh
perusahaan. CSR merupakan suatu bentuk tanggung jawab sosial dari sebuah
perusahaan melalui program-program yang bermanfaat bagi lingkungan. Pertanggung
jawaban sosial perusahaan diungkapkan antara lain di dalam laporan yang disebut
Sustainability Reporting (laporan keberlanjutan).
Tanggung jawab sosial perusahaan merupakan kepedulian perusahaan yang didasari tiga
prinsip yang dikenal dengan triple bottom lines :
1. Profit = Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama dari setiap
kegiatan usaha. Perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan
ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang. Aktivitas yang
dapat ditempuh untuk mendongkrak profit antara lain dengan meningkatkan
produktivitas dan melakukan efisiensi biaya, sehingga perusahaan mempunyai
keunggulan kompetitif yang dapat memberikan nilai tambah semaksimal mungkin.
2. People = Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia.
Menyadari bahwa masyarakat sekitar perusahaan merupakan salah satu stakeholder
penting bagi perusahaan, karena dukungan masyarakat sekitar sangat diperlukan bagi
keberadaan, kelangsungan hidup, dan perkembangan perusahaan. Maka sebagai bagian
yang tak terpisahkan dengan masyarakat lingkungan, perusahaan perlu berkomitmen
untuk berupaya memberikan manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat. Misalnya,
pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan
kesehatan, serta penguatan kapasitas ekonomi lokal.
3. Planet = Hubungan perusahaan dengan lingkungan adalah hubungan sebab akibat,
dimana jika perusahaan merawat lingkungan maka lingkungan akan memberikan
manfaat kepada perusahaan. Sudah kewajiban perusahaan untuk peduli terhadap
lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Misalnya, penghijauan
lingkungan hidup, perbaikan pemukiman, serta pengembangan pariwisata (ekoturisme).

Inilah Uraian Lima Tipe Small Business Owners:


Idealist: Diberikan Kesempatan untuk mengerjakan sesuatu yang Baru dan Kreatif.
Optimizer: Mendapatkan kepuasan Pribadi dengan menjadi Pemilik Bisnis.
Hard Workers: Berkembang dalam Tantangan Membangun Bisnis yang Lebih Besar dan
Lebih Menguntungkan.
Jugglers: Orang Berenergi Tinggi yang senang Menangani setiap Detail Bisnisnya Sendiri.
Sustainers: Nikmati Perubahan untuk Menyeimbangkan Pekerjaan dan Kehidupan
Pribadi.

2. Management by Objectives (MBO). Diartikan sebagai suatu proses pendekatan yang


disusun dengan menekankan pada suatu pencapaian atau tujuan tertentu pada suatu
organisasi. MBO dapat digunakan dalam berbagai bidang usaha dalam suatu organisasi,
seperti dalam pemasaran, pelayanan, pengembangan dan penelitian, sistem informasi,
dan bidang usaha mengenai urusan keuangan. Dalam menetapkan suatu tujuan
organisasi, MBO memperkenalkan metode SMART yaitu Specific, Measurable,
Achievable, Relevant, and Time Specific. Sementara di beberapa bidang usaha tertentu,
selain menggunakan metode SMART, juga menambahkan ER, yaitu Extendable dan
Recorded.
Prosedur Management By Objectives (MBO). Hal yang penting dilakukan dalam
prosedur atau langkah-langkah dalam menerapkan MBO adalah sebagai berikut :
1.Menetapkan tujuan dalam suatu organisasi.
2.Memberikan tujuan organisasi kepada setiap departemen dan bawahannya.
3.Melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan proses pelaksanaan kegiatan
organisasi dan kinerja karyawan.
4.Memberikan penilaian kerja.
5.Menentukan umpan balik (feedback).
6.Memberikan penghargaan pada departemen atau karyawan yang dapat memenuhi
target atau tujuan dari organisasi.
Gagasan dasar MBO adalah bahwa MBO merupakan proses partisipasif, secara aktif
melibatkan manajemen dan bawahannya pada setiap tingkatan organisasi.

Dan Inilah Gambaran Management by Objective (MBO):


Perekonomian Indonesia

1. Ekspor Merupakan Transaksi Penjualan Barang Keluar dari Indonesia ke Negara Lain
Untuk mendapatkan Devisa dari Nilai Barang Ekspor Tersebut. Ekspor Indonesia
sepanjang 2019 sebesar USD 167,53 miliar. Ekspor Indonesia pada bulan Desember
sebesar 3,77 persen atau naik USD 1,16 miliar dibanding bulan November 2019.
Produk Ekspor Unggulan Indonesia:
1. Udang
2. Kopi
3. Minyak Kelapa Sawit
4. Kakao
5. Karet dan Produk Karet
6. TPT
7. Alas Kaki
8. Elektronika
9. Komponen Kendaraan Bermotor
10. Furniture
Sektor Ekspor Indonesia Menurun Pada Triwulan 1 dan 2 tahun 2020 Karena
Merebaknya Pandemi Covid 19 Sehingga Indonesia Menunda Belanja Negara Untuk
Melakukan Ekspor Barang dan Negara Lain Juga menunda untuk Mengalokasikan Dana
Belanja Negaranya Karena Pandemi Covid 19.
Kebijakan yang Dilakukan Oleh Pemerintah Indonesia Untuk Menaikkan Ekspor dengan
Membuat Paket Kebijakan Stumulus dengan Mempercepat Belanja daerah Untuk
Memproduksi Barang-barang yang Akan di ekspor.
2. Inilah Sektor Bisnis yang terpukul Karena Pandemi Covid 19:
- Pariwisata: Pariwisata Jelas Terkena Dampaknya Karena orang orang menahan diri
untuk Jalan-jalan dan orang-orang mengalokasikan Keuangannya untuk Kebutuhan
Sehari-hari Serta berkurangnya Turis dari Luar negeri, Pemerintah Dengan ini
Membuat dan Mengatasinya Dengan Memperlonggar Pembatasan Sosial Dengan
menarik Wisata Domestik dan Disektor Pariwisata Khususnya Hotel, Pemerinta
Membebaskan Pajak sementara untuk Pelaku Usaha Pariwisata.
- Ritel Pakaian: Sektor Ritel Pakaian sangat Terpukul Karena Orang Menahan diri
untuk berbelanja Pakaian Baru, Pemerintah Dengan Ini mempercepat belanja
Daerah dengan memberikan Bansos dan BLT (Bantuan Langsung Tunai) agar Ada
Daya Beli Masyarakat.
- Transportasi: Sektor Trasnportasi Jelas Sangat Terpukul Karena Covid 19 dikarenakan
adanya pembatasan sosial tentu orang yang berda di Transportasi Umum Akan
dibatasi didalam Transportasi Tersebut, Pemerintah Dengan ini Membuat kebijakan
Untuk transportasi agar Seseorang Jika Ingin naik pesawat Untuk agar Rapid test
agar Menaikkan Lagi Transportasi.
- Properti: Tentunya Properti terkena dampak Covid 19 Karena Orang lebih banyak
yang menjual daripada ingin membeli Properti, Pemerintah Dengan ini membuat
kebijakan agar dibebaskan pajak Untuk Pembelian Properti agar menggenjot daya
beli Properti.

Metode Penelitian

1. Cara ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara


sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan pengamatan serta membentuk
hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat
berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis
lolos uji berkali-kali hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Umumnya terdapat empat karakteristik penelitian ilmiah :


1. Sistematik. Berarti suatu penelitian harus disusun dan dilaksanakan secara berurutan
sesuai pola dan kaidah yang benar, dari yang mudah dan sederhana sampai yang
kompleks.
2. Logis. Suatu penelitian dikatakan benar bila dapat diterima akal dan berdasarkan
fakta empirik. Pencarian kebenaran harus berlangsung menurut prosedur atau kaidah
bekerjanya akal yaitu logika. Prosedur penalaran yang dipakai bias dengan prosedur
induktif yaitu cara berpikir untuk menarik kesimpulan umum dari berbagai kasus
individual (khusus), atau prosedur deduktif yaitu cara berpikir untuk menarik
kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum.
3. Empirik. Artinya suatu penelitian yang didasarkan pada pengalaman sehari-hari, yang
ditemukan atau melalui hasil coba-coba yang kemudian diangkat sebagai hasil
penelitian. Landasan empirik ada tiga yaitu :
a). Hal-hal empirik selalu memiliki persamaan dan perbedaan (ada penggolongan
atau perbandingan satu sama lain).
b). Hal-hal empirik selalu berubah-ubah sesuai dengan waktu.
c). Hal-hal empirik tidak bisa secara kebetulan,melainkan ada penyebabnya.
4. Replikatif. Artinya suatu penelitian yang pernah dilakukan harus di uji kembali oleh
peneliti lain dan harus memberikan hasil yang sama bila dilakukan dengan metode,
kriteria, dan kondisi yang sama. Agar bersifat replikatif, penyusunan definisi operasional
variable menjadi langkah penting bagi seorang peneliti.

2. Validitas = Menurut Azwar (1986) Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai
arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi
ukurnya.Suatu skala atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas
yang tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan
hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan
tes yang memiliki validitas rendah akan menghasilkan data yang tidak relevan dengan
tujuan pengukuran.

Reliabilitas = Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian


pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa pengukuran dari alat
ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan memberikan hasil yang sama, atau untuk
pengukuran yang lebih subjektif, apakah dua orang penilai memberikan skor yang mirip
(reliabilitas antar penilai). Reliabilitas tidak sama dengan validitas. Artinya pengukuran
yang dapat diandalkan akan mengukur secara konsisten, tapi belum tentu mengukur
apa yang seharusnya diukur.

Evaluasi Pekerja dan Penilaian Kinerja

1. Job Analysis adalah sesuatu kegiatan pengumpulan informasi ataupun data yang
menyangkut tentang jabatan atau pekerjaan untuk menetapkan uraian jabatan
pekerjaan dan persyaratan jabatan atau suatu pekerjaan.
Kegiatan job analysis : Job Description (Uraian Jabatan/apa pekerjaannya) dan Job
Specification (Spesifikasi/persyaratan/siapa yang bekerja).
Job Description : uraian yang menggambarkan bagaimana pekerjaan atau jabatan
seseorang yang menjalani, bagaimana wewenangnya, tanggung jawab yang harus
dilaksanakan, hubungannya dengan jabatan atau pekerjaan lain dan resiko jabatan atau
resiko dari pekerjaan tersebut.
Deskripsi jabatan/pekerjaan meliputi :
1. Identifikasi jabatan
2. Rincian tugasyang harus dilaksanakan
3. Kondisi sekitar lingkungan kerja
4. Bahan, alat maupun mesin yang dipergunakan.
5. Ringkasan jabatan

Job Specification : uraian tentang persyaratan yang harus di miliki atau yang diperlukan
untuk seseorang yang yang akan mengemban atau melaksanakan perkerjaan atau
menerima jabatan tersebut.
Spesifikasi jabatan sebagai berikut :
1. Identifikasi jabatan seperti Nama, Kode, Bagian
2. Persyaratan jabatan seperti riwayat pendidikan, pengalaman yang diperlukan, syarat
fisik, jenis kelamin, usia, kewarganegaraan, status kemampuan.

2. Job Elemen Method


Pendekatan ini dikembangkan tahun 50 an oleh Ernest Primoff di US Civil Service
Commission (sekarang US Office of Personel Management). Job Elemen Method adalah
pendekatan Worker Oriented Method yang paling mirip dengan Work Oriented Method.
Job Elemen Method berfokus pada perilaku kerja dan hasil perilaku ini
mengabstraksikan ciri. Elemen dalam Job Elemen Method adalah kombinasi dari
perilaku dan bukti-bukti yang terasosiasi. Elemen meliputi ranah perilaku yang
mencakup aspek kognitif, psikomotor, dan kebiasaan kerja.
Elemen kognitif seperti penguasaan statistik atau alat bantu lainnya. Elemen psikomotor
seperti keterampilan menggunakan bor listrik, solder, atau lainnya. Kebiasaan kerja
merupakan himpunan perilaku yang mencerminkan karakteristik yang lebih
motivasional. Kebiasaan kerja seperti kemauan untuk melakukan kerja ekstra atau
kemauan untuk memastikan pekerjaan dilakukan dengan sempurna tanpa kesalahan.

Budaya Organisasi

1. Penelitian menunjukkan bahwa ada tujuh karakteristik utama yang, secara keseluruhan,
merupakan hakikat budaya organisasi.
Inovasi dan keberanian mengambil risiko. Sejauh mana karyawan didorong untuk
bersikap inovatif dan berani mengambil risiko.
Perhatian pada hal-hal rinci. Sejauh mana karyawan diharapkan menjalankan presisi,
analisis, dan perhatian pada hal-hal detail.
Orientasi hasil. Sejauh mana manajemen berfokus lebih pada hasil ketimbang pada
teknik dan proses yang digunakan untuk mencapai hasil tersebut.
Orientasi orang. Sejauh mana keputusan-keputusan manajemen mempertimbangkan
efek dari hasil tersebut atas orang yang ada di dalam organisasi.
Orientasi tim. Sejauh mana kegiatan-kegiatan kerja di organisasi pada tim ketimbang
pada indvidu-individu.
Keagresifan. Sejauh mana orang bersikap agresif dan kompetitif ketimbang santai.
Stabilitas. Sejauh mana kegiatan-kegiatan organisasi menekankan dipertahankannya
status quo dalam perbandingannya dengan pertumbuhan.

2. Budaya organisasi mewakili sebuah persepsi yang sama dari para anggota organisasi
atau dengan kata lain, budaya adalah sebuah sistem makna bersama. Karena itu,
harapan yang dibangun dari sini adalah bahwa individu-individu yang memiliki latar
belakang yang berbeda atau berada di tingkatan yang tidak sama dalam organisasi akan
memahami budaya organisasi dengan pengertian yang serupa.
Sebagian besar organisasi memiliki budaya dominan dan banyak subbudaya.Sebuah
budaya dominan mengungkapkan nilai-nilai inti yang dimiliki bersama oleh mayoritas
anggota organisasi. Ketika berbicara tentang budaya sebuah organisasi, hal tersebut
merujuk pada budaya dominannya, jadi inilah pandangan makro terhadap budaya yang
memberikan kepribadian tersendiri dalam organisasi.Subbudaya cenderung
berkembang di dalam organisasi besar untuk merefleksikan masalah, situasi, atau
pengalaman yang sama yang dihadapi para anggota. Subbudaya mencakup nilai-nilai inti
dari budaya dominan ditambah nilai-nilai tambahan yang unik.

Anda mungkin juga menyukai